I. PENDAHULUAN
3.5 Metode Analisis Data
3.5.3 Rekomendasi atau Arahan Kebijakan
Sebagai alternatif dalam penyusunan atau perumusun arahan kebijakan selanjutnya, data yang sudah tersedia di kaji dengan melihat prioritas alternatif issu, setelah itu melakukan interpretasi tunggal sehingga menjadi rekomendasi kebijakan dalam penelitian ini.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1.Kondisi Geografis
Perairan Teluk Bone Secara administratif terletak di Propinsi Sulawesi Selatan di sebelah barat dan utara, dan Propinsi Sulawesi Tenggara di sebelah timur. Wilayah administratif dari Propinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan perairan Teluk Bone adalah Kabupaten Bulukumba, Kab. Sinjai, Kab. Bone, Kab. Wajo, Kab. Luwu, Kodya Polopo, Kab. Luwu Utara, Kab. Luwu Timur. Sedangkan wilayah administratif di Propinsi Sulawesi Tenggara yang berbatasan dengan perairan Teluk Bone adalah Kabupaten Bombana dan Kab. Kolaka. Laut Flores adalah batas sebelah selatan dari perairan Teluk Bone.
Luas wilayah daratan Kabupaten Luwu tercatat 294.294 ha. Wilayah Kabupaten Luwu terdiri dari 21 (dua puluh satu) kecamatan, 14 kelurahan dan 174 desa (Tabel 3). Kedudukan Kabupaten Luwu secara administratif berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten. Sebelah utara berbatasan dengan Kota Palopo dan Kabupaten Luwu Utara, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Sidenreng Rappang, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Enrekang dan sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone. Wilayah Kabupaten Luwu yang berbatasan dengan Teluk Bone adalah Kecamatan Larompong, Kecamatan Larompong Selatan, Kecamatan Suli, Kecamatan Belopa Utara, Kecamatan Ponrang, Kecamatan Bua dan Kecamatan Walenrang. Berikut table luas daerah, presentase luas terhadap luas kabupaten per kecamatan di Kabupaten Luwu.
Teluk Bone dicirikan sebagai tempat bermuaranya Sungai Cenrana. Pada masa lalu, kebijakan pembangunan lebih terkonsentrasi pada wilayah daratan sehingga cenderung mengabaikan pembangunan wilayah pesisir dan laut. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan pembangunan antara wilayah daratan dan laut. Kesenjangan ini terlihat pada tingkat kesejahteraan sosial ekonomi yang rendah dan angka kemiskinan yang tinggi (Balitbangda, 2006).
Kabupaten Luwu yang beribu kota di Belopa terletak pada bagian selatan khatulistiwa antara 2° 39' 58.55" - 3° 40' 0.06" Lintang Selatan dan 119° 52' 28.70" - 120° 25' 17.11" Bujur Timur. Jarak Kabupaten Luwu dari Kota Makassar
berkisar 400 km dan terletak di sebelah utara dan timur Propinsi Sulawesi Selatan. Derah Kabupaten Luwu terbagi dua wilayah sebagai akibat dari pemekaran Kota Palopo, yaitu wilayah Kabupaten Luwu bagian selatan yang terletak sebelah selatan kota Palopo dan wilayah yang terletak disebelah utara Kota Palopo. Pada Tabel 2 menunjukkan luas setiap kecamatan di Kabupaten Luwu.
Tabel 2. Luas daerah, presentase luas terhadap luas kabupaten per kecamatan di Kabupaten Luwu.
No Kecamatan Luas Daerah (Region Area)
Luas (Area) km² (Percentage) Prosentase 1 2 3 4 1. 2. 3. 4 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Kec. Basseang Tempe Kec. Latimojong Kec. Walenrang Barat Kec. Walenrang Utara Kec. Larompong Kec. Suli Barat Kec. Bua
Kec. Bua Ponrang Kec. Larompong Selatan Kec. Ponrang
Kec. Bajo Barat Kec. Ponrang Selatan Kec. Suli
Kec. Walenrang Kec. Lamasi Timur Kec. Bajo
Kec. Walenrang Timur Kec. Kamanre
Kec. Lamasi Kec. Belopa Kec. Belopa Utara
40,872 34,614 24,480 23,823 21,975 19,099 18,062 17,543 12,040 11,496 10,496 9,168 8,009 7,770 6,774 5,807 5,551 4,995 4,393 3,149 2,895 13.95 11.81 8.36 8.13 7.50 6.52 6.17 5.99 4.11 3.92 3.58 3.13 2.73 2.65 2.31 1.98 1.89 1.71 1.49 1.07 0.99
Sumber : Hasil Analisis GIS, 2010
Keadaan topografi Kabupaten Luwu secara umum berada pada ketinggian 0-2000 meter dari permukaan air laut dengan kemiringan lereng berkisar 0-2 persen, 2-15 persen, dan 15-40 persen dan >40 persen. Daerah dataran pegunungan memiliki presentase tertinggi yaitu 53 persen dari luas wilaya Kabupaten Luwu atau sekitar 143,630,49 ha dan terletak di daerah batas Kabupaten Toraja sampai Kabupaten Enrekang memanjang hingga kearah utara.
Sepanjang daerah pesisir di Teluk Bone, memiliki karakteristik pantai berbeda diantaranya di Kecamatan Larompong Selatan merupakan pantai berpasir,
Kecamatan Larompong kearah utara Kecamatan Suli, Kecamatan Belopa, Ponrang hingga Kecamatan Bua merupakan daerah dominan di tumbuhi mangrove dengan pantai berlumpur dan campuran pasir. Untuk topografi perbukitan dan pegunungan terdapat di daerah bagian barat di Kecamatan Suli Barat, Bajo Barat Latimojong, Basseang Tempe hingga Walenrang Barat yang berbatasan dengan Toraja dan Luwu Utara.
Di daerah dataran rendah yang berada di jalur pesisir Kabupaten Luwu, dari Kecamatan Larompong, Suli, Belopa, Ponrang dan Kecamatan Bua serta daerah pesisir sekitarnya, terdiri atas batuan gunung api Baturape cindako (pusat erupsi), Batuan Gunung api Lamasi (lava andesit, basal, breksi gunung api, batu pasir, dan Batu Lanau, setempat mengandung felsdpatoid, umumnya terkrolitkan dan terkersitkan diduga Oligosen karena menindih Formasi Toraja (Tets) yang berumur Eosen, endapan aluvium dan pantai (kerikil, pasir, lempung, lumpur, batu gamping koral).
Dari 21 (dua puluh satu) kecamatan di Kabupaten Luwu, 7 (tujuh) kecamatan di antaranya yang memiliki wilayah pesisir yang cukup luas. Selain memiliki garis pantai yang cukup panjang tersebar dibeberapa kecamatan, kabupaten Luwu juga memiliki kawasan pertambakan yang cukup luas yang terdapat di Kecamatan Larompong, Larompong Selatan, Suli, Belopa Utara, Ponrang, Bua dan Kecamatan Walenrang Timur. Sebaran Mangrove yang luas tersebar dari ketujuh kecamatan ini disepanjang pesisir Teluk Bone yang pada saat ini semakin berkurang akibat pembukaan lahan pertambakan yang cukup massif. 4.2.Kondisi Demografi
Pada tahun 2005 jumlah penduduk di Kabupaten Luwu sebanyak 312.890 jiwa. Tahun 2009 jumlah penduduk di Kabupaten Luwu sebanyak 333.757 jiwa atau bertambah 2,09 persen dan pada tahun 2010 jumlah penduduk mencapai 340.746 jiwa. Laju pertambahan penduduk terbesar dalam kurun waktu tersebut ada di wilayah Kecamatan Belopa Utara sebesar 11,88 persen. Hal tersebut terkait dengan pemindahan ibu kota kabupaten di Kecamatan Belopa, sehingga terjadi perpindahan penduduk dari wilayah lainnya. Sedangkan pertambahan penduduk terkecil terjadi pada Kecamatan Latimojong dengan adanya pengurangan
penduduk sebesar -7,81 persen yang umumnya disebabkan oleh perpindahan sebagaian masyarakat yang bekerja sebagai buruh tambang dan penduduk yang mencari mata pencaharian yang lebih layak.
Pola penyebaran penduduk di Kabupaten Luwu merata dengan jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Bua dan Kecamatan Ponrang. Sebagai kabupaten hasil pemekaran penyebaran penduduk lebih besar di dua kecamatan tersebut dikarenakan wilayahnya yang lebih dekat dengan Kota Palopo sebagai pusat jasa dan transaksi jual beli. Sementara jika dilihat dari kepadatan per km², kecamatan Lamasi merupakan daerah terpadat yaitu 465,85 penduduk per kilometer persegi (km²) dengan luas wilayah hanya 1,4 persen dari luas Kabupaten Luwu, dan kepadatan paling rendah terdapat pada Kecamatan Latimojong yaitu hanya 14,27 penduduk per kilometer persegi (km²) dengan luas wilayah 15,6 persen dari luas kabupaten Luwu.
Struktur umur penduduk pada Kabupaten Luwu terdapat tiga struktur yaitu 0-14 tahun, 15-64 tahun, dan di atas 64 tahun. Persentase golongan umur 0-14 tahun sebesar 37, 36 persen dengan jumlah penduduk 121.117 jiwa yang terdiri dari 63.095 orang laki-laki dan 58.022 orang perempuan. Golongan umur 15-64 tahun sebesar 57,59 persen dengan jumlah penduduk 186.738 jiwa yang terdiri dari 89.516 orang laki-laki dan 97.222 orang perempuan. Pengelompokan yang terakhir yaitu penduduk yang berumur diatas 64 tahun sebesar 5,05 persen dengan jumlah penduduk 16,374 jiwa yang terdiri dari 6.359 orang laki-laki dan 10.015 orang perempuan. Jumlah rumah tangga dari keseluruhan kecamatan yang ada di Kabupaten Luwu sebanyak 67.785.
Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk periode selanjutnya yaitu tahun 2030 diperkirakan jumlah penduduk akan mencapai 515.768 jiwa. Berdasarkan data proyeksi yang diperoleh dari hasil analisis kependudukan Kabupaten luwu 2009 maka pada tahun 2010 penyebaran penduduk di Kabupaten Luwu memiliki rata-rata kepadatan penduduk sebanyak 1 jiwa/hektar dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Belopa Utara mencapai 5 jiwa/hektar. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Latimojong dan Bastem dengan rata-rata kepadatan penduduk 1 jiwa/hektar. Tingkatan kepadatan penduduk jika diperkirakan hingga tahun 2030 penyebaran penduduk di Kabupaten Luwu memiliki rata-rata
kepadatan penduduk 2 jiwa/hektar dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Belopa Utara yang mencapai 44 jiwa/hektar.