I. PENDAHULUAN
6.2 Saran 90
1. Penting untuk segera melakukan arahan kebijakan yang dirumuskan dalam penilitian ini.
2. Bagi penelitian selanjutnya, agar pengelolaan sumberdaya alam pesisir khususnya Kawasan Teluk Bone di Kabupaten Luwu dapat di nilai secara komprehensif maka perlu dilakukan penelitian kesiapan Kabupaten lain yang merupakan wilayah dari Kawasan Teluk Bone.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwibowo, S. 2009. Analisis Isu Pemukiman di Tiga Taman Nasional Indonesia. SAINS. Bogor.
Anonim. 2006. Identifikasi Potensi/Prospek Penembangan Pesisir dan Pulau- pulau Kecil di Pantai Timur Selatan. htp;//www.litbangdasulsel.go.id. Balitbangda Sulsel bekerjasama dengan Univ.Hasanuddin. Makassar.
Ambordi, U.M & Prihawantoro, S. 2002. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah. CV.Cahaya Ibu. Jakarta.
Aprianty, H. 2008 Pengendalian Degradasi Sumberdaya Alam Pesisir Melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Studi kasus di komunitas nelayan dan petambak Kota Bengkulu). [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
[BALITBANGDA] Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulawesi Selatan, 2006. Penelitian Identifikasi Potensi dan Prospek Pengembangan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Pantai Timur. Sulawesi Selatan. (sumber :
http://www.litbangda-sulsel.go.id/) diakses Juni 2009.
[BAPEDAL] Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2001. Panduan untuk Fasilitator, Kursus Pengantar Pengelolaan Lingkungan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup UGM dan CEPI UCE. Jakarta.
Bengen, D. 2009. Pentingya Keterpaduan dalam Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan. IPB.
Benton, Ted. 1996. The Greening of Marxism. The Guilford Press, A Division of Guilford Publication, Inc 72 Spring Street. New York.
Bragg, E. 1996. Towards Ecologycal Self: Deep Ecology Meets Constructionis Self-Theory. Journal of Environmental Psychology 16,93–108. Department of Psychology and Sociology. James Cook University. Townsville Qld 4811. Australia.
Brugha, R. Varvasovszky, Z. 2000. Stakeholder Analysis: a Review. Health Policy and Planning, Vol. 15, No. 3, p. 239-246.
Capra, F. 2001. Jaring-jaring Kehidupan : Visi Baru Epistemologi dan Kehidupan. PT. Fajar Pustaka Baru. Yogyakarta.
Carter, J.A. 1996. Introduction Course on Integrated Costal Zone Management (Training Manual). Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Barat, Medan dan Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan Universitas Indonesia, Jakarta; Dalhousie University, Environmental Studies Centers Development in Indonesia Project.
Cesar, Herman. 1996. Economic Analysis of Coral Reef. Environmental Departement, World Bank. Washington D.C.
Clark, J.R.1996. Coastal Zone Management Handbook. Lewis Publisher, Boca Raton. FL.
Dahuri, M. J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir secara Terpadu. Pradya Paramita. Jakarta.
Danim, S. 2000. Pengantar Studi Kebijakan Publik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, 2003. Profil Penangkapan Ikan yang Merusak (destructive Fishing) di Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan. Makassar.
Dharmawan, H. 2009. Krisis Sosio-politiko-Ekologi dan Degradasi Sumberdya Alam; Pulau, Pesisir dan Laut. PSP2P. IPB.
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2003. Pedoman Penetapan Kawasan Konservasi Laut Daerah. Direktorat Konservasi dan Taman laut Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta.
Dun, William. 2000. Analisis Kebijakan Publik. Gadjah Mada University Press. Bulaksumur. Yogyakarta.
Dwiyanto, Agus, et all. 2005. Dua Tahun Setelah Otonomi Daerah ; Pengamatan Kritis terhadap Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada.
Eriyanto & Sofyar, F. 2007. Riset Kebijakan; Metode Penelitian untuk Pascasarjana. IPB Press. Bogor.
Fahmi, E, et all. 2003. Minus Malum: Analisis Proses Perhutanan Multi Pihak di Indonesia. Insit dan Mitra. Yokyakarta.
Fermana, S. 2009. Kebijakan Publik; Sebuah Tinjauan Filosofis. Ar-russ media. Jogjakarta.
Fraenkel, J.R., E. Norman. 1996. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill.
Fukuyama, F. 2005. Memperkuat Negara : Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama dan Freedom Institute. Jakarta. Garner, R. 1996. Environmental Politics. Prentice Hal/Harvester Wheatsheaf
Campus 400, Maylands Avenue Hemel Hempstead Hertfordshire. New York.
Ghofar, A. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Cipayung-Bogor.
Global Environmental Facility – GEF Grant TF. 2001. Agenda 21 dan Pembangunan Berkelanjutan. www.gef.org.
Hardjasoemantri, K. 1993. Hukum Perlindungan Alam sekitar: Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Haris, S. 2005. Desentralisasi dan Otonomi Daerah; Desentralisasi, Demokrasi dan Akuntabilitas Pemerintahan Daerah. Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) dan Partnership Governance Reform in Indonesia. LIPI. Press.
Humphrey, M. 2000. Nature in Deep Ecology and Social Ecology: Contesting the Core. Journal of Politic Ideologis. 5 (2) 247-268. School of Politics. Academic Research Library. University of Nottingham. University Park Nottingham.
[IDS] Intitute of Development Studies, 2006. Understanding Policy Process: A Review of IDS Reseach on the Environment. University of Sussex. United Kingdom.
Indodov & World Bank. 2006. Revitalisasi Ekonomi Pedesaan yang di Hadapi Perusahaan di Tingkat Kabupaten. Washington, DC. 20433. U.S.A.
Irwansyah. 2007. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dalam Perspektif Otonomi Daerah di Kabupaten Agam. Univ. Pascasarjana Bung hatta. Padang.
Jason, W. 2003. Capitalism as World-Ecology : Braudel and Marx on Environmental History. Journal Organization Environmental 16; 514. Sage Publications.
Kartodiharjo & Jhamtani. 2006. Politik Lingkungan dan Kekuasaan di Indonesia. PT Equinox Publishing Indonesia. Jakarta.
Krippendorff, K. 1980. Analisis Isi; Pengantar Teori dan Metodologi. Citra Niaga Rajawali Pers. Jakarta.
Kusmana, C. 2010. Peran Mangrove Bagi Sistem Penyangga Kehidupan dan Ketahanan Pangan, Energi serta Obat-Obatan bagi Masyarakat Pedesaan di Pesisir. (sumber : http://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/peran- mangrove-bagi-sistem-penyangga-kehidupan-dan-ketahanan-pangan-energi- serta-obat-obatan-bagi-masyarakat-pedesaan-di-pesisir). Diakses juni 2010. Kusnadi. 2002. Konflik Sosial Nelayan: Kemiskinan dan Perebutan Sumber Daya
Perikanan. LkiS.Yogyakarta.
Mitchell, B. 2007. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Bulaksumur. Yogyakarta.
Nasution, Z. dkk. 2007. Sosial Budaya Masyarakat Nelayan; Konsep dan Indikator Pemberdayaan. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Ngakan, P.O., A. Achmad, D. William, K. Lahae, and A. Tako. 2005. The Dynamics of Decentralisation System in the Forestry Sector in South Sulawesi: History, Realities and Challenges towards Autonomous Governance. CIFOR, Bogor.
Parson, W. 2001. Public Policy; Pengantar Teori & Praktik Analisis Kebijakan. Edward Elgar Publishing, Ltd.
Ostrom, E and Edella S. 1996. The Formation of Property Right. In Right to Nature: Ecological, Economic, Cultural, and Political Principles of Institutions for the Environment ,Hanna, Susan, Carl Folke, Karl-Goran Maler (eds). Island Press : Washington DC. pp. 130-132
Radcliffe, J. 2007. Green Politics; Dictatorship or democrasy. Palgrave Publisher. London.
Riffe, Daniel et al. 1998. Analyzing Media Messages Using Quantitative Content Analysis in Research. Communication Series. Ney Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Riyadi & Bratakusumah, D.S. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah; Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Robert, dkk. 2002. Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah, Yogyakarta, Penerbit Andi
Rootes, C. 2002. Environmental Movements; Local, National and Global. Frank Cass Publisher. London.
Rosylin, L. 2008. Kebijakan Pembangunan Daerah dan Potensi Aplikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Rudyanto, A. 2004. Kerangka Kerjasama Dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut. Paper pada Sosialiasi Nasional Program MFCDP. Bappenas. Jakarta.
Salam, D.S. 2004. Otonomi Daerah dalam presfektif Lingkungan, Nilai dan Sumberdaya. Djambatan. Jakarta.
Satria, A. 2004. Decentralization Policy; An Opportunity for Strengthening Fisheries Management System. Journal of Environmental & Development, Vol. 13, No 2, June 2004 176-198.
Satria, A. 2009a. Penguatan Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Badan Riset dan Kajian IPB. Bogor.
Satria, A. 2009b. Ekologi Politik Nelayan. PT. Lkis Printing Cemerlang. Lkis Yogyakarta.
Scott, James C. 1993. Perlawanan Kaum Tani. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. 384 hal.
Sitorus, F. 1998. Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan. Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial. Bogor.
Soemarwoto, O. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan. Jakarta.
Sodality. 2007. Jurnal transdisiplin sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. IPB. Bogor. Suharto, E. 2005. Analisis Kebijakan Publik; Panduan Masalah dan Kebijakan
Sosial. CV.Alfabeta. Bandung.
Sutton, R. 1999. Policy Process: An Overview. Working Paper 118. Overseas Development Institute. London SW1E 5 DP: Portland House. Stag Place. Wahyudin Y. 2005. Pelibatan Masyarakat Menanggulangi Kerusakan Pesisir dan
Laut. Artikel pada Kolom Pesisir dan Laut WARTA Pesisir dan Laut Edisi Nomor 01/Th.VI/2005, ISSN 1410-9514.
Widjaja, HAW. 2005. Otonomi Daerah Merupakan Otonomi yang Asli Bulat dan Utuh. PT.Raja Garfindo Persada. Jakarta.
Lampiran 1. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Jenis Ikan (ton) Tahun 2005 -2009 No. Nama Ikan Produksi Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 1 Sebelah 16.9 17.1 42.2 43.0 44.3 2 Peperek 1,330.0 1,346.7 1,291.6 1,317.4 1,355.2 3 Manyung 28.2 28.6 52.8 53.9 55.4 4 Biji Nagka 16.8 17.0 42.0 42.8 44.1 5 Merah /Bambangan 81.5 82.5 103.2 105.3 108.3 6 Kerapu 127.5 129.1 138.0 140.8 144.8 7 Kakap 123.5 125.1 141.9 144.7 148.9 8 Cucut 47.8 48.4 73.1 74.6 76.7 9 Pari 50.2 50.8 74.9 76.4 78.6 10 Bawal Hitam 31.2 31.6 56.3 57.4 59.1 11 Bawal Putih 22.3 22.6 46.8 47.7 49.1 12 Alu – alu 34.1 34.5 59.5 60.7 62.4 13 Layang 886.6 897.7 887.5 905.3 931.2 14 Selar 587.7 595.1 585.0 596.7 613.8 15 Kuwe 0.0 30.5 31.1 32.0 16 Tetengke 86.7 87.8 110.8 113.0 116.3
17 Daun Bambu / Talang-talang 38.0 38.5 62.6 63.9 65.7
18 Belanak 556.8 563.8 578.2 589.8 606.7 19 Julung-Julung 55.4 56.1 80.1 81.7 84.0 20 Teri 2,174.7 2,202.0 2,205.7 2,249.8 2,314.4 21 Tembang 627.2 635.1 641.7 654.5 673.3 22 Lemuru 89.4 90.5 114.4 116.7 120.0 23 Kembung 1,655.9 1,676.7 1,652.1 1,685.1 1,733.5 24 Tenggiri Papan 51.1 51.7 75.3 76.8 79.0 25 Tenggiri 133.9 135.6 154.4 157.5 162.0 26 Tuna 148.2 150.1 165.2 168.5 606.7 27 Cakalang 1,314.3 1,330.8 1,250.0 1,275.0 1,311.6 28 Tongkol 934.9 946.7 943.9 962.8 990.4 29 Ikan lainnya 99.4 100.6 124.3 126.8 130.4 30 Rajungan 129.3 130.9 153.9 157.0 161.5 31 Kepiting 296.2 299.9 304.6 310.7 319.6 32 Udang Barong 11.2 11.3 34.8 35.5 36.5 33 Udang Windu 161.7 163.7 137.0 139.7 143.8 34 Udang Putih/Rebon 645.8 653.9 627.2 639.7 658.1 35 Udang dogol 735.2 744.4 703.1 717.2 737.7
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Luwu (2009) 36 Kerang darah 6.5 6.6 31.8 32.4 33.4 37 Cumi-cumi 55.3 56.0 80.5 82.1 84.5 38 Sotong 5.7 5.8 31.3 31.9 32.8 39 Teripang 14.0 14.2 39.4 40.2 41.3 40 Rumput Laut 15.5 15.7 Total 13,426.6 13,595.4 13,927.6 14,206.2 15,047.2
Lampiran 2. Jumlah Armada Perikanan Tangkap Tahun 2009
No Kecamatan Perahu Tanpa Motor
Motor
Tempel Motor Kapal
Jumlah Armada
(unit) TPI Konsentrasi Nelayan
1 Belopa 13 21 36 70 1 1 2 Belopa Utara 10 23 24 57 - 1 3 Bua 5 35 67 107 1 1 4 Kamanre - 17 17 34 - 1 5 Larompong 7 38 78 123 1 1 6 Larompong Selatan 21 33 164 218 1 3 7 Ponrang 12 24 142 178 1 - 8 Ponrang Selatan 16 21 71 108 1 2 9 Suli 14 32 81 127 2 3 10 Walenrang Timur 7 24 39 70 - 1 11 Lamasi Timur 9 27 43 79 - 1 JUMLAH 114 295 762 1,171 8 15
Lampiran 3. Daftar Potensi Budidaya Perikanan Kabupaten Luwu 2010
No. Uraian Jumlah Keterangan
1. Potensi (ha) 1. Lahan Budidaya Laut 15,000 2. Luas Lahan Tambak 10,525 3. Luas Lahan Mina Padi 2,711 2. Luas Lahan budidaya/Exinting (ha) 1. Rumput Laut Gracillaria sp 6,210 2. Rumput Laut E. Cattonik 6,053
3. Ikan Bandeng 2,815 4. Udang Windu 789 5. Udang Vanamae 80 6. Ikan Mas 1,535 7. Ikan Nila 13 3. Sumberdaya Manusia (RTP) 1. Pembudidaya Tambak 3,303 2. Pembudidaya Sawah 1,879 3. Pembudidaya Laut 4,485 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Luwu, 2009
Lampiran 4. Potensi luas areal budidaya rumput laut eucheuma kab. Luwu Tahun 2009
No Kecamatan Potensi (ha) Existing Lahan
(ha) Ket 1 Larompong Selatan 1,965 660.8 2 Larompong 1,445 485.9 3 Suli 1,443 485.1 4 Belopa 547 183.9 5 Belopa Utara 1,024 344.4 6 Kamanre 584 196.5 7 Ponrang Selatan 2,813 945.9 8 Ponrang 1,916 644.3 9 Bua 3,262 1,096.9 JUMLAH 15,000 5,044 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Luwu, 2009
Lampiran 5. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat.
Lampiran 6. Kuesioner Wawancara
Panduan Wawancara
Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
(Untuk Kepala Sub Bagian Peraturan dan Perudang-undangan) A. Data Responden 1. Nama :……… 2. Umur :……….. 3. Jenis Kelamin* : L / P 4. Alamat :………. 5. Pendidikan Terakhir* : SMP/SMU/S1/S2/S3
6. Jabatan :………
B. Presepsi Tentang Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir.
1. Seperti apa tugas dan fungsi Pokok dari instansi Bapak/Ibu terkait dengan Pembangunan diwilayah pesisir?
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat dikabupaten Luwu?
3. Apakah Pernah dilakukan sosialisasi tentang Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat di masyarakat melalui instansi bapak/ibu?
4. Seperti apa peran instansi Bapak/Ibu terkait dengan adanya Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat?
5. Kendala apa saja yang dihadapai instasi Bapak/Ibu dalam pelaksanaan/penerapan Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat?
6. Menurut Bapak/Ibu sudah sesuaikah Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat dengan kebutuhan dan keinginan yang diharapkan masyarakat?
7. Apakah perda terkait pengelolaan sumberdaya pesisir telah diterapkan dan berjalan dengan baik?
C. Peran dan Fungsi Terkait Pengelolan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
Nomor ………
1. Dengan adanya Perda No.2 Tahun 2007 tentang pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis masyarakat, bagaimana pengaruhnya terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir dikabupaten Luwu?
2. Seperti apa bentuk kegiatan yang telah dan akan dilakukan dalam upaya pengelolaan sumberdaya pesisir dikabupaten Luwu?
3. Permasalah apa saja yang hadapi dalam pelaksanaan kegiatan terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dikabupaten Luwu?
4. Kendala apa saja yang hadapi dalam pelaksanaan kegiatan terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dikabupaten Luwu
5. Apa harapan Bapak/Ibu agar pengelolaan sumberdaya pesisir agar dapat mendukung peningkatan pembangunan daerah?
Panduan Wawancara
Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
(Untuk Dinas Perikanan) A. Data Responden 1. Nama :……… 2. Umur :……….. 3. Jenis Kelamin* : L / P 4. Alamat :………...………
5. Pendidikan Terakhir* : SMP/SMU/S1/S2/S3
6. Jabatan :………... B. Presepsi Tentang Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
1. Seperti apa tugas dan fungsi Pokok dari instansi Bapak/Ibu terkait dengan Pembangunan diwilayah pesisir?
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat dikabupaten Luwu?
3. Jika ya, bagaimana bentuk sosialisasi Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat dikabupaten Luwu?
4. Siapa saja yang dilibatkan dalam proses sosialisasi Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat dikabupaten Luwu?
5. Apakah telah disusun/dibuat aturan turunan dari Perda No. 2 Tahun 2007 tentang pengelolaan sumberdaya pesisir yang berbasis masyarakat dikabupaten Luwu?
6. Permasalahan dan Kendala apa saja yang hadapi dalam penyusunan turunan aturan dari Perda No. 2 Tahun 2007 tentang pengelolaan sumberdaya pesisir yang berbasis masyarakat dikabupaten Luwu?
7. Menurut Bapak/Ibu sejauh mana dampak (positif/negatif) terhadap pengelolaan wilayah pesisir dengan Perda No.2 Tahun 2007 tentang pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis masyarakat dikabupaten Luwu? 8. Apa harapan Bapak/Ibu agar penyusunan kebijakan/aturan tentang
pengelolaan sumberdaya pesisir dapat mendukung peningkatan pembangunan daerah?
9. Menurut Bapak/Ibu siapah yang harusnya berperan jika terjadi konflik terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir di Kabupaten Luwu?
Nomor ………….
10. Apakah perda terkait pengelolaan sumberdaya pesisir telah diterapkan dan berjalan dengan baik?
C. Peran dan Fungsi Terkait Pengelolan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
1. Siapa yang menginisiasi lahirnya Perda No.2 Tahun 2007 tentang pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis masyarakat kabupaten Luwu? 2. Bagaimana tahapan proses peraturan ini lahir?
3. Apakah melibatkan semua unsur yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir?
4. Bagaimana model/bentuk keterlibatannya?
5. Permasalah apa saja yang hadapi dalam pelaksanaan kegiatan terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dikabupaten Luwu?
6. Apakah pernah terjadi protes dari masyarakat terkait perda ini? 7. Jika terjadi protes, hal apa yang mereka (masyarakat) inginkan?
8. Dalam perda ini, bagaimana institusi bapak memposisikan kepentingan masyarakat pesisir dalam pengelolaan sumberdaya pesisir?
9. Jika terjadi konflik pengelolaan bagaimana model penyelesaian dari institusi bapak?
Panduan Wawancara
Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
(Untuk Kepala Bidang Fisik dan Prasarana) A. Data Responden
1. Nama
:………
Nomor ………
2. Umur :……….. 3. Jenis Kelamin* : L / P
4. Alamat :………...………
5. Pendidikan Terakhir* : SMP/SMU/S1/S2/S3
6. Jabatan :………
B. Presepsi Tentang desentralisasi pengelolaan sumberdaya pesisir
1. Seperti apa tugas dan fungsi Pokok dari instansi Bapak/Ibu terkait dengan Pembangunan diwilayah pesisir?
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat dikabupaten Luwu?
3. Pernakah dilakukan sosialisasi tentang Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat diinstansi Bapak/Ibu?
4. Seperti apa peran instansi Bapak/Ibu terkait dengan adanya Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat?
5. Kendala apa saja yang dihadapai instasi Bapak/Ibu dalam pelaksanaan/penerapan Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat?
6. Menurut Bapak/Ibu sudah sesuaikah Perda No. 2 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut yang Berbasis Masyarakat dengan kebutuhan dan keinginan yang diharapkan?
7. Menurut bapak/ibu apakah perda ini telah diterapkan dan berjalan dengan baik?
C. Peran dan Fungsi Terkait Pengelolan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
1. Apakah instansi Bapak/Ibu perlu dilibatkan dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir?
2. Apakah instansi Bapak/Ibu dilibatkan dalam penyusunan kebijakan atau perencanaan yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir?
3. Seperti apa bentuk keterlibatan instansi Bapak/Ibu terhadap penyusunan kebijakan atau perencanaan terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir?
4. Prasarana apa saja yang disediakan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir melalui instansi Bapak/Ibu?
5. Apakah ada perbedaan dukungan peningkatan sarana dan sarana kelautan dan perikanan sebelum dan sesudah adanya perda No. 2 tahun 2007? 6. Jika ada, seperti apa bentuk sarana dan prasarana yang telah dibuat?
7. Permasalahan apa saja yang hadapi dalam pelaksanaan kebijakan/aturan terkait pengembangan sarana dan prasarana pendukung pengelolaan wilayah pesisir kabupaten luwu?
8. Kendala apa saja yang hadapi instansi Bapak/Ibu terkait pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu?
9. Apa harapan Bapak/Ibu agar pengelolaan sumberdaya pesisir dapat mendukung peningkatan pembangunan daerah?
Panduan Wawancara
Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
(Untuk Kepala Subbidang Tata Ruang) A. Data Responden 1. Nama :……… 2. Umur :……….. 3. Jenis Kelamin* : L / P 4. Alamat :………
5. Pendidikan Terakhir*: SMP/SMU/S1/S2/S3
6. Jabatan :………...… B. Presepsi Tentang desentralisasi pengelolaan sumberdaya pesisir
1. Apa tugas dan fungsi Pokok dari instansi Bapak/Ibu dalam Pengelolaan dan pemanfaatan Wilayah pesisir?
2. Seperti apa peran instansi Bapak/Ibu dalam pelaksanaan/penerapan desentralisasi pengelolaan sumberdaya pesisir dikabupaten luwu?
Nomor ………
3. Apakah Instansi bapak terlibat aktif dalam perumusan perda No. 2 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat?
4. Jika terlibat, seperti apa bentuk keterlibatannya?
5. Apakah menurut bapak Perda No. 2 tahun 2007 telah sesuai dengan asumsi umum tata ruang wilayah?
6. Jika ya kenapa, jika tidak kenapa?
7. Seperti apa seharusnya menterjemahkan desentralisasi pengelolaan sumberdaya pesisir menurut bapak/ibu?
8. Menurut bapak/ibu apakah perda No. 2 tahun 2007 telah diterapkan dan dilaksanakan dengan baik?
C. Peran dan Fungsi Terkait Pengelolan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
1. Apakah instansi Bapak/Ibu perlu dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir?
2. Apakah instansi Bapak/Ibu dilibatkan dalam perencanaan pengelolaan sumberdaya pesisir?
3. Jika ya, Seperti apa bentuk keterlibatan instansi Bapak/Ibu terhadap perencanaan pengelolaan sumberdaya pesisir?
4. Apakah telah dibuat/disusun konsep tata ruang dalam pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu?
5. Jika ada, seperti apa bentuk konsep tata ruang tersebut?
6. Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan konsep tata ruang dalam pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu?
7. Masalah apa yang dihadapi dalam penyusunan konsep tata ruang sehubungan dengan pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu?
8. Kendala apa yang dihadapi dalam penyusunan konsep tata ruang sehubungan dengan pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu?
9. Seperti apa harapan Bapak/Ibu agar pengelolaan sumberdaya pesisir sesuai dengan konsep tata ruang yang seharusnya?
Panduan Wawancara
Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
(Untuk Kepala Bidang AMDAL) A. Data Responden 1. Nama :……… 2. Umur :……….. 3. Jenis Kelamin* : L / P 4. Alamat :………
5. Pendidikan Terakhir* : SMP / SMU / DIPLOMA / S1 / S2 / S3
6. Jabatan :………
B. Presepsi Tentang desentralisasi pengelolaan sumberdaya pesis
1. Apa tugas dan fungsi Pokok dari instansi Bapak/Ibu dalam Pengelolaan dan pemanfaatan Wilayah pesisir?
2. Seperti apa peran instansi Bapak/Ibu dalam pelaksanaan/penerapan desentralisasi pengelolaan sumberdaya pesisir dikabupaten luwu?
3. Apakah Instansi bapak terlibat aktif dalam perumusan perda No. 2 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat?
4. Jika terlibat, seperti apa bentuk keterlibatannya?
5. Apakah menurut bapak Perda No. 2 tahun 2007 telah sesuai dengan asumsi umum AMDAL di wilayah pesisir?
6. Jika ya kenapa, jika tidak kenapa?
7. Seperti apa seharusnya menterjemahkan desentralisasi pengelolaan sumberdaya pesisir menurut bapak/ibu?
8. Menurut bapak/ibu apakah perda No. 2 tahun 2007 telah diterapkan dan dilaksanakan dengan baik?
C. Peran dan Fungsi Terkait Pengelolan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
1. Setelah penerapan Perda No. 2 tahun 2007, apakah terdapat kasus pencemaran lingkungan di wilayah pesisir?
2. Jika ya, bagaimana perbandingan sebelum dan setelah tingkat pencenaran lingkungan setelah dan sebelum adanya Perda tersebut?
Nomo r
3. Apakah telah disusun/dibuat aturan dan pengawasan terhadap AMDAL sehubungan dengan pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu? 4. Jika ada, seperti apa bentuk aturan yang telah dibuat?
5. Masalah apa yang dihadapi dalam penyusunan/pelaksanaan AMDAL sehubungan dengan pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu? 6. Kendala apa yang dihadapi dalam penyusunan/pelaksanaan AMDAL
sehubungan dengan pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu? 7. Seperti apa harapan Bapak/Ibu agar pengelolaan sumberdaya pesisir sesuai
dengan konsep AMDAL yang seharusnya?
Panduan Wawancara
Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
(Untuk Kepala Subbidang Lingkungan Hidup) A. Data Responden 1. Nama :……… 2. Umur :……….. 3. Jenis Kelamin* : L / P 4. Alamat :………...
5. Pendidikan Terakhir* : SMP / SMU / DIPLOMA / S1 / S2 / S3
6. Jabatan :………... Nomo
B. Presepsi Tentang Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
1. Apa tugas dan fungsi Pokok dari instansi Bapak/Ibu dalam Pembangunan Wilayah pesisir?
2. Seperti apa peran instansi Bapak/Ibu dalam pelaksanaan/penerapan desentralisasi pengelolaan sumberdaya pesisir dikabupaten luwu?
3. Apakah Instansi bapak terlibat aktif dalam perumusan perda No. 2 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat?
4. Jika terlibat, seperti apa bentuk keterlibatannya?
5. Apakah menurut bapak Perda No. 2 tahun 2007 telah sesuai dengan asumsi umum Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di wilayah pesisir?
6. Jika ya kenapa, jika tidak kenapa?
7. Seperti apa seharusnya menterjemahkan desentralisasi pengelolaan sumberdaya pesisir menurut bapak/ibu?
8. Menurut bapak/ibu apakah perda No. 2 tahun 2007 telah diterapkan dan dilaksanakan dengan baik?
C. Peran dan Fungsi Terkait Pengelolan Sumberdaya Pesisir Teluk Bone Kabupaten Luwu
1. Setelah penerapan Perda No. 2 tahun 2007, apakah terdapat kasus pencemaran lingkungan di wilayah pesisir?
2. Jika ya, bagaimana perbandingan sebelum dan setelah tingkat pencenaran lingkungan setelah dan sebelum adanya Perda tersebut?
3. Apakah telah disusun/dibuat aturan dan pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan/wilayah sehubungan dengan pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu?
4. Jika ada, seperti apa bentuk aturan yang telah dibuat?
5. Masalah apa yang dihadapi dalam penyusunan/pelaksanaan lingkungan hidup sehubungan dengan pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu?
6. Kendala apa yang dihadapi dalam penyusunan/pelaksanaan lingkungan hidup sehubungan dengan pengelolaan sumberdaya pesisir diwilayah Bapak/Ibu?
7. Seperti apa harapan Bapak/Ibu agar pengelolaan sumberdaya pesisir