• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekomendasi

Dalam dokumen 99 Cahaya di Langit Cirompang (Halaman 95-200)

BAB V PENUTUP

B. Rekomendasi

Setelah melaksanakan serangkaian kegiatan KKN, berikut kami merekomendasikan beberapa hal kepada pihak-pihak tertentu:

1. Pemerintah Setempat

Pemerintah Kelurahan sebaiknya memperhatikan masyarakat Kelurahan Kademangan yang notabene sudah banyak pendatang sehingga akan berdampak pada kondisi sosial dan berpotensi timbulnya permasalahan sosial seperti kejahatan narkoba, pencurian, kenakalan remaja, seks bebas, dan lain-lain. 2. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif

74 | KKN MAKMUR 2016

Dalam menentukan anggota kelompok agar dilakukan lebih awal, mulai dari pendaftaran sampai dengan pengumuman anggota setiap kelompok, sehingga dapat membangun kedekatan antara anggota kelompok KKN. Hal ini tentu akan berpengaruh pada pelaksaan program KKN itu sendiri akan menjadi lebih maksimal. 3. Peneliti dan Kelompok KKN Selanjutnya

Banyaknya perbedaan pendapat dan kurang koordinasi antar sesama anggota sering dialami. Sehingga komunikasi dan solidaritas sesama anggota sangatlah penting dalam kelangsungan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lokasi KKN. Oleh karena itu, kami menyarankan kepada mahasiswa/mahasiswi untuk mengutamakan komunikasi yang baik dan musyawarah, pengaturan jadwal dan timing yang tegas serta selalu melakukan evaluasi kegiatan di setiap harinya. Selain itu, melihat kondisi di Kelurahan Kademangan yang notabene dekat dengan kota agar memperhatikan kegiatan yang akan dilaksanakan seperti perbanyak kegiatan agama, dan sosial kemasyarakatan.

75 EPILOG

A. Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KKN-PpMM.

Selama kami melaksanakan program kegiatan KKN, kami melihat kesan menarik yang ditampakkan oleh masyarakat Kelurahan Kademangan. Hal itu terlihat dari antusias masyarakat di setiap program kegiatan yang kami laksanakan. Banyak kesan dan apresiasi yang masyarakat berikan kepada kami, di antaranya penuturan dari beberapa penjabat pemerintah, tokoh masyarakat, dan warga Kelurahan Kademangan sebagai berikut:

1. Bapak Lukmanul Hakim (Sekretaris Kelurahan)

“Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan karena dengan adanya mahasiswa di sini sudah memberikan kontribusi kepada warga, terutama anak-anak dan lingkungan sekitar RW 03. Mudah-mudahan semua yang dicurahkan kepada warga sekitar dapat bermanfaat baik sekarang maupun di masa mendatang.” (wawancara pada tanggal 24 Agustus 2016)

2. Bapak Bisri Haerudin (Ketua RT 02 RW 03)

“Kami ucapkan terimakasih banyak kepada mahasiswa KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kurang lebih satu bulan telah mengadbi kepada masyarakat dengan berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan semoga dapat memberikan kesan yang membekas di hati dan pikiran masyarakat. Sayang cuma satu bulan, kurang lama waktu pelaksanaan KKN-nya. Besar harapan silaturahmi tetap dilanjutkan walaupun jarak memisahkan di antara kita. Mohon maaf apabila dalam dalam pergaulan sehari-hari ada sikap dan tingkah laku warga yang kurang berkenan. Semoga ilmu yang didapatkan adik-adik mahasiswa di bangku kuliah dapat bemanfaat.” (wawancara pada tanggal 25 Agustus 2016)

3. Bapak Sukarman (Ketua RW 03)

“Sebelumnya jikalau selama satu bulan ini saya atas nama pribadi serta mewakili warga pada umumnya mohon maaf apabila penerimaan kami, sikap kami tidak berkenan bagi para adik-adik mahasiswa KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami ucapkan teirmakasih atas apa yang telah adik-adik mahasiswa berikan kepada warga baik itu penyuluhan, bantuan inventaris peralatan

76 | KKN MAKMUR 2016

mushalla/ masjid, dan harapannya dapat dimanfaatkan dengan baik bagi masyarakat.” (wawancara pada tanggal 25 Agustus 2016) B. Penggalan Kisah Inspiratif KKN

1

2500 “KATA” DARI KADEMANGAN Idil Adhar

Pengantar

KKN adalah singkatan dari Kuliah Kerja Nyata yang secara rutin diselenggarakan setiap tahun. KKN merupakan salah satu bagian dari Tri Darma perguruan tinggi yaitu pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Mahasiswa dituntut untuk besosialisasi sekaligus belajar kehidupan bermasyarakat dengan membawa modal ilmu yang didapatkan dari kampus untuk di salurkan atau di praktekkan ke dalam kehidupan bermasyarakat yang tentunya dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya.

Melalui kegiatan KKN, mahasiswa dituntut untuk melakukan proses pembelajaran secara langsung ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai program kegiatan yang telah disiapkan sebelumnya oleh para mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa dalam pengabdian pada masyarakat tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi sekaligus solusi untuk pengembangan masyarakat, baik dari pengembangan sosial, budaya, pendidikan, maupun infrastruktur. Kegiatan KKN lazimnya dilakukan selama kurang lebih satu bulan untuk mengabdi kepada masyarakat.

KKN yang diadakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2016 ini sangat berbeda dengan KKN tahun-tahun sebelumnya. Dengan berbagai perombakan sistem penentuan anggota kelompok, tempat lokasi KKN, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya agar KKN tahun ini lebih sukses dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sukses dari aspek penyelenggaraan, administrasi, dan sukses pertanggungjawaban.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penentuan anggota KKN tahun ini ditentukan oleh pihak kampus, dalam hal ini yang bertanggungjawab adalah PMM. Diawali dengan pendaftaran online secara serentak pada awal masuk kuliah semester genap 2015/2016 bulan

99 Cahaya di Langit Cirompang | 77 Maret 2016. Kelompok yang dibentuk oleh PPM akhirnya dikumpulkan di Auditorium Harun Nasution, dan saya berada di kelompok 231. Untuk pertama kalinya kami saling bertemu saling berkenalan satu sama lain, mulai dari penyebutan nama, Jurusan, Fakultas, kesibukan selain kuliah dan lain-lain.

Pertemuan Pertama

Di awal pertemuan ini pula, dibentuk struktur organisasi kelompok KKN mulai dari Ketua, Sekretraris, Wakil Sekretraris, Bendahara, Wakil Bendahara, dan beberapa divisi yang diperlukan dalam kelompok. Kami pun sering mengadakan rapat bersama membahas mengenai kelangsungan acara kami selama sebulan KKN. Kebetulan saya diberikan amanah sangat berat sebagai ketua kelompok KKN ini. Beberapa kali kami mengadakan pertemuan membahas nama kelompok, kapan rencana survei tempat KKN jika sudah diumumkan lokasi tempat KKN, dan masih banyak lagi yang dibahas pada pertemuan tersebut.

Setelah pembentukan kelompok dilakukan, berselang beberapa minggu diumumkan oleh PpMM lokasi tempat KKN setiap kelompok, kami memutuskan untuk melakukan kegiatan survei ke lokasi KKN kelompok 231 yaitu di Kelurahan Kademangan Setu Tangerang Selatan. Ketika survei perdana ini kelompok 231, hanya diikuti oleh empat anggota kelompok yaitu Dhoni Rahman, Anisatul Kamaliyah, Hanifah Sri P dan saya sendiri Idil Adhar. Sedangkan anggota kelompok yang lain tidak bisa mengikuti kegiatan survei perdana dikarenakan berbagai alasan masing-masing.

Jumlah ini sangat sedikit mengingat jumlah anggota kelompok sebelah orang. Tentu hal ini membuat saya dan teman-teman lain sangat kecewa karena kesan pertama bersama-sama sudah tidak sesuai dengan ekspektasi. Ekspektasi yang saya bangun sejak rapat pertama hingga survei perdana terus berkembang ke arah perspektif yang negatif. Perspektif ini disebabkan oleh anggota kelompok yang cenderung kurang aktif, baik dari segi komunikasi, pertemuan, dan pecakapan dan bahkan cenderung canggung. Bingung entah bagaimana ini bisa terjadi apakah saya yang salah dalam membangung komunikasi dalam memimpin anggota saya ataukah dari bawaan sifat dan karakter individu masing-masing yang cenderung pasif dan tidak aktif. Hal ini pula

78 | KKN MAKMUR 2016

berdampak pada benak hati saya yaitu rasa pesimis yang selalu membayangi pikiran saya.

Rasa pesimis ini terus berlanjut seiring berjalannya waktu ketika kelompok lain mudah sekali untuk kumpul full team, sedangkan kelompok saya sangat sulit untuk melakukannya. Ketika kelompok KKN lainnya merasa mudah untuk saling berkomunikasi antar anggota, kelompok saya justru mengalami hal sebaliknya. Kendala terbesar pada awal rapat kerja untuk KKN adalah kecilnya hasrat untuk ngumpul bareng. Hal seperti inilah yang membuat saya dan anggota kelompok lainnya cenderung canggung jika bertemu dalam rapat.

Pun demikian dalam hal persiapan perencanaan kegiatan selama KKN, hanya beberapa anggota kelompok yang berkontribusi pemikirannya. Tentu pemikiran yang positif tentang bagaimana kelompok ini akan dibawa ke depannya ketika di lokasi KKN nanti. Terkadang pertemuan terasa hambar karena hanya diikuti beberapa orang saja bahkan pernah di suatu pertemuan hanya diikuti oleh saya dan bendahara saja. Terhitung kurang lebih kami melakukan survei lokasi KKN sebanyak lima kali, sedangkan rapat diadakan seminggu sekali paling tidak dua minggu sekali.

Ketika melakukan survei ke lokasi KKN, saya dan teman-teman yang mengikuti pengamatan tersebut, melihat kondisi masyarakat yang berada di RT 02/RW 03, Cirompang namanya. Sekilas memang kondisi lingkungan normal, infrastruktur seperti mushalla, lapangan olahraga, akses jalan dalam kondisi cukup baik.

Setelah melalukan beberapa kali wawancara langsung dengan warga, termasuk Bapak Roni, salah satu warga RT 02 RW 03, menyatakan bahwa masalah utama di RT 02 adalah kondisi sosial masyarakat yang memprihatinkan. Dikatakan pula bahwa ada salah satu warga pendatang yang terjerat kasus narkoba.

Hal ini juga diutarakan oleh Ketua RW 03 Bapak Sukarman bahwa Kelurahan Kademangan yang notabene dekat dengan perkotaan menyebabkan kondisi sosial masyarakat yang cenderung apatis.

Selain itu, tingkat edukasi yang kurang, masih tampak rasa gotong-royong masyarakat Cirompang masih sangat kurang dalam hal rasa saling memiliki, kurang mengenal satu sama lain. Masyarakat yang acuh tak acuh ketika mengikuti kegiatan baik dari keluarahan maupun setingkat

99 Cahaya di Langit Cirompang | 79 RT dan RW. Hal ini tentu menjadi hambatan sekaligus tantangan bagi saya dan rekan-rekan meyakinkan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan KKN yang kami laksanakan. Oleh karena itu, berdasarkan beberapa kali survei saya dan rekan-rekan kelompok lebih menekankan kepada kegiatan sosial, agama, seperti penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat daripada pembangunan fisik.

Waktu berlalu begitu cepat, tanggal 25 Juli 2016, tibalah hari dimana kami siap atau tidak siap tetap harus siap untuk melaksanakan tugas ini. Dengan segala persiapan yang telah dilakukan, kami bertolak ke lokasi KKN.

Sekilas KKN MAKMUR

KKN MAKMUR, ya itulah nama kelompok kami, merupakan singkatan dari Mahasiswa Kreatif Mengabdi Untuk Masyarakat. Mengabdi tulus untuk kepentingan masyarakat, tanpa mengenal lelah. Kurang lebih satu bulan lamanya kami melaksanakan tugas di lokasi tempat KKN.

Kami terdiri dari sebelas mahasiswa yang berasal dari Fakultas yang berbeda-beda, yaitu saya sendiri Idil Adhar (Fakultas Ekonomi dan Bisnis ), Dhoni Rahman (Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi), Aulia Tri Syamsul A. (Fakultas Syariah dan Hukum), Adhyaksa Herdiyanto (Fakultas Sains dan Teknologi), Anisatul Kamaliyah (Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi), Farhatul Muthia (Fakultas Ushuluddin), M. Najibuddin (Fakultas Ushuluddin), Atqia Aulia (Fakultas Sains dan Teknologi), Miranti Damia P (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Hanifah Sri P (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik), Bella Mashita (Fakultas Adab dan Humaniora).

Lokasi KKN kelompok 231 masih berada di wilayah Kota Tangerang Selatan, tepatnya di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten. Kelompok KKN 231 terfokus di RW 03 Kelurahan Kademangan. Hal ini dilakukan sesuai dengan amanat dari pihak kelurahan dengan alasan berbagai pertimbangan. Selama kegiatan KKN sebulan penuh, saya dan rekan-rekan tinggal di rumah milik Pak Bisri Haerudin. Beliau merupakan Ketua RT 02/RW 03, Kelurahan Kademangan.

80 | KKN MAKMUR 2016

Selama satu bulan penuh, saya dan rekan-rekan melaksanakan berbagai macam kegiatan mulai dari kegiatan sosial, agama, ekonomi, lingkungan dan kebersihan, dan lain sebagainya dimana sebelumnya sudah disusun serta dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kondisi, dan kebutuhan masyarakat di lokasi KKN.

Hari pertama, saya dan rekan-rekan melakukan rapat untuk membahas pembukaan KKN di Kelurahan. Rapat ini kami mengundang kelompok 232 yang berada dalam satu wilayah Kelurahan Kademangan. Berbagai sudut pandang diungkapkan oleh rekan-rekan kelompok baik dari kelompok 231 maupun kelompok 232.

Tepat pukul 09.00 WIB pembukaan KKN dilaksanakan pada 27 Juli 2016 di kantor Kelurahan Kademangan. Acara ini dihadiri oleh kedua dosen pembimbing kami yaitu Ibu Umiyati dan Ibu Utami Baroroh. Selain dihadiri oleh dosen pembimbing, juga dihadiri oleh perangkat Kelurahan Kademangan, mulai dari Kepala Kelurahan (Bapak Saih Tahir), Sekretaris Kelurahan (Bapak Lukmanul Hakim), beberapa Kepala Bagian Kelurahan, Ketua RW 03 (Bapak Sukarman), serta turut hadir pula para ketua RT di lingkungan RW 03 Kelurahan Kademangan.

Satu pesan yang selalu teringat dalam benak hati saya ketika Bapak Saih Tahir selaku Lurah Kademangan, dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan KKN ini bukan hanya sekedar mengenal masyarakat saja, tetapi juga harus mengenal kebiasaan, dan kebudayaan masyarakat sehingga ketika ada suatu permasalahan dapat menyelesaikannya dengan lebih mudah. Acara pembukaan ini diakhiri dengan pemotongan pita oleh Lurah Kademangan sebagai simbolis bahwa kegiatan KKN di Kelurahan Kademangan dimulai. Sesuai dengan perencanaan, kami merencanakan beberapa kegiatan baik bidang agama, sosial, lingkungan dan lain sebagainya.

Halangan sekaligus Tantangan

Hari-hari berlalu di minggu pertama di lokasi KKN tapi suasana tidak jauh berubah. Suasana kelompok yang tidak proaktif masih menggeluti mayoritas anggota kelompok saya. Hal ini tentu berdampak pada pendekatan kepada masyarakat yang tidak maksimal. Tentu hal ini memang lazim tejadi ketika kita bersinggungan langsung awalnya sangat

99 Cahaya di Langit Cirompang | 81 canggung, membosankan, yang berdampak pada pikiran saya dipenuhi dengan persepsi negatif secara terus-menerus.

Suasana internal kelompok yang saya pikir tidak akan jauh berbeda seperti di awal yang membosankan, canggung dan kaku berubah seiring berjalannya waktu. Setiap anggota kelompok sudah telihat kebiasaan dan keunikannya masing-masing sesuai dengan karakter dan sifat pribadi yang berbeda-beda pula. Canda tawa mulai menghiasi kehidupan saya dan rekan-rekan. Mulai hari ketiga, kami mulai aktif melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. Di hari itu pula, mulai bercengkrama dengan masyarakat sekitar, siapa kami, dan darimana kami berasal.

Masyarakat di Kademangan seperti yang telah disebutkan sebelumnya memang sudah berubah, bukan masyarakat desa lagi. Ketika melaksanakan kegiatan saya dan rekan-rekan kelompok memerlukan usaha yang lebih keras dalam mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan yang kami laksanakan. Masyarakat yang cenderung acuh tak acuh membuat kami bingung dan heran mengapa dan bagaimana mengatasi hal tersebut. Melalui berbagai pertimbangan dan konsultasi dengan para tokoh masyarakat, masalah ini perlahan mulai bisa diatasi. Saya mulai menyadari bahwa kunci menjalin kedekatan dengan masyarakat dimulai dari mengenal kebiasaan, dan adat istiadat yang belaku pada kehidupan mereka.

Hari demi hari saya dan rekan-rekan kelompok 231 mulai dekat dengan masyarakat. Anak-anak sekitar tempat tinggal KKN hampir setiap hari berkunjung ke rumah tempat tinggal KKN. Antusiasme mereka begitu besar, berkunjung, bermain dan belajar ke rumah kami hingga selepas isya. Selain di rumah tempat tinggal KKN, saya dan rekan-rekan kelompok membagi tugas untuk mengajar di mushalla sekitar tempat tinggal KKN. Hal ini dilakukan atas dasar banyaknya anak-anak sehingga diperlukan adanya pembagian tempat mengajar tersebut.

Bimbingan belajar setiap hari di rumah, mengajar di Madrasah Mathlaul Anwar, bimbingan keagamaan setiap Ba’da Magrib sampai dengan Ba’da Isya kami laksanakan rutin setiap hari untuk membangkitkan keinginan belajar dan prestasi anak-anak Cirompang khsusunya. Bukan hanya kegiatan mengajar, saya dan rekan-rekan mengadakan berbagai kegiatan penyuluhan yang memang ditujukan

82 | KKN MAKMUR 2016

sebagai pemberdayaan masyarakat bahaya narkoba dan kenakalan remaja salah satu contohnya.

Kegiatan ini mengadirkan pihak Kepolisian yaitu POLSEK Cisauk yang diwakili oleh Bapak Syarifudin. Selain itu, dihadiri pula oleh GAPENTA Kota Tangerang Selatan. Kedua pembicara tersebut memberikan pemaparan kepada masyarakat tentang bahaya dan dampak dari narkoba, serta bagaimana menanggulangi dan mencegah agar tidak terjerumus ke dunia yang kelam tersebut.

Lagi dan lagi, permasalahan utama yang kami hadapi setiap kegiatan yaitu sulitnya mengajak masyarakat untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan yang kami laksanakan. Kegiatan yang direncanakan pukul 09.00 WIB terlambat sampai hampir satu jam untuk memulai kegiatan tersebut. Hal ini membuat rasa ingin tahu saya melonjak dan bahkan cenderung kesal. Mengapa antusias warga masih kurang. Disampaikan oleh Bapak Bisri bahwa respon warga memang tidak begitu besar ketika ada kegiatan. Datang telambat sudah menjadi kebiasaan warga ketika ada kegiatan baik yang diadakan oleh kelurahan bahkan pihak dinas pemerintahan sekalipun. Hal ini tentu sangat disayangkan oleh saya dan rekan-rekan kelompok mengingat kegiatan tersebut dihadiri oleh pihak Kepolisian.

Selain kegiatan penyuluhan bahaya narkoba, juga diadakan berbagai kegiatan lainnya, seperti Pelatihan Pemanfaatan Limbah Sampah Plastik. Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah RW 03, Kelurahan Kademangan. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh terdapat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk satu kelurahan, sehingga saya dan rekan-rekan kelompok mengadakan acara pelatihan Seminar Ekonomi Kreatif Pemanfaatan Limbah Sampah.

Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu baik muda maupun tua di lingkungan RW 03 Kelurahan Kademangan. Kegiatan ini bertujuan agar menambah wawasan dan keterampilan dalam pengelolaan lombah sampah menjadi barang bernilai ekonomi seperti tas, dompet, bentuk hewan dan lain sebagainya. Tentu barang yang dibuat dapat menambah pemasukan keluarga dan harapannya menjadi sebuah usaha yang dimiliki sendiri.

99 Cahaya di Langit Cirompang | 83 Cirompang yang Selalu Dikenang

Sebelum kedatangan kami memang belum ada kegiatan yang rutin diadakan khususnya kegiatan agama. Dahulu jauh sebelum kami datang memang sempat aktif kegiatan keagamaan di Cirompang khususnya kegiatan pemuda. Melalui usaha dan komunikasi yang intens, saya dan rekan-rekan akhirnya bisa menghidupkan kembali kegiatan yang sempat mati suri tersebut.

Ketika kegiatan pengajian remaja, kami mulai dekat dan mengenal para pemuda yang berada di Cirompang. Kegiatan ini dihadiri lebih dari lima puluh pemuda-pemudi, tentu ini di luar ekspektasi saya dan rekan-rekan. Dimulai dari kegiatan ini pula, antusias pemuda lebih baik baik dalam kegiatan agama, maupun kegiatan lainnya seperti memperingati HUT RI, kerja bakti dan lain-lain.

Salah satu yang tidak dapat dilupakan adalah antusiasme pemuda-pemudi di Cirompang adalah keramahtamahannya mengesankan. Di tengah-tengah sikap mayoritas masyarakat Kademangan yang cenderung acuh tak acuh, justru ini sebaliknya. Selain itu, kami juga rutin mengadakan kegiatan futsal bersama anggota kelompok KKN putra.

Hal ini sangat berdampak pada kondisi pikiran saya yang sebelumnya selalu dihiasi oleh persepsi negatif, tidak betah, membosankan dan lain sebagainya perlahan menjadi terkikis. Masih banyak kegiatan lain yang tidak bisa dijelaskan satu per satu dalam cerita ini. Seperti Seminar Intenet Sehat, Santunan Anak Yatim, Senam Jantung Sehat, dan lain sebagainya yang sudah dijelaskan di laporan hasil kegiatan.

Akhir Cerita Pengabdian

Selain itu hal yang berkesan juga ketika malam penutupan yang kami laksanakan bersama masyarakat sekitar lokasi rumah KKN yaitu Cirompang. Warga berkumpul untuk merasakan malam terakhir bersama kami. Tidak begitu meriah dan mencolok memang, namun tujuan kami hanya satu, memberikan kesan di akhir yang baik dengan masyarakat sekitar. Tentu kesan yang baik dan dapat menjadi kenangan indah di tengah-tengah masyarakat.

Bukan tanpa konflik dalam pengerjaan segala kegiatan yang sebelumnya sudah direncanakan. Saya dengan rekan-rekan juga memiliki

84 | KKN MAKMUR 2016

riwayat berseteru, berbeda pendapat yang cukup sering, dalam menjalankan kegiatan program KKN maupun menjalankan kehidupan sehari-hari. Namun, justru dengan adanya masalah dalam kehidupan seperti itulah yang membuat saya semakin dinamis, tahu bagaimana mengendalikan emosi, amarah, belajar memahami karakter yang berbeda-beda dan bagaimana seharusnya saya menghadapi mereka.

Namun mereka yang terbaik menurut saya, mereka yang selalu membantu satu sama lain, canda dan tawa akan selalu terkenang dalam benak hati saya. Memang telah menguras waktu, tenaga, materi, dan pikiran, peluh dan tekad untuk menjadikan Cirompang menjadi desa yang ideal, baik dari aspek infrastruktur, kondisi sosial agama, tak cukup sesungguhnya memberdayakan masyarakat Cirompang hanya dalam waktu satu bulan. Terhitung satu bulan KKN yang kami laksanakan terlalu singkat untuk membangun chemistry antar anggota kelompok, membangun komunikasi dengan masyarakat dan bercengkerama dengan kehidupan sosial masyarakat.

Sebuah kenangan bisa mengenal teman-teman semua, sebuah kebahagiaan bisa bersama mereka dalam satu kelompok KKN ini, saling bertukar pikiran saling memahami karakter orang. Mengenal sifat dan karekter dan latar belakang yang berbeda secara langsung, menjadi kebahagiaan yang tak bernilai tentunya bagi kehidupan saya.

KKN ini pula telah memberikan banyak pembelajaran terutama bagi diri saya sendiri, yaitu bisa melatih untuk menerapkan ilmu teoritis yang sudah saya dapatkan dari bangku kuliah kepada masyarakat, serta bisa melatih hidup secara langsung bersama masyarakat yang penuh dengan berbagai macam karakter dan tingkat sosial yang berbeda.

Jika saya menjadi bagian dari masyarakat Kademangan saya akan memperbaiki kondisi sosial dan budaya khususnya pemuda-pemudi Kademangan. Hal ini di latar belakangi kondisi pergaulan pemuda Kademangan yang cenderung apatis, sehingga berpotensi menimbulkan perilaku menyimpang di lingkungan masyarakat. Langkah yang harus dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan pejabat Kelurahan, RT, RW serta tokoh masyarakat setempat. Memberdayakan mereka melalui berbagai macam kegiatan keagamaan, olahraga, sosial dan lain-lain. Upaya tersebut tidak lain bertujuan agar para pemuda Kademangan dapat berkarya dan lebih bermanfaat. Lebih jauh, dengan

99 Cahaya di Langit Cirompang | 85 diberdayakannya pemuda Kademangan, dapat mencegah timbulnya perilaku menyimpang yang bisa menimbulkan keresahan di masyarakat.

Dalam dokumen 99 Cahaya di Langit Cirompang (Halaman 95-200)

Dokumen terkait