• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit Modal

4. Rekomendasi Keputusan Pemberian Kredit

1. Pengajuan Permohonan Kredit Modal Kerja

Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank dimana calon debitur mengajukan permohonan kredit modal kerja secara tertulis. Yang perlu diperhatikan dalam permohonan kredit modal kerja hendaknya yang berisi keterangan tentang :

a. riwayat calon debitur meliputi nama calon debitur, jenis bidang usaha, tempat kedudukan (domisili meliputi : rumah, kantor dan

toko), susunan pengurusan, perkembangan serta wilayah pemasaran produk,

b. tujuan permohonan kredit, jumlah kredit yang diinginkan, jenis kredit, objek yang dibiayai secara tegas menguraikan komponan modal kerja yang diusulkan (piutang usaha, persediaan, dan sebagainya) serta jangka waktu kredit,

Persyaratan pengajuan kredit modal kerja : 1) calon debitur mempunyai usaha yang layak dibiayai,

2) calon debitur mengajukan surat permohonan kredit modal kerja, 3) terdapat identitas calon debitur meliputi copy bukti diri, copy surat

kewarganegaraan atau surat keterangan ganti nama, pas foto calon debitur, identitas calon debitur lainnya,

4) mempunyai identitas usaha sesuai bidang usahanya meliputi : akta pendirian perusahaan, copy bukti SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), TDP (Tanda Daftar Perusahaan), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), SKU (Surat Keterangan Usaha),

5) bukti kepemilikan agunan, 6) laporan keuangan calon debitur.

2. Analisis dan Evaluasi Kredit Modal Kerja

Pada tahap awal Account Officer harus mencari data dan informasi antara lain melalui wawancara dengan calon debitur,

kunjungan ke lokasi calon debitur secara on the spot, wawancara dengan pihak lain yang mengetahui karakter serta usaha calon debitur, peyelidikan tentang tujuan penggunaan kredit modal kerja, kunjungan ke lokasi agunan calon debitur untuk mengetahui kebenarannya dan menilai agunan, penilaian atas legalitas usaha dan sebagainya.

Selanjutnya melakukan penilaian awal (prescreening) dengan memperhatikan pasar sasaran yakni jenis udaha yang dilarang dibiayai, jenis usaha yang perlu dihindari, daftar kredit macet BI dan daftar hitam BI. Analisa dan evaluasi yang dituangkan dalam formulir Penilaian Tingkat Resiko Kredit (CRR) untuk menetapkan klasifikasi warna kredit. Klasifikasi warna kredit menghasilkan 3 kemungkinan warna kredit, yaitu putih, abu-abu dan hitam. Kategori Performing Loan (kualitas lancar dan dalam pengawasan khusus) dengan klasifikasi warna kredit putih atau abu-abu. Apabila dari hasil penilaian awal tersebut ternyata usaha calon debitur tidak termasuk dalam pasar sasaran yakni termasuk dalam jenis usaha yang dilarang untuk dibiayai, jenis usaha yang perlu dihindari, termasuk dalam daftar kredit macet BI dan daftar hitam BI maka Account Officer dapat langsung menetapkan warna kreditnya ke dalam klasifikasi warna hitam serta permohonan tersebut dapat langsung ditolak tanpa harus diadakan analisis dan evaluasi lebih lanjut, namun tetap harus dicatat dalam Register SKPP (Surat Keterangan Permohonan Pinjam).

Prinsip-prinsip Perkreditan

Menurut Abdullah (2005 : 92) prinsip perkreditan dikenal dengan konsep “5C” yaitu : a. character (watak), b. capacity (kapasitas), c. capital (modal), d. condition (kondisi), e. collateral (jaminan). a. Character

Analisis yang dilakukan terhadap pribadi nasabah secara individu ataupun pengurus dari suatu badan usaha seperti : sifat-sifat pribadi, gaya hidup (life style). Kebiasaan-kebiasaan dan kemauan serta niat baik nasabah untuk memenuhi kewajiban kelak (willingness to pay). Atau dengan kata lain bank melakukan penilaian untuk mengetahui apakah pemohon kredit ada kemauan membayar hutang jika permohonannya terkabul dan kemungkinan atau profitabilitas dari debitur secara jujur berusaha memenuhi kewajiban.

b. Capacity

Analisis ini bertujuan mengukur tingkat kemampuan calon debitur dalam mengelola kredit yang diberikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1) Aspek manajemen

Aspek manajemen adalah kemampuan pengelolaan perusahaan, antara lain : kemampuan menetapkan visi dan misi dalam berusaha, menterjemahkan visi dan misi dalam sasaran-sasaran

spesifik, merumuskan strategi yang diperlukan untuk mencapai sasaran, menetapkan strategi secara efektif dan efisien serta melakukan evaluasi dan pengendalian.

2) Analisis produksi

Analisis aspek produksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemohon untuk berproduksi/berdagang secara berkesinambungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : a) Bagaimana proses produksi, kapasitas mesin terpasang dan

terpakai, tahun buatan mesin dan peralatan kerja, tingkat teknologi, pengelolaan limbah, kualitas produksi serta terjaminnya sumber energi.

b) Bagaimana pengadaan bahan baku, lokasi pabrik, pengendalian persediaan serta analisis mengenai dampak lingkungan.

3) Aspek pemasaran

Tujuan analisis terhadap aspek pemasaran adalah untuk menilai kemampuan pemohon dalam memasarkan produknya.

4) Aspek personalia

Analisis aspek personalia bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dari sisi kuantitas maupun kualitas tenaga kerja yang mendukung aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan memelihara hubungan baik antara tenaga kerja dengan perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : jumlah

tenaga kerja, organisasi kerja, tingkat keahlian manajer dan tenaga pelaksana serta gaya manajemen.

5) Aspek finansial

Menurut Jusuf (2005 : 75) metode yang biasa digunakan pihak bank (account officer) dalam menganalisis laporan keuangan calon debitur adalah :

a) analisis perbandingan, b) analisis rasio,

c) analisis sumber-sumber dan penggunaan dana.

ad. a) Analisis perbandingan

Menurut Harahap (1999 : 227) :

Analisis perbandingan adalah metode analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan yang terdiri dari dua periode atau lebih untuk menunjukkan kenaikan atau penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk angka atau rasio. Membandingkan laporan keuangan dapat dilakukan dengan mempergunakan laporan keuangan dari satu perusahaan yang terdiri dari beberapa periode atau membandingkan laporan keuangan dari beberapa perusahaan untuk tahun yang sama.

Jenis analisis yang dapat digunakan dalam membandingkan laporan keuangan adalah analisis vertikal dan analisis horizontal. Analisis vertikal yaitu metode yang menganalisis laporan keuangan untuk satu periode tertentu dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk satu periode tertentu dengan cara membandingkan pos yang satu

dengan pos yang lainnya. Analisis horizontal yaitu membandingkan pos-pos laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.

ad. b) Analisis rasio

Pihak bank memperhatikan secara cermat rasio keuangan usaha calon debitur selama minimal 2 (dua) periode terakhir. Rasio keuangan yang perlu diperhatikan :

Menurut Van Horne dan Wachowicz, Jr (2005 : 205) : (1) rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (maksimal satu tahun) dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki,

(2) rasio aktivitas juga disebut sebagai rasio efisiensi atau perputaran, mengukur beberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya,

(3) rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Bersama-sama rasio-rasio ini akan menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan,

(4) rasio leverage (utang) keuangan dimana menilai dan sejauhmana kemampuan perusahaan dalam menggunakan uang yang dipinjam,

(5) rasio cakupan (coverage ratio) cakupan didesain untuk menghubungkan berbagai beban keuangan perusahaan dengan kemampuannya untuk melayani atau membayarnya.

(1) Rasio Likuiditas (a) Current Ratio

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancar. Semakin besar

perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Rumusnya adalah : % 100 x pendek jangka Kewajiban Lancar Aktiva Ratio Current =

(b) Quick Ratio/Acid Test Ratio

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid menutupi hutang lancar. Persediaan dianggap kurang likuid karena memerlukan waktu untuk direalisasikan. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan minimal 35 % baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik.

Rumusnya adalah : % 100 x pendek jangka Kewajiban Persediaan Lancar Aktiva Ratio Quick =

(c) Net Working Capital

Rasio ini digunakan untuk menghitung beberapa kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Jumlah

net working capital ini akan lebih berguna untuk

kepentingan pengawasan intern di dalam suatu perusahaan daripada digunakan sebagai angka

perbandingan dengan perusahaan lain. Tidak jarang terjadi apabila perusahaan bermaksud untuk mencari pinjaman jangka panjang, maka kreditur jumlah minimum net working capital yang harus tetap dipertahankan. Hal ini digunakan untuk memaksa perusahaan agar tetap mempertahankan jumlah

operating liquidity pada tingkat tertentu serta untuk

menjamin pinjaman yang dilakukan perusahaan. Perbandingan net working capital dari tahun ke tahun juga bisa memberikan gambaran tentang jalannya perusahaan. Jumlah net working capital yang semakin besar menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi pula. Rumusnya adalah : s Liabilitie Current Assets Current Capital Working Net = − (2) Rasio Aktivitas

(a) Days of Receivable (DOR)

Rasio ini menunjukkan periode yang diperlukan untuk menagih piutang dagangnya sehingga menjadi kas. Semakin pendek periodenya maka semakin baik.

Rumusnya adalah : hari x Kredit Penjualan Dagang g Piu ceivable of Days Re = tan 360

(b) Days of Inventory (DOI)

Rasio ini menunjukkan periode perputaran persediaan barang berada di gudang.

Rumusnya adalah : hari x Penjualan Pokok a H Persediaan Inventory of Days 360 arg =

(c) Days of Payable (DOP)

Rasio ini menunjukkan jangka waktu yang diperlukan untuk membayar hutang dagang.

Rumusnya adalah : hari x Penjualan Pokok Hara Dagang g Hu Payable of Days = tan 360 (3) Rasio Profitabilitas (a) Net Profit Margin

Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis setelah dikurangi dengan semua biaya dan pajak. Net profit margin pada periode terakhir harus mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik.

Rumusnya adalah : % 100 arg Pr x Penjualan Bersih Laba in M ofit Net =

(b) Return on Assets (ROA)

Evaluasi terhadap return on assets dilakukan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva yang dimiliki berkaitan dengan perolehan laba. Return on assets pada periode terakhir harus mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik.

Rumusnya adalah : % 100 Re x Aktiva Total Bersih Laba Assets on turn = (4) Rasio Leverage

(a) Total Debt to Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan lebih kecil dari 100 % baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang.

Rumusnya adalah : % 100 tan x Sendiri Modal g Hu Total Ratio Equity to Debt Total =

(b) Equity to Total Assets

Rasio ini menunjukkan besarnya modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan lebih besar dari 35 % baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik. Rumusnya adalah : % 100 x Aktiva Total Sendiri Modal Assets Total to Equity =

(5) Rasio Cakupan (Coverage Ratio)

Rasio Cakupan Bunga (Interest Coverage Ratio)

Rasio ini hanyalah rasio laba sebelum bunga dan pajak untuk periode pelaporan tertentu dengan jumlah beban bunga untuk tiap periode.

Rumusnya adalah : bunga Beban EBIT Pajak dan Bunga Sebelum Laba Ratio Coverage Interest =

ad. c) Analisis Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Menurut Jopie Jusuf (2005 : 99) :

Analisis sumber dan penggunaan dana dimaksudkan untuk mengetahui darimana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan disebut laporan sumber dan penggunaan dana.

Laporan sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting artinya bagi bank dalam menilai permohonan kredit yang diajukan kepadanya untuk mengetahui bagaimana perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya.

Capacity menurut bank menilai pengalaman debitur dalam

menjalankan usahanya yang berhubungan dengan pendidikan, pengalaman berusaha, observasi perusahaan, penyesuaian diri dengan perekonomian dan ketentuan perusahaan, bank melakukan ini untuk mengetahui apakah debitur mampu mengelola dengan baik dana kredit yang akan diberikan.

c. Capital merupakan penilaian modal diukur dari posisi keuangan perusahaan secara umum. Penilaian terhadap permodalan tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal tersebut melainkan juga bagaimana modal tersebut ditempatkan oleh pengusaha. Bank akan menilai apakah pengaturan modal berjalan secara efektif sehingga kredit digunakan untuk membiayai kekurangan usaha debitur, selain itu untuk mengetahui besar modal sendiri yang tertanam pada usahanya dan beberapa jumlah yang berasal dari pihak lain agar tanggung jawab terhadap kredit dari bank proporsional.

Analisis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan usaha calon debitur untuk mendukung pembiayaan dengan modalnya sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1) besar dan komposisi modal sebagaimana dicantumkan dalam akte pendirian perusahaan dan perubahannya,

2) perkembangan profitabilitas usaha selama minimal dua periode terakhir. Tinggi rendahnya profitabilitas mencerminkan tinggi rendahnya kemampuan modal sendiri dan laba,

3) angka Debt to Equity Ratio harus dianalisis lebih lanjut dengan melihat komposisi hutang yang ada, baik hutang jangka pendek atau jangka panjang.

d. Condition of Economy

Analisis ini bertujuan untuk melihat kondisi perekonomian secara umum serta kondisi pada sektor usaha calon debitur. Keadaan perdagangan serta persaingan di lingkungan sektor usaha calon debitur, sehingga kredit yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya.

Kondisi yang dipersyaratkan adalah bahwa kegiatan usaha debitur mampu mengikuti fluktuasi ekonomi baik dalam maupun luar negeri. Jadi penilaian dilakukan untuk mengetahui pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap prusahaan yang bersangkutan dan perkembangan khusus dalam suatu ekonomi

tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban.

e. Collateral

Setiap pemberian kredit harus disertai dengan jaminan fisik yang jumlah dan nilainya harus dapat menjamin jumlah kredit, bilamana terjadi suatu kemacetan nantinya. Jaminan kredit ini harus benar-benar dapat dikuasai serta diyakini kebenar-benaran status pemiliknya. Menurut Jusuf (2003 : 97) jaminan yang umumnya dapat diterima oleh bank adalah :

1) uang tunai,

2) deposito berjangka/sertifikat deposito/tabungan/giro, 3) logam mulia,

4) bank garansi,

5) tanah dan bangunan, 6) kendaraan,

7) mesin-mesin dan peralatan, 8) kapal laut,

9) persediaan barang, 10) piutang dagang.

Collateral juga merupakan jaminan kredit mempertinggi tingkat

keyakinan bank bahwa debitur dengan usaha mampu melunasi kredit. Agunan merupakan jaminan tambahan jika bank menganggap aspek-aspek yang mendukung usaha debitur lemah. Jaminan berupa harta benda milik debitur atau pihak lain yang menjamin yang diikat sebagai agunan atau tanggungan.

Penilaian pemberian kredit berdasarkan prinsip “7P” yaitu : a. personality

Penilaian berdasarkan pada kepribadian debitur seperti riwayat hidup, sikap, emosi dan tindakan dalam menghadapi suatu masalah serta hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian debitur, b. party

Mengklasifikasikan debitur ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya sehingga debitur dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda,

c. purpose

Mencari data untuk mengetahui tujuan debitur dalam mengambil kredit. Tujuan pengambilan kredit dapat beranekaragam, sebagai contoh modal kerja, investasi, konsumtif, produktif, dan sebagainya, d. prospect

Menilai usaha debitur di masa yang akan datang, apakah keuntungan atau tidak hal ini dapat diketahui dari perkembangan usaha debitur masa lalu dan perkiraan masa mendatang dari laporan keuangan perusahaan dalam laoran laba atau rugi,

e. payment

Mengetahui cara pembayaran kembali kredit yang akan diberikan. Pihak kreditur akan menilai sumber apa saja yang diperoleh debitur baik dari segi prospek, kelancaran penjualan dan pendapatan maupun

sumber lain sehngga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktuserta jumlah,

f. profitability

Menganalisis kemampuan debitur dalam memperoleh laba. Tingkat profitabilitas diukur dari suatu periode ke periode lain, sama atau semakin meningkat dan jika akan diberikan kredit maka profitabilitas usaha debitur akan menjadi lebih menguntungkan atau tidak,

g. protection

Tujuannya adalah menjaa agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan baik berupa jaminan barang atau asuransi.

3. Negoisasi Kredit Modal Kerja

Kemudian setelah melakukan analisis dan evaluasi maka Account Officer perlu melakukan negosiasi dengan debitur. Negosiasi yang dilakukan dalam rangka mencapai kesepakatan mengenai jumlah kredit, struktur dan tipe kredit, kelengkapan dokumen serta syarat dan ketentuan kredit yang harus dipenuhi debitur. Negosiasi dapat dilakukan dalam berbagai sarana antara lain : telepon, faksimili, e-mail dan dapat dituangkan dalam bentuk notulen, dituangkan langsung dalam memorandum analisis kredit atau catatan lainnya.

Dari hasil analisis, evaluasi serta negosiasi maka dalam menetapkan struktur dan tipe kredit harus memperhatikan hal-hal antara

lain identitas pemohon, jumlah pinjaman, keperluan, jenis pinjaman, jangka waktu, suku bunga, provisi, denda, agunan, asuransi, klausula positif atau affirmative covenant (syarat yang harus dilakukan), klausula negatif atau negative covenant (syarat yang tidak boleh dilakukan), dan syarat-syarat kedit lainnya.

Manajer pemasaran mengevaluasi tipe, struktur, dan syarat kredit yang direkomendasikan oleh Account Officer. Jika manajer pemasaran ingin menambahkan beberapa syarat kredit dalam rangka meminimalkan resiko harus mendiskusikan terlebih dahulu dengan Account Officer.

4. Rekomendasi Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja

Rekomendasi pemberian keputusan kredit modal kerja merupakan suatu kesimpulan dari hasil analisis dan evaluasi. Rekomendasi pemberian keputusan kredit harus dibuat secara tertulis oleh Account

Officer dalam memorandum analisis kredit modal kerja dan disampaikan

kepada pimpinan cabang yang berwewenang. Dalam rekomendasi harus secara jelas menguraikan kelemahan dan kekuatan yang akan mempengaruhi kemampuan debitur dalam membayar kembali kreditnya baik dengan dana yang berasal dari hasil usaha yang dibiayai (first way

out) maupun dari sisi agunan kreditnya (second way out). Permohonan

kredit yang dapat dipertimbangkan untuk disetujui (rekomendasi setuju), harus dilengkapi dengan struktur, type, syarat dan ketentuan kredit modal kerja. Sedangkan untuk permohonan kredit modal kerja yang tidak dapat

dipertimbangkan untuk disetujui (rekomendasi tolak), tidak perlu dilengkapi dengan struktur, type, syarat dan ketentuan kredit.

Dalam pembuatan rekomendasi kredit, Account Officer harus memastikan bahwa telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur. Untuk kredit yang lebih kompleks dapat dimintakan pendapat ahli hukum. Kemudian fungsi Administrasi Kredit mencatat dalam Register Permohonan Kredit kemudian meneruskan paket kredit tersebut kepada pimpinan cabang.

Dokumen terkait