UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-I EKSTENSI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk
DSP SEI SIKAMBING
Oleh :
Nama
: MELANI C. P. SIAHAAN
NIM
: 060522144
Departemen : Akuntansi
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-I EKSTENSI MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : MELANI C. P. SIAHAAN
N I M : 060522144
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PELAKSANAAN PROSEDUR
PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk DSP SEI SIKAMBING
Medan, April 2010 Menyetujui Pembimbing,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-I EKSTENSI MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : MELANI C. P. SIAHAAN
N I M : 060522144
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PELAKSANAAN PROSEDUR
PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk DSP SEI SIKAMBING
TANGGAL : ……….
KETUA DEPARTEMEN
Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak NIP. 19600302 198601 1 001
TANGGAL : ……….
DEKAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-I EKSTENSI MEDAN
TELAH DIUJI PADA TANGGAL
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“Analisis Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing”
adalah benar hasil kerja saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipulikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Ekstensi S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 07 April 2010 Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa Sorgawi, Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan anugerah serta kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan judul “Analisis Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing”, guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, yang disebabkan keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan penulis baik mengenai materi, teknik penyusunan maupun hasil analisisnya. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis menerima setiap saran dan kritik dari pembaca untuk penyempurnaan pada masa yang akan datang.
Adapun skripsi ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala dukungan, tenaga, pemikiran, materi, semangat dan juga doa dari semua pihak yang membantu selama penulis menjalani masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, kepada :
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Zainal A.T. Silangit, Ak dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding/Penguji I dan II, Bapak Drs. Hotmal Ja’far MM, Ak, selaku Dosen Wali dan seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing serta membantu penulis selama perkuliahan.
5. Bapak Gunung Simarmata, selaku Pimpinan Cabang, Ibu Dewi Sartika selaku Credit Officer, Bapak Bambang Handoko selaku Operational Officer serta seluruh Pegawai PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan keterangan dan data yang diperlukan selama penulis melakukan penelitian guna menyusun skripsi ini.
Akhirnya dengan kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini.
Medan, 07 April 2010 Penulis,
ABSTRAK
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit guna mengangkat taraf hidup masyarakat banyak.
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh dan mengetahui bagaimana pelaksanaan prosedur memberikan kredit modal kerja pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing dalam menentukan kriteria layak atau tidaknya calon debitur atau nasabah yang menerima kredit modal kerja dari bank. Kredit Modal Kerja adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai dengan barang tersebut terjual.
Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menganalisis data dengan menggunakan metode deskriptif. Metode Analisis Deskriptif yaitu metode dimana data-data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, dan diinterprestasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya tentang perusahaan yang diteliti. Jenis data yang digunakan yaitu Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian di lapangan dalam hal ini adalah PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing secara langsung melalui teknik wawancara. Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah diolah seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi, laporan keuangan nasabah.
Setelah melakukan penganalisaan, dapat disimpulkan bahwa sistem pemberian kredit pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing belum sepenuhnya sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP).
Saran-saran yang dapat dikemukakan antara lain sebaiknya para Sales Officer perlu memperhatikan pengisian aplikasi pinjaman dan peninjauan langsung terhadap perkembangan usaha calon debitur untuk mengurangi terjadinya resiko kredit macet.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kredit ... 7
1. Pengertian dan Jenis Kredit ... 7
2. Tujuan dan Fungsi Kredit ... 12
B. Kredit Modal Kerja ... 16
C. Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja ... 19
2. Analisis dan Evaluasi Kredit Modal Kerja ... 21
3. Negosiasi Kredit Modal Kerja ... 36
4. Rekomendasi Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja ... 37
5. Keputusan Permohonan Kredit Modal Kerja .. 38
D. Hubungan Akuntansi Dengan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja ... 39
E. Kerangka Konseptual ... 42
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 44
B. Jenis Data ... 44
C. Teknik Pengumpulan Data ... 44
D. Metode Penganalisaan Data ... 45
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN A. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing ... 46
1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 46
2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 49
3. Jenis-jenis Kredit ... 54
4. Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja ... 54
b. Analisis dan Evaluasi Kredit Modal
Kerja ... 56 c. Perhitungan Kebutuhan Kredit Modal
Kerja ... 61 d. Rekomendasi Keputusan Pemberian
Kredit Modal Kerja ... 62 e. Keputusan Permohonan Kredit Modal
Kerja ... 64 B. Analisis Hasil Penelitian ... 66 1. Analisis Terhadap Struktur Organisasi ... 66 2. Analisis Terhadap Pelaksanaan Prosedur
Pemberian Kredit Modal Kerja ... 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 71 B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman Lampiran i Struktur Organisasi PT. Bank Danamon Indonesia,
Tbk DSP Sei Sikambing ... 75
Lampiran ii Formulir Aplikasi Pinjaman ... 76
Lampiran iii Laporan Penilaian Debitur dan Usaha – CO ... 77
Lampiran iv Laporan Pemeriksaan Jaminan ... 79
ABSTRAK
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit guna mengangkat taraf hidup masyarakat banyak.
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh dan mengetahui bagaimana pelaksanaan prosedur memberikan kredit modal kerja pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing dalam menentukan kriteria layak atau tidaknya calon debitur atau nasabah yang menerima kredit modal kerja dari bank. Kredit Modal Kerja adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai dengan barang tersebut terjual.
Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menganalisis data dengan menggunakan metode deskriptif. Metode Analisis Deskriptif yaitu metode dimana data-data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, dan diinterprestasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya tentang perusahaan yang diteliti. Jenis data yang digunakan yaitu Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian di lapangan dalam hal ini adalah PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing secara langsung melalui teknik wawancara. Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah diolah seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi, laporan keuangan nasabah.
Setelah melakukan penganalisaan, dapat disimpulkan bahwa sistem pemberian kredit pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing belum sepenuhnya sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP).
Saran-saran yang dapat dikemukakan antara lain sebaiknya para Sales Officer perlu memperhatikan pengisian aplikasi pinjaman dan peninjauan langsung terhadap perkembangan usaha calon debitur untuk mengurangi terjadinya resiko kredit macet.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semua perusahaan ingin sekali maju dan berkembang. Setiap perusahaan tidak semuanya memiliki modal kerja yang cukup untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan yang didirikannya tersebut, ditambah lagi dengan kondisi perekonomian yang tidak menentu yang mengakibatkan laju laba dan rugi pada perusahaan tidak stabil. Di kawasan Asia Tenggara dampak krisis ini sangat terasa sekali, terlebih-lebih di negara Indonesia, terbukti dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang tidak berdaya lagi untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya yang akhirnya harus gulung tikar.
mengembalikan pokok dan bunga pinjaman dari kreditur oleh karena hempasan badai moneter yang menggoncang sendi-sendi bisnis.
Perkembangan perekonomian di negara Indonesia perlahan-lahan mulai membaik yang ditandai dengan terus membaiknya sektor finansial, dimana tren peningkatan indeks bursa, suku bunga secara konsisten terus menurun serta kurs mata uang rupiah relatif stabil dengan kecenderungan terus menguat. Hendaklah disadari bahwa pembenahan untuk menata dan menumbuh kembangkan perekonomian yang kokoh dan dinamis, dimulai dari dunia sektor perbankan. Dunia perbankan khususnya bank umum merupakan mitra usaha yang sangat penting bagi perusahaan-perusahaan industri dagang ataupun jasa non keuangan lainnya. Perbankan merupakan salah satu lembaga yang digunakan oleh pemerintah untuk menunjang program pembangunan sebagai sumber pendanaan bagi badan-badan usaha dalam meningkatkan produktivitasnya. Alasan mengapa perusahaan-perusahaan ingin meminjam pada bank umum saja karena tingginya tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan oleh bank lain.
merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian dan perdagangan suatu negara.
Kredit mempunyai suatu kedudukan yang sangat istimewa terlebih untuk negara yang sedang berkembang, sebab tingkat atau volume permintaan dana jauh lebih besar dari penawaran dana yang ada di masyarakat maka kredit tersebut merupakan salah satu sumber dana yang penting bagi modal kerja usaha dari setiap jenis kegiatan bisnisnya bagaikan darah bagi mahluk hidup. Pemberian kredit merupakan suatu proses yang membutuhkan pertimbangan analisis yang baik dari pemimpin bank. Jaminan atas kredit yang dipinjam oleh nasabah sering menjadi masalah. Kemungkinan kerugian yang diderita bank sebagian akibat debitur atau nasabah tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pertimbangan dan analisis tersebut sangat dipengaruhi oleh ketentuan dan kebijaksanaan dari kantor pusat bank itu sendiri. Pada dasarnya sebelum memberikan kredit seorang pemimpin diberi wewenang untuk memutuskan pemberian kredit, selalu memperhatikan beberapa faktor sebagai bahan pertimbangan. Faktor-faktor tersebut seperti besarnya jumlah kredit yang diminta, tujuan penggunaan kredit, kelayakan usaha calon debitur, bentuk dan nilai jaminan yang diberikan serta beberapa pertimbangan lainnya yang diperlukan.
hidup masyarakat banyak. Melalui kegiatan perkreditan maka bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem bagi semua sektor perekonomian. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing menghadapi masalah yakni banyak nasabah yang mengajukan permohonan kredit modal kerja ternyata tidak layak diberikan kredit modal kerja.
Hal-hal inilah yang menyebabkan penulis tertarik untuk membahas dan menganalisis masalah prosedur pelaksanaan pemberian kredit modal kerja pada bank yang menuangkan hasilnya dalam sebuah karya ilmiah dengan judul : “Analisis Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing”.
B. Perumusan Masalah
Untuk lebih memperjelas permasalahan yang dijadikan sebagai dasar menulis skripsi ini, penulis mencoba untuk merumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut : “Apakah pelaksanaan prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing telah dilaksanakan sesuai dengan SOP (Standard Operational Procedure) untuk menentukan kriteria layak atau tidaknya calon debitur atau nasabah menerima kredit modal kerja yang diberikan oleh bank?”
C. Tujuan Penelitian
Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing dalam menentukan kriteria layak atau tidaknya calon debitur atau nasabah menerima kredit modal kerja dari bank.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah :
1. penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan dengan membandingkan antara teori-teori yang dipelajari di bangku perkuliahan dengan praktek yang akan dihadapi dalam dunia kerja,
2. penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan atau masukan yang berkaitan dengan pelaksanaan prosedur pemberian kredit modal kerja bagi bank,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kredit
1. Pengertian Dan Jenis Kredit
Pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti kata Kredit yang berasal dari bahasa Yunani
Credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa Latin Creditum
yang berarti kepercayaan akan kebenaran.
Pemberian kredit melibatkan 2 pihak yang berkepentingan langsung yaitu pihak yang kelebihan uang disebut dengan pemberi kredit dan yang membutuhkan uang disebut penerima kredit. Berarti pihak yang berkelebihan uang memberikan uang (prestasi) kepada pihak yang memerlukan uang dan pihak yang memerlukan uang berjanji akan mengembalikan uang tersebut dalam suatu waktu di masa yang akan datang sesuai dengan perjanjian.
Menurut Mahmoeddin (2004 : 2) :
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (Irmayanto, 2004 : 74)
Ada keterkaitan antara faktor waktu pemberian prestasi dan penerimaan kembali prestasi tersebut. Dengan demikian dalam kredit terkandung juga pengertian degree of risk yaitu suatu tingkat resiko tertentu oleh karena pelepasan kredit mengandung suatu resiko bagi pemberi kredit. Berdasarkan uraian di atas maka unsur-unsur dalam kredit adalah : kepercayaan, waktu, resiko, dan prestasi.
a. Kepercayaan
Keyakinan pemberi kredit bahwa prestasi (uang, jasa atau barang) yang diberikan akan diterima kembali di masa waktu tertentu yang akan datang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati diantara kedua belah pihak.
b. Waktu
Pemberian kredit dan kontraprestasi dibatasi oleh masa atau waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
c. Resiko
Kemungkinan resiko yang akan terjadi selama jangka waktu antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut.
d. Prestasi
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kredit dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh barang atau jasa dengan memberikan janji akan membayar kembali dengan uang atau barang pada waktu yang ditentukan.
Jenis-jenis Kredit
Menurut Kasmir (2003 : 109) jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat melihat dari berbagai segi antara lain :
a. kegunaan, b. tujuan kredit, c. jangka waktu, d. jaminan, e. sektor Usaha.
ad. a. Berdasarkan kegunaan terdiri dari : kredit modal kerja dan kredit investasi.
1) Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
ad. b. Berdasarkan tujuan kredit terdiri dari : kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit perdagangan.
1) Kredit produktif merupakan kredit yang digunakan untuk
peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
2) Kredit konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk
dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena
digunakan atau dipakai seseorang atau badan usaha.
3) Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk
kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan, yang pembayarannya diharapkan dari penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada
supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli
barang dalam jumlah tertentu.
ad. c. Berdasarkan jangka waktu terdiri dari : kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, dan kredit jangka panjang.
1) Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka
waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan
biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
2) Kredit jangka menengah merupakan kredit yang jangka
dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank mengklasifikasikan kredit jangka menengah menjadi kredit
jangka panjang.
3) Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa
pengembaliannya lebih dari 3 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan
karet, kelapa atau manufaktur dan juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
ad. d. Berdasarkan Jaminan terdiri dari : kredit dengan jaminan dan kredit tanpa jaminan.
1) Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan
dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud ataupun barang tidak berwujud. Artinya setiap
kredit yang disalurkan akan dilindungi senilai jaminan yang
diberikan calon debitur.
2) Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan
melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank bersangkutan.
ad. e. Berdasarkan sektor usaha terdiri dari : kredit pertanian, kredit peternakan, kredit industri kredit pertambangan, kredit
1) Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
2) Kredit peternakan merupakan kredit yang diberikan untuk jangka waktu relatif pendek, misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti kambing atau sapi.
3) Kredit industri merupakan kredit yang membiayai industri pengolahan baik industri kecil, menengah dan besar.
4) Kredit pertambangan merupakan jenis kredit untuk usaha tambang, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau tambang timah.
5) Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana prasarana pendidikan.
6) Kredit profesi merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter atau pengacara. 7) Kredit perumahan merupakan kredit untuk membiayai
pembangunan atau pembelian perumahan. 8) Dan sektor-sektor usaha lainnya.
2. Tujuan dan Fungsi Kredit a. Tujuan Kredit
yang saling berhubungan atas pemberian kredit ini yaitu :
Profitability dan Safety. Profitability merupakan tujuan untuk
memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang dinikmati dari pemungutan bunga. Safety merupakan keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin.
Dalam kehidupan perusahaan belakangan ini sepertinya hampir tidak ada perusahaan yang tidak menikmati kredit. Karena itu
pemerintah telah menunjuk lembaga keuangan yang diberi tugas dan
kepercayaan untuk menyalurkan kredit kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Lembaga ini tidak lain adalah bank. Bank selaku lembaga kredit melepaskan uangnya untuk kedua tujuan tersebut di
atas. Demikian juga untuk mencapai tujua dimaksud, berbagai kegiatan bank untuk menjamin rentabilitas serta penjagaan likuiditas
perlu dilakukan dengan cermat.
Tujuan pemberian suatu kredit adalah :
1) turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan,
2) meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan
fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat,
b. Fungsi Kredit
Fungsi kredit menurut Kasmir (2003 : 107) : 1) untuk meningkatkan daya guna modal,
2) untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, 3) untuk meningkatkan daya guna barang,
4) untuk meningkatkan peredaran barang, 5) sebagai alat stabilitas ekonomi,
6) untuk meningkatkan kegairahan berusaha, 7) untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, 8) untuk meningkatkan hubungan internasional.
ad. 1) Untuk meningkatkan daya guna modal (uang)
Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, deposto ataupun tabungan. Uang tersebut dalam prestasi tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitasnya. Dengan demikian dana mengendap di bank tidaklah idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
ad. 2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
ad. 3) Untuk meningkatkan daya guna barang
Produsen dengan bantuan kredit dapat memproduksi bahan mentah menjadi barang jadi sehingga utilitas bahan tersebut meningkat.
ad. 4) Untuk meningkatkan peredaran barang
Dengan peningkatan daya guna barang yang baik maka peredaran akan barang yang masuk dan barang yang keluar akan meningkat pula.
ad. 5) Sebagai alat stabilitas ekonomi
Stabilitas ekonomi diarahkan kepada usaha-usaha seperti pengendalian inflasi, peningkatan eksport, rehabilitas pemasaran dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. ad. 6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Setiap manusia akan selalu melakukan kegiatan ekonomi dalam memenuhi kebutuhannya. Kegiatan ekonomi atauusaha akan selalu diimbangi dengan peningkatan modal atau dana. Karena itu pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningkatan usahanya.
ad. 7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
ad. 8) Untuk meningkatkan hubungan internasional
Negara-negara yang kuat ekonominya banyak memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang dalam bentuk bantuan kredit. Melalui bantuan kredit antara negara maka lalu lintas pembayaran internasional dapat terarah dan hubungan perekonomian secara perdagangan dapat berjalan dengan lancar.
B. Kredit Modal Kerja
Pengertian kredit modal kerja menurut Dendawijaya (2001 : 27) : “Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan kepada nasabah (debitur) untuk melayani kebutuhan modal kerja debitur”.
kembali ke kas lagi akan tetapi menjadi aktiva tetap yaitu mesin yang dibelinya.
Konsep modal kerja mengandung arti sejumlah dana yang diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan
pengadaan barang maupun proses produksi sampai dengan barang tersebut terjual atau sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang diperlukan
untuk melayani kebutuhan modal kerja debitur.
Dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, pihak
manajemen akan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kontinuitas operasinya tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Menurut Syahyunan (2004 : 40) faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan modal kerja adalah : 1. volume penjualan,
2. besar kecilnya skala usaha perusahaan, 3. aktivitas perusahaan,
4. perkembangan teknologi,
5. sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas.
ad. 1. Volume penjualan
ad. 2. Besar kecilnya skala usaha perusahaan
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar sangat berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebh luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung hanya pada beberapa sumber saja.
ad. 3. Aktivitas perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual.
ad. 4. Perkembangan teknologi
Ad. 5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup. Adapun tujuan yang diberikan kredit modal kerja adalah untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan kuantitatif produksi dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan peningkatan kualitatif dimaksudkan untuk meningkatkan mutu atau kualitas produk yang dihasilkan.
C. Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian fasilitas kredit modal kerja antara lain :
1. fasilitas kredit modal kerja tidak ada yang bersifat terus menerus sehingga harus sudah dipastikan jangka waktu pelunasan kreditnya sesuai dengan perhitungan dan proyeksi cash flownya,
3. terhadap fasilitas kredit modal kerja secara selektif dapat diberikan fasilitas cerukan kredit (over dreft). Fasilitas cerukan mengandung resiko yang sama dengan fasilitas kredit, oleh karena itu pemberiannya harus didasarkan penilaian aspek-aspek kredit 5 “C”,
4. fasilitas kredit modal kerja dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang merupakan satu kesatuan yang artinya dimungkinkan seseorang pemohon kredit mendapat fasilitas kredit modal kerja,
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antara yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan hanya terletak dari bagaimana tujuan bank tersebut serta persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing.
Prosedur pemberian kredit modal kerja meliputi : 1. pengajuan permohonan kredit modal kerja, 2. analisis dan evaluasi kredit modal kerja, 3. negoisasi kredit modal kerja,
4. rekomendasi keputusan pemberian kredit modal kerja, 5. keputusan permohonan kredit modal kerja.
1. Pengajuan Permohonan Kredit Modal Kerja
Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank dimana calon debitur mengajukan permohonan kredit modal kerja secara tertulis. Yang perlu diperhatikan dalam permohonan kredit modal kerja hendaknya yang berisi keterangan tentang :
toko), susunan pengurusan, perkembangan serta wilayah pemasaran produk,
b. tujuan permohonan kredit, jumlah kredit yang diinginkan, jenis kredit, objek yang dibiayai secara tegas menguraikan komponan modal kerja yang diusulkan (piutang usaha, persediaan, dan sebagainya) serta jangka waktu kredit,
Persyaratan pengajuan kredit modal kerja : 1) calon debitur mempunyai usaha yang layak dibiayai,
2) calon debitur mengajukan surat permohonan kredit modal kerja, 3) terdapat identitas calon debitur meliputi copy bukti diri, copy surat
kewarganegaraan atau surat keterangan ganti nama, pas foto calon debitur, identitas calon debitur lainnya,
4) mempunyai identitas usaha sesuai bidang usahanya meliputi : akta pendirian perusahaan, copy bukti SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), TDP (Tanda Daftar Perusahaan), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), SKU (Surat Keterangan Usaha),
5) bukti kepemilikan agunan, 6) laporan keuangan calon debitur.
2. Analisis dan Evaluasi Kredit Modal Kerja
kunjungan ke lokasi calon debitur secara on the spot, wawancara dengan pihak lain yang mengetahui karakter serta usaha calon debitur, peyelidikan tentang tujuan penggunaan kredit modal kerja, kunjungan ke lokasi agunan calon debitur untuk mengetahui kebenarannya dan menilai agunan, penilaian atas legalitas usaha dan sebagainya.
Prinsip-prinsip Perkreditan
Menurut Abdullah (2005 : 92) prinsip perkreditan dikenal dengan konsep “5C” yaitu :
a. character (watak), b. capacity (kapasitas), c. capital (modal), d. condition (kondisi), e. collateral (jaminan).
a. Character
Analisis yang dilakukan terhadap pribadi nasabah secara individu ataupun pengurus dari suatu badan usaha seperti : sifat-sifat pribadi, gaya hidup (life style). Kebiasaan-kebiasaan dan kemauan serta niat baik nasabah untuk memenuhi kewajiban kelak (willingness to pay). Atau dengan kata lain bank melakukan penilaian untuk mengetahui apakah pemohon kredit ada kemauan membayar hutang jika permohonannya terkabul dan kemungkinan atau profitabilitas dari debitur secara jujur berusaha memenuhi kewajiban.
b. Capacity
Analisis ini bertujuan mengukur tingkat kemampuan calon debitur dalam mengelola kredit yang diberikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Aspek manajemen
spesifik, merumuskan strategi yang diperlukan untuk mencapai sasaran, menetapkan strategi secara efektif dan efisien serta melakukan evaluasi dan pengendalian.
2) Analisis produksi
Analisis aspek produksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemohon untuk berproduksi/berdagang secara berkesinambungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : a) Bagaimana proses produksi, kapasitas mesin terpasang dan
terpakai, tahun buatan mesin dan peralatan kerja, tingkat teknologi, pengelolaan limbah, kualitas produksi serta terjaminnya sumber energi.
b) Bagaimana pengadaan bahan baku, lokasi pabrik, pengendalian persediaan serta analisis mengenai dampak lingkungan.
3) Aspek pemasaran
Tujuan analisis terhadap aspek pemasaran adalah untuk menilai kemampuan pemohon dalam memasarkan produknya.
4) Aspek personalia
tenaga kerja, organisasi kerja, tingkat keahlian manajer dan tenaga pelaksana serta gaya manajemen.
5) Aspek finansial
Menurut Jusuf (2005 : 75) metode yang biasa digunakan pihak bank (account officer) dalam menganalisis laporan keuangan calon debitur adalah :
a) analisis perbandingan, b) analisis rasio,
c) analisis sumber-sumber dan penggunaan dana.
ad. a) Analisis perbandingan
Menurut Harahap (1999 : 227) :
Analisis perbandingan adalah metode analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan yang terdiri dari dua periode atau lebih untuk menunjukkan kenaikan atau penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk angka atau rasio. Membandingkan laporan keuangan dapat dilakukan dengan mempergunakan laporan keuangan dari satu perusahaan yang terdiri dari beberapa periode atau membandingkan laporan keuangan dari beberapa perusahaan untuk tahun yang sama.
dengan pos yang lainnya. Analisis horizontal yaitu membandingkan pos-pos laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.
ad. b) Analisis rasio
Pihak bank memperhatikan secara cermat rasio keuangan usaha calon debitur selama minimal 2 (dua) periode terakhir. Rasio keuangan yang perlu diperhatikan :
Menurut Van Horne dan Wachowicz, Jr (2005 : 205) : (1) rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (maksimal satu tahun) dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki,
(2) rasio aktivitas juga disebut sebagai rasio efisiensi atau perputaran, mengukur beberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya,
(3) rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Bersama-sama rasio-rasio ini akan menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan,
(4) rasio leverage (utang) keuangan dimana menilai dan sejauhmana kemampuan perusahaan dalam menggunakan uang yang dipinjam,
(5) rasio cakupan (coverage ratio) cakupan didesain untuk menghubungkan berbagai beban keuangan perusahaan dengan kemampuannya untuk melayani atau membayarnya.
(1) Rasio Likuiditas (a) Current Ratio
perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
(b) Quick Ratio/Acid Test Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid menutupi hutang lancar. Persediaan dianggap kurang likuid karena memerlukan waktu untuk direalisasikan. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan minimal 35 % baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik.
Rumusnya adalah :
(c) Net Working Capital
Rasio ini digunakan untuk menghitung beberapa kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Jumlah
net working capital ini akan lebih berguna untuk
perbandingan dengan perusahaan lain. Tidak jarang terjadi apabila perusahaan bermaksud untuk mencari pinjaman jangka panjang, maka kreditur jumlah minimum net working capital yang harus tetap dipertahankan. Hal ini digunakan untuk memaksa perusahaan agar tetap mempertahankan jumlah
operating liquidity pada tingkat tertentu serta untuk
menjamin pinjaman yang dilakukan perusahaan. Perbandingan net working capital dari tahun ke tahun juga bisa memberikan gambaran tentang jalannya perusahaan. Jumlah net working capital yang semakin besar menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi pula.
(2) Rasio Aktivitas
(a) Days of Receivable (DOR)
Rumusnya adalah :
Rasio ini menunjukkan periode perputaran persediaan barang berada di gudang.
Rumusnya adalah :
Rasio ini menunjukkan jangka waktu yang diperlukan untuk membayar hutang dagang.
Rumusnya adalah :
(3) Rasio Profitabilitas (a) Net Profit Margin
Rumusnya adalah :
Evaluasi terhadap return on assets dilakukan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva yang dimiliki berkaitan dengan perolehan laba. Return on assets pada periode terakhir harus mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik.
Rumusnya adalah :
Rasio ini menunjukkan besarnya modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan lebih besar dari 35 % baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik.
(5) Rasio Cakupan (Coverage Ratio)
Rasio Cakupan Bunga (Interest Coverage Ratio)
Rasio ini hanyalah rasio laba sebelum bunga dan pajak untuk periode pelaporan tertentu dengan jumlah beban bunga untuk tiap periode.
Rumusnya adalah :
ad. c) Analisis Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Menurut Jopie Jusuf (2005 : 99) :
Laporan sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting artinya bagi bank dalam menilai permohonan
kredit yang diajukan kepadanya untuk mengetahui
bagaimana perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya.
Capacity menurut bank menilai pengalaman debitur dalam
menjalankan usahanya yang berhubungan dengan pendidikan, pengalaman berusaha, observasi perusahaan,
penyesuaian diri dengan perekonomian dan ketentuan perusahaan, bank melakukan ini untuk mengetahui apakah
debitur mampu mengelola dengan baik dana kredit yang akan diberikan.
c. Capital merupakan penilaian modal diukur dari posisi keuangan
perusahaan secara umum. Penilaian terhadap permodalan tidak
hanya dilihat dari besar kecilnya modal tersebut melainkan juga bagaimana modal tersebut ditempatkan oleh pengusaha. Bank akan menilai apakah pengaturan modal berjalan secara efektif sehingga
kredit digunakan untuk membiayai kekurangan usaha debitur, selain itu untuk mengetahui besar modal sendiri yang tertanam pada
Analisis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan usaha calon debitur untuk mendukung pembiayaan dengan modalnya sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) besar dan komposisi modal sebagaimana dicantumkan dalam akte pendirian perusahaan dan perubahannya,
2) perkembangan profitabilitas usaha selama minimal dua periode terakhir. Tinggi rendahnya profitabilitas mencerminkan tinggi rendahnya kemampuan modal sendiri dan laba,
3) angka Debt to Equity Ratio harus dianalisis lebih lanjut dengan melihat komposisi hutang yang ada, baik hutang jangka pendek atau jangka panjang.
d. Condition of Economy
Analisis ini bertujuan untuk melihat kondisi perekonomian secara umum serta kondisi pada sektor usaha calon debitur. Keadaan perdagangan serta persaingan di lingkungan sektor usaha calon debitur, sehingga kredit yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya.
tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban.
e. Collateral
Setiap pemberian kredit harus disertai dengan jaminan fisik yang
jumlah dan nilainya harus dapat menjamin jumlah kredit, bilamana terjadi suatu kemacetan nantinya. Jaminan kredit ini harus
benar-benar dapat dikuasai serta diyakini kebenar-benaran status pemiliknya. Menurut Jusuf (2003 : 97) jaminan yang umumnya dapat diterima
oleh bank adalah : 1) uang tunai,
2) deposito berjangka/sertifikat deposito/tabungan/giro, 3) logam mulia,
4) bank garansi,
5) tanah dan bangunan, 6) kendaraan,
7) mesin-mesin dan peralatan, 8) kapal laut,
9) persediaan barang, 10) piutang dagang.
Collateral juga merupakan jaminan kredit mempertinggi tingkat
keyakinan bank bahwa debitur dengan usaha mampu melunasi kredit. Agunan merupakan jaminan tambahan jika bank menganggap
aspek-aspek yang mendukung usaha debitur lemah. Jaminan berupa harta benda milik debitur atau pihak lain yang menjamin yang diikat
Penilaian pemberian kredit berdasarkan prinsip “7P” yaitu : a. personality
Penilaian berdasarkan pada kepribadian debitur seperti riwayat hidup, sikap, emosi dan tindakan dalam menghadapi suatu masalah serta hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian debitur, b. party
Mengklasifikasikan debitur ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya sehingga debitur dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda,
c. purpose
Mencari data untuk mengetahui tujuan debitur dalam mengambil kredit. Tujuan pengambilan kredit dapat beranekaragam, sebagai contoh modal kerja, investasi, konsumtif, produktif, dan sebagainya, d. prospect
Menilai usaha debitur di masa yang akan datang, apakah keuntungan atau tidak hal ini dapat diketahui dari perkembangan usaha debitur masa lalu dan perkiraan masa mendatang dari laporan keuangan perusahaan dalam laoran laba atau rugi,
e. payment
sumber lain sehngga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktuserta jumlah,
f. profitability
Menganalisis kemampuan debitur dalam memperoleh laba. Tingkat profitabilitas diukur dari suatu periode ke periode lain, sama atau semakin meningkat dan jika akan diberikan kredit maka profitabilitas usaha debitur akan menjadi lebih menguntungkan atau tidak,
g. protection
Tujuannya adalah menjaa agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan baik berupa jaminan barang atau asuransi.
3. Negoisasi Kredit Modal Kerja
Kemudian setelah melakukan analisis dan evaluasi maka Account Officer perlu melakukan negosiasi dengan debitur. Negosiasi yang dilakukan dalam rangka mencapai kesepakatan mengenai jumlah kredit, struktur dan tipe kredit, kelengkapan dokumen serta syarat dan ketentuan kredit yang harus dipenuhi debitur. Negosiasi dapat dilakukan dalam berbagai sarana antara lain : telepon, faksimili, e-mail dan dapat dituangkan dalam bentuk notulen, dituangkan langsung dalam memorandum analisis kredit atau catatan lainnya.
lain identitas pemohon, jumlah pinjaman, keperluan, jenis pinjaman, jangka waktu, suku bunga, provisi, denda, agunan, asuransi, klausula positif atau affirmative covenant (syarat yang harus dilakukan), klausula negatif atau negative covenant (syarat yang tidak boleh dilakukan), dan syarat-syarat kedit lainnya.
Manajer pemasaran mengevaluasi tipe, struktur, dan syarat kredit yang direkomendasikan oleh Account Officer. Jika manajer pemasaran ingin menambahkan beberapa syarat kredit dalam rangka meminimalkan resiko harus mendiskusikan terlebih dahulu dengan Account Officer.
4. Rekomendasi Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja
Rekomendasi pemberian keputusan kredit modal kerja merupakan suatu kesimpulan dari hasil analisis dan evaluasi. Rekomendasi pemberian keputusan kredit harus dibuat secara tertulis oleh Account
Officer dalam memorandum analisis kredit modal kerja dan disampaikan
kepada pimpinan cabang yang berwewenang. Dalam rekomendasi harus secara jelas menguraikan kelemahan dan kekuatan yang akan mempengaruhi kemampuan debitur dalam membayar kembali kreditnya baik dengan dana yang berasal dari hasil usaha yang dibiayai (first way
out) maupun dari sisi agunan kreditnya (second way out). Permohonan
dipertimbangkan untuk disetujui (rekomendasi tolak), tidak perlu dilengkapi dengan struktur, type, syarat dan ketentuan kredit.
Dalam pembuatan rekomendasi kredit, Account Officer harus memastikan bahwa telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur. Untuk kredit yang lebih kompleks dapat dimintakan pendapat ahli hukum. Kemudian fungsi Administrasi Kredit mencatat dalam Register Permohonan Kredit kemudian meneruskan paket kredit tersebut kepada pimpinan cabang.
5. Keputusan Permohonan Kredit Modal Kerja
Keputusan pemberian kredit harus dilakukan oleh pimpinan cabang atau pihak yang berwenang sesuai keputusan Delegasi Wewenang Kredit dan klasifikasi warna kreditnya serta dilakukan secara tertulis dengan membubuhkan tanda tangannya pada formulir putusan kredit. Putusan kredit modal kerja harus dinyatakan secara tertulis dalam formulir putusan kredit modal kerja yang memuat antara lain :
a. struktur dan tipe kredit,
b. syarat dan ketentuan kredit modal kerja lainnya,
c. ketentuan-ketentuan lain yang harus dilakukan bank dalam rangka pembinaan nasabah.
administrasi kredit mencatat pada register putusan kredit. Fungsi administrasi kredit menerima paket putusan kredit dari pimpinan cabang selanjutnya menyiapkan surat penolakan atau surat penawaran putusan kredit yang akan ditujukan kepada calon debitur.
D. Hubungan Akuntansi Dengan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi keuangan tentang suatu entitas ekonomi yang akan dipergunakan sebagai media pertanggungjawaban baik kepada pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan untuk menetapkan berbagai kebijakan yang berhubungan erat dengan kegiatan operasional perusahaan dan pengambilan keputusan yang tepat bagi pihak yang berkompeten di luar perusahaan seperti pemegang saham, pemerintah, investor, kantor pajak, dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan akan hal itu.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis pemberian kredit yaitu aspek keuangan, yang bertujuan untuk mengetahui posisi dan keadaan keuangan calon debitur, baik pada saat sekarang maupun prospek keuangan debitur untuk masa yang akan datang apakah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh pemegang otoritas dan pembuat kebijakan.
Informasi ini dapat diperoleh melalui penganalisisan aspek keuangan calon debitur yang terdiri dari :
1. laporan keuangan : neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan pada laporan keuangan,
2. rencana volume produksi dan target penjualan yang akan dicapai serta biaya-biaya akomodasi,
3. rencana pemasaran dari hasil produksi usaha debitur,
4. rencana kegiatan usaha debitur di depan baik investasi maupun perluasan kegiatan usaha dengan jumlah kebutuhan dana,
5. dan unsur-unsur lain yang dianggap perlu.
Laporan keuangan calon debitur adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang suatu entitas ekonomi yang akan dipergunakan sebagai media pertanggungjawaban dan salah satu dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi pihak yang berkompeten di luar perusahaan, termasuk pihak bank dalam hal ini yang akan mencairkan kredit. Laporan keuangan terdiri dari :
perbandingan antara harta dan kewajiban (current rasio) yang dimiliki oleh perusahaan debitur, sebab perbandingan ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) bagi kreditor untuk melihat kemampuan perusahaan calon debitur dalam membayar kewajibannya. Sudah tentu dengan diketahuinya perbandingan ini oleh bank, maka bank dapat memprediksikan ke depan tentang hal apa perlu dilakukan apabila kelak perusahaan yang dibiayai dengan kredit ini mengalami kegagalan dalam menyelesaikan kewajibannya, apakah memungkinkan harta ini dapat mengcover seluruh nilai kredit yang telah diberikan.
b. Laporan laba rugi merupakan laporan yang berisikan tentang penghasilan utama, pendapatan lain-lain dari kegiatan usaha calon debitur dan biaya operasional serta biaya lain-lain yang berhubunan dengan kegiatan usaha calon debitur. Hasil akhirnya akan menunjukkan laba atau rugi dari hasil kegiatan operasional perusahaan calon debitur. Dengan bank mengetahui apakah usaha calon debitur laba atau rugi maka pihak bank dapat mengambil kebijaksanaan secara tepat apakah berhak diberikan kredit atau tidak. Kalau diasumsikan bahwa perusahaan calon debitur menghasilkan laba, maka dengan ini bank bisa memperkirakan seberapa besar kredit yang wajar diberikan sesuai dengan kemampuan usaha debitur dengan menghasilkan laba.
debitur dalam mengelola keuangan perusahaan apakah terjadi pemborosan atau berjalan efisien. Sebab andaikan diberikan kredit bank dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa manajemen perusahaan debitur memiliki profesionalisme yang memadai dalam mengelola perusahaan tersebut sehingga kredit yang diberikan dapat dikembalikan dengan baik, tepat pada waktunya.
d. Likuiditas menunjukkan tentang kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan dimaksud untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih, sekaligus pihak bank dapat memastikan bahwa perusahaan calon debitur tersebut dalam keadaan likwid.
e. Solvabilitas menunjukkan tentang kemampuan perusahaan calon debitur untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis ini sangat penting bagi bank apabila suatu kelak perusahaan calon debitur mengalami kegagalan (wanprestasi) dalam mengembalikan pokok ditambah bunga kredit dari bank. Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya kepada pihak kreditor.
tersebut. Keuntungan yang besar yang termuat dalam laporan laba rugi perusahaan calon debitur tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel, tetapi bagi bank rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.
g. Stabilitas usaha calon debitur dimana merupakan yang diukur dapat mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya ditambah denan beban bunga tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
E. Kerangka Konseptual
Pengajuan kredit modal kerja merupakan langkah awal dalam pemberian kredit modal kerja kepada calon debitur. Dapat dilihat melalui gambar di bawah ini yang merupakan kerangka konseptual.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sales officer melakukan kunjungan pertama kepada calon debitur
dengan tujuan untuk menawarkan produk serta memberika informasi yang lengkap mengenai karakteristik serta keunggulan produk-produk sekaligus mendapatkan informasi mengenai usaha dan pengajuan kredit calon
Kredit Modal Kerja
Prosedur Pemberian
debitur. Sales officer menjelaskan syarat-syarat dan dokumen yang diperlukan untuk setiap pengajuan kredit dari calon debitur, serta meminta calon debitur untuk melengkapi dokumen tersebut. Informasi awal yang dibutuhkan oleh SO meliputi fasilitas kredit yang diajukan, informasi usaha, dan aktivitas keuangan di tempat lain.
Setelah sales officer mendapatkan calon debitur, maka untuk memberikan kredit kepada calon debitur dilakukan prosedur yang berlaku dalam pengajuan kredit. Seleksi awal dilakukan oleh SO, kemudian dilakukan registrasi dan pemeriksaan aplikasi dan data calon debitur oleh
credit officer. Setelah itu dilakukan pemeriksaan dokumen identitas dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode descriptive
studies atau studi deskriptif yang menjelaskan dan menguraikan tentang
sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari suatu objek penelitian yaitu pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian di lapangan dalam hal ini adalah PT Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing secara langsung melalui teknik wawancara.
2. Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah diolah seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi, laporan keuangan nasabah.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik observasi yaitu suatu tinjauan langsung ke tempat perusahaannyang menjadi objek penelitian.
2. Teknik wawancara yaitu teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Penulis melakukan serangkaian tanya jawab atau wawancara secara langsung dengan credit officer serta karyawan-karyawan lainnya.
3. Teknik studi literatur yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan kredit modal kerja.
D. Metode Penganalisaan Data
Setelah data diperoleh, maka penulis melakukan penganalisaan terhadap data-data yang bersangkutan. Adapun metode yang digunakan dalam melakukan penganalisaan ini adalah metode analisa deskriptif yaitu metode dengan menggunakan data-data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, dan diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya tentang perusahaan yang diteliti.
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing 1. Sejarah Singkat Perusahaan
Berdiri sejak tahun 1956, PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk adalah Bank Swasta Nasional terbesar kedua dan termasuk dalam lima besar bank komersial di Indonesia, dengan pangsa pasar sebesar 5 % dari jumlah pinjaman dan deposito bank-bank di Indonesia. Bank Danamon memiliki jaringan distribusi geografi yang terluas dari semua bank di Indonesia dengan 500 kantor cabang, 790 ATM serta didukung oleh lebih dari 13.000 karyawan. Bank Danamon saat ini dikenal sebagai salah satu bank terkemuka di bidang konsumen dan UKM selain melayani nasabah korporasi dan kelembagaan di seluruh Indonesia.
Indonesia hingga tahun 2008 terdapat sekitar 50.000.000 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), namun baru 18.000.000 yang memperoleh fasilitas dan akses layanan perbankan. 10.000.000 – 15.000.000 wirausaha memperoleh pembiayaan usaha berasal dari tengkulak dan kerabat/keluarga. Memahami hal ini sebelumnya, Danamon telah melakukan penelitian dengan mewawancarai 1.000 pengusaha mikro dan kecil di 8 kota besar. Responden mengatakan bahwa bank terlalu rumit dan menakutkan dengan berbagai persyaratan dan proses untuk meminjam uang, selain itu mereka tidak mempunyai waktu datang ke bank karena harus menunggu toko atau kiosnya. Mereka membutuhkan suatu layanan dan persyaratan yang sederhana, proses yang mudah dan cepat, serta kenyamanan transaksi yang dapat dilakukan di tempat usaha mereka. Oleh karena itu, pada tahun 2004 Danamon Simpan Pinjam hadir untuk memberikan layanan secara khusus bagi usaha dengan skala mikro dan kecil.
Danamon Simpan Pinjam melayani berbagai aktivitas usaha mikro dan kecil dalam pembiayaan maupun simpanan. Untuk selalu memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan layanan. Danamon Simpan Pinjam terdiri dari 2 unit layanan bisnis yang telah disesuaikan dengan kebutuhan, sebagai berikut :
a. Unit Pasar Modal
sendiri yang bersifat informal dengan kebutuhan pembiayaan maksimal Rp. 500.000.000,-.
b. Unit Solusi Modal
Fokus melayani individu yang memiliki usaha sendiri yang berada di luar komunitas pasar (di luar pasar modal), dengan target utama para pengecer/retailer. Kebutuhan pembiayaan yang diberikan maksimal Rp. 50.000.000,-.
VISI, MISI dan NILAI VISI
Kita peduli dan membantu jutaan orang mencapai kesejahteraan.
MISI
NILAI
Peduli, jujur, mengupayakan yang terbaik, kerjasama, profesionalisme yang disiplin.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan menggembarkan distribusi tanggung jawab, pembagian kerja, wewenang, otoritas dan akuntabilitas (pertanggungjawaban) seluruh pihak atau departemen dalam satu organisasi. Struktur organisasi merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi, maka dapat diketahui wewenang dan tanggung jawab setiap pihak yang menduduki jabatan tertentu sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
Struktur organisasi PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut :
a. Pimpinan Cabang (Unit Manager)
Berperan sebagai traffic control di unit DSP terhadap aspek
sales, credit, operational, dan collector.
1) Sales
b) memastikan disiplin proses penjualan, dilakukan dengan benar sesuai dengan standar perusahaan,
c) melakukan pembinaan terhadap karyawan guna mendukung pencapaian target,
d) membantu SO membangun jaringan komunitas. 2) Credit
a) melakukan pembinaan dan monitoring guna memastikan inisiasi kredit sesuai dengan kebijakan kredit yang berlaku,
b) menyetujui permohonan kredit untuk nasabah perorangan,
c) memberikan rekomendasi persetujuan kredit untuk permohonan kredit kepada Cluster Manager,
d) bertanggungjawab atas kualitas kredit di unitnya. 3) Operational
a) melakukan pembinaan dan monitoring kepada Teller dan
Operational Officer (OO) dalam menjalankan prosedur
operasional sesuai dengan sistem dan prosedur operasional yang berlaku,
b) bertanggungjawab atas infrastruktur unit DSP dan pemeliharaannya,
4) Collector (penagihan)
melakukan pembinaan dan monitoring guna mengoptimalkan hasil collection dengan memastikan disiplin proses dilakukan dengan benar.
b. Credit Officer bertanggung jawab terhadap :
1) pendaftaran formulir aplikasi permohonan kredit,
2) melakukan proses kredit sesuai dengan kebijakan kredit, 3) penyelidikan informasi negatif calon debitur,
4) membuat rekomendasi persetujuan kredit,
5) mempersiapkan dokumen pengikatan dan proses pencairan kredit,
6) mematuhi prosedur dan kebijakan kredit SEMM (Self
Employed Mass Market).
c. Operational Officer memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1) membantu Unit Manager dalam pelaksanaan rencana kerja tahunan, rencana operasional dan pelayanan dengan mengikuti aturan compliance dan control serta menjalankan dan mengikuti rencana kerja tersebut,
3) melakukan authorized dan pemeriksaan harian untuk beberapa laporan NCBS yaitu : CIF, Pembukaan rekening, Annex file, LOB, Cash Position Report, Non Cash Position Report,
Thumbpad Log, Mobile EDC Log, Neraca, Rugi Laba, LBV
dan Rekening Perantara,
4) bertanggungjawab atas likuiditas kas di Unit, Test Key, Filling dokumen dan perawatan gedung, membuat registrasi dan bertanggungjawab terhadap keberadaan inventaris kantor dan ATK, warkat berharga yang berada di Unit serta memastikan proses CPU dan Collection telah dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku,
5) melakukan maintain debitur lancar dan DPD 1 – 30 setiap hari melalui proses CPU dan Collection yang dilakukan oleh Teller sesuai target dengan memperhatikan strategi yang telah ditetapkan bersama dengan Unit Manager dan membuat prioritas pembagian tugas untuk pencapaiannya.
d. Sales Officer (SO) memiliki tugas dan tanggung jawab sebaf=gai berikut :
1) mencapai target pencairan dan nasabah baru,
2) maintain account nasabah baru 1 tahun sejak dicairkan (setelah 1 tahun diserahkan kepada RO) dengan menjalankan aktivitas
Customer Relationship Management,
3) cross Selling produk funding kepada nasabah,
e. Relationship Officer memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1) mencapai target Top Up (penambahan kredit nasabah),
2) maintain account nasabah baru > 1 tahun sejak dicairkan (kurang dari 1 tahun dimaintain SO) dengan menjalankan aktivitas Customer Relationship Management,
3) cross Selling produk funding kepada nasabah,
4) monitor dan collect pembayaran pinjaman DPD 16 – 30, 5) monitor portfolio pinjaman,
6) collect pembayaran rutin dari nasabah, 7) collect pembayaran tunggakan,
8) mendukung Unit Manager melakukan pemasaran Danamon.
f. Teller
1) Bertanggungjawab penuh terhadap proses pembukaan CIF dan rekening baru nasabah,
2) melayani nasabah dalam melakukan transaksi tunai maupun non tunai dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur yang berlaku,
3) melakukan proses Cash Pick – up dan collection sesuai ketentuan yang berlaku,
4) melakukan pencocokan (rekonsiliasi) serta memastikan semua transaksi sesuai dengan bukti transaksi,
6) cross selling dan menjalankan service excellence,
7) melakukan maintain debitur lancar dan DPD 1 – 30 setiap hari melalui proses CPU dan Collecton sesuai arahan yang sudah ditetapkan oleh OO dan Unit Manager.
3. Jenis-jenis Kredit
Jenis-jenis kredit yang terdapat pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk DSP Sei Sikambing terdiri dari 2 (dua) jenis.
a. Kredit Modal Kerja (KMK)
Kredit Modal Kerja adalah fasilitas kredit untuk keperluan menemukan modal kerja usaha perorangan. Fasilitas ini dapat digunakan untuk pembelian bahan baku, pembelian persediaan barang dagangan, biaya operasional dengan jangka waktu kredit maksimum 48 bulan.
b. Kredit Investasi (KI)
Kredit Investasi adalah fasilitas kredit untuk keperluan pembelian aktiva tetap usaha perorangan/badan hukum, misalnya mesin-mesin, kendaraan dengan jangka waktu kredit maksimum 5 tahun.
4. Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja a. Pengajuan Permohonan Kredit Modal Kerja
Syarat-syarat penerima kredit modal kerja sebagai berikut : 1) Usaha nasabah telah sesuai dengan pasar sasaran yang telah
ditetapkan oleh PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk, yaitu : a) Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia dan
Bank Danamon Indonesia, Tbk.
b) Tidak termasuk dalam debitur pinjaman macet sesuai dengan informasi Bank Indonesia dan Bank Danamon Indonesia, Tbk.
c) Tidak termasuk jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk dibiayai.
2) Usaha nasabah tidak termasuk dalam jenis usaha atau pemberian kredit yang perlu dihindari bersifat spekulatif atau mempunyai resiko tinggi.
3) Tidak melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) data-data yang perlu untuk pengajuan kredit modal kerja perorangan.
a) KTP calon debitur suami dan istri jika telah menikah (debitur yang diperkenankan melakukan pengajuan pinjaman adalah debitur yang usianya minimal 21 tahun atau minimal 18 tahun untuk yang sudah menikah dan maksimal 60 tahun).
b) Kartu Keluarga (calon debitur).
d) WNI (calon debitur, suami/istri jika telah menikah). e) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
f) Legalitas usaha meliputi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau surat keterangan dari Kelurahan tempat usaha.
g) Fotocopy Sertifikat Jaminan yang akan diagunkan untuk mengetahui lokasi, nilai ekonomis serta legalitas jaminan. h) Akta Jual Beli apabila terjadi pergantian pemilik.
i) IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
j) PBB tahun terakhir untuk jaminan yang akan diagunkan guna mengetahui referensi nilai tanah dan bangunan sebagai nilai jual objek pajak.
k) Laporan keuangan 3 bulan terakhir.
b. Analisis dan Evaluasi Kredit Modal Kerja
Jika sales officer dan pimpinan cabang menilai bahwa permohonan kredit modal kerja layak diproses lebih lanjut, maka
sales officer akan menghubungi calon debitur untuk menentukan
kapan akan dilakukan peninjauan langsung ke lokasi usaha dan lokasi jaminan.
1) Benda Bergerak
Kendaraan bermotor yang memiliki nilai marketability. Marketability adalah kekuatan barang jaminan itu untuk dijual atau dipasarkan. Bila marketability-nya lemah tentu nilainya akan turun.
2) Benda Tidak Bergerak
Tanah dan bangunan status hak atas tanahnya adalah Hak Milik, Hak Guna Bangunan.
Syarat-syarat agunan yang dijadikan sebagai jaminan kredit : a) mempunyai nilai ekonomis (dapat diperjualkan secara umum
dan jelas) dan marketability,
b) nilai agunan harus lebih besar dari jumlah kredit yang diberikan, c) agunan tersebut tidak berada dalam persengketaan dengan pihak
lain,
Laporan keuangan calon debitur beserta analisis yang dilaksanakan oleh pihak bank pada permohonan kredit modal kerja baru disajikan berikut ini :
a. Identitas
1. Nama pemohon : Darman Girsang, SP
2. Alamat : Jl. Kapten Muslim Gang
Jawa Lorong Pribadi Nomor 18 Medan
3. Jenis usaha : Perdagangan kelapa sawit 4. Permohonan kredit :
Besarnya permohonan : Rp. 80.000.000,-
Objek yang dibiayai : Perdagangan kelapa sawit Alasan permohonan kredit : Untuk tambahan modal kerja
dalam usaha yang dijalankan.
5. Legalitas dan Izin Usaha
KTP No. : xxx
Nomor Akta : xxx
Perizinan :
- SIUP : xxx
- TDP (Tanda Daftar
Perusahaan) : xxx
b. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif yang dilaksanakan pihak PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk terhadap permohonan kredit nasabah terdiri atas 3 (tiga) bagian.
1) Karakter
Reputasi pemohon terhadap mitra bisnis dan lingkungan cukup baik. Karena pemohon tepat waktu dalam memenuhi kewajiban yang diberikan oleh PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk dalam kelengkapan dokumen serta tidak memiliki gaya hidup negatif atau permasalahan pribadi dalam kehidupannya dan juga tidak terdaftar dalam daftar hitam atau kredit macet BI.
2) Kapasitas
Kemampuan pemohon dalam hal melakukan pembayaran sebesar jumlah fasilitas kredit yang akan diajukan. Dalam hal ini kredit analis PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk melihat dari jumlah pendapatan yang diperoleh dari usahanya harus sebanding dengan nilai angsurannya.
3) Jaminan