• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Desain Grafis Dalam Periklanan

Dalam dokumen Efraim Anggara Kartika Aji D 1309038 (Halaman 22-36)

Desain grafis pada perkembangan saat ini sudah sulit terlepas dari kehidupan kita. Setiap kita melihat pesan-pesan iklan diberbagai media yang semuanya menggunakan proses desain grafis. Proses desain grafis adalah suatu tahapan yang didalamnya terdapat komponen yang harus diperhatikan sampai terciptanya suatu kesatuan karya. Komponen desain tersebut adalah ide, fungsi, bentuk media (alat dan bahan), metode (tekhnik).

Karya desain yang akan dibuat pada suatu media cetak harus terlihat indah dan berkualitas. Untuk itu, seorang desainer harus mengeluarkan ekspresinya dan menuangkannya kedalam desain yang akan dibuat tersebut. Selain itu seorang desainer harus dapat menggali ide-idenya dan menerapkannya kedalam desain yang akan dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip desain. Prinsip-prinsip-prinsip desain tersebut adalah : ( Frank Jefkins, 1996:245)

1. Kesatuan, adalah cara pengorganisasian yang membentuk kesatuan diantara unsur-unsur pendukung layout.

commit to user

2. Variasi, dalam suatu layout harus ada suatu perubahan dan pengkontrasan seperti menggunakan jenis huruf tebal (bold) dan medium, atau juga memanfaatkan ruang kosong dalam keseluruhan layout.

3. Keseimbangan, suatu keseimbangan dalam layout iklan dapat dicapai bila unsur-unsurnya disusun secar sepadan, serasi dan selaeras atau dengan pengertian lain jika bobot setiap elemen layout itu telah diorganisir menghasilakn kesan yang mantap. Terdapat dua jenis keseimbangan yaitu :

a. Format Balance (simetris), apabila unsur-unsur bentuknya sama persisnya pada kedua belah sisi dari garis poros (tengah) ruang layout. b. Informal Balance (asimetris), apabila unsur-unsur pendukung bentuk

layout pada kedua belah sisinya sedikit tidak sama dari garis poros ruang layout.

4. Ritme atau irama, irama perlu diperhatikan dalam perancangan layout iklan, sebab suatu irama diperlukan untuk mencapai kesatuan, irama dapat dicapai dengan :

a. Kesamaaan pengulangan unsur-unsur layout. b. Pengulangan bentuk unsur-unsur layout. c. Pengulangan warna.

5. Susunan, proporsisi merupakan suatu perbandingan yang menunujukan hubungan antar unsur dengan unsur lainnya, serta menunjukan hubungan anatara layout dengan dimensi ruang layout (bidang gambar).

commit to user

6. Kontras, adalah perpaduan antara warna gelap dan terang , hitam dan putih, besar dan kecil dari unsure-unsur layout dalam suatu hubungan yang tidak seimbang (kontras).

1. Layout

Layout pada dasarnya dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep / pesan yang dibawanya. Layout yaitu sebuah sket rancangan awal untuk menggambarkan organisasi unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan. Me-layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjaannya. Namun definisi layout pada perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan me-layout sama dengan mendesain. (Surianto Rustan, S.Sn. 2009:1)

a. Prinsip Dasar Layout

Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar desain grafis. Antara lain: sequence / urutan, emphasis / penekanan, balance / keseimbangan, unity / kesatuan. Tugas desainer grafis adalah menyampaikan pesan-pesan kepada target audience melalui suatu karya grafis. Di dalam suatu karya grafis, besar kemungkinan tidak hanya memuat satu atau dua pesan saja. Ambil contoh yang paling sederhana, karya desain berupa kartu ulang tahun anak-anak. Kira-kira

commit to user

ada berapa satuan informasi yang perlu disampaikan dalam undangan itu?

1) Ada tulisan undangan

2) Ada tulisan saya mengundang kamu kepesta ulabg tahun saya 3) Ada tanggal pelaksanaan acara

4) Ada jamnya 5) Ada tempatnya

6) Ada nama yang ulang tahun

Ada enam satuan informasi yang harus disampaikan kepada target audience, dan untuk itu perlu diatur urutan yang mana dulu informasi yang harus dilihat pembaca, yang mana yang kedua, ketiga, dan seterusnya.

1) Sequence

Sequence / Urutan, banyak juga yang menyebutnya dengan istilah: hierarki / flow / aliran. Kita membuat prioritas dan mengurutkan dari yang harus dibaca pertama sampai yang boleh dibaca belakangan. Mengapa perlu sequence?. Karena bila semua informasi itu ditampilkan sama kuatnya, pembaca akan kesulitan menangkap pesannya. Dengan adanya sequence akan membuat pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang kita inginkan.

commit to user 2) Emphasis

Emphasis / Penekanan. Bila pada bab yang lalu, kita sudah diperkenalkan dengan elemen-elemen layout, maka keenem informasi yang ada dalam kartu ulang tahun itu kini menjadi elemen-elemen layout. Jadi misalkan tulisan ‘Undangan’ kini

berperan sebagai judul karena mendapat penekanan / emphasis yang paling kuat sehingga menjadi pusat perhatian / vocal point / point of interest.

Emphasis dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain: a) Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan

elemen-elemen layout lainnya pada halaman tersebut.

b) Warna yang kontras / berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya

c) Letakkan di posisi yang strategis atau yang menarik perhatian. Bila pada umumnya, kebiasaan orang membaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan, maka posisi yang paling pertama dilihat orang adalah sebelah kiri atas.

d) Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya.

Untuk selanjutnya, informasi kedua yang harus dilihat pembaca, mempunyai penekanan yang tidak sehebat informasi pertama, demikian pula informasi kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Informasi terakhir biasanya berupa signature / mandatories,

commit to user

mungkin mempunyai ukuran yang paling kecil dibandingkan yang lainnya dan warna yang tidak kontras.

3) Balance

Balance / keseimbangan. Pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. Pembagian berat yang merata bukan berarti seluruh bidang layout harus dipenuhi dengan elemen, tetapi lebih pada menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat. Tidak hanya mengatur letak, tapi juga ukuran, arah, warna dan atribut - atribut lainnya. Ada dua macam keseimbangan suatu layout, yaitu: keseimbangan yang simetris (symetrical balance / formal balance), dan keseimbangan yang tidak simetris (assymetrical balance / informal balance).

4) Unity

Unity / Kesatuan. Sebagaimana layaknya kita kalau memekai pakaian; celena atau rok dengan baju, blazer, sepatu dan ikat pinggang, satu sama lainnya harus dipadu-padankan apakah saling cocok atau tidak. Prinsipnya sama dengan kesatuan antara elemen-elemen desain. Teks, gambar, warna, ukuran, posisi, style, dan lainnya. Semua elemen harus saling berkaitan dan disusun secaara tepat. Tidak hanya dalam penampilan, kesatuan disini juga mencangkup selarasnya elemen - elemen yang terlihat secara fisik

commit to user

dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya. (Surianto Rustan, S.Si. 2009:74-86)

b. Konsep Desain

Sebelum kita mendesain layout, kita harus memahami konsep desain yang akan kita buat. Sebab tanpa menggunakan konsep, desain yang akan kita buat akan terlihat kacau dan seakan tanpa mempunyai tujuan. ada baiknya kita harus mengetahui konsep dalam penyusunan desain, seperti : (Surianto Rustan, S.Si. 2009:10)

1) Apa tujuan desain tersebut? 2) Siapa target audience-nya?

3) Apa pesan yang ingin disampaikan kepada target audience? 4) Bagaimana cara menyampaikannya?

5) Dimana, di media apa dan kapan desain itu akan dilihat oleh target audience?

Sebelum memulai suatu proyek desain, seorang desainer yang bekerja pada sebuah perusahaa biasanya akan diberi creative brief tertulis yang fungsinya sama dengan konsep desain. Banyak atasan yang memberikan panduan proyek kepada desainernya hanya secara lisan dan tidak peduli dengan creative brief.

c. Media

Pemilihan media yang digunakan dalam pembuatan suatu desain layout sangat penting. Sebab setiap media mempunyai spesifikasi yang berbeda fungsi, sesuai dengan konsepnya. Misal dalam

commit to user

pembuatan majalah, jenis kertas yang digunakan ArtPaper, untuk Koran menggunakan kertas web. Untuk Koran Jawa Pos mempunyai besar ukuran (334x550)mm.

Surat kabar modern biasanya terbit dalam salah satu dari tiga ukuran:

1) Broadsheet, (ukuran besar) (29½ X 23½ inci), biasanya berkesan lebih intelektual.

2) Tabloid, setengah ukuran broadsheet, dan sering dipandang sebagai berisi kabar-kabar yang lebih sensasional.

3) "Berliner" atau "midi" (470×315 mm), yang digunakan surat kabar di Eropa seperti Le Monde.

Sejak tahun 1980-an, banyak surat kabar yang dicetak berwarna dan disertai grafis. Ini menunjukkan bahwa tata letak surat kabar semakin penting dalam menarik perhatian pembaca. (http://id.wikipedia.org/w/index.php/)

d. Thumbnails dan Dummy

Berdasarkan spesifikasi media yang dipilih, anda akan mulai merencanakan pengorganisasian layot dengan membuat thumbnails. Thumgbnails yaitu sketsa layout dalam bentuk mini. Ada baiknya dalam membuat thumbnails tidak menggunakan computer, cukup dengan pensil dan kertas terlebih dahulu. Thumblains berguna tidak hanya untuk memperkirakan letak elemen-elemen layout pada suatu halaman tunggal seperti pada flier. Namun termasuk juga urutan dan pengaturan halaman unutk suatu karya desain publikasi yang lebih

commit to user

kompleks, contohnya buku atau majalah. Kita sering menemukan kesalahan - kesalahan cetak pada suatu karya desain, misalnya: nomor halaman yang urutannya salah, huruf yang terlalu kecil dan sulit unutuk dibaca, kelebihan halaman yang tidak terpakai, dan sebagainya.

Kesalahan - kesalahan kecil tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang besar baik dipihak klien maupun desainer apabila sudah terlanjur dicetak. Untuk itu dapat digunakan alat bantu yang mengarah dan sederhana yaitu dummy atau mock-up. Dummy adalah contoh jadi suatu desain nantinya. Untuk sebuah buku kita dapat membuat dummy buku tersebut tanpa tulisan didalamnya, hanya lembar kertas sebanyak halaman buku tersebut. Dari situ akan terlihat setebal apakira-kira buku itu nanti. Bagaimana bentuk buku jika sudah jadi, apakah perlu disesuaikan lagi urutan isi dan halamnnya, dll. Thumblains merupakan panduan desain, dummy / mock-up berguna untuk look & feel-nya dan untuk mengantispasi kesalahan. Keduanya dibuat sebelum kita melakukan eksekusi desain di computer. (Surianto Rustan, S.Si. 2009:11-12)

e. Desktop Publishing

Setelah semua panduan dan material desain sudah lengkap, barulah kita menggunakan software di computer untuk eksekusi desain. Saat ini sudah banyak beredar program desktop publishing di pasaran, seperti InDesign, Page Maker, Photoshop, FreeHand,

commit to user

Ilustrator, CorelDraw, dll. Namun semuanya tidak diperuntukan dengan fungsi yang sama. Misalnya Photoshop paling cocok untuk pekerjaan mengedit image yang berbasis bitmap, sebenarnya tidak didedikasikan untuk meng-create image. Lebih mudah menggunakan program berbasisi vector seperti freehand, Illustrator, dan CorelDraw. Program - program tersebut cocok untuk membuat karya desain seperti logo, flier, brosur, dll. Sedangkan InDesign dan pagemaker fungsinya sebagai publishing software, cocok untuk membuat karya desain dengan banyak halaman, seperti buku, Koran, majalah,dll.

Dengan mengetahui dan banyak mempraktekan software yang diperuntukan untuk pekerjaan yang akan kita lakukan tentunya akan sangat memperlancar prosesnyan, karena untuk suatu pembuatan koran dengan banyak foto, kita tidak dapat hanya menggunakan semuanya pada Indesign atau pagemaker saja. Indesign atau pagemaker memang diperuntukan sebagai desktop publishing (untuk me-layout halaman-halaman media publikasi), namun tidak untuk mengedit foto yang akan di layout. Artinya untuk pekerjaan desain, ada kemungkinan kita perlu menggunakan 3 atau 4 software yang berbeda. Apabila tahap mendesain di computer telah selesai dan telah dicek ulang untuk mengantisipasi adanya kesalahan-kesalahan desain, mulailah desainer mempersiapkan file tersebut untuk dicetak. Beberapa aktivitas yang harus dilakukan, seperti meng-convert warna

commit to user

menjadi CMYK apabila akan dicetak offset. (Surianto Rustan, S.Si. 2009:13-14)

2. Media Percetakan

Merupakan suatu bentuk dan hasil dari tekhnologi komunikasi, yaitu alat yang berfungsi sebagai wahana komunikasi. Media cetak termasuk media lini atas karena besarnya pengaruh dari sebab dampaknya di masyarakat. Yang termasuk media cetak adalah kabar dan majalah.

Pada saat ini ada lima macam teknik cetak yang umumnya digunakan, yaitu: (Surianto Rustan, S.Si. 2009:15)

a. Offset-lithography: Teknik yang umum digunakan untuk merujuk pada proses percetakan lithography.

b. Flexografi/cetak tinggi: banyak digunakan untuk mencetak diatas karton gelombang atau untuk label kemasan. Untuk saat ini flexografi digunakan untuk mencetak Koran.

c. Rotogravure: mempunyai keunggulan pada usia plat cetak atau sleeve. Mempunya kualitas yang cukup bagus dan murah, biasanya digunakan untuk mencetak kertas jenis art paper, dalam versi yang lebih baik photogravure digunakan untuk mencetak prangko atau benda pos lainnya.

d. Sablon / cetak saring / screen printing: teknik cetak ini berasal dari negri cina, yang memanfaatkan layar (screen) atau tenunan (mesh)

commit to user

rambut manusia. Biasanya digunakan untuk mencetak kertas, papan, plastic, kaos, dll.

e. Digital: cocok untuk kebutuhan cetak dalam waktu yang singkat dengan kualitas tidak terlalu besar. Biasanya banner, poster dll.

a. Media di Koran

Menurut ukurannya, koran dapat dibagi dua, yaitu tabloid dan broadsheet / broadside. Broadsheet memiliki ukuran 36,5 cm x 58 cm. Kini halamanya terbagi atas 6-7 kolom (dulu kompas memiliki 9 kolom). Antara kolom dengan kolomdibatasi oleh ruang kosong yang disebut gutter. Lebarnya sekitar 4 mm. Jadi, iklan 7 kolom = 32,5 cm, iklan 5 kolom = 23 cm, iklan 4 kolom = 18,3 cm, iklan 3 kolom = 13,6 cm, iklan 2 kolom = 8,9 cm, dan iklan 1 kolom = 5,2 cm. Tabloid adalah koran yang memiliki ukuran 29,5 cm x 40 cm, dengan jumlah 5 kolom.

1) Kekuatan

a) Sumber yang dapat dipercaya.

b) Receptive. Iklan dikoran dianggap sebagai bagian dari berita sehingga memberikan dampah juga bahwa iklan koran dapat juga dipercaya.

c) Heterogen. Pembaca koran adalah pria, wanita, dewasa dan anak muda, kaya/miskin, profesional, pekerja pabrik, dan pink collar d) Positive consumer attitude. Koran masih dianggap penting

commit to user

e) Fleksibel. Pemasang iklan dapat memilih sarana media yang sesuai dengan karakter produk.

f) Menarik bagi seluruh keluarga. g) Sebagai Shopping Guide. 2) Kelemahan

a) Berumur pendek (short life span); dibaca sebentar, cepat basi. b) Kualitas cetak kurang bagus dan memiliki raster kasar.

c) Medium pasif, pembaca harus melakukab sesuatu untuk mengetahui sesuata yang dimuat di koran

d) Medium statis atau tidak bergerak. b. Media di Majalah

Merek majalah kini begitu banyak. Pada tahun 1960-an hanya ada dua majalah yang paling terkenal, yaitu Varia dan Selecta. Sekarang ini meski sangat banyak secara kasar majalah dapat dibagi dalam beberapa kategori saja, antara lain: majalah konsumen, majalah bisnis, dan majalah pertanian.

Majalah Konsumen. Kategori ini dimulai dari majalah yang umum, yang mengulas acara tv, hobi, wisata, hingga majalah minat khusus seperti berkebun, fotografi, filateli, hi-fi, komputer, motor, jual-beli, kesehatan, dan kecantikan, serta olahraga.

Majalah Bisnis. Yang termasuk dalam majalah bisnis antara lain majalah industri, dengan audience para industriawan dan kontraktor, majalah perdagangan (trade publication) yang menjangkau para

commit to user

pedagang dan para penyalur, majalah profesional yang menjangkau industri jasa dan profesional (dokter, desainer, arsitek, atau profesi-profesi lainnya).

Majalah Pertanian. Terkadang isi majalah ini lebih berorientasi pada keluarga sehingga cenderung dapat dikategorikan sebagai majalah konsumen. Namun, ada juga yang segmen sangat tegas, yaitu penisnis dibidang pertanian.

Masing-masing majalah memiliki waktu terbit yang tidak sama. Namun, umumnya ketepatan tanggal terbit selalu dijaga. Dibawah ini adalah contoh waktu yang dipilih beberapa penerbit, seperti mingguan, bulanan, 2 kali sebulan, 3 kali sebulan, dan sebagainya.

commit to user

26

BAB III

Dalam dokumen Efraim Anggara Kartika Aji D 1309038 (Halaman 22-36)

Dokumen terkait