• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian dengan

BAB II : BIOGRAFI ARY GINANJAR AGUSTIAN

B. Relevansi Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian dengan

Pendidikan Islam Bagan 1.7 GOD SPOT (FITRAH) Ihsan (ketaqwaan) Islam 1. Ibadah 2. Akhlak Aqidah (Keimanan) Pokok dasar Pendidikan Islam ESQ model 165 Iman (Pembangunan mental) Islam 1. Ketangguh an pribadi 2. Ketangguh an sosial Ihsan (Penjernihan emosi dan pikiran)

ESQ Model adalah sebuah mekanisme sistematis untuk mengatur ketiga dimensi manusia, yaitu body, mind dan soul atau dimensi fisik, mental dan spiritual dalam satu kesatuan yang integral. Sederhananya, ESQ berbicara tentang bagaimana mengatur tiga komponen utama, yaitu Iman, Islam dan Ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid. Dengan demikian, ESQ Ary Ginanjar Agustian ini menawarkan terobosan penting dalam transfer of value yang diambil dari Rukun Iman dan Rukun Islam serta Ihsan. Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian memadukan integrasi IQ, EQ dan SQ melalui prinsip tauhid. Dengan kesadaran Tauhid emosi akan terkendali, sehingga akan timbul rasa tenang dan damai. Dengan ketenangan emosi yang terkendali tersebut, maka God spot atau pintu hati terbuka dan bekerja, sehingga bisikan-bisikan Ilahiyyah yang mengajak kepada sifat-sifat keadilan, kasih sayang, kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kreativitas, komitmen, kebersamaan, perdamaian dan bisikan hati mulia lainnya akan terdengar sehingga potensi kecerdasan intelektual dan emosional bekerja dengan optimal.

Nilai Pendidikan Islam yang ada dalam konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian, yaitu penanaman akidah yang benar (‘itiqadiyyah), pemeliharaan karakter melalui ibadah („amaliyyah) dan penanaman akhlak (khuluqiyyah).

ESQ mempunyai tujuan yang sama dengan pendidikan Islam dalam membentuk kepribadian manusia. Penulis mengkaji adanya muatan nilai-nilai pendidikan pada ESQ dalam menumbuh-kembangkan potensi dasar manusia (fitrah / god spot) Apabila ESQ mempunyai pusat mekanisme

aktivitas yang bertumpu pada God Spot (titik Tuhan).Sedangkan potensi dasar pendidikan Islam adalah berawal dari fitrah. God Spot dan fitrah ternyata dua terminologi yang mempunyai satu arti, yaitu potensi dasar kesucian manusia

Dari kesamaan pangkal pembentukan kepribadian antara Pendidikan Islam dengan Emotional Spiritul Quotient (Fitrah dan God Spot) penulis meyakini konsep Emotional Spiritul Quotient mempunyai nilai-nilai pendidikan yang cukup memberikan penjelasan baru terhadap bagaimana cara menumbuh kembangkan kepribadian manusia. Sehingga kepribadian yang utuh (Insan Kamil) menjadi muara terakhir pada setiap tujuan pendidikan (Islam).

Para pakar pendidikan Islam dengan berbagai ungkapan, pada umumnya sepakat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membina pribadi muslim yang sempurna dan taat dalam beribadah. Termasuk salah satunya adalah akhlak mulia. Al-Akhlak al-karimah dalam Islam adalah hal yang berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual seperti konsistensi (istiqamah), rendah hati (tawadu), usaha keras (tawakkal), ketulusan (ikhlas), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan (ihsan).

Konsep ESQ ary Ginanjar bisa menjadi alternatif konsep untuk menyempurnakan pelaksanaan pendidikan islam, sehingga tujuan Pendidikan Islam untuk mencetak insan yang bertaqwa dan taat beribadah dapat tercapai. Tentunya para guru harus dibekali terlebih dahulu dengan training ESQ, supaya aplikasi dari konsep ESQ tersebut dapat berjalan dengan baik.

BAB V PENUTUP A. SIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan uraian pembahasan dan analisis tentang “Pendidikan Islam Menurut Konsep Emosional Dan Spritual Quotient Ary Ginanjar Agustian”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep Emosional Dan Spritual Quotient Ary Ginanjar Agustian yaitu: ESQ Model adalah sebuah mekanisme sistematis untuk mengatur ketiga dimensi manusia, yaitu body, mind dan soul atau dimensi fisik, mental dan spiritual dalam satu kesatuan yang integral. Sederhananya, ESQ berbicara tentang bagaimana mengatur tiga komponen utama, yaitu Iman, Islam dan Ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid. Dengan demikian, ESQ Ary Ginanjar Agustian ini menawarkan terobosan penting dalam transfer of value yang diambil dari Rukun Iman dan Rukun Islam serta Ihsan. Konsep ESQ Ary Ginanjar Agustian memadukan integrasi IQ, EQ dan SQ melalui prinsip tauhid. Dengan kesadaran Tauhid emosi akan terkendali, sehingga akan timbul rasa tenang dan damai. Dengan ketenangan emosi yang terkendali tersebut, maka God spot atau pintu hati terbuka dan bekerja, sehingga bisikan- bisikan Ilahiyyah yang mengajak kepada sifat-sifat keadilan, kasih sayang, kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kreativitas, komitmen, kebersamaan, perdamaian dan bisikan hati mulia lainnya akan terdengar

sehingga potensi kecerdasan intelektual dan emosional bekerja dengan optimal.

2. Relevansi Konsep Emosional Dan Spritual Quotient Ary Ginanjar Agustian dengan pendidikan islam.

Ajaran Pendidikan Islam yang ada dalam konsep ESQ Ary Ginanjar

Agustian, yaitu penanaman akidah yang benar (i‟tiqadiyyah),

pemeliharaan karakter melalui ibadah („amaliyyah) dan penanaman akhlak (khuluqiyyah). Relevansi konsep ESQ dengan Pendidikan Islam adalah bahwa konsep pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yang digagas Ary Ginanjar Agustian dengan Pendidikan Islam mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk membentuk Insan Kamil (manusia sempurna) yang memiliki wajah-wajah qur’ani dan memiliki

wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas sebagai „abd, khalifah

atau pewaris nabi (warotsatul anbiya‟). ESQ mempunyai tujuan yang sama dengan pendidikan Islam dalam membentuk kepribadian manusia. Penulis mengkaji adanya muatan nilai-nilai pendidikan pada ESQ dalam menumbuh-kembangkan potensi dasar manusia (fitrah / god spot) Apabila ESQ mempunyai pusat mekanisme aktivitas yang bertumpu pada God Spot (titik Tuhan). Sedangkan potensi dasar pendidikan Islam adalah berawal dari fitrah. God Spot dan fitrah ternyata dua terminologi yang mempunyai satu arti, yaitu potensi dasar kesucian manusia. Pembentukan kepribadian antara Pendidikan Islam dengan Emotional Spiritul Quotient (Fitrah dan God Spot) penulis meyakini konsep

Emotional Spiritul Quotient mempunyai nilai-nilai pendidikan yang cukup memberikan penjelasan baru terhadap bagaimana cara menumbuh kembangkan kepribadian manusia. Sehingga kepribadian yang utuh (Insan Kamil) menjadi muara terakhir pada setiap tujuan pendidikan (Islam).

B. SARAN – SARAN

Saran – saran berdasarkan hasil penelitian ini yaitu:

1. Pendidikan Islam bertujuan menciptakan manusia yang saleh dan ideal dalam atmosfer kehidupan sosial masyarakat, sekaligus berusaha untuk kebahagiaan akhiratnya. Oleh karena itu jika menginginkan agar Pendidikan Islam tetap menjadi sesuatu yang istimewa dan memiliki fungsi yang optimal, maka harus dilakukan internalisasi nilai-nilai ajaran Islam dalam berbagai aspek nya.

2. Dengan maraknya kenakalan yang dilakukan para siswa-siswi sekolah menengah seperti terlibat tawuran atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang, maka hal ini menunjukkan kegagalan pendidikan agama di sekolah-sekolah atau di madrasah. Oleh karena itu, hendaknya para pelaku pendidikan dalam hal ini guru, mampu memberikan pengajaran yang mengkombinasikan antara teori dan praktek dengan mengkontekstualisasikan pendidikan agama dalam masyarakat.

C. PENUTUP

Alhamdulillahi Rabbil „alamin, hanya itulah kata yang pantas terucap dengan selesainya penulisan skripsi ini, atas rahmat, hidayah, dan inayah- Nya, penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan ataupun bantuan yang berupa moril maupun materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Teriring do‟a semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada penulis dan kepada para pembaca. Hanya kepada Allah SWT penulis memohon ridlo, rahmat, taufiq, hidayah dan inayah. Amin ya Rabal „alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, 2005. Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agustian, Ary Ginanjar, dan Ridwan Mukri, 2008. ESQ for Teens 1, Jakarta: PT. Arga.

_______, 2003. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power,Jakarta: PT. Arga. _______, 2001.Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,

Jakarta: PT. Arga.

_______, 2005. The ESQ Way 165, cet. XXV, Jakarta, Arga Wijaya Persada. Ashadi, Falih, dan Cahyo Yusuf, 2003. Akhlak Membentuk Pribadi Muslim,

Semarang: CV. Aneka Ilmu, Cet. II.

Darajat, Zakiah dkk., 1996. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara. Hadi, Sutrisno, 2000. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Ofset, Jilid I, Cet.

XXX

http://id.wikipedia.org/wiki/Ary_Ginanjar_Agustian: Biografi Ary Ginanjar

https://aryginanjaresq.wordpress.com/ : Ary Ginanjar Sang Maestro

http://www.esqway165.com/about-us/founder/ : ESQ Way 165

Koentjaraningrat, 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta, Gramedia.

Marimba, Ahmad D, 1989a. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al- Ma‟arif.

_______, 1989b. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma‟arif , Cet. VIII

Moleong,Lexy J., 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya , Cet. XIV.

Mu‟ti, Abdul, 2004. Deformalisasi Islam, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, Cet. I.

Nata, Abuddin, 1997. Filsafat Pendidkan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu. _______, 2002. Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nawawi, Hadawi, dan Mimi Martini, 1999. Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Nizar, Syamsul, 2002. Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis, Praktis,Jakarta:Ciputat Pers.

Rosyadi, Khoiron, 2004. Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I. Suharyanto, “ESQ; Konvergensi Nilai Kecerdasan Manusia”,

Suryabrata, Sumadi, 1995. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. IX.

Thoha, Chabib, 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka, Cet. III.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. III.

Tim Penyusun 2006. Tafsir Nurul Qur‟an, Jakarta: Balai Pustaka, Jilid 1 dan 6. Zed, Mestika, 2004. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Dokumen terkait