• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV :ANALISIS PENDIDIKAN HATI PERSPEKTIF AL-GHAZAL

B. Relevansi Pendidikan Hati Perspektif Al-Ghazali Dikaitkan dengan

Al Ghazali merupakan seorang ulama besar dalam bidang agama. Pemikirannya tentang pendidikan hati beliau tuangkan dalam kitabnya Ihya‟ Ulumuddin. Dalam kaitannya dengan tujuan pembuatan skrispi ini penulis mencoba untuk merelevansikan pendidikan masakini dikaitkan denganpemikiran Al Ghazali. Apakah pemikiran beliau tentang pendidikan hati masih relevan diterapkan di era globalisasi saat ini ataukah tidak. Melihat zaman sekarang sudah berbeda jauh dengan zaman dahulu.

Secara garis besarnya penulis akan menjelaskan pemikiran beliau jika dikaitkan dengan konteks kekinian baik dengan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah amupun proses pendidikan pada jaman sekarang.

Pertama Al Ghazali berpendapat bahwa mendidik hati dengan taqwa. Adapaun hati orang-orang yang bertaqwa (muttaqin) yang kosong dari hawa nafsu, dan sifat-sifat yang tercela, sesungguhnya hati itu diketuk oleh syetan, bukan untuk nafsu syahwat, tetapi untuk mengosongkan dengan melalaikannya dari dzikir kepda Allah Ta‟ala. Maka apabila orang muttaqin kembali kepada dzikir lagi, niscaya syetan itu tertinggal dan mengendap dalam hati.

Pemikiran Al Ghazali di atas ternyata masih relevan dengan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang sistem pendidikn nasional Bab 1 Pasal 3 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

82

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Kedua Al Ghazali berpendapat bahwa hati manusia itu khusus dengan ilmu dan iradah (kehendak) yang mana semua hewan terlepas daripadanya. Bahkan anak kecil juga terlepas daripadanya pada permulaan fitrahnya. Dan demikian itu terjadi padanya setelah baligh (dewasa)

Pemikiran Al Ghazali di atas ternyata masih relevan dengan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Tugas Belajar Bab 1 tentang Ketentuan Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) yaitu tugas belajar diberikan untuk menuntut ilmu, mendapat didikan atau latihan keahlian, baik di dalam maupun di luar negeri.

Ketiga Al Ghazali berpendapat bahwapenglihatan hati berhak maju di atas makhluk yang lain karena kesempurnaan ilmu dan keagungannya, dan niscaya ia terlepas dari menyembah nafsu syahwat dan kemarahan, niscaya tersebar sifat-sifat mulia kepadanya dengan lantaran menahan babi nafsu- syahwat dan mengembalikannya kepada batas normal seperti sifat iffah (menjaga diri), qana‟ah (merasa cukup dengan yang ada), tenang, zuhud (tidak suka dunia), wara‟ (menjauhi perbuatan dosa dan syubhat), taqwa, menjadi gembira, bagus sikap, jujur, tolong-menolong dan sebagainya.

Pemikiran Al Ghazali di atas ternyata masih relevan dengan Tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi diterapkan untuk setiap muatan

83

sebagaimana diatur dalam pasal 77I ayat (1), pasal 77C ayat (1), dan pasal 77K ayat (2), ayat (4) dan ayat (5) peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

84 BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Konsep Pendidikan Hati Perspektif Al Ghazali dalam kitab Ihya‟

Ulumuddin

Hati menurut Al Ghazali dalam kitab Ihya‟ Ulumuddindibagi menjadi tiga yaitu,QalbunMaridh (Hati yang sakit) :hati yang sakit adalah hati yang masih hidup masih ada iman dan bisa mengerti kebenaran, hanya saja hati ini di dalamnya ada penyakit. Penyakit yang dapat menyakiti hati adalah lemahnya iman, keragu-raguan menerima ayat Allah, dorongan nafsu syahwat, pengaruh kejahatan dan lingkungan dan fitnah setan. Hati yang sakit meliputi kebimbangan dalam menentukan amal, masih terombang ambing oleh dorongan kebaikan dan dorongan nafsu.Qalbun Mayyit (Hati yang Mati):hati yang sepenuhnya dikuasai hawa nafsu, sehingga ia terhalang dari mengenal Tuhannya. Hari-harinya penuh kesombongan terhadap Allah. Sama sekali tidak mau beribadah kepada Allah. Tidak mau menjalankan perintah dan semua yang diridhai- Nya.Qalbun Salim (Hati yang Sehat):hati yang salim adalah hati yang terpelihara kesucian fitrahnya, yakni yang masih mempertahankan akidah tauhidnya, serta senantiasa memiliki kecenderungan kepada mempertahankan dan melakukan kebenaran dan kebajikan. Orang yang memilikihati yang salim akan merasa tenang dan terhindar dari keraguan dan kebimbangan.Menyembuhkan hati yang sakit dan meghidupkan hati

85

yang mati: Senantiasa berdzikir, membaca Al-Qur‟an, mendirikan shalat malam, membangun hidup zuhud, memperbanyak ingat mati.Sedangkanmemelihara hati yang sehat: Pemeliharaan dapat dilakukan melalui proses penyadaran hati melalui dzikir, proses dzikir yang rutin diharapkan akan semakin menguatkan kecerdasan dan kelembutan hati. Proses yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga agar terhindar dari penyakit hati.

Prinsip pendidikan hati meliputi prinsip doa: permohonan yang dilakukan secara terus-menerus agar senantiasa dilapangkan, dipelihara dan dijaga hatinya. Prinsip kegembiraan dan keaman: prinsip kegembiraan dalam pendidikan hati, merupakan prinsip yang didasarkan pada realitas fitriah manusia. Pengalaman nyata: pengalaman nyata dalam pendidikan hati menjadi syarat penting, karena sebenarnya pembinaan hati tidak cukup dengan nasihat saja dan penjagaan saja, melainkan harus disertai upaya menanamkan keyakinan yang berdasarkan pada amaliah.Prinsip pendidikan bertahap: Mendidik hati sangat mustahil dengan cara yang instan, hati membutuhkan waktu untuk menyadari kesalahan sampai berubah menjadi sehat. Pendidikan hati memerlukan tahap untuk menghilangkan kesakitannya, dan menumbuh kembangkan kembali potensinya.

2. Relevansi Pendidikan Hati Perspektif Al-Ghazali Dikaitkan dengan Konteks Kekinian

86

Pemikiran Al Ghazali tentang konsep pendidikan hati sampai saat ini tetep relevan terbukti dengan adanya Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang masih mencantumkan upaya-upaya mendidik hati bangsa Indonesia pada masa modern ini.Seperti halnya Imam Al Ghazali dalam mendidik hati sesuai dengan zaman anak tersebut dan tidak bersifat yang mutlak. Dari ini pendidikan hati bersifat dinamis dan dapat diimplikasikan nilai-nilai dari konsep pendidikan hati tersebut pada zaman kekinian dan masih relevan.

B. SARAN

1. Direkomendasikan agar semua lembaga yang berkepentingan dengan pendidikan karakter untuk memperhatikan/mengawali dengan melakukan pendidikan hati secara intensif terlebih dulu sebelum proses pendidikan krakter dan akademik diberikan. Dikedepankannya pendidikan hati dengan pertimbangan, bahwa sentral penentu konsistensi perilaku manusia ada pada hati, dan terabaikannya pendidikan hati (hati bisa dihiasi kejahatan) akan mengakibatkan sulit tercapainya istiqamahnya akhlak yang baik. 2. Pendidikan hati sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia yang tengah

menghadapi berbagai gejolak dan tantangan krisis moral, pendidikan hati secara konseptual benar-benar dapat diterapkan untuk memperbaiki dan menumbuhkan moral. Konsep pendidikan hati alternative menjadi penting bagi bangsa, guna percepatan perbaikan karakter, serta mendukung lajunya pembangunan mencapai kesejahteraan bangsa.

87

3. Dengan adanya skripsi ini penulis berharap kepada pembaca hendaknya skripsi dapat dijadikan sebagai pedoman dan dapat menambah wawasan pembaca terutama mengenai permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

88

PUSTAKA DAFTAR

Al Baihaqi, Imam. Al Arba‟un Asughro.Bairut:Darul Kitab Al „Arabi. Juz 1 Al Hadad, Syeikh Al Iman Abdullah Ba Alawi.1999.Penyejuk Hati Penawar

Jiwa.Bandung: PustakaSetia.

Al Imam Al Ghazali. Bidayatu al-Hidayah.(Terj).2013. Surabaya: Al Miftah. Al-Jauziyah, IbnuQayyim.2012. TerapiPenyakitRuhani. Sukoharjo:

PustakaArafah.

Amin. Ahmad, Husayn. 1995.Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Asysyanthariy, Derajat.2013.Wasiat Gajah Mada dan Adab Para Wali. Jakarta: Kementerian Agama RI.

Aziz, Safrudin.2015.PemikiranPendidikan Islam. Yogyakarta: Kalimedia.

Bekker, Anton dan Ahmad CharisZubair.1999.Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta:Kanisius.

Bukhari, t.t..ShahihBukhari. Beirut: Dar al-Fikr

Chittick, William C. 2000. Tasawuf Di Mata Kaum Sufi.Bandung: PenerbitMizan. DepartemenPendidikandanKebudayaan.1989.KamusBesarBahasa

Indonesia.Jakarta:BalaiPustaka.

Djaelani, Bisri M.2009.BetapaAjaibnyaHati Yang Bersih. Jogjakarta: Garailmu. Frager, Robert. 2012. Obrolan Sufi. Jakarta: Zaman.

Gulo, Dali.1982.Kamus Psychology. Bandung: Tonis.

Hadi, Sutrisno.1990.Metodologi Research.Yogyakarta:Andi Offset.

Hadjar, Ibnu.1996.Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo.

Isya, Basyar. 2001. BeningHati. Bandung: MQS MustakaGrafika.

Masroh, Ahmad. 2011.Nilai-NilaiPendidikan Islam

89

Mudyaharto, Redja.2006. FilsafatIlmuPendidikan.Bandung: RemajaRosdakarya. Nata, Abuddin.2001. Pemikiran Para TokohPendidikan Islam. Jakarta: Raja

GrafindoPersada,

Nawawi, Imam. 2002. Arba‟in An-Nawawiyah. Surakarta: Media Insani Press. RADEN (RefleksiAnakMudaPesantren). 2011. JEJAK SUFI. Kediri: Lirboyo

Press.

Soleh, Khudori.2009.Skeptisme Al-Ghazali. Malang: UIN-MALANG PRESS. Sulaiman, Tasirun. 2014. Jalan-jalanMenujuPenyucianJiwa.PenerbitErlangga. Suparlan.2015. MendidikHatiMembentukKarakter. Yogyakarta: PustakaPelajar.. Tabrani, Imam. 1985. Al Mu‟jamAsShoghir. Bairut: Al Maktab Al Islam.

Wasito, Hermawan. 1993. PengantarMetodologiPenelitian.Jakarta:PT GramediaPustakaUtama.

93

SURAT KETERANGAN KEGIATAN (SKK)

Nama : Nurngaliyah Noviyanti

Fakultas/jurusan : FTIK / PAI (Pendidikan Agama Islam) NIM : 111-12-228

Dosen PA : Maslikhah, S.Ag., M. Si.

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai

1. OPAK STAIN

SALATIGA 2012

dengan tema

“Progresifitas Kaum Muda, Kunci Perubahan Indonesia”

05-07 September

2012 Peserta 3

2 OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN SALATIGA 2012 dengan tema “Mewujudkan Gerakan Mahasiswa Tarbiyah sebagai Tonggak Kebangkitan Pendidikan Indonesia” 08-09 September 2012 Peserta 3 3 Orientasi Dasar Keislaman dengan tema “Membangun Karakter Keislaman Bertaraf Internasional di Era Globalisasi Bahasa” 10 September 2012 Peserta 2 4 Seminar Entrepreneurship dan Perkoperasian 2012 dengan tema “Explore Your Entrepreneurship Talent”

94 5 ACHIEVMENT

MOTIVATION

TRAINING dengan AMT Bangun Karakter Raih Prestasi

12 September 2012 Peserta 2

6 UPT PERPUSTAKAAN “Library User Education (pendidikan pemakai perpustakaan)”

13 September 2012 Peserta 2 7 Pra Youth Leadership

Training “Surat Cinta Pembasmi Galau”

03 oktober 2012 Peserta 2 8 Training Pembuatan

Makalah 13 Oktober 2012 Peserta 2

9 Seminar Regional Lemabaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga “ Urgensi Media dalam Mencerahkan Umat”

30 April 2012 Peserta 4

10 Workshop Kiat Jitu Pengembangan dan Pengelolaan Manajemen PAUD

27 Januari 2013 Peserta 2

11 Bedah buku “Berhenti

Bekerja Semakin Kaya” 05 April 2013 Peserta 2

12 SEMINAR

PENDIDIKAN HMJ TARBIYAH STAIN SALATIGA

“Menimbang Mutu dan Kualitas Pendidikan di Indonesia”

2 Mei 2013 Peserta 2

13 Bedah Buku “Sang Maha

Segalanya Mencintai Sang Mahasiswa”

24 Mei 2013 Peserta 2 14 SOSIALISASI DAN

95 NASIONAL

“SOSIALISASI UU

NO.1 TH 2013, PERAN SERTA FUNGSI OJK” “PERAN PEMERINTAH DALAM PENGAWASAN LKM (LEMBAGA KEUANGAN MIKRO) 15 SEMINAR NASIONAL “4 Pilar Kebangsaan Untuk Mempertegas Karakter Ke- Indonesiaan” 24 Oktober 2013 Peserta 8 16 SEMINAR NASIONAL “Sosialisasi Pancasila, Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika”

25 Oktober 2013 Peserta 8

17 Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) KEPROFESIAN “Mencerahkan Dunia Pendidikan Melalui Kreatifitas Guru” 14 Mei 2014 Peserta 2 18 DIKLAT

MICROTEACHING 08 November 2014 Peserta 2 19 Talkshow Pra Nikah

“Menjemput Jodoh Impian” 09 November 2014 Peserta 2 20 Mempertegas Peran Pendidikan dalam Mencerahkan Masa Depan Anak Bangsa

19 November 2014 Peserta 2 21 PAB (Penerimaan

Anggota Baru) JQH AL- FURQON STAIN

96 SALATIGA

22 SEMINAR NASIONAL dengan tema “Peran Technopreneur dalam Mendukung Program Pemerintah Melalui Ekonomi Kreatif” 15 April 2015 Peserta 8 23 Diskusi Terbuka “Indonesia kaya, Kok Miskin?”

26 September 2015 Peserta 2 24 Dialog Interaktif dan

Edukatif “Diaspore Pendidikan Politik: Pancasila Sebagai Landasan Berpolitik, Berbangsa, dan Bernegara” 02 November 2015 Peserta 2 25 IAIN Salatiga Bersholawat dan Orasi Kebangsaan “Menyamai Nilai-Nilai Islam Indonesia Untuk Memperkokoh NKRI dalam Mewujudkan Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur” 06 November 2015 Peserta 2 26 Seminar Pendidikan “Menciptakan Metode

Pendidikan Agama Islam Yang Ideal Dalam Proses Membebaskan Dan Memerdekakan Manusia” 12 November 2015 Peserta 2 27 BADAN PENASEHAT PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP.4) Kursus Pranikah Tingkat Salatiga Tahun 2015

Dokumen terkait