• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Tema Revolusi Mental Kepemimpinan dalam Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas karya Ki Purbo Asmoro dengan Kehidupan Sekarang

Relevansi Tema Revolusi Mental Kepemimpinan dalam Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas Lakon “Makutharama” karya Ki Purbo Asmoro berdasarkan pada penjabaran Hasthabrata di atas masih sangat relevan dengan kehidupan sekarang yang terdiri dari sumber penerangan (motivasi), pemberi solusi, teladan, berwibawa, pendirian teguh, bijaksana, berani dan tegas serta adil seperti pada analisis di bawah ini.

1. Pemimpin Sifat Matahari (sumber penerangan)

Surya atau Matahari pada penjabaran diatas memiliki arti bahwa pemimpin harus dapat menjadi sumber penerangan bagi masyarakatnya. Karakter pemimpin yang harus mampu menjadi sumber penerangan disini maksudnya ialah seorang pemimpin harus memiliki tujuan dan mampu memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin hendaknya juga mampu

mendorong orang yang dipimpinnya dalam bersugesti dan mampu mendorong semangat bawahannya agar dapat mencapai tujuan yang akan dicapainya.

Pemimpin sebagai sumber penerangan ini biasanya berperan dalam mencetuskan ide-idenya berupa petunjuk yang harus dilakukan bawahannya dan dapat memberikan dorongan motivasi kepada rakyat atau bawahannya. Posisi dia sebagai sumber penerangan ini adalah layaknya bapak dengan anaknya, komandan dengan bawahannya.

Karakter Pemimpin tersebut dalam Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas Lakon “Makutharama” karya Ki Purbo Asmoro tercermin pada karakter Begawan Kesawasidi sebagai pember pemberi penerangan bagi Arjuna. Melalui ajaran Hastabrata yang akan dijadikan pedoman untuk menjadi seorang pemimpin dalam memperbaiki kerusakan dunia dan seisinya. Hastha berarti delapan dan Brata merupakan tindakan atau budi luhur. Ajaran Hasthabrata adalah delapan ajaran keutamaan menjadi seorang pemimpin.

Apabila ditinjau pada masa sekarang ini, Pemimpin yang dapat dijadikan contoh sebagai sumber penerangan ialah Ketua MPR Zulkifli Hasan yang ditunjukkan melalui motivasi kepada rakyatnya tentang pengatasan kemiskinan dan kesenjangan seperti pada kutipan berikut.

Kutipan:

Antaranews – Ketua MPR Zulkifli Hasan memotivasi rakyat Indonesia untuk terus bekerja keras guna mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial yang semakin tinggi. Pada kesempatan tersebut, Hasan menjelaskan bahwa salahsatunya adalah wujud dari hasil reformasi kebijakan pemekaran daerah pembentukan Kabupaten Sigi. Dalam kebijakan otonomi daerah, dia mengungapkan bahwa banyak kemajuan yang dicapai tapi masih ada yang belum tercapai yakni masih banyaknya masyarakat yang hidup miskin.

Menurut dia, seluruh pemangku kepentingan di Indonesia terutama rakyat, harus bekerja keras untuk mengatasi kesenjangan sosial. Rakyat harus mempunyai tekad kuat mengubah nasibnya melalui pendidikan, pelatihan dan bekerja keras Senin, 25 juli 2016)

Berdasarkan kutipan di atas, Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR masuk dalam karakter pemimpin yang dapat menjadi sumber penerangan bagi rakyatnya. Motivasi yang ia lakukan ialah dengan cara memberikan dorongan semangat untuk masyarakat dalam hal ini adalah mengajak rakyat Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan sosial untuk turut bekerja keras membangun bangsa Indonesia kedepannya melalui pendidikan dan pelatihan.

Karakter Begawan Kesawasidi dan Zulkifli Hasan merupakan sama-sama memberikan petunjuk dan motivasi kepada murid dan rakyatnya. Hal tersebut tentu sangat relevan dengan pemimpin yang memiliki sifat seperti matahari. Apabila dalam Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas Lakon “Makutharama”, Begawan Kesawasidi memberikan petunjuk untuk Raden Arjuna untuk pedoman dan digunakan sebagai pendidikan karakter berupa ajaran hasthabrata yang meliputi delapan laku utama seorang pemimpin dalam memerangi kerusakan dunia, sedangkan pada masa sekarang ini Zulkifli Hasan memotivasi rakyat Indonesia dalam hal mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan sosial dengan cara mengajak rakyat Indonesia untuk berusaha merubah nasibnya melalui pendidikan, pelatihan dan bekerja keras.

2. Pemimpin Sifat Bulan (Pemberi Solusi)

Rembulan atau bulan berdasarkan pada penjabaran Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas Lakon “Makutharama” karya Ki Purbo Asmoro bermakna bahwa pemimpin harus mampu memberikan pencerahan dan dapat memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang sedang dialami oleh rakyat dan negaranya. Karakter pemimpin bulan tersebut, dapat tercermin pada karakter Semar yang memiliki sifat seperti rembulan, meskipun dia diturunkan ke bumi didaulat menjadi seorang abdi dari Arjuna, tetapi sebenarnya Semar memiliki latar belakang seorang dewa. Ia memberikan solusi kepada Arjuna ketika tuannya sedang dilanda kebingungan melihat keadaan negara yang semakin lama semakin rusak karena ulah para pemimpin kerajaan. Semar memberikan solusinya berupa pesan kepada Arjuna dalam bertindak harus dimulai dari dirinya sendiri, nanti akan berguna bagi banyak orang. Pesan tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan bagi Arjuna dalam memperbaiki nusa, bangsa dan negara. Pesannya berisi; pertama yaitu memperbanyak ibadah, kedua memperbanyak ilmu untuk bekalnya kelak; dan ketiga hidupnya harus seimbang, dapat berbuat baik untuk orang banyak, mempunyai cita-cita tinggi, sabar dan selalu ingat kepada kematian.

Sekarang ini, karakter pemimpin dengan sifat bulan dapat mencontoh pada Walikota Bandung dalam memberikan solusi kepada kasus tidak naik kelasnya siswi DP di SMA N 4 Bandung seperti pada kutipan berikut.

Kutipan:

Pikiran Rakyat - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil urun bicara terkait kasus tidak naik kelasnya siswi DP di SMA Negeri 4 Bandung. Ia menawarkan solusi kekeluargaan agar anak tidak mengalami tekanan mental berkepanjangan. Menurut Ridwan, Pemkot Bandung berkepentingan menjaga mental siswi DP dalam melewati masa sulit ini. Upaya merangkul orangtua merupakan bagian untuk menjaga masa depan anak. Mengutip keterangan pihak sekolah, Ridwan menjelaskan bahwa tidak benar sekolah tidak memberi kesempatan kepada siswi DP untuk mengikuti ujian susulan. Bahkan, kesempatan ujian susulan diberikan lebih dari satu kali. (Selasa, 6 September 2016).

Berdasarkan kutipan diatas, Ridwan Kamil mampu menjadi pemimpin yang dapat memberikan solusi kepada kasus tidak naik kelasnya siswi DP agar dirinya tidak mengalami tekanan mental. Ia mengajak orang tua DP agar mampu merangkul anaknya untuk terlibat dalam menjaga masa depan anaknya.

Berdasarkan kepada kedua karakter Semar dan Ridwan Kamil dalam menjadi seorang pemimpin yang seperti bulan hampir memiliki kesamaan. Semar memberikan solusi kepada Arjuna agar tuannya tersebut tidak perlu bingung dalam bertindak membenahi kerusakan bangsa dan negaranya. Petuah yang diwejangkan dari Semar ke Arjuna lebih bermakna meneladani kehidupan. Sekarang ini, Karakter tersebut juga terdapat pada Ridwan Kamil dalam memberikan solusi kepada siswi DP yang tidak naik kelas agar tidak mengalami tekanan mentalnya. Ia mengajak orang tua agar mampu merangkul anak-anaknya demi masa depan anak tersebut. Meskipun hanya persoalan yang kecil, namun dari kasus tersebut dapat bermanfaat nantinya bagi mental anak-anak bangsa yang dapat membawa Negara ini semakin maju dan berkarakter.

3. Pemimpin Sifat Bintang (Teladan)

Bintang mempunyai arti bahwa pemimpin harus dapat menjadi teladan yang baik bagi rakyatnya. Pemimpin teladan merupakan pemimpin yang dapat menginspirasi melalui tindakan, perilaku maupun cara menungkan ide-ide dan gagasan yang positif bagi setiap orang. sosok pemimpin teladan dalam Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas Lakon “Makutharama” tercermin pada Raden Arjuna yang keteladanannya diwujudkan melalui kemurahan hati dirinya terhadap Adipati Karna sebagai pemilik senjata Kuntawijayadanu. Ia menolak pemberian senjata Kunthawijayadanu dari Begawan Kesawasidi, karena Arjuna sudah merasa tidak memiliki senjata tersebut. Walaupun sebenarnya ia tahu bahwa Kuntawijayadanu merupakan senjata yang seharusnya diterima oleh Arjuna dari Batara Narada. Kuntawijayadanu yang diberikan kepada Arjuna merupakan inisiatif Begawan Kesawasidi untuk mengetes kejujuran Arjuna apakah senjata tersebut dikembalikan ke Adipati Karna atau tidak.

Sifat teladan yaitu sifat yang dapat memberi contoh yang baik melalui perkataan, perilaku dan cara berfikir. Karakter pemimpin yang dapat menjadi teladan pada masa sekarang ini merupakan pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi bawahnannya sebagai contohnya ialah sikap pemimpin yang apa adanya dan sederhana pada diri Presiden Joko Widodo manakala menghadiri wisuda anaknya yaitu Kaesang Pangarep di Anglo-Chinese School Singapura menggunakan pesawat ekonomi dan tidak dibiayai oleh anggaran negara meskipun merupakan hal kecil untuk diteladani seperti pada kutipan berikut.

Kutipan:

Beritasatu – Akhir pekan lalu Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana menghadiri wisuda anaknya, Kaesang Pangarep di Anglo-Chinese School Singapura. Ada cerita menarik dimana keberangkatan Orang pertama di Indonesia tersebut menggunakan penerbangan kelas ekonomi serta memakai duit pribadi. Hanya pengawalnya yang dibiayai dengan anggaran negara. Alasan mengapa Jokowi tak menggunakan layanan kepresidenan cukup sederhana. Kepergiannya ke Negara Singa tersebut tatkala bukan merupakan agenda kenegaraan melainkan adalah acara pribadi. Bagi Jokowi, sikap apa adanya, kesederhanaan bukan merupakan upaya pencitraan agar dirinya menapatkan simpati dari rakyatnya dan mampu menduduki kursi Presiden RI kembali (25 November 2015).

Berdasarkan dari karakter Arjuna dan Presiden Joko Widodo sama-sama merupakan sosok pemimpin yang dapat dijadikan suri tauladan. Raden Arjuna membuktikan bahwa Kuntawijayadanu merupakan bukanlah senjata yang harus ia terima karena senjata ia bukan yang memiliki senjata tersebut, pemiliknya melainkan Karna, kakak tertuanya sendiri. Dalam penjelasan di atas, Kuntawijayadanu digunakan Begawan Kesawasidi untuk mengetes Arjuna apakah senjata tersebut dikembalikan kepada Karna ataupun tidak. Karena Arjuna sudah tak berwenang akan senjata tersebut, akhirnya setelah menerima makutharama senjatanya dikembalikan kepada Karna.

Arjuna mengajarkan kita bagaimana kita harus bersikap jujur dan rendah hati terhadap barang yang bukan miliknya. Namun, sekarang ini Presiden Joko Widodo menunjukkan keteladanan tersebut melalui caranya yang sederhana dan apa adanya. Kesederhanaan dirinya itulah yang dapat menjadi contoh teladan bagi gagasan Revolusi Mental yang digaungkannya pada waktu pemilihan presiden 2014 kemarin.

Sikap Presiden tersebut tampak istimewa karena hal-hal yang biasa itu kini dianggap langka. Elite sibuk mengumpulkan harta. Dapat dibayangkan apabila apa yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo tersebut dapat juga di diterapkan oleh para elite pejabat pemerintahan dari pusat sampai ke daerah. Rakyat pasti akan lebih terbuka pemikirannya bahwa elite negara merupakan elite yang dapat menjadi contoh yang baik dan menginspirasi sehingga pandangan negative rakyat terhadap para elit akan terhapus dengan sendirinya. Jika para elite akan memberikan teladan yang baik maka otomatis akan menarik konstituen yang lebih permanen, berbeda dengan mereka yang suka menebar pencitraan semata. 4. Pemimpin Sifat Awan (berwibawa)

Awan mempunyai arti bahwa pemimpin harus dapat memiliki kewibawaan di hadapan rakyatnya seperti kewibawaan karakter Arjuna yang terlihat pada kesaktiannya yang tidak dipergunakan untuk hal semena-mena. Meskipun ia dipaksa untuk membunuh Mahambira, tetapi dirinya tidak berkeinginan untuk bermusuhan ataupun melakukan pembunuhan tersebut kepada Mahambira. Kewibawaan dari sikap Arjuna tersebut bertujuan untuk hal kebaikan dan ketenteraman dunia bukan makhluk yang tidak berdosa.

Kewibawaan seorang pemimpin dapat bersumber pada keahlian seseorang yang ahli dalam bidangnya; kharisma yang dimiliki orang tersebut dan dari kemampuannya dalam memberikan pengaruh terhadap dirinya sendiri, kelompoknya, dan nusa bangsanya. Pemimpin yang berwibawa pada masa sekarang ini sebagai contohnya ialah pada kewibawaan mantan pemimpin KPU,

Alm. Husni Kamil Malik dalam memjadikan proses demokrasi kearah yang lebih baik dengan aturan-aturan kebijakannya seperti pada kutipan berikut.

Kutipan:

GS Sumbar – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Malik meninggal dunia pada kamis (7 Juli 2016) sekitar pukul 21.00 WIB di RS Pertamina Jakarta. Dimata anggotanya, Husni merupakan sosok yang taat dan memiliki gaya kepemimpinan yang hebat. Menurut Ketua Divisi Sumber daya Manusia Komisi Independen Pemilihan Aceh Fauziah, dimatanya ia menganggap Husni sebagai pemimpin yang berwibawa dalam membawa KPU. Ia lebih mampu menjadikan proses demokrasi kearah lebih baik dengan aturan-aturan dan aplikasi yang sangat baik. Ia lebih tampil tenang dan sangat menyenangkan bagi semua orang. (Kamis, 7 Juli 2016).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa kewibawaan Alm. Husni Kamil Malik terletak pada saat ia memposisikan Komisi Pemilihan Umum sebagai instansi yang mampu menjadikan proses demokrasi yang lebih baik dengan beberapa aturan da aplikasinya. Karena kewibaaanya itulah, Alm. Husni dapat menjadi sosok pemimpin yang dapat menyenangkan bagi para bawahannya.

Berdasarkan pada karakter Arjuna dan Alm. Husni diatas, relevansi pemimpin harus berwibawa hamper sam. Apabila Arjuna berwibawa karena ia tak mau menggunakan kesaktiannya untuk bermusuhan dengan Mahambira meskipun Arjuna terkenal sebagai sosok yang sakti mandraguna di dunia sekalipun, sedangkan pada masa sekarang ini, kewibawaan Alm. Husni Kamil Malik terletak pada kebijakna dan aturannya dalam menerapkan aplikasi yang lebih baik untuk Komisi Pemilihan Umum.

5. Pemimpin Sifat Bumi (Pendirian Teguh)

Bumi dalam Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas Lakon “Makutharama” berarti bahwa pemimpin harus dapat menjadi pemimpin yang memiliki pendirian

teguh dan tidak mudah terbujuk oleh rayuan manis dari para pengadu. Pemimpin seperti ini, dalam Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas Lakon “Makutharama” karya Ki Purbo Asmoro tercermin pada karakter Adipati Karna yang memiliki keteguhan hati dan pendirian yang kuat terhadap senjata yang dimilikinya ketika senjata tersebut jatuh ke tangan Anoman. Ia merasa sangat sedih dan kecewa sudah melepaskan senjata tersebut sehingga ia mengeluarkan sumpah bahwa dirinya tidak akan kembali ke Astina apabila Kunthawijayadanu tidak kembali ke tangannya, meskipun dirinya dihasut oleh para kurawa dan Sengkuni untuk kembli ke Astina dan tidak melanjutkan perjalanannya dalam mencari Makutharama. Baginya pusaka Kunthawijadanu merupakan kekuatan dan semangat dari dirinya. Ia lebih baik mati daripada pulang ke Hastina tanpa senjatanya.

Pemimpin yang memiliki pendirian teguh merupakan pemimpin yang mempunyai keyakinan yang keteguhan hati yang kuat terhadap tindakan yang akan diperbuatnya dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya. Pemimpin yang memiliki pendirian yang teguh pada masa sekarang ini sebagai contohnya ialah Presiden Jokowi yang menggunakan hak prerogatifnya memilih pimpinan tertinggi Kepala Kepolisian Republik Indonesia dengan membatalkan Budi Gunawan sebagai bentuk penolakan indikasi pejabat titipan (KKN), walaupun atas usulan partai pengusungnya sendiri yaitu PDIP seperti pada kutipan berikut.

Kutipan:

Voa Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sikapnya atas masalah yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Dalam konperensi pers di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (18/2), Presiden Jokowi memutuskan tidak melantik Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Presiden Jokowi meminta Budi Gunawan untuk memberikan kontribusi terbaik kepada Polri agar makin profesional dan dipercaya masyarakat, dalam posisi dan jabatan apapun yang nanti akan diamanatkan kepadanya. Pakar hukum tata negara Refly Harun kepada VOA memastikan, pembatalan pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri adalah hak prerogatif Presiden Jokowi, meski yang bersangkutan sudah mendapat persetujuan dari DPR. Tantangan Presiden kedepan adalah dari fraksi-fraksi di DPR khususnya fraksi PDIP yang menurut Refly tentunya kecewa atas dibatalkannya Budi Gunawan sebagai Kapolri. (18 Februari 2015).

Berita di atas menunjukkan bahwa Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia yang menjadi orang nomor satu di negeri Indonesia haruslah mempunyai hak prerogatifnya dalam memilih pimpinan tertinggi Kapolri tanpa harus dipengaruhi oleh usulan-usulan partai yang mengusungnya. Hak prerogatifnya tersebut dibuktikan pada batalnya Presiden Jokowi memilih Budi Gunawan sebagai Wakil Kapolri.

Berdasarkan pada kedua karakter Adipati karna dan Presiden Jokowi di atas, sikap pendirian yang teguh itu diungkapkan dalam hal yang hampir sama. Karna mengungkapkan pendirian hatinya yang teguh untuk tidak kembali ke Astina ketika senjata andalannya yaitu Kuntawijayadanu tidak kembali ketangannya. Sedangkan yang terjadi pada Presiden Jokowi, pendirian teguhnya terletak pada hak prerogatifnya dalam memilih pimpinan tertinggi Kapolri.

6. Pemimpin Sifat Samudera (Bijaksana)

Samudera memiliki arti bahwa pemimpin harus bijaksana. Karakter bijaksana dalam Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas Lakon “Makutharama” karya Ki Purbo Asmoro tercermin pada karakter Begawan Kesawasidi pada kutipan diatas menunjukkan bahwa dirinya bijak dalam mengambil sebuah tindakan yang diperbuat oleh Abdinya yaitu Anoman. Ia menasihati Anoman tentang perbuatan yang mencuri senjata Kuntawijayadanu milik Adipati Karna, dalam nasihat tersebut, Anoman tidak berhak menghukum Karna terkait dengan lepasnya senjata Kunthawijayadanu dari tangan Karna karena urusan tersebut sudah menjadi urusan rdari Dewa maka apabila Karna berdosa, yang berhak menghukumnya hanyalah dewa.

Bijaksana apabila ditinjau pada masa sekarang ini, karakter pemimpin seperti pada ciri-ciri diatas sebagai contohnya ialah Shaloeky, Bos Sate Klopo yang menjadikan mobil APVnya sebagai ambulan gratis bagi warga seperti pada kutipan berikut:

Kutipan:

Detiknews - Shaloeky (Bos Sate Klopo) memenuhi janjinya, membeli sebuah mobil Suzuki APV dan dijadikan mobil ambulans gratis bagi warga yang membutuhkannya. Waktu itu, dengan mengeluarkan dana Rp 150 juta bisa membeli mobil Suzuki APV dan dimodif menjadi mobil ambulans yang dilengkapi dengan lampu rotator, hingga keranda untuk orang sakit atau jenazah. Shaloeky menggratiskan layanan ambulans Suzuki APV miliknya bagi warga yang kurang mampu. Bahkan terkadang dia memberikan uang duka bagi keluarga tak mampu yang menggunakan ambulans-nya. Namun untuk keluarga yang terlihat cukup dan mampu, dia tak sepenuhnya menggratiskan tapi juga tidak memberatkan. Bagi Shaloeky, kapan lagi bersedekah kalau tidak sekarang. Mumpung masih diberi umur panjang sebisa mungkin sering-seringlah beribadah.

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Shaloeky merupakan pemimpin yang bijaksana dalam bertindak, iapun bertanggung jawab terhadap apa yang sudah diharapkannya bertahun-tahun untuk mempunyai mobil Suzuki APV yang dijadikan ambulan gratis bagi warga sekitarnya.

Karakter Begawan kesawasidi dan Shaloeky pada kasus diatas, menunjukkan bahwa keduanya sama-sama dapat menjadi pemimpin yang bijaksana. Begawan Kesawasidi bijak dalam memberikan nasihat kepada Anoman tentang perbuatannya, sedangkan sekarang ini, Shalokey, seorang Bos Sate Klopo bijak dalam berperilaku yang didasari akan tanggung jawab dirinya terhadap apa yang sudah diharapkan yaitu mempunyai mobil Suzuki APV dan dapat menjadikan mobil tersebut untuk pelayanan Ambulan Gratis untuk warga.

7. Pemimpin Sifat Api (berani dan tegas)

Api yang dijabarkan pada Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas Lakon “Makutharama” memberikan makna bahwa pemimpin harus berani dan tegas tanpa pandang bulu. Karakter pemimpin Api tersebut tercermin pada tokoh Arjuna yang pemberani, berhadapan dengan raksasa sekalipun. Keberaniannya tersebut ditunjukkan ketika Arjuna dihadang oleh 4 hawa nafsu yaitu sufiah, aluamah, mutmainah, dan amarah.

Masa sekarang ini, figur pemimpin dengan sifat berani dan tanpa pandang bulu sebagai contohnya ialah Presiden Jokowi ketika dirinya menjadi Gubernur DKI Jakarta dalam mempertahankan Lurah Susan sebagai Lurah Lenteng Agung yang mayoritas warganya beragama muslim seperti pada kutipan berikut.

Kutipan:

Vivanews - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali membahas persoalan yang sempat mengemuka di publik, yaitu Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli. Menurut Jokowi, persoalan itu tidak sepele. Jokowi menceritakan, saat itu dia didatangi sejumlah warga yang dia yakini tidak mewakili masyarakat Lenteng Agung secara keseluruhan. Mereka menyampaikan penolakan terhadap Lurah Susan karena daerah tersebut berpenduduk mayoritas muslim. Jokowi menilai apabila dia menuruti protes karena masalah agama, maka akan menjadi preseden buruk di kemudian hari. Sekali dia berikan, kelompok lain pun meminta hal yang sama. Mantan Walikota Solo itu menegaskan kemajemukan, kebhinekaan Indonesia adalah anugerah yang tidak boleh dipertentangkan. Kebangsaan menurut Jokowi sudah final dan wajib terus diperkuat.

Kutipan di atas menunjukkan ketegasan dan keberanian Presiden Jokowi ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang tetap mempertahankan posisi Lurah Susan yang memiliki agama minoritas di wilayah tersebut. Jokowi mengatakan bahwa tekadnya sudah bulat dalam memilih Lurah Susan sebagai Lurah Lenteng Agung. Ia menganggap bahwa Lurah Susah adalah sebuah anugerah kebinekaan Indonesia yang tidak boleh diperdebatkan.

Berdasaran pada karakter Arjuna dan Presiden jokowi, menunjukkan bahwa keduanya merupakan pemimpin yang berani dan tegas dalam mengambil tindakan. Arjuna berani menghadapi raksasa yang berupa 4 nafsu, sedangkan pada masa sekarang ini, Presiden Jokowi ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta menunjukkan keberanian dan ketegasannya dalam mempertahankan posisi lurah Susan sebagai Lurah Lenteng Agung yang beraga minoritas di wilayahnya yang mayoritas beragama muslim di tengah demo dari Front Pembela Islam di wilayah tersebut. Baginya, Jokowi tegas dalam memperjuangkan kebhinekaan yang seharusnya harus di apresiasi.

8. Pemimpin Sifat Angin (Adil)

Angin mempunyai arti merupakan pemimpin yang memiliki sifat adil terhadap seluruh isi negara. Sifat adil dalam Teks Pakeliran Garap Sedalu Natas Lakon “Makutharama” karya Ki Purbo Asmoro tercermin pada karakter Durna sebagai guru dari Pandhawa dan Kurawa memiliki sifat adil dalam membagikan ilmunya. Durna mengajarkan ilmunya kepada Pandhawa dan Kurawa, tentang kebaikan dan kebenaran supaya memahami tata karma. Walaupun Durna sudah memberikan ilmunya dengan Adil, namun pada praktek penerpannya tergantung kepada Pandhawa dan Kurawa sendiri. Pandhawa memang sukses karena dari perilakunya sendiri, dari budidayanya sendiri. sedangkan Kurawa tidak menjadi sukses karena dalam mereka mengikuti pendidikan yang diajarkan oleh Guru

Dokumen terkait