• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Kemenkes RI (2015) yang mengutip pendapat World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,

menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia. Masa remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting

seperti yang dinyatakan oleh Jahja (2011), yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik dan seksual sehingga mampu bereproduksi. Masa remaja ini meliputi:

a. Remaja awal : 12-15 tahun b. Remaja maya : 15-18 tahun c. Remaja akhir : 19-22 tahun

Secara umum, masa anak remaja atau adolesen adalah salah satu fase perkembangan hidup manusia ketika seorang individu yang belum dewasa dalam umur belasan tahun mencapai kulminasi pertumbuhan jasmaniah dan mental. Secara kronologis, masa anak remaja umumnya berlangsung:

a. Anak-anak putri yang berumur kira-kira 12-15 tahun b. Anak-anak putra yang berumur 13/14-16/17 tahun

Secara biologis dan kimiawi, pada anak remaja itu mulai tumbuh fungsi daripada alat-alat kelamin yang sebenarnya, yaitu mulai mengeluarkan kelenjar-kelenjar kelamin (hormon genetalia) yang sanggup memproduksikan jenisnya. Secara psikologis, oleh karena pertumbuhan dan perkembangan mental serta pengaruhnya hormon-hormon genetalia kepada jasmani dan rohani, maka tingkah laku anak-anak remaja, bukan lagi sebagai anak-anak sebelumnya, tetapi sudah mengarah kepada tingkah laku orang dewasa. Secara sosio kultural, remaja mulai mengenal, menemukan dan dikenalkan, kepada norma-norma atau nilai hidup orang dewasa, dan belajar dan diajar untuk melaksanakannya. Remaja disebut warga muda dari masyarakat. Dan secara totalitas, bahwa anak remaja mulai tumbuh dan berkembang menjadi pribadi orang dewasa (Fudyartanta, 2011).

Menurut Sarwono (2011) yang mengutip pendapat Muangman, definisi remaja lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis dan sosial ekonomi. Remaja adalah suatu masa dimana:

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak- kanak menjadi dewasa.

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri

Menurut Fudyartanta (2011) tentang periodisasi masa remaja secara terperinci adalah sebagai berikut:

a. Umur 11-12 tahun yaitu masa pra-remaja putri, disebut juga masa puber putri b. Umur 13-15/16 tahun merupakan masa remaja putri

c. Umur 13-15 tahun merupakan masa pra-remaja putra d. Umur 16-18/19 tahun merupakan masa remaja putra e. Umur 17-19/20 tahun menginjaklah masa pre-dewasa putri f. Umur 19-21/22 tahun merupakan masa pre-dewasa

Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang dari pada anak perempuan, maka laki-laki mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat, meskipun pada usia 18 tahun ia telah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan.

Akibatnya, sering kali laki-laki tampak kurang matang untuk usianya dibandingkan

dengan perempuan. Namun adanya status yang lebih matang, sangat berbeda dengan perilaku remaja yang lebih muda.

2.3.2 Aspek-Aspek Perkembangan pada Masa Remaja a. Perkembangan fisik

Hasil yang sama ditujukan pula oleh Papalia dan Olds (Jahja, 2011) perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik. Perubahan dalam tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi.

b. Perkembangan kognitif

Menurut Jahja (2011) yang mengutip pendapat Santrock, Pada tahap ini remaja telah mampu berspekulasi tentang sesuatu, di mana mereka telah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir logis.

c. Perkembangan kepribadian dan sosial

Hasil yang sama ditujukan pula oleh Papalia dan Olds (Jahja, 2011), perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang.

d. Perkembangan psikologis remaja

Secara psikologis kedewasaan adalah keadaan di mana sudah ada ciri-ciri psikologis tertentu pada seseorang. Menurut Sarwono (2011) yang mengutip pendapat Allport, ciri-ciri psikologis adalah:

1. Pemekaran diri sendiri (extension of the self), yang ditandai dengan kemampuan seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri) berkurang. Sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki.

2. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objectivication) yang ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri dan kemampuan untuk menangkap humor termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Ia tidak marah jika dikritik dan di saat-saat yang diperlukan ia bisa melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar.

3. Memiliki falsafah hidup tertentu. Hal ini dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-kata. Orang yang sudah dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam kerangka susunan objek-objek lain dan manusia-manusia lain di dunia. Orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapat-pendapat serta sikap-sikapnya cukup jelas dan tegas.

2.3.3 Tugas - Tugas Perkembangan Remaja

Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu ialah fase remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu

dan merupakan masa transisi yang dapat diarahakan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Masa remaja ditandai dengan:

a. Berkembangnya sikap dependen kepada orang tua ke arah independen b. Minat seksualitas

c. Kecenderungan untuk merenung atau memerhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika dan isu-isu moral (Fudyartanta, 2011).

2.3.4 Ciri-Ciri Masa Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja:

1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm dan stress. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab.

2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.

Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada

remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting.

4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa.

5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi disisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab ini (Jahja, 2011).

2.3.5 Alasan dan Kebutuhan yang umum untuk Berpacaran Selama Masa Remaja

Alasan yang umum untuk berpacaran selama masa remaja adalah untuk hiburan, sosialisasi, status, masa pacaran dan pemilihan teman hidup. Sedangkan kebutuhan remaja yaitu kebutuhan akan pengendalian diri, kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan akan rasa kekeluargaan, kebutuhan akan penerimaan sosial, kebutuhan akan penyesuaian diri dan kebutuhan akan agama dan nilai-nilai sosial (Sarwono, 2011).

2.3.6 Berbagai Konflik yang Dialami oleh Remaja

Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas dan merdeka, konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan ketergantungan kepada orang tua, konflik antara kebutuhan seks dan agama serta nilai sosial, konflik antara prinsip dan nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja ketika ia kecil dahulu (Fudyartanta, 2011).

Gambar 2.1.1 Sarwono, SW Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku menyimpang

2.4 HIV/AIDS

Dokumen terkait