• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

C. Remaja

1. Definisi remaja

Masa remaja diartikan sebagai masa peralihan individu dari masa kanak-kanak ke dewasa, dimana pada masa ini terjadi perubahan-perubahan jasmani, kepribadian, fungsi inteligensi dan peranan didalam maupun diluar lingkungan yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkah laku (Gunarsa dan Gunarsa, 1984). Hurlock (1994) mengungkapkan bahwa kata remaja atau

adolescenceberasal dari kata Latin yaitu adolescereyang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence atau remaja yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.

Batasan awal dan akhir masa remaja sendiri tidak mempunyai ukuran yang tetap. Monks (1989) mengemukakan masa remaja secara global berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun. Rentang tersebut oleh Monks (1989) dibagi kembali kembali menjadi 3 yaitu usia 12-15 tahun sebagai masa remaja awal, usia 15-18 tahun sebagai masa remaja pertengahan, dan usia 18-21 tahun sebagai masa remaja akhir. WHO (World Health Organization) membatasi usia remaja mulai dari usia 10 sampai 20 tahun dengan pembagian usia 10-14 tahun sebagai masa remaja awal, dan usia 15-20 tahun sebagai masa remaja akhir (Sarwono, 1989). Di Indonesia, batasan usia remaja yang digunakan adalah mulai usia 14-24 tahun (Sarwono, 1989).

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan individu dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang diikuti dengan perubahan-perubahan baik fisik, mental, sosial dan emosional, termasuk pula perubahan peranan dalam masyarakat dengan batasan usia antara 14-15 tahun sampai dan 21-24 tahun.

2. Ciri-ciri masa remaja

Setiap periode perkembangan tertentu pasti membawa ciri-ciri tertentu, begitu pula pada masa remaja. Gunarsa dan Gunarsa (1984) menjelaskan ciri-ciri pada masa remaja sebagai berikut:

a. Remaja banyak mengalami kegelisahan dan keadaan yang tidak tenang dikarenakan banyak keinginan mereka yang tidak terpenuhi. Pada satu sisi mereka ingin mencari pengalaman baru untuk menambah wawasan dan keluwesan dalam bertingkah laku, tapi di sisi lain mereka merasa belum mampu, sehingga pada akhirnya mereka hanya akan dikuasai oleh perasaan gelisah karena keinginan-keinginan yang tidak tersalurkan. b. Remaja banyak mengalami pertentangan-pertentangan dalam diri yang

akan menimbulkan kebingungan baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain. Pada umumnya terdapat perselisihan dan pertentangan antara remaja dan orangtua, yang menyebabkan remja ingin melepaskan

diri dari orangtua tetapi remaja tidak berani mengambil resiko untuk keluar dari lingkungan yang aman dalam keluarga.

c. Remaja memiliki keinginan besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahuinya. Remaja cenderung ingin mecoba apa yang dilakukan oleh orang dewasa, dimana remaja berusah membuktikan bahwa apa yang dilakukan oleh orang dewasa dapat dilakukan oleh mereka.

d. Remaja mengarahkan keinginan-keinginan untuk mencoba tidak hanya kepada dirinya sendiri, namun juga diarahkan pada orang lain.

e. Remaja mempunyai keinginan menjelajahi alam yang lebih luas, bukan hanya pada lingkungan dekatnya saja. Keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan yang lebih luas dapat disalurkan secara positif dalam bentuk penelitian-penelitian yang bermanfaat.

f. Keterbatasan sumber daya pada remaja, menyebabkan banyak keinginannya yang tidak terpenuhi dan tersalurkan, sehingga remaja lebih banyak mengkhayal dan berfantasi.

g. Banyaknya keinginan remaja, namun tidak terpenuhi mengakibatkan remaja memiliki perasaan tidak berdaya terhadap dorongan-dorongan keinginan baik dari dalam maupun dari luar. Untuk mengatasi ketidakberdayaan tersebut remaja melakukan aktifitas kelompok, berkumpul bersama teman-teman sebayanya dan melakukan kegiatan

berkelompok secara bersama. Keinginan berkelompok ini dapat dikatakan sebagai ciri umum masa remaja

3. Masa remaja rebagai masa yang sulit.

Masa remaja sering disebut sebagai periodestress and storm(Hurlock, 1994).Stress disini mengacu pada kehadiran faktor emosional dan fisik yang mengacaukan cara individu berfungsi secara normal, sedangkan storm

mengacu pada kemarahan yang disertai letusan isi hati sebagai emosi utama atau bahakan dominan. Sebutan tersebut menggambarkan kondisi yang secara umum kacau dan berakibat pada memburuknya kondisi fisik dan psikologis individu remaja tersebut.

Menurut Erikson (dalam Sarwono, 1994) pada masa remaja terjadi konflik identitas lawan kekaburan peran. Disini remaja sebagai individu ingin menunjukkan identitas diri tetapi masih terperangkap oleh kekaburan perannya dalam lingkungan. Remaja merasa tak berarti dan tak berdaya, namun dalam dirinya, remaja memiliki hasrat untuk menjadi mandiri dan kuat. Menurut Sarwono (1994), konflik peran tersebut dapat bermanfaat bagi remaja untuk mencari identitas diri namun menyulitkan orang lain untuk dapat memahami jiwanya, karena selama proses ini berlangsung, lingkungan sulit untuk menerima remaja yang berubah-ubah dalam waktu singkat dan memperjuangkan idenya secara meledak-ledak.

Dalam hubungan antara remaja dengan lingkungannya, Lewin (dalam Sarwono, 1994) mengungkapkan ciri-ciri psikologis remaja sebagai berikut : a. Pemalu, perasa, pemarah dan agresif

b. kehilangan rasa aman, kecuali dalam hubungannya dengan teman-teman sebaya

c. Meningkatnya ketegangan emosi akibat konflik-konflik dalam lingkungan.

d. Kecenderungan untuk mengambil posisi yang ekstrim dan mengubah kelakuannya secara drastis sehingga muncul tingkah laku memberontak. e. bentuk-bentuk khusus dari tingkah laku remaja yang berbeda-beda pada

tiap individu, sangat ditentukan oleh sifat dan kekuatan dorongan yang saling berkonflik pada remaja tersebut.

Ciri-ciri tersebut menggambarkan tingginya intensitas stress yang terjadi selama tahap perkembangan remaja. Karena itu remaja harus melakukan penyesuaian-penyesuaian berupacopinguntuk mengatasi masalah yang timbul akibat perubahan situasi dan kondisi individu (Sarwono, 1994). Melakukan penyesuaian diri untuk mengatasi stress merupakan beban berat bagi remaja karena hal ini melingkupi seluruh aspek hidup remaja tersebut. Remaja akan mengalami banyak hambatan baik dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungannya, namun jika remaja mampu mengatasi hal ini

dengan baik maka remaja tersebut akan memasuki tahap perkembangan selanjutnya dengan baik pula (Sarwono, 1994)

D. Hubungan antara remaja, locus of control dan kecenderungan problem

Dokumen terkait