• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Remediasi

1. Pengertian remediasi

Remediasi dapat diartikan sebagai tindakan atau proses penyembuhan. Remediasi merupakan kegiatan bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil diagnosis yang sudah dilakukan. Dalam hal kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi ini dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran yang kurang berhasil, kegiatan remediasi dilakukan dalam bentuk pengajaran remedial atau bimbingan individual.

Pengajaran remedial (remedial teaching) bertolak dari konsep belajar tuntas (mastery learning), yang ditandai oleh sistem pembelajaran dengan menggunakan modul. Pada tiap akhir kegiatan pembelajaran dari suatu unit pembelajaran, guru melakukan evaluasi formatif, dan setelah adanya evaluasi formatif itulah anak-anak yang belum menguasai bahan pelajaran diberikan pengajaran remedial, agar tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian, pengajaran remedial pada hakikatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah mereka melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya anak yang belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. (Abdurrahman, 2009)

2. Langkah-langkah pengajaran remedial

Menurut Entang (1984), pengajaran remedial merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar dan memang kegiatan ini harus dilandasi kegiatan diagnosis. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan pengajaran remedial menurut Entang (1984), antara lain:

a. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan.

Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih definitif tentang seorang siswa dengan permasalahan yang dihadapinya, kelemahan yang dideritanya, letak kelemahannya, faktor utama penyebab kelemahan tersebut apakah masih bisa ditolong guru atau memerlukan bantuan orang lain, berapa lama bantuan harus diberikan, kapan, oleh siapa, dan sebagainya.

b. Melakukan alternatif tindakan.

Kegiatan ini dilakukan setelah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa yang memerlukan bantuan. Merencanakan kegiatan alternatif tindakan ini dilakukan menyesuaikan dengan karakteristik kesulitan yang dihadapinya. Alternatif tindakan ini bisa berupa: 1) Mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberi

petunjuk antara lain:

a) Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat dalam bahan bacaan.

b) Menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap penting dan merupakan kelemahan bagi siswa yang bersangkutan.

c) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud mengarahkan siswa dalam mempelajari materi tersebut. d) Memberi dorongan dan semangat untuk belajar.

e) Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar mempermudah pemahaman terhadap bahan yang sedang dipelajari.

f) Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.

2) Mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan belajar-mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai

tujuan yang sama baik yang sifatnya instruksional maupun efek pengiring.

3) Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan semata-mata kesulitan dalam belajar akan tetapi disebabkan juga karena hal lain seperti kesulitan belajar karena berlatar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan belajar yang salah atau masalah lain dalam hubungan dengan orang tua, teman sebayanya dan sebagainya, maka kepada siswa tersebut harus terlebih dahulu diberikan pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang bersifat psikoterapi. Jika masalah ini sudah dapat diatasi barulah dilaksanakan pengajaran remidial seperti pada butir a dan b.

c. Evaluasi pengajaran remedial.

Pada akhir kegiatan pengajaran remidial hendaknya dilakukan evaluasi kembali (re-evaluasi) sampai sejauh mana pengajaran remidial tersebut dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan paling utama adalah dipenuhinya kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan misalnya 75% taraf penguasaan (level of mastery). Bila ternyata masih belum berhasil maka hendaknya dilakukan kembali diagnosis (re-diagnosis), prognosis, dan pengajaran remidial berikutnya. Dan demikian daur/siklus ini akan berulang terus.

3. Metode pengajaran remedial

Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari langkah-langkah identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak selanjutnya.Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pengajaran remedial seperti yang dikutip oleh Mulyadi (2010) yaitu: a. Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas ialah suatu metode yang dilakukan guru dengan memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid baik secara kelompok maupun secara individual, kemudian mereka diminta pertanggungjawaban atas tugas-tugas tersebut. Metode pemberian tugas dapat juga digunakan dalam langkah mengenal kasus murid yang mengalami kesulitan belajar disamping juga untuk mengenal jenis dan sifat kesulitan belajar.

b. Diskusi

Metode diskusi adalah sebagai suatu proses pendekatan dari murid dalam memecahkan berbagai masalah secara analitis ditinjau dari berbagai titik pandangan. Tujuannya adalah menemukan pemecahan masalah, suatu pertemuan pendapat yang disepakati bersama sebagai gambaran dari gagasan-gagasan terbaik yang diperoleh dari pembicaraan bersama. Dalam pengajaran remedial metode diskusi digunakan sebagai salah satu metode dengan memanfaatkan interaksi antar individu dan kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar

dengan cara sekelompok murid yang menghadapi kesulitan sama secara bersama-sama mendiskusikan cara-cara pembuatan tugas. Dengan demikian murid dapat saling membantu memperbaiki kegiatan belajarnya. Peranan guru dalam diskusi adalah merangsang dan mengarahkan jalannya diskusi.

c. Tanya Jawab

Dalam pengajaran remedial metode tanya jawab dapat dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dan murid yang mengalami kesulitan belajar. Metode tanya jawab selain sebagai bentuk bantuan, juga dapat digunakan sebagai langkah pengenalan kasus dan langkah diagnosis dalam keseluruhan proses pengajaran remedial.

d. Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah penyajian dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Dalam kerja kelompok yang terpenting adalah interaksi antara anggota kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan pada murid yang mengalami kesulitan belajar.

e. Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah seorang murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Murid yang dipilih sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam prestasi belajarnya baik dan mempunyai hubungan sosial yang baik

dengan teman-temannya. Dalam pelaksanaan metode tutor sebaya, ternyata tutor ini dapat membantu teman-temannya baik secara individual maupun secara kelompok berdasarkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru. Tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok dan dalam hal tertentu tutor dapat berperan sebagai pengganti guru.

f. Pengajaran Individual

Pengajaran individual adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan secara individual, artinya dalam bentuk interaksi antara guru dengan seorang murid secara individual. Dengan pengajaran individual ini guru mempunyai banyak waktu untuk memonitor kemajuan belajar murid, mendorong murid belajar lebih giat dan membantu secara langsung murid menghadapi kesulitan-kesulitannya.

F. Bunyi dan Getaran 1. Pengertian Bunyi

Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang getarannya dirambatkan melalui suatu medium (gas, cair, atau padat) dalam bentuk rapatan dan renggangan.

2. Sifat-sifat Bunyi

b. Gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal. DI beberapa tempat, molekul udara didorong sehingga lebih berdekatan pada tekanan yang lebih tinggi (rapatan) dan di beberapa tempat lainnya molekul-molekul udara didorong saling menjauh pada tekanan yang lebih rendah (renggangan). Rapatan dan renggangan molekul-molekul udara dirambatkan sepanjang ruang ke telinga, sehingga bunyi dapat didengar. c. Bunyi dapat merambat melalui gas, zat cair, atau zat padat.

d. Panjang gelombang adalah satu bukit dan satu lembah gelombang. cepat rambat bunyi = panjang gelombang (λ) × frekuensi (Hz) e. Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai hasil bagi jarak antara sumber

bunyi dan pendengar dengan selak waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat.

cepat rambat bunyi =waktu(s)jarak(m)

3. Mendengarkan dan Menghasilkan Bunyi a. Telinga sebagai Penerima Bunyi

Getaran sumber bunyi menggetarkan udara di sekitarnya dan merambat ke segala arah sebagai gelombang longitudinal. Gelombang bunyi dikumpulkan oleh telinga luar dan selanjutnya menggetarkan gendang telinga.

Telinga normal manusia umumnya dapat mendengar bunyi dengan frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz. Bunyi yang frekensinya terletak dalam daerah tersebut dinamakan Audiosonik.

c. Hewan Yang Bisa Mendengar Bunyi Infrasonik dan Ultrasonik

Bunyi Infrasonik adalah bunyi yang memiliki frekuensi lebih rendah dari 20 Hz. Hewan yang dapat mendengar dalam frekuensi ini contohnya jangkrik dan serangga sejenisnya. Bunyi Ultrasonik adalah bunyi yang memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Contoh hewan yang dapat mendengar dalam frekuensi ini adalah anjing dan kelelawar. Kelelawar dapat mendengar bunyi infrasonik dan memancarkan gelombang ultrasonik.

d. Hubungan Nada dan Frekuensi Bunyi

Semakin tinggi frekuensi bunyi, makin tinggi nada bunyi yang dihasilkannya.

e. Hubungan Antara Kuat Bunyi dengan Amplitudo

Semakin kuat atau keras bunyi, maka amplitudo semakin besar; bunyi semakin lemah, maka amplitudo semakin kecil.

f. Warna Bunyi atau Timbre

Pada umumnya sumber nada tidak bergetar hanya pada nada dasarnya, tetapi disertai pula dengan nada-nada atasnya. Gabungan nada dasar dan nada-nada atas menghasilkan bentuk gelombang tertentu untuk setiap sumber nada. Bentuk gelombang inilah yang menunjukkan warna atau kualitas bunyi atau timbre dari sumber nada.

g. Hukum Marsenne

(1) Frekuensi senar bergantung pada panjang senar; senar panjang memiliki frekuensi rendah, senar pendek memiliki frekuensi tinggi. (2) Frekuensi senar bergantung pada luas penampang senar; senar tebal

memiliki frekuensi rendah, senar tipis memiliki frekuensi tinggi. (3) Frekuensi senar bergantung pada tegangan senar; senar yang tegang

(kencang) memiliki frekuensi tinggi, frekuensi yang kendur memiliki frekuensi rendah.

(4) Frekuensi senar bergantung pada massa jenis senar; senar yang ringan (massa jenis kecil) memiliki frekuensi tinggi, senar yang berat (massa jenis besar) memiliki frekuensi rendah.

h. Resonansi

Ikut bergetarnya suatu benda ketika benda lain didekatnya digetarkan disebut resonansi. Syarat resonansi adalah frekuensi benda yang bergetar sama dengan frekuensi alami benda yang ikut bergetar.

4. Pemantulan Bunyi dan Pemanfaatannya a. Hukum Pemantulan Bunyi

(1) Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang, dan ketiganya berpotongan pada satu titik.

(2) Sudut pantul = sudut datang.

sudut datang sudut pantul garis normal

BIDANG PANTUL

b. Pemanfaatan Pemantulan Bunyi

a. Menentukan cepat rambat bunyi di udara

b. Survei geofisika (pencatatan getaran pada seismograf) c. Mengukur kedalaman laut

d. Penggunaan dalam bidang kedokteran (alat USG) e. Mendeteksi cacat dan retak pada logam

f. Mengukur ketebalan pelat logam c. Macam-macam Bunyi Pantul

a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli, yaitu bunyi pantul yang dapat memperkuat bunyi asli jika jarak antara sumber bunyi dan bidang pemantul sangat dekat sehingga selang waktu yang diperlukan oleh bunyi pantul untuk kembali berlangsung singkat. Contohnya ketika seseorang mandi di kamar mandi, suaranya terdengar lebih keras dibandingkan di ruang terbuka.

b. Gaung atau kerdam, yaitu bunyi pantul yang sebagian bersamaan dengan bunyi aslinya, sehingga bunyi asli terdengar tidak begitu jelas. Contohnya jika seseorang berdiri di tengah sebuah ruangan dan berteriak atau membunyikan alat musik maka bunyinya akan dipantulkan oleh dinding, lantai, dan langit-langit.

Gema, yaitu bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli selesai diucapkan. Contohnya ketika jarak sumber bunyi dengan bidang pemantulsangat jauh(misalnya seseorang berada di lereng gunung

kemudian berteriak) ada kemungkinan bunyi pantul kembali setelah bunyi asli selesai diucapkan.

Dokumen terkait