• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asumsi Dasar

1. Dalam proses penggilingan padi menghasilkan sekam dengan rendemen sebesar 30 persen.

2. Panen padi di Karawang sebanyak 2 kali (4 bulan sekali panen, 2 bulan masa banjir, 2 bulan masa bera).

3. Dalam satu bulan terdiri dari 20 hari kerja dengan sistem proses produksi bergulir.

4. Berat per lembar papan partikel dengan ukuran panjang 2440 mm, lebar 1220 mm dan tebal 9 mm adalah 22 kg dengan rendemen sebesar 0.72 persen serta volume per lembarnya sebesar 0.027 m3/lembar (Rosdiana 2007).

5. Dibutuhkan sekam sebanyak 1 000 kg/m3 (1 ton) untuk menghasilkan per meter kubik papan partikel dengan jumlah lembar papan partikel per meter kubik sebesar 37 lembar/m3 (Rosdiana 2007).

6. Suplai sekam dari gabungan mitra sebesar 303 ton sekali panen dengan luas lahan gabungan sebesar 144.27 ha (panen tiap 4 bulan sekali jadi suplai tiap bulan sebesar 303:4 = 75.8 ton) (dapat dilihat pada Lampiran 3).

7. Komposisi perbandingan perekat dan aditif pada tahun pertama yaitu 30:1 persen dari jumlah sekam, sedangkan pada tahun kedua perbandingan perbandingan perekat dan aditif yaitu 40:2 persen dari jumlah sekam.

8. Estimasi kegagalan penjualan pada tahun pertama sebesar 30 persen, pada tahun kedua sebesar 25 persen dan tahun berikutnya sebesar 20 sampai 10 persen. Hal tersebut terjadi karena pada tahun pertama produksi masih dalam proses trial and error sehingga penjualan belum optimal.

9. Pada tahun pertama akan dihasilkan produk papan partikel sebanyak 22 378 lembar/m3, pada tahun kedua sebesar 27 000 lembar/m3.

10.Pencampuran sekam dengan perekat dan bahan aditif menggunakan mesin

coal mixer dengan kapasitas 8 ton/jam yang beroperasi selama 8 jam setiap harinya.

11.Kapasitas mesin pengaduk atau pencampur (coal mixer) sekam sebesar 8 ton/jam. Untuk mencampurkan sekam dengan perekat hanya membutuhkan satu unit mesin pengaduk dan dapat digunakan bergantian per jam.

12.Pengempaan sekam yang telah dicampur dengan perekat dan aditif dilakukan menggunakan mesin hot press untuk menghasilkan lembaran papan partikel dengan tekanan 280 kg/cm2 dan suhu1600C selama 8 jam setiap harinya. 13.Mesin hot press membutuhkan 1.5 liter solar per jam, diasumsikan

penggunaan mesin perhari 8 jam selama 20 hari kerja adalah 300 liter (harga solar per liter Rp11 000).

14.Proporsi jumlah sekam kasar dan sekam yang telah digiling menjadi bubuk sama jumlahnya.

15.Dana investasi bersumber dari investor sebesar Rp3 554 486 000 yang dikembalikan dalam empat tahun tanpa bunga.

16.Umur proyek dari usaha ini adalah 10 tahun. Hal ini didasarkan pada umur ekonomis mesin hot press yang digunakan, karena merupakan mesin paling penting dalam pembuatan papan partikel.

17.Biaya sertifikasi terdiri dari sertifikasi SNI ISO 17064 dan eco label.

18.Biaya pembuatan SIUP dan NPWP tahun 2014 sebesar Rp1 000 000. 19.Biaya untuk mendirikan koperasi tahun 2014 sebesar Rp15 000 000. 20.Biaya pembuatan SITU tahun 2014 sebesar Rp2 500 000.

21.Harga tanah di Kabupaten Karawang tahun 2015 sebesar Rp1 700 000 per m2. 22.Komoditas ini tidak dikenakan bea keluar berdasarkan ketetapan Menteri

Keuangan No.2369/KM.4/2013 tentang penetapan harga ekspor untuk perhitungan bea keluar, bahwa bea keluar hanya dikenakan pada karet, kulit serta CPO dan produk turunannya.

23.Pajak yang diberlakukan sebesar 1 persen dari omzet perusahaan (berdasarkan UU No.46 tahun 2013).

24.Tarif pajak pertambahan nilai (PPN) atas ekspor barang kena pajak adalah 0 persen (berdasarkan www.pajak.go.id).

25.Tarif dasar listrik tahun 2014 sebesar Rp1 210 per kWh (dapat dilihat pada Lampiran 9).

26.Tingkat discount rate yang digunakan adalah 7.5 persen mengacu kepada tingkat suku bunga Bank Indonesia.

Rencana Pemasaran Analisis Pasar

Analisis pemasaran secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu segmentasi pasar (segmenting), penetapan target sasaran (targeting) dan penetapan posisi pasar (positioning).

1. Segmenting

Pengelompokan segmen pasar untuk produk papan sekam didasarkan pada tingkat penggunaan dan geografis. Berdasarkan tingkat penggunaan, segmen pasar tujuan produk ini adalah importir seperti industri furniture. Berdasarkan segmen geografis, lokasi pasar tujuan yang dipilih adalah segmen pasar luar negeri dengan negara-negara yang berada di Benua Asia sebagai tujuan pasar dalam usaha ini. Segmen pasar pada penjualan papan partikel ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Perbandingan segmen pasar dalam dan luar negeri Segmentasi dalam negeri Segmentasi luar negeri Daerah Nilai penjualan (Rp) Negara Nilai ekspor (USD)

Sukabumi 4 406 703 400 China 1 134 209

Sumber: Rosdiana (2007) dan UN Comtrade (2014)

Berdasarkan Tabel 5, papan partikel dapat dijual pada segmen pasar dalam negeri ataupun luar negeri. Segmen pasar luar negeri dipilih karena keuntungan yang diperoleh akan lebih besar karena transaksi dalam dollar. Usaha ini merupakan usaha yang berbeda dari jenis usaha pengolahan kayu, sebab fokus usaha ini adalah pengolahan hasil samping penggilingan padi yaitu sekam menjadi produk yang memiliki nilai guna dan nilai tambah dengan segmen pasar yang berbeda dari usaha yang sudah ada, sehingga pesaing di usaha ini masih sedikit. 2. Targeting

Target pasar yang dipilih berdasarkan aspek geografis adalah industri

furniture yang terletak di Negara China. Dipilihnya China sebagai target pasar dikarenakan perusahaan di China membutuhkan papan partikel dengan jumlah besar, selain itu keuntungan yang akan diperoleh akan lebih besar seperti data yang ditunjukkan oleh UN Comtrade (2014), nilai ekspor papan partikel adalah sebesar USD1 134 209 atau sebesar Rp13 610 508 000.

3. Positioning

Produk yang ditawarkan adalah papan partikel berbahan dasar sekam sebagai produk alternatif pengganti papan partikel dari kayu. Produk alternatif tersebut dapat mengurangi eksploitasi penggunaan kayu yang selama ini marak digunakan sebagai bahan baku utama industri furniture.

Bauran Pemasaran

Setelah mengetahui segmen pasar, target pasar, dan posisi pasar maka dapat disusun strategi bauran pemasaran (marketingmix) yang terdiri dari product, price, price dan promotion.

1. Product

Produk yang akan dihasilkan dari usaha ini adalah berupa intermediet product dalam bentuk papan partikel. Produk papan partikel yang dihasilkan menggunakan bahan baku utama dari sekam bubuk yang dicampur dengan perekat seperti urea formaldehida dan kemudian di pres. Ukuran papan partikel yang diproduksi yaitu 1220 x 2440 mm dengan ketebalan 9 mm. Produk akan dicap logo perusahaan dan bertanda SNI serta dicantumkan eco labeling.

2. Price

Harga jual produk untuk ekspor berdasarkan www.alibaba.com sebesar Rp240 000 atau USD20 (1USD = Rp12 000) per lembar papan partikel dengan ukuran 1 220 x 2 440 mm dengan ketebalan 9 mm. Sedangkan harga jual untuk domestik berdasarkan www.rimbakita.com sebesar Rp75 000 sampai dengan Rp125 000 ukuran 1 220 x 2 440 mm tergantung ketebalan.

3. Place

Lokasi tempat usaha pengolahan sekam ini akan didirikan di Jalan Raya Syech Quro, Karawang. Pemilihan lokasi ini didasari karena letaknya yang dekat dengan lokasi bahan baku sekam dan akses mudah untuk ke kota. Saluran distribusi produk ini adalah dengan melakukan pengiriman langsung papan partikel ke industri furniture di negara China yaitu Shouguang Banyans Wood Trading Co. Ltd yang bertempat di Shouguang Provinsi Shandong.

4. Promotion

Strategi promosi produk dilakukan dengan menggunakan media internet berupa pembuatan website untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk. Selain itu cara promosi lain yang dilakukan adalah dengan turut serta dalam pameran dagang internasional yang dihadiri oleh perusahaan luar negeri. Strategi promosi yang dilakukan juga akan menjalin kerjasama dengan Direktorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional sebagai mediator antara eksportir dan importir. Analisis Pesaing

Pesaing dari usaha pengolahan yang akan didirikan adalah PT. Surabaya

Press Board yang berlokasi di Jawa Timur. PT. Surabaya Press Board merupakan perusahaan dalam negeri yang memproduksi bahan baku untuk industri furniture

dalam bentuk papan partikel. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan ini selain papan partikel adalah kayu lapis dan papan serat. Target pasar PT. Surabaya Press Board adalah pasar domestik untuk disuplai ke industri furniture dalam negeri. Unit usaha pengolahan yang akan didirikan berbentuk koperasi yang bernama Koperasi Damai Rukun Tani dengan target pasar luar negeri ke Negara China. Rincian rencana strategi pemasaran perusahaan dengan perusahaan lain dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Rincian rencana strategi pemasaran perusahaan vs pesaing Komponen

strategi pemasaran

Koperasi Damai Rukun Tani Pesaing (PT. Surabaya

Press Board)

Segmenting Pasar luar negeri untuk

industri furniture di benua asia yang membutuhkan bahan baku alternatif selain kayu dalam bentuk papan partikel.

Pasar dalam negeri untuk industri furniture yang membutuhkan papan partikel sebagai bahan baku.

Targeting Target pasar luar negeri ke negara China.

Target pasar dalam negeri dengan menyuplai bahan baku untuk keperluan berbagai industri furniture

lokal.

Positioning Produk papan partikel yang ditawarkan berbahan dasar sekam sebagai terobosan baru dari produk papan partikel alternatif pengganti kayu.

Produk papan partikel berbahan dasar kayu yang diolah dengan teknologi mesin pres modern.

Marketing Mix Product

Papan partikel ukuran 1 220 x 2 440 mm dengan ketebalan 9 mm per lembar.

Product

Papan partikel, papan serat dan kayu lapis berbagai ukuran dan ketebalan.

Price

Rp240 000 atau USD20 per lembar papan partikel.

Price

Rp75 000 ketebalan 9 mm sampai dengan Rp125 000 ketebalan 18 mm ukuran 1 220 x 2 440 mm untuk per lembar papan partikel. Place

Lokasi produksi dan kantor terletak di Jalan Raya Syech Quro, Karawang.

Place

Lokasi perusahaan terletak di Jalan Kalianak 55 H, Jl. Surabaya, Jawa Timur. Promotion

Membuat website untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk di internet. Berpartisipasi dalam pameran dagang Internasional yang dihadiri oleh perusahaan dari luar negeri serta kerjasama dengan Direktorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional.

Promotion

Promosi dilakukan dengan menggunakan website

berbasis internet, iklan di media massa dan media cetak.

Pemasaran Ekspor

Usaha pengolahan sekam menjadi papan partikel merupakan usaha yang berorientasi ekspor, sehingga langkah-langkah dalam menyiapkan produk ekspor menurut Kementrian Perdagangan (2013) adalah sebagai berikut:

1. Persiapan administratif berupa pembuatan identitas usaha.

2. Persiapan legalitas usaha berupa pembentukan badan usaha yang berbadan hukum dengan klasifikasi eksportir produsen atau eksportir bukan produsen. 3. Persiapan operasional berupa penerbitan dokumen yang terdiri dari brosur atau

leaflet, offer sheet, invoice, consular invoice, packing list, sales contract,

weight note-measurement list, letter of indemnity, letter of subrogation, pemberitahuan ekspor barang (PEB) dan pemberitahuan ekspor barang tertentu. 4. Persiapan produk yang akan dijual secara fisik maupun pencantuman

keterangan produk dalam lembar profil produk .

5. Melakukan perijinan ekspor di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia melalui UPP (Unit Pelayanan Perdagangan) dengan salah satu fasilitas yang ditawarkan berupa INTRADE.

Rencana Produksi (Operasional) Perencanaan Produk

Produk yang akan dihasilkan dari bisnis ini adalah produk intermediet

berupa papan partikel. Papan partikel yang dihasilkan menggunakan bahan baku sekam yang telah digiling menjadi bubuk kemudian dicampurkan dengan perekat

urea formaldehida serta ditambah bahan aditif yaitu parafin selanjutnya di pres menggunakan mesin pres. Produk yang dihasilkan berupa lembaran papan yang dibentuk dengan ukuran 1 220 x 2 440 mm ketebalan 9 mm, setelah usaha berjalan tidak menutup untuk dilakukan perkembangan usaha dengan memproduksi lembaran papan dengan berbagai ukuran dan ketebalan. Produk yang telah dibuat akan menerapkan prosedur SNI untuk penggunaan tanda SNI pada produk dan mendapatkan sertifikat produk. Produk akan didaftarkan ke Badan Standardisasi Nasional (BSN) agar memperoleh SNI ISO 17064:2010 kategori produk papan partikel. Selain itu produk akan dicap logo perusahaan serta dicantumkan eco labeling. Berikut merupakan contoh papan partikel yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Teknologi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Rosdiana (2007), yaitu studi kasus pada PT. Paparti Pertama menggunakan beberapa teknologi untuk membuat papan partikel, diantaranya terdiri dari mesin pencampur atau pengaduk (coal mixer) untuk mencampurkan bahan baku dengan perekat dan bahan aditif. Bahan- bahan yang telah tercampur dicetak menggunakan alat cetak yang selanjutnya dikempa dengan mesin pres kayu (hot press), lembaran papan partikel di potong menjadi ukuran tertentu menggunakan mesin pemotong (trimming) lembaran papan yang telah di potong dihaluskan dengan mesin pengamplas. Fungsi dan spesifikasi mesin-mesin tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mesin pengaduk (coal mixer)

Pencampuran partikel dengan perekat dan formulasi aditif dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk (coal mixer). Jenis perekat yang digunakan adalah

urea formaldehida sedangkan aditif yang dipakai adalah parafin. Bahan aditif yang ditambahkan dengan kadar sebesar dua persen dari jumlah sekam. Bentuk mesin dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Mesin pengaduk (coal mixer) Sumber: http://tokopusatmesin.com Spesifikasi:

 Model: CCR-500

 Kapasitas: 8 ton/jam

 Dimensi: panjang x lebar x tinggi (100 x 60 x 105 cm)

 Daya: 800 watt

 Berat: 300 kg

2. Mesin pengempa panas (hot press)

Lembaran partikel dibentuk dari proses pengempaan panas dengan mesin

hot press. Proses pengempaan dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan waktu kempa. Prinsip kerja mesin pres adalah memanfaatkan tekanan hidrolik untuk menekan, mengepres dan membentuk sesuatu. Tekanan yang diberikan sebesar 280 kg/cm2 dengan suhu 160 0C sedangkan waktu kempa berbeda-beda tergantung ketebalan papan partikel yang dibuat. Bentuk mesin dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Mesin pengempa panas (hot press) Sumber: http://www.itplywood.en.made-in-china.com Spesifikasi:

 Model: HPM003

 Tekanan maksimum: 280 kg/cm2

 Dimensi: panjang x lebar x tinggi (4 500 x 3 580 x 1 370 mm)

 Kecepatan pengempaan: 170 mm/menit

 Berat mesin: 36 ton

3. Mesin pemotongan (Trimming)

Lembaran papan partikel yang telah dipres selanjutnya dipotong menjadi ukuran yang diinginkan dengan mesin pemotong. Ukuran yang akan dibuat yaitu 1 220 x 2 440 mm dengan ketebalan 9 mm. Bentuk mesin dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Mesin pemotong (trimming)

Sumber: http://jualmesinkayu.wordpress.com Spesifikasi:

 Model: band saw vertical

 Dimensi: panjang x lebar x tinggi (80 x 60 x 140 cm)

 Daya: 600 watt

4. Mesin pengamplas

Lembaran papan partikel yang telah dipotong dengan ukuran tertentu kemudian dihaluskan dengan mesin pengamplas sekaligus mendapatkan ukuran ketebalan yang tepat. Bentuk mesin dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Mesin pengamplas Sumber: http://www.perkakasku.com Spesifikasi:

 Model: MT921

 Panjang kabel: 2 meter

 Daya: 180 watt

 Berat: 1.5 kg

Rencana Pasokan Bahan Baku dan Jumlah Produksi

Bahan baku dari usaha pembuatan papan partikel berupa sekam padi yang diperoleh dari para petani padi dan para penggiling padi yang berada di wilayah Karawang. Petani padi dan penggiling padi tersebut merupakan mitra usaha dan juga sebagi pemasok tetap bahan baku sekam. Manajemen pengumpulan bahan baku yang dilakukan yaitu, gabah dari petani akan dikumpulkan oleh gapoktan atau kelompok tani yang kemudian akan disalurkan ke koperasi. Koperasi sebagai unit usaha yang akan menggiling gabah tersebut kepada penggiling mitra, hasil samping penggilingan berupa sekam akan diolah menjadi papan partikel. Panen padi di Karawang sebanyak 2 kali (4 bulan sekali panen, 2 bulan masa banjir, 2 bulan masa bera). Suplai sekam dari gabungan mitra sebesar 303 ton sekali panen dengan luas lahan gabungan sebesar 144.27 ha (panen tiap 4 bulan sekali jadi suplai tiap bulan sebesar 303 : 4 = 75.8 ton) (dapat dilihat pada Lampiran 3). Petani dan penggiling yang bermitra terdiri dari 32 orang yang berasal dari Desa Pasirukem dan Desa Rawagempol. Semakin banyak petani dan penggiling padi yang bermitra maka suplai bahan baku akan semakin besar.

Selama dua bulan masa banjir dan dua bulan masa bera, petani mitra tidak memasok bahan baku sekam. Sekam didatangkan dari luar daerah tersebut. Bahan baku sekam dipasok dari penggiling mitra saja, hal ini dikarenakan penggiling mitra tiap bulan selalu berproduksi untuk menggiling gabah sehingga selama empat bulan masa banjir dan bera bahan baku sekam tetap dipasok secara kontinyu dan tidak ada hambatan atau terkendalanya bahan baku akibat tidak adanya pasokan dari petani mitra saat terjadinya masa banjir dan bera tersebut. Harga jual sekam di tingkat penggiling dapat dilihat pada Lampiran 4. Kebutuhan bahan baku tiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Kebutuhan bahan baku dan rencana jumlah produksi tiap bulan Satuan Jumlah pada

tahun pertama

Jumlah pada tahun kedua Input

Bahan baku sekam bubuk ton 75.8 75.8

Penyusutan bahan baku (sortasi) ton 3.8 0.8

Setelah penyusutan ton 72 75

Output

Papan partikel lembar/m3 2 664 3 000

Estimasi kegagalan penjualan persen 30 25

Papan partikel setelah estimasi lembar/m3 1 865 2 250 Keterangan: Kadar penyusutan sebesar 5 persen

Bahan baku yang dipasok setiap bulannya dari mitra setelah penyusutan 5 persen menjadi 72 ton. Pada tahun berikutnya tingkat penyusutan dapat diminimalisir menjadi 1 persen menjadi 75 ton. Rencana produksi papan partikel adalah sebanyak 2 664 lembar/m3 per bulan pada tahun pertama dan 3 000 lembar/m3 per bulan pada tahun kedua. Estimasi kegagalan penjualan pada tahun pertama sebesar 30 persen dan tahun kedua sebesar 25 persen. Hal ini dikarenakan pada awal produksi masih dalam tahap trial and error sehingga banyak produk yang rusak, tidak sesuai ukuran, tidak sesuai ketebalan dan lain-lain sebagainya sehingga penjualan produk belum optimal. Penentuan ini didasarkan kepada kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual papan partikel. Rincian penjualan produk dapat dilihat pada Lampiran 5.

Proses Produksi

Proses produksi pembuatan papan partikel diacu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana (2007) pada studi kasus di PT Paparti Pertama yang berada di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Proses produksi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap sortasi, pencampuran dengan perekat dan aditif, pencetakan lembaran papan, pengempaan panas, pengkondisian, pemotongan, pengamplasan dan tahap terakhir adalah pemilahan (grading) dan pelabelan. Alur proses produksi pengolahan sekam menjadi papan partikel dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Diagram alir proses pengolahan sekam menjadi papan partikel 1. Penyortiran dilakukan pada bahan baku sekam yang dipasok dari petani dan

penggiling mitra yang memiliki kondisi baik dan tidak rusak.

2. Sekam yang lolos sortasi kemudian dicampurkan perekat urea formaldehida

dengan nisbah 40 persen dari jumlah sekam. Selanjutnya dicampurkan juga bahan aditif berupa parafin dengan nisbah 2 persen dari jumlah sekam. Dalam tahap ini bahan-bahan yang telah dicampurkan kemudian diaduk dengan mesin

coal mixer.

3. Bahan yang telah tercampur merata kemudian dibentuk menjadi lembaran- lembaran papan dengan alat cetak khusus. Selama proses pembentukan lembaran, pendistribusian partikel pada alat pencetak diusahakan tersebar merata untuk menghasilkan kerapatan yang seragam.

4. Lembaran papan yang telah dicetak kemudian dikempa dengan mesin hot press. Tekanan yang diberikan sebesar 280 kg/cm2 dengan suhu 1600C sedangkan waktu kempa berkisar 90-180 menit.

5. Lembaran papan yang telah dipres kemudian dipotong dengan mesin pemotong sesuai dengan ukuran produk yang akan dipasarkan yaitu 1 220 x 2 440 mm dengan ketebalan 9 mm.

6. Setelah pengempaan lembaran papan didinginkan dahulu sebelum ditumpuk. Pengkondisian dilakukan selama 24 jam dengan cara penumpukan lembaran- lembaran papan.

Sekam Bubuk

Pencampuran Perekat dan Aditif

Pencetakan Lembaran Papan Pengempaan Panas Pengkondisian Pemotongan Papan Pengamplasan Papan Sortasi

7. Lembaran partikel yang telah dipotong dengan ukuran tertentu kemudian diamplas. Pengamplasan dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah pengurangan tebal yang tidak seragam.

8. Tahap akhir adalah dilakukan penyortiran dan pelabelan. Penyortiran dilakukan secara visual yaitu dengan melihat permukaan papan partikel. Pelabelan dilakukan dengan memberi stempel logo perusahaan dan memperoleh label

ecolabeling dari instansi terkait. Produk papan partikel yang dihasilkan dikelompokkan ke dalam grade A, B dan C.

Perencanaan Lokasi dan Tata Letak (Layout)

Perencanaan layout adalah cara pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang diperlukan ke dalam suatu proses tertentu atau khusus. Perencanaan

layout adalah cara pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang dasarnya adalah untuk memudahkan pengawasan dalam aktivitas produksi, sehingga dapat dilakukan penghematan biaya. Bangunan usaha berdiri diatas lahan seluas 1 000 m2 yang terdiri dari tiga area utama yaitu area produksi, area gudang penyimpanan dan kantor administrasi. Lokasi bangunan usaha akan didirikan di sekitar jalan Syech Quro, Kecamatan Lemahabang, Karawang. Pemilihan lokasi ini didasarkan oleh letaknya yang dekat dengan lokasi bahan baku sekam. Selain itu akses untuk ke kota dari lokasi ini tidak terlampau jauh.

Area produksi terdiri dari ruang pencampuran, ruang pemotongan, ruang pengempaan, ruang pengkondisian dan ruang pemilahan. Area gudang terdiri dari dua bagian yaitu gudang penyimpanan bahan baku dan penyortiran serta gudang pengepakan produk jadi. Area kantor terdiri dari ruang administrasi, ruang tunggu tamu serta ruang kerja manager dan direktur. Tata letak bangunan usaha dapat dilihat pada Gambar 8.

Ruangan-ruangan yang terdapat pada unit bisnis pembuatan papan partikel dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Kebutuhan luas ruangan pabrik

No Keterangan Luas (m2) Kelonggaran 50 persen (m2) Total (m2) 1. Gudang pengepakan produk jadi 30 15 45

2. Gudang bahan baku 18 9 27

3. Ruang pencampuran 25 12.5 37.5

4. Ruang pencetakan 25 12.5 37.5

5. Ruang pengempaan 25 12.5 37.5

6. Ruang pemotongan &

pengkondisian 30 15 45

7. Ruang pengamplasan 25 12.5 37.5

8. Ruang grading dan pelabelan 30 15 45

9. Area sortasi 20 10 30

10. Area bongkar muat 100 50 150

11. Area parker 120 60 180

12. Kantor 80 40 120

13. Mushola & toilet 20 10 30

14. Taman 19 9.5 28.5

15. Area pengolahan limbah 20 10 30

16. Lahan kosong 80 40 120

Total (m2) 667 1 000

Standar Mutu Input dan Output

Diperlukan perumusan standar mutu input dan standar mutu output untuk menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standar produk yang diharapkan. Standar mutu input berupa spesifikasi dari bahan baku yang dipasok untuk menghasilkan suatu produk. Standar mutu output berupa spesifikasi dari produk jadi yang disesuaikan dengan standar yang ditetapkan oleh industri tertentu, dalam usaha ini adalah industri furniture sebagai target pasar tujuan.

a. Standar mutu input

Input yang digunakan adalah sekam padi yang diperoleh dari petani mitra dan selanjutnya digiling oleh pemilik penggilingan padi yang juga telah bermitra. Standar mutu input yang ditetapkan untuk membuat produk papan partikel adalah sekam yang telah digiling menjadi bubuk dengan kondisi

Dokumen terkait