• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Jaringan Pelayanan Fasilitas Umum (FU)

MISI TUJUAN SASARAN

C. Rencana Jaringan Pelayanan Fasilitas Umum (FU)

Dalam penyediaan fasilitas pelayanan umum ini digunakan asumsi bahwa setiap pusat pelayanan yang lebih tinggi merangkap dan melayani juga pusat lainnya yang lebih rendah. Ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan merupakan pusat-pusat permukiman yang mempunyai peranan penting dalam pengembangan wilayah Kabupaten Kerinci terutama bila dilihat dari fungsinya sebagai pusat administrasi pemerintahan.

Hirarki suatu kota dapat menunjukkan besaran kota sekaligus peranan kota tersebut dalam memberikan pelayanan kepada wilayah belakangnya. Besaran suatu kota ditunjukkan oleh jumlah penduduknya sedangkan peranan kota ditentukan oleh fungsi pelayanan yang dapat diberikan. Dengan demikian, peranan kota ditentukan oleh kelengkapan dan kualitas fasilitas yang tersedia yang mencerminkan tingkat kemampuan suatu kota dalam

memberikan pelayanan.

Fasilitas yang harus dikembangkan di Kabupaten Kerinci meliputi fasilitas sosial dan ekonomi. Fasilitas sosial meliputi pendidikan, peribadatan, kesehatan, dan fasilitas pelayanan umum. Sedangkan fasilitas ekonomi meliputi fasilitas perdagangan, jasa dan sebagainya. Adapun pengembangan fasilitas tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

a. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar (basic need) untuk setiap manusia. Disamping itu sebagaimana di dalam UUD 1945, bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Usaha ini salah satunya dapat dipenuhi dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Menurut data tahun 2005 di kabupaten Kerinci terdapat sarana dan prasarana pendidikan yaitu TK (baik negeri maupun swasta) sebanyak 87 bangunan, SD (baik yang negeri maupun yang swasta) sebanyak 234 bangunan, SMP (baik yang negeri maupun yang swasta) sebanyak 57 banguna, dan SMU (baik yang negeri maupun yang swasta) sebanyak 21 bangunan, dan sekolah kejuruan sebanyak 7 bangunan.

Sampai tahun 2005 jumlah sarana pendidikan TK dan SD sudah cukup tersedia, yang perlu diperhatikan adalah sarana pendidikan untuk perguruan tinggi (mulai dari jenjang D I s/d S1) harus diperhatikan. Walaupun di Kabupaten Kerinci sudah tersedia perguruan tinggi dengan memadai tetapi untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang, seperti kebutuhan tenaga kerja terampil, peningkatan kuantitas pendidikan perlu dilakukan.

Sampai dengan tahun 2015 kebutuhan sarana pendidikan terutama untuk pendidikan dasar 9 tahun, khususnya sarana SD

Masih cukup. Hanya saja untuk sarana SMP dan SMA masih terdapat kekurangan yang harus dipenuhi hingga lO (sepuluh) tahun kedepan. Untuk sarana SD yang harus diperhatikan adalah biaya pemeliharaan yang cukup besar. Saat ini biaya yang terkait dengan pembiayaan sarana pendiduikan selain bersumber dari APBN dan APBD rutin, dapat juga berasal dari masyarakat.

b. Fasilitas Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Kerinci mengandalakan dari ketersediaan sarana pelayanan kesehatan setingkat Puskesmas pembantu. Hal ini merupakan salah satu strategi pemerintah dalam mengantisipasi kesulitan medan yang ada di Kabupaten Kerinci. Dominannya puskesmas pembantu atau Pustu di Kerinci terlihat dari jumlahnya yang mencapai 50 buah dan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Kerinci.

Pelayanan sarana kesehatan dapat diperkirakan dengan menggunakan standar pelayanan sarana dalam suatu kawasan tertentu, yaitu Kabupaten Kerinci. Untuk mengetahui kebutuhan masyarakat akan sarana kesehatan, maka digunakan standar penyediaan prasarana perkotaan Depertemen PU sebagai berikut:

 Balai pengobatan melayani minimum 3.000 penduduk  Balai kesehatan ibu dan anak dan rumah bersalain melayani

minimum 10.000 penduduk

 Puskesmas melayani minimum 120.000 penduduk atau setiap pusat kecamatan

 Puskesmas pembantu melayani minimum 30.000 penduduk atau setiap pusat lingkungan

 Rumah sakit melayani minimum 240.000 penduduk  Dokter Praktek melayani minimum 5.000 penduduk

 Apotek/toko obat melayani minimum 10.000 penduduk.

Berdasarkan perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2015, maka kebutuhan sarana kesehatan adalah sebagai berikut:  Balai pengobatan sebanyak 127 buah

 BKIA sebanyak 38 buah  Puskesmas sebanyak 3 buah  Pustu sebanyak 13 buah  Rumah sakit sebanyak 2 buah  Dokter praktek sebanyak 76 orang  Apotek/toko obat sebanyak 38 buah.

Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan di Kabupaten Kerinci tahun 2015 terlihat bahwa penyediaan prasarana kegiatan di Kabupaten Kerinci untuk jenis prasarana dasar kesehatan seperti Rumah Sakit dan Puskesmas sudah mencukupi. Oleh karena yang harus dilakukan adalah upaya pemeliharaan dan peningkatan kualitas pelayanan dan penyediaan tenaga medis yang mencukupi. Beberapa hal yang harus dipenuhi adalah pengadaan pelayanan dokter praktek baik dengan kategori umum maupun spesialis yang masih kurang. Begitu juga dengan ketersediaan toko obat dan apotek.

Penentuan lokasi kebutuhan fasilitas kesehatan pada setiap kecamatan di Kabupaten Kerinci dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut

a. Mempunyai daya hubung yang baik untuk memperoleh efesien pelayanan dan mudah untuk ditempuh.

penempatan lokasi fasilitas kesehatan harus terhindar dari keramaian.

c. Berada pada lokasi yang telah memiliki utilitas yang baik seperti jaringan listrik, air bersih dan sebaginya.

c. Fasilitas Peribadatan

Dominasi agama islam mewarnai kehidupan masyarakat di Kabupaten Kerinci. Masjid, Mushalla dan Langgar merupakan sarana peribadtan yang mudah ditemui. Pada tahun 2004, terdapat sekitar 280 mesjid, 428 langgar dan 59 mushalla dan hanya 1 gereja yang ada di Kabupaten Kerinci.

Berdasarkan perhitungan berdasarkan penyediaan sarana peribadatan dan standar Penyediaan Prasarana Perkotaan Dep. PU dimana sebuah mesjid melayani minimum 30.000 jiwa dan sebuah langgar melayani minimum 2.500 jiwa, diketahui bahwa pada tahun 2015 kebutuhan sarana mesjid dan langgar/mushalla adalah 13 buah dan 161 buah. Maka dapat dilihat bahwa kebutuhan sarana peribadatan masih mencukupi bahkan sampai tahun 2015 sekalipun.

d. Fasilitas Perdagangan Jasa

Untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kerinci, saat ini tersedia beberapa sarana fasilitas perdagangan jasa yang cukup penting yaitu pasar. Keberadaan pasar sangat penting bagi masyarakat, baik sebagai tempat menjual hasil bumi (hasil pertanian) namun juga tempat membeli kebutuhan sehari-hari. Umumnya pasar di Kabupaten Kerinci tidak berjualan setiap hari, tetapi sesuai denagan kebutuhan dan kebiasaan. Tetapi terdapat bebarapa pasar dan bangunan yang

sudah tetap (Fixed Building Market).

Selain pasar, sarana ekonomi yang cukup berpengaruh adalah keberadaan Ruko sebagai salah satu fenomena baru di kawasan perkotaan. Ruko-ruko yang berkembang ini selain memperdagangkan berbagai macam kebutuhan sehari-hari (sembako), juga barang elektronik, perkakas dan sebagainya. Pengalokasian fasilitas perdagangan di Kabupaten Kerinci dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:  Rencana pengembangan fasilitas perdagangan disesuaikan

dengan rencana jaringan jalan dan didukung oleh utilitas yang baik.

 Lokasi sebaiknya tidak dekat dengan fasilitas peribadatan dan fasilitas pendidikan.

 Lokasi sebaiknya dekat dengan lokasi permukiman dan terjangkau oleh transportasi umum.

e. Fasilitas Air Bersih

Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kabupaten Kerinci sekarang ini kebanyakan menggunakan air sungai, air tanah dan PDAM. Untuk menyediakan air bersih pada dasarnya dilandasi target nasional, bahwa 80% masyarakat perkotaan dan 60% masyarakat pedesaan terlayani air bersih. Tujuan utama perencanaan di sini adalah untuk menjadikan semua kecamatan memiliki penyediaan air bersih dengan system perpipaan.

Kebutuhan air bersih di Kabupaten untuk penggunaan domestik (rumah tangga) tahun 2015 adalah sebanyak 10.454.544 m3. Sedangkan untuk kebutuhan non domestik (sosial) adalah sebanyak 1.568.187 m3. Pengembangan fasilitas air bersih pada saat telah dilakukan pembangunan

sumur bor dengan kapasitas 5 It/det - 250 It/det dengan mempergunakan IPA Gravitasi (pegunungan) dalam men-supply kebutuhan air bersih yang selama ini belum terlayani secara optimal.

Untuk mengantisipasi hal tersebut dan mengingat sumber air yang terbatas maka perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai potensi dan kualitas sumber air (air permukaan ataupun air tanah), kapasitas air yang dapat dimanfaatkan dan sistem pengolahan yang efesien.

Sistem jaringan perpipaan akan dipakai untuk melayani kebutuhan diperkotaan sedangkan di pedesaan adalah non-perpipaan. Jaringan perpipaan ini sebaiknya menggunakan pipa PVC dan sedapat mungkin dicari jalur dan bentuk jaringan pipa yang menghemat sisa tekanan titik layanan terjauh.

f. Fasilitas Penerangan ( Listrik )

Fasilitas listrik sebagai alat penerang sudah merupakan kebutuhan masyarakat yang utama baik di perkotaan maupun di perdesaan. Disamping itu manfaat listrik juga untuk mesin-mesin secara mekanis yang akan mempercapat proses produksi dalam kegiatan ekonomi yang sedang bergerak.

Pelayanan listrik di Kabupaten Kerinci dapat dikatakan belum optimal. Jumlah penggunaan listrik untuk Kabupaten Kerinci pada tahun 2006 mencapai 33.972.360 Kwh, dengan jumlah pelanggan mencapai 35.899 pelanggan. Jumlah pelanggan terbesar berasal dari golongan rumah tangga 33.526 pelanggan atau mencapai 94 % dari total pelanggan. Pelanggan terbesar berikutnya adalah golongan perdagangan, yaitu sekitar 1.366 pelanggan atau sekitar 3,81 %.

Kebutuhan akan pelayanan listrik di Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 diperkkakan mencapai 96.000 Kwh. Untuk memenuhi kebutuhan listrik ini maka arahan dasarnya adalah pembangunan pembangkit dan infrastruktur listrik di masa datang menjadi prioritas agar dapat mendukung kebutuhan ekonomi masyarakat. Keterbatasan kapasitas produksi dan kenaikan harga BBM khususnya minyak solar sebagai bahan baku PLTD perlu disikapi dengan alternatif energi seperti batu bara, mikro hidro dan panas bumi.

g. Fasilitas Pelayanan Telekomunikasi

Pada prinsipnya pemasangan jaringan telekomunikasi ditujukan untuk peningkatan arus informasi yang bersifat timbal balik dan perluasan jangkauan penerangan dalam upaya mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Dengan semakin berkembangnya penduduk, maka semakin banyak pula informasi yang diperlukan. Untuk meksud tersebut perlu dikembangkan system jaringan telepon terutama pemasangan telepon-telepon umum pada pusat-pusat pertokoan dan kecamatan dengan tujuan agar penduduk yang belum memiliki fasilitas jaringan telepon dapat terlay ani kebutuhannya.

Pelayanan Telekomunikasi di Kabupaten Kerinci saat ini masih relatif terbatas. Satu-satunya penyedia jasa telekomunikasi, PT. TELKOM memberikan layanan Telekomunikasi melalui STO dengan kapasitas mencapai 5.060 SST. Jumlah pelanggan saat ini adalah 4.951 SST dan Dinas Telkom yang menggunakan fasilitas ini adalah 30 SST. Pelayanan lainnya yang dapat dipenuhi oleh PT. TELKOM adalah melalui jasa warung Telekomunikasi yang tergolong

menjadi dua yaitu: Wartel Tipe A dengan menggunakan 157 SST dan Wartel tipe B dengan menggunakan 34 SST.

b. Pola Pemanfaatan Ruang

Pola pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan gambaran tentang pemanfaatan ruang wilayah secara menyeluruh, baik untuk ruang yang berfungsi sebagai kawasan lindung maupun budidaya, termasuk yang belum ditetapkan dalam rencana Tata Ruang Wilayah nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Pola pemanfaatan ruang ini, secara umum menyangkut rincian terhadap pemanfaatan kawasan lindung dan rincian terhadap kawasan budidaya. Adapun rincian kawasan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

b.1. Kawasan Pemanfaatan Lindung

Tujuan utama penetapan kawasan lindung dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci adalah untuk melindungi sumberdaya alam atau buatan yang ada didalamnya juga ditujukan untuk mencegah berbagai kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan baik pada kawasan lindung maupun sekitarnya. Oleh karena itu penetapan kawasan lindung merupakan suatu bentuk perlindungan yang didasari oleh pentingnya melestarikan dan meningkatkan kualitas lahan yang memang potensial untuk dibudidayakan.

Berdasarkan Kepres No. 132 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, yang termasuk ke dalam kawasan lindung adalah sebagai berikut:

1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahnya, yaitu:

a. Kawasan Hutan Lindung, b. Kawasan Resapan Air, c. Kawasan Bergambut.

2. Kawasan Perlindungan Setempat, yaitu : a. Kawasan Sempadan Pantai,

b. Kawasan Sempadan Sungai, c. Kawasan Sekitar Danau/Waduk, d. Kawasan Sekitar Mata Air.

3. Kawasan Suaka Alam, Taman Nasional dan Cagar Budaya, yaitu:

a. Kawasan Suaka Alam, b. Kawasan Taman Nasional, c. Kawasan Taman Hutan Raya, d. Kawasan Taman Wisata Alam,

e. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 4. Kawasan Rawan Bencana.

Keberadaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) seluas 191.819 Ha. Secara fisik keberadaan TNKS dapat menjadi faktor determinan pembangunan wilayah Kerinci, tetapi secara ekologis memberikan manfaat (subsidi ekologis) yang besar tidak hanya bagi kesinambungan pembangunan wilayah kabupaten ini tetapi juga wilayah Kabupaten lainnya.

Selain kepentingan konservasi pelestarian lam, keberadaan TNKS menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatnya daya dukungan daerah aliran sungai sehingga suplai kebutuhan air tetap terjaga dan dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian dan sumber energi. Kekayaan alam berupa flora dan fauna langka serta panorama alam yang indah merupakan asset wilayah yang dapat dikembangkan sebagai Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW). Dimasa depan akan fasilitas-fasilitas pendukung kepariwisataan dan pemanfaatan sumber energi alam.

Kawasan lindung mutlak diperlukan di wilayah Kabupaten Kerinci, baik untuk perlindungan pada wilayah yang lebih luas maupun untuk

perlindungan pada lingkup wilayah Kabupaten. Pada dasarnya kondisi fisik alam Kabupaten Kerinci mempunyai sifat sebagai daerah tangkapan ak, mudah ter-erosi pada daerah pinggkan yang terjal khususnya diwilayah perbukitan. Pada akhirnya akan mempengaruhi daya dukung alam untuk mendukung keberlanjutan kegiatan budidaya yang selanjutnya akan menghambat perkembangan perekonomian wilayah dan kesejahteraan masyarakat. Dari analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa luas kawasan lindung secara keseluruhan diwilayah Kabupaten Kerinci adalah 66,46 % dari luas kabupaten, dimana meliputi Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya dan Batang Merangin.

Kawasan bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama. Tujuan perlindungan kawasan ini yaitu melindungi ekosistem dan untuk keperluan cadangan air tanah. Sebaran kawasan bergambut di Kabupaten Kerinci diperkirakan tidak ada karena wilayah Kabupaten Kerinci merupakan dataran bertopografi pegunungan bukan perairan pantai.

Kawasan sempadan sungai merupakan kawasan sepanjang kanan km sungai termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Tujuan perlindungan kawasan ini adalah untuk melindungi sungai dari kegiatan yang dapat merusak kualitas air sungai, fisik tepi dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Kawasan ini tersebar disepanjang kanan kiri sungai dengan jarak sekurang-kurangnya 200 meter.

Kawasan sempadan pantai adalah kawasan sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Maksud perlindungan dari kawasan sempadan pantai adalah untuk melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian fangsi pantai. Kawasan ini berada di daratan

sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Di daerah Kabupaten Kerinci tidak terdapat kawasan ini dikarenakan wilayah Kabupaten Kerinci merupakan dataran dengan topografi dataran bukit dan pegunungan.

Kawasan Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan. Tujuan perlindungan kawasan ini yaitu untuk pengembangan pendidikan, rekreasi, pariwisata dan peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya serta perlindungan dari pencemaran. Di Kabupaten Kerinci terdapat Taman Nasional yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang sebagian besar terdapat di Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya dan Batang Merangin. Permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan kawasan lindung di Kabupaten Kerinci adalah adanya penggunaan lahan yang belum sesuai untuk peruntukkan kawasan lindung, yaitu berupa hutan belukar, semak/alang-alang, tegalan dan hutan tanaman industri. Untuk itu diperlukan tindakan-tindakan untuk mengarahkan kegiatan tersebut menjadi kawasan yang mempunyai fungsi lindung.

Kawasan lindung di Kabupaten Kerinci hendaknya dipertahankan dan dikembalikan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan sebagai kawasan lindung untuk tetap :

 Meningkatkan kesuburan tanah untuk mendukung kegiatan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan.

 Meningkatkan ketersediaan air tanah dalam mendukung kebutuhan masyarakat dan kegiatan budidaya pertanian, perkebunan, peternakan dan industri.

 Terjaganya kualitas sungai untuk mendukung kegiatan perikanan.

b.1.1. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama menjaga kelestarian lingkungan hidup yang mencangkup sumber daya alam, budaya dan sejarah bangsa untuk kepentingan berlangsungnya pembangunan yang berkelanjutan. Kawasan lindung harus dari kegiatan-kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnyayang dapat merusak kelestarian lingkungan kawasan. Untuk penentuan arahan kebijakan dalam pemanfaatan kawasan lindung perlu terlebih dahulu dikenali tujuan dan sasaran pemanfaatan kawasan tersebut. Secara umum tujuannya adalah mengurangi resiko kerusakan lingkungan hidup dan kehidupan sebagai akibat dari kegiatan pembangunan. Seedangkan sasarannya adalah:

1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air dan iklim (hidro-orologis)

2. Mempertahankan keanekaragaman flora, fauna dan tipe ekosistem serta keunikan alam.

Menurut Keppres No 32/90 jenis kawasan lindung terdiri dari: a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya b. Kawasan perlindungan dan cagar setempat

c. Kawasan pelestarian alam d. Kawasan hutan lindung e. Kawasan rawan bencana

Kebijaksanaan pengembangan pada kawasan lindung adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini:

a. Daerah dengan fungsi sebagai suaka alam harus benar-benar dan tidak boleh ada kegiatan lain pada daerah tersebut, kecuali kegiatan yang bersifat untuk menjaga fungsi kawasan tersebut. b. Kawasan dengan fungsi sebagai kawasan lindung (sempadan

sungai, sempadan danau/waduk, kawasan dengan faktor pembatas lereng/ketinggian) dimanfaatkan dengan tanaman

tahunan yang berfungsi untuk reboisasi.

b.2. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan serta merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang kondisi fisik dan potensi sumberdaya alamnya dapat dan perlu dimanfaatkan secara optimal baik kepentingan produksi/kegiatan usaha maupun pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu penetapan kawasan ini menitikberatkan pada usaha untuk memberikan dan memmjang pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumberdaya yang ada dengan memperhatikan pemanfaatan yang efesian dan efektif.

Pola penggunaan lahan di Kabupaten Kerinci terbagi menjadi dua penggunaan utama, yaitu: penggunaan lahan hunian budidaya serta kawasan lindung. Secara umum persentase penggunaan lahan budidaya adalah 33.54 %. Sedangkan penggunaan lahan lindung adaah 66.46 %. Dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci, dapat dilihat bahwa Kecamatan Sitinjau Laut adalah kawasan dengan penggunaan lahan budidaya yang sangat dominan. Pengembangan kawasan budidaya lebih diarahkan pada kegiatan konservatif dan intensif, karena budidaya eksploitasi dan ekstensif akan berpengaruh terhadap fungsi lindung dan kelestarian TNKS. Kegiatan budidaya yang merupakan alokasi tetap adalah pertanian basah (sawah), perkebunan teh dan hutan produksi partisipasi masyarakat, sementara pertanian lahan kering berupa tegalan, huma dan lahan yang tidak diusahakan serta lahan yang kritis dapat berubah ftmgsi sesuai dengan perkembangan kegiatan yang ada dan tidak secara radikal merubah struktur ruang dan mengganggu fungsi lindung TNKS.

Budidaya mencakup kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan, hutan produksi, perindustrian, pertambangan, pariwisata dan kawasan lainnya.

Rencana penggunaan ruang untuk kawasan budidaya merupakan rencana untuk mencapai tujuan penataan ruang yang telah ditetapkan. Dalam merumuskan rencana penggunaan ruang untuk kawasan budidaya dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tujuan pengembangan tata ruang wilayah, 2. Konsep pengembangan tata ruang wilayah, 3. Strategi pengembangan tata ruang wilayah,

4. Karakteristik wilayah, baik karakteristik eksternal maupun internal.

Pada dasarnya dari Tujuan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci adalah meningkatnya peranan ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui untuk kemakmuran masyarakat dan mengarah kepada pengembangan agro industri berbasis masyarakat. Berdasarkan tujuan ini, Konsep Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci mengarahkan pada terciptanya pusat-pusat produksi yang mempunyai kemudahan untuk berinteraksi dengan pasar, baik internal maupun eksternal, dan dengan wilayah belakangnya, yang mempunyai potensi produksi, khususnya berkaitan dengan potensi p| sumberdaya alam spesifik yang dimiliki, yang bersifat dapat diperbaharui. Oleh karena itu Strategi Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci terutama diarahkan untuk memberikan dorongan kemudahan berkembangnya interaksi wilayah dan berkembangnya pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan mengembangkan sistem dan mekanisme pengelolaan agro industri.

permintaan, peluang pasar, produksi, potensi lahan, sumber daya manusia, potensi pertumbuhan usaha, serta pengembangan kearah agro industri dan agro bisnis - terdapat berbagai urutan komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Kerinci terutama komoditas perkebunan, tanaman pangan, perikanan dan kehutanan.

Tabel 4.1. Klasifikasi Komoditas Unggulan Di Kabupaten Kerinci

No. SUB-SEKTOR

Dokumen terkait