• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTARISI SURAT DUKUNGAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTARISI SURAT DUKUNGAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL..."

Copied!
345
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

DAFTARISI

SURAT DUKUNGAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... ... 4

1.3. RuangLingkup ... ... 5

1.4. Sasaran... ... 5

1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan ... ... 6

1.6. Pendekatan ... 9

1.7. Landasan Hukum ... 10

1.8. Tujuan dan Pentingnya RPIJM ... ... 12

1.8.1. Pentingnya RPIJM ... 12

1.9. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten/Kota ... ... 14

1.9.1. Tujuan Pembangunan Kabupaten/Kota ... .... 14

1.9.2. Sasaran Pembangunan Kabupaten/Kota... 15

1.10. Mekanisme dan Framework Penyusunan RPIIM ... ... 15

1.11. Sistematika Penulisan RPIJM Kabupaten Kerinci ... ... 20

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KERINCI 2.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah ... 22

2.2. Topografi ... ... 22

2.3. Iklim ... 24

2.4. Geologi ... 25

2.5. Hidrologi ... 25

(4)

2.6.1. Kondisi Sosial ... 26

2.6.2. Kondisi Ekonomi Daerah... .... 30

2.7. Prasarana Perhubungan ... ... 33

2.8. PenggunaanLahan ... ... 35

BAB III VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN 3.1. Visi dan Misi ... 41

3.1.1. Visi... ... 41

3.1.2. Misi ... 43

3.2. Tujuan dan Sasaran... 44

BAB IV RENCANA TATA RUANG KABUPATEN KERINCI 4.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci... 47

4.1.1. Rencana StrukturdanPolaPemanfaatanRuang... .... 47

4.2. Delineasi Wilayah Pedesaan... ... 94

4.3. Delineasi Wilayah Perkotaan ... ... 95

4.3.1. SistemKota-kota... ... 98

4.3.1.1. Herearkhi Kota dan Fungsi Kota... ... 98

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1. Strategi Pembangunan Daerah ... 105

5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah ... 109

5.3. Kebijakan Pembangunan Keciptakaryaan... 110

5.4. Skenario Pengembangan Sektor/Bidang PU/Cipta Karya ... 116

BAB VI RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 6.1. GambaranUmumPenataanBangunanLingkungan... 125

6.2. Penataan Bangunan... 129

6.2.1. PermasalahanPenataanBangunan ... 129

(5)

6.3. Pencapaian Penataan Kawasan, Bangunan dan lingkungan ... 132

6.3.1. Kebijakan PBL di Kabupaten Kerinci ... 133

6.4. Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan... 133

6.4.1. Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten Kerinci... 133

6.4.2. Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 135

6.5. Permasalahan yang Dihadapi ... 136

6.5.1. Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Lingkungan ... 136

6.6. RumusanMasalah... 137

6.7. Analisis Masalah dan Rekomendasi... 138

6.7.1. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan 138 6.7.2. Rekomendasi ... 140

6.8 Program Yang Diusulkan ... 141

6.8.1. Usulan dan Prioritas Program... 141

6.9. Usulan dan Prioritas Proyek Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 142

6.10. Pembiayaan Program dan Kegiatan. ... 146

6.11. Rencana Pengembangan Permukiman ... 151

6 12 Profil Pembangunan Permukiman... 156

6.13. Aspek Pendanaan Bangunan Gedung dan Lingkungan... 162

6.14. Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan... 162

6.15. Analisis Permaslahan Dalam Permukiman dan Rekomendasinya ... 162

6.16. Usulan Pembangunan Permukiman ... 164

6.16.1. Sistem PSD permukiman yang di usulkan ... 166

6.16.2. Kegiatan peningkatan NUSSP ... 167

(6)

BAB VII RENCANA INVESTASI PENGEMBANGAN AIR MINUM

7.1. Gambaran Umum ... 177

7.2. Gambaran Kondisi Pelayanan Air Minum... 177

7.2.1. Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengolahan ... 177

7.2.2. Permasalahan, Penyebab Masalah dan Rencana Tindak Perbaikan Pelayanan Air Minum... 186

7.2.3. Usulan penjadualan Kembali Tunggakan Pokok... 196

BAB VIII RENCANA INVESTASI SUB-BIDANG DRAINASE 8.1. Gambaran Umum ... 199

8.2. Pencapaian Drainase Dalam rencana Kabupaten/Kota ... 205

8.3. Kebijakan Program dan Kegiatan Drainase Dalam Rencana Kabupaten/Kota ... 206

8.4. Profil Rinci Penyediaan Deainase ... 211

8.5. Permasalahan Yang Dihadapi ... ... 211

8.5.1. Permasalahan Sistem Drainase Yang Ada... 211

8.5.2. Sasaran Pembangunan Drainase ... 213

8.5.3. Rumusan Masalah... ... 214

8.6. Analisis Permasalahan dan Rekomendasi ... 216

8.6.1. Analisis Permasalahan Drainase ... 216

8.6.2. Rekomendasi penanganan Drainase ... ... 219

8.7. Sistem Pengelolaan Drainase Yang Diusulkan ... 220

8.7.1. Kebutuhan Pengembangan ... 220

8.8. Usulan dan Prioritas Program Pembangunan Drainase... 222

8.9. Pembiayaan Pengelolaan... 224

BAB IX RENCANA INVESTASI PENANGANAN PERSAMPAHAN 9.1. Gambaran Umum ... ... 226

9.2. Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Dalam Dokumen Perencanaan di Kabupaten Kerinci ... 227

(7)

9.3.1. Gambaran Umum Sistem Pengelolaan Persampahan Saat ini.. 231

9.3.2. Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan Yang Ada (Aspek teknis) ... 232

9.3.3. Aspek Pendanaan... 235

9.3.4. Aspek Kelembagaan Pelayanan Persampahan ... 235

9.3.5. Aspek Peraturan Perundangan... 241

9.3.6. Aspek Peran Serta masyarakat ... 241

9.4. Permasalahan Yang Dihadapi... ... 243

9.4.1. Sasaran Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sampah ... 243

9.4.2. Perumusan Masalah... 244

9.5. Analisa Permasalahan dan rekomendasi ... 246

9.5.1. Analisa Permasalahan... 246

9.5.2. Alternate Pemecahan Masalah ... 246

9.6. Sistem Pengelolaan Persampahan Yang Diusulkan ... 247

9.6.1. Kebutuhan Pengembangan ... 247

9.6.2 Usulan dan Prioritas Program Pengelolaan Persampahan ... 248

9.6.3. Pembiayaan Pengelolaan Sampah ... 250

BAB X RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PU-CIPTAKARYA KEBUPATEN KERINCI 10.1. Gambaran Umum ... 264

10.2. Memorandum Program Investasi... 265

BAB XI KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH 11.1. Keuangan Daerah... 266

11.1.1.KomponenKeuangan ... 266

11.1.1.1. Komponen Penerimaan Pendapatan (PAD)... 267

(8)

11.1.1.3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah ... 277

11.1.2. Komponen Pengeluaran Belanja ... 279

11.1.3. Komponen Pembiayaan ... 282

11.2. Profil Keuangan Kabupaten Kerinci ... ... 269

11.2.1. Keuangan Daerah... 269

11.3. Permasalahan dan Analisa Keuangan ... 270

11.3.1. Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten... 270

11.3.2. Proyeksi Kemampuan Keuangan kabupaten/Kota... 270

11.4. Analisa Tingkat ketersediaan Dana... 272

11.4.1. Analisa Terhadap Pinjaman Yang Telah Diterima Berkembang Dengan Porsi Besarnya Cicilan Sebesar Analisa Kemampuan Keuangan Daerah... 273

11.4.2. Aspek Keuangan Daerah ... 274

11.5. Rencana Pembiayaan Program ... 274

11.5.1. Rencana Pembiayaan ... 274

11.5.2. Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM ... 275

BAB XII KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN 12.1. Aspek Kelembagaan... 276

12.2. Kondisi Kelembagaan... 278

12.2.1. Kondisi Kelembagaan Pemerintah... 278

12.2.2. Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah... 284

12.3. Masalah, Analisis dan Usulan Program... 285

12.3.1. Masalah yang Dihadapi ... 285

12.3.2. Analisis Masalah... 286

12.3.3 Usulan Program ... 287

12.4. Usulan, Sistem Prosedur Antar Instansi... 289

12.4.1. Kedudukan, Fungsi, Tugas dan Pelaksanaan RPIJM... 289

12.4.2. Hubungan antar Instansi... 290

(9)

BAB XIII SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN

13.1. Safeguard Lingkungan ... 292

13.2. Penilaian Dampak Lingkungan dan Sub Proyek... 298

13.3. Rencana Mitigasi dari Dampak Lingkungan... 307

13.4 Safeguard Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali... 308

BAB XIV PENUTUP 14.1. Kesimpulan ... 311

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Prasarana dan Sarana Pendidikan yang ada di Kabupaten Kerinci

Tahun 2007 Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 30

Tabel 4.1. Klasifikasi Komoditas Unggulan di Kabupaten Kerinci ... 73

Tabel 4.2. Intensitas dan Luas Tanam Padi di Kabupaten Kerinci... 76

Tabel 4.3 Rencana Pengembangan Lahan dan Jenis Komoditas Perkebunan di Kabupaten Kerinci ... 82

Tabel 4.4 Penilaian faktor Efisiensi dan Daya Tarik Wisata ... 90

Tabel 4.5. Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Budidaya di Kerinci ... 94

Tabel 6.1. Hierarki Kota-kota di Provinsi Jambi ... 133

Tabel 6.2. Hierarki dan Potensi Kota di kabupaten Kerinci ... 134

Tabel 6.3. Perbandingan Luas dan Ketinggian Kecamatan Dalam Kabupaten Kerinci Tahun 2007 ... 157

Tabel 6.4. Perbandingan Luas Rumah dan Penduduk dalam Kabupaten Kerinci Tahun 2007 ... 158

Tabel 6.5. Daftar Desa tertinggal di Kabupaten Kerinci... 159

Tabel 6.6. Proyeksi Kebutuhan Lahan Permukiman Tahun 2010... 161

Tabel 7.1. Jumlah IPA yang digunakan PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci... 178

Tabel 7.2. Data Produksi dan Distribusi Air Minum PDAM Tirta Sakti Tahun 2006 dan Tahun 2008 ... 181

Tabel 7.3. Data Jumlah Pelanggan dan Pengeluaran Air Menurut Gol. Pelanggan... 183

Tabel 7 4. Posisi Pinjaman PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci Tahun 2008 ... 185

Tabel 7.5. Kondisi Keuangan 2007-2008 PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci... 185

Tabel.7.6. Rencana Tindak Kinerja PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci ... 198

Tabel 8.1. Sistem Drainase Kota ... 202

Tabel8.2. Rumusan Masalah Penanganan Drainase di kabupaten Kerinci ... 215

Tabel 8.3. Perkiraan Kebutuhan Drainase Selama 5 (lima) Tahun di Kabupaten Kerinci 217 Tabel 8.4. Perkiraan Kebutuhan Pengembangan Drainase Selama 5 (lima) tahun ... 221

Tabel 9.1. Pelayanan Pengangkutan Sampah di Kabupaten Kerinci ... 233

(11)

Tabel 9.3. Rumusan Masalah Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Kerinci ... 245 Tabel 11.1. Anggaran dan Realisasi APBD 2003 – 2007... 260 Tabel 11.2. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2003-2007 ... 261 Tabel 11.3. Anggaran dan Realisasi Penerimaan Dari Pemerintah Pusat

Selama 5 (lima) Tahun Terhitung Tahun Anggaran 2003-2007 ... 263 Tabel 11.4. Anggaran dan Realisasi Penerimaan Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Selama 5 (lima) Tahun Terhitung Tahun Anggaran 2003–2007 ... 264 Tabel 11.5. Struktur Pengeluaran Belanja Pemerintah Daerah

Kabupaten Kerinci Tahun 2007 ... 267 Tabel 11.6. Struktur Pembiayaan Anggaran Pemerintah Kabupaten Kerinci

Tahun 2007... 267 Tabel 12.1. Jumlah Dinas, Badan, Kantor, Bagian dan UPTD di Lingkungan

Organisasi Kabupaten Kerinci Tahun 2005 -2008 ... 263 Tabel 12.2. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Kerinci... 264 Tabel 12.3. Jumlah Pejabat Struktural di Lingkungan Pemerintah Berdasarkan

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Prasarana dan Sarana Pendidikan yang ada di Kabupaten Kerinci Tahun 2007 Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 30 Tabel 4.1. Klasifikasi Komoditas Unggulan di Kabupaten Kerinci... 73 Tabel 4.2. Intensitas dan Luas Tanam Padi di Kabupaten Kerinci ... 76 Tabel 4.3. Rencana Pengembangan Lahan dan Jenis Komoditas

Perkebunan di Kabupaten Kerinci ... 82 Tabel 4.4. Penilaian faktor Efisiensi dan Daya Tarik Wisata di

Kabupaten Kerinci ... 90 Tabel 4.5. Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Budidaya di Kabupaten

Kerinci... 94 Tabel 6.1. Hirearkhi Kota-kotadi Provinsi Jambi ... 133 Tabel 6.2. Hirearkhi dan Potensi Kota di kabupaten Kerinci ... 134 Tabel 6.3. Perbandingan Luas dan Ketinggian Kecamatan Dalam

Kabupaten Kerinci Tahun 2007 ... 157 Tabel 6.4. Perbandingan Luas Rumah dan Penduduk dalam

Kabupaten Kerinci Tahun 2007 ... 158 Tabel 6.5. Daftar Desa tertinggal di Kabupaten Kerinci ... 159 Tabel 6.6. Proyeksi Kebutuhan Lahan Permukiman di Kabupaten

Kerinci tahun 2010... 161 Tabel 7.1. Jumlah IPA yang digunakan PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci

Kabupaten Kerinci ... 178 Tabel 7.2. Data Produksi dan Distribusi Air Minum PDAM Tirta Sakti

Kabupaten Kerinci Tahun 2006 dan Tahun 2008 ... 181 Tabel 7.3. Data Jumlah Pelanggan dan Pengeluaran Air Menurut Golongan

Pelanggan ... 183 Tabel 7 4. Posisi Pinjaman PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci Tahun 2008

(13)

Tabel 7.5. Kondisi Keuangan PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci Tahun 2007 dan Tahun 2008 ... 185 Tabel.7.6. Rencana Tindak Kinerja PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci 198 Tabel 8.1. SistemDrainaseKota ... 202 Tabel8.2. Rumusan Masalah Penanganan Drainase di kabupaten Kerinci

Tahun2008 ... 215 Tabel 8.3. Perkiraan Kebutuhan Drainase Selama 5 (lima) Tahun di Kabupaten

Kerinci ... 217 Tabel 8.4. Perkiraan Kebutuhan Pengembangan Drainase Selama 5 (lima)

tahun di Kabupaten Kerinci ... 221 Tabel 9.1. Pelayanan Pengangkutan Sampah di Kabupaten Merangin ... 233 Tabel 9.2. Kondisi Sarana Pengangkutan Sampah di Kabupaten

Merangin Tahun 2008... 234 Tabel 9.3. Rumusan Masalah Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Kerinci

Tahun 2008 ... 245 Tabel 11.1. Anggaran dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Selama 5(lima) Tahun Terhutung Tahun Anggaran 2003 – 2007... 260 Tabel 11.2. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Selama 5 (lima)

Tahun Terhutung Tahun Anggaran2003-2007 ... 261 Tabel 11.3. Anggaran dan Realisasi Penerimaan Dari Pemerintah Pusat ( Dana

Perimbangan) Selama 5 (lima) Tahun Terhutung Tahun Anggaran 2003-2007 ... 263 Tabel 11.4. Anggaran dan Realisasi Penerimaan Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Selama 5 (lima) Tahun Terhutung Tahun Anggaran 2003–2007 ... 264 Tabel 11.5. Struktur Pengeluaran Belanja Pemerintah Daerah

Kabupaten Kerinci Tahun 2007 ... 267 Tabel 11.6 Struktur Pembiayaan Anggaran Pemerintah Kabupaten Kerinci

(14)

Tabel 12.1. Jumlah Dinas, Badan, Kantor, Bagian dan UPTD di Lingkungan Organisasi Kabupaten Kerinci Tahun 2005 -2008... 263 Tabel 12.2. Jumlah Pegawai Negeri Sifpil (PNS) di Kabupaten Kerinci Tahun

2005-2008 ... 264 Tabel 12.3. Jumlah Pejabat Struktural di Lingkungan Pemerintah Berdasarkan

(15)

KAT A PENG ANTAR

KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KERJNCI

(H. ZULFAHMI S, SH, MM )

Pembangunan Nasional harus dilaksanakan secara merata dan berkesinambungan di seluruh wilayah Indonesia dan umumnya ditujukan untuk mensejahterakan rakyat. Pembangunan daerah di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi merupakan upaya untuk mengimplementasikan program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendayagunaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat perlu dilakukan secara terencana, terpadu dan optimal sesuai dengan pengelolaan lingkungan bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Seiring dengan kebutuhan pembangunan perkotaan yang dikeluarkan daerah Kabupaten Kerinci, maka salah satu upaya penting yang dilakukan adalah dengan pemahaman persepsi dan peningkatan kemampuan operasionalisasi, oleh karena itu pada setiap bidang Cipta Karya di Kabupaten Kerinci memerlukan suatu rincian program dan kegiatan yang telah dilaksanakan ataupun yang akan dilaksanakan sehingga rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah pun dapat sejalan dan mempunyai sinkronisasi yang jelas.

Laporan ini diharapkan memenuhi kebutuhan informasi program dan kegiatan yang dimaksud dengan menyajikan gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Kerinci dan juga ditampilkan hasil tinjauan perencanaan yang ada di Kabupaten Kerinci. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat merinci rencana program kegiatan yang akan datang secara matang, jelas, dan terarah sesuai tujuan pembangunan yang ingin dicapai.

(16)

KATA PENGANTAR

BUPATTKERINCl

(H. MURASMAN)

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah S.W.T., atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Mcnengah (RPIJM) Bidang Kcciptakaryaan Tahun 2009-2013. Penyusunan Rencana Program Investasi bidang Kcciptakaryaan ini tidak lain sebagai manifestasi Permen PU Nomor 494/PRT/M/2005, Permcn PU 20/PRT/M/2006 dan Permcn PU 21/PRT/M/20Qfi> yang selanjiimya metijadi dasar dalam mencapai kinerja secara optimal dan mendayagunakan kemampuan keuangan secara optimal pula.

RPIJM Kabupaten Kerinci Tahun 2009-2013, pada dasarnya merupakan Rencana Kerja yang akan ditempuh Pemerintah Kabupaten selama 5(lima) lahun ke depan. Program dan kegiatan yang tertuang dalam RPIJM ini merupakan program dan kegiatan prioritas yang akan ditangani dalam jangka waktu lima tahun sesuai dengan kewenangan penanganan. Karena itu, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan secara bertahap dan berkesinarnbungan dipilah sesuai dengan siapa yang berkewajiban mendanai dan berapa alokasi pendanaan daerah yang mampu mendanai kegiatan dimaksud Oleh karena itu, melalui RPIJM ini mampu menjadi pedoman dan acuan dalam setiap penyusunan anggaran Keciptakaryaan, baik di Tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pemerintah Pusat.

Tentu saja dalam penyusunan RPIJM ini masih mengalami kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat kami perlukan demi sempurnanya produk perencanaan yang akan menjadi acuan dan pedoman penanganan Kecipta Karyaan selama lima lahun ke depan. Scmoga upaya dan kerja keras semua pihak mendapat imbalan yang setimpal dari Altah S.W.T. Amin,

Sungaipenuh , April 2009

(17)

KATA PENGANTAR

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KERINCI (ZULPIKAR. Z)

Pembangunan Nasional harus dilaksanakan secara merata dan berkesinambungan di seluruh wilayah Indonesia dan umumnya ditujukan untuk mensejahterakan rakyat. Pembangunan daerah di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi merupakan upaya untuk mengimplementasikan program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendayagunaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat perlu dilakukan secara terencana, terpadu dan optimal sesuai dengan pengelolaan lingkungan bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Seiring dengan kebutuhan pembangunan perkotaan yang dikeluarkan daerah Kabupaten Kerinci, maka salah satu upaya penting yang dilakukan adalah dengan pemahaman persepsi dan peningkatan kemampuan operasionalisasi, oleh karena itu pada setiap bidang Cipta Karya di Kabupaten Kerinci memerlukan suatu rincian program dan kegiatan yang telah dilaksanakan ataupun yang akan dilaksanakan sehingga rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah pun dapat sejalan dan mempunyai sinkronisasi yang jelas.

Laporan ini diharapkan memenuhi kebutuhan informasi program dan kegiatan yang dimaksud dengan menyajikan gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Kerinci dan juga ditampilkan hasil tinjauan perencanaan yang ada di Kabupaten Kerinci. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat merinci rencana program kegiatan yang akan datang secara matang, jelas, dan terarah sesuai tujuan pembangunan yang ingin dicapai.

(18)

BUPATI KERINCI

SURAT DUKUNGAN Nomor : G50/ /Bappeda/2009

Yang bertanda tangan dibawah ini Bupati Kerinci yang bertindak sebagai Wakil

Pemerintah Kabupaten Kerinci, dengan ini menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Kerinci mendukung secara penuh pelaksanaan program dan kegiatan yang tertuang dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM\) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kerinci Tahun 2009 - 2013.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) ini selanjutnya akan menjadi acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam mengimplementasikan program dan kegiatan serta pendanaannya sesuai jadwal yang direncanakan.

Dukungan yang akan diberikan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Kerinci sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPIJM disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah, dengan menyediakan dana pendamping (sharing) untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari dana Pemerintah Provinsi Jambi maupun Pemerintah Pusat.

Demikianlah surat dukungan ini dibuat untuk dipergunakan mestinya,

BUPATI KERINCI,

(19)

KATA PENGANTAR

BUPATI KERINCl

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah S.W.T., atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Mcnengah (RPIJM) Bidang Kcciptakaryaan Tahun 2009-2013. Penyusunan Rencana Program Investasi bidang Kcciptakaryaan ini tidak lain sebagai manifestasi Permen PU Nomor 494/PRT/M/2005, Permcn PU 20/PRT/M/2006 dan Permcn PU 21/PRT/M/20Qfi> yang selanjiimya metijadi dasar dalam mencapai kinerja secara optimal dan mendayagunakan kemampuan keuangan secara optimal pula.

RPIJM Kabupaten Kerinci Tahun 2009-2013, pada dasarnya merupakan Rencana Kerja yang akan ditempuh Pemerintah Kabupaten selama 5(lima) lahun ke depan. Program dan kegiatan yang tertuang dalam RPIJM ini merupakan program dan kegiatan prioritas yang akan ditangani dalam jangka waktu lima tahun sesuai dengan kewenangan penanganan. Karena itu, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan secara bertahap dan berkesinarnbungan dipilah sesuai dengan siapa yang berkewajiban mendanai dan berapa alokasi pendanaan daerah yang mampu mendanai kegiatan dimaksud Oleh karena itu, melalui RPIJM ini mampu menjadi pedoman dan acuan dalam setiap penyusunan anggaran Keciptakaryaan, baik di Tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pemerintah Pusat.

Tentu saja dalam penyusunan RPIJM ini masih mengalami kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat kami perlukan demi sempurnanya produk perencanaan yang akan menjadi acuan dan pedoman penanganan Kecipta Karyaan selama lima lahun ke depan. Scmoga upaya dan kerja keras semua pihak mendapat imbalan yang setimpal dari Altah S.W.T. Amin,

Sungaipenuh , April 2009

BUPATI KERINCI

(20)

KAT A PENG ANTAR

KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KERINCI

Pembangunan Nasional harus dilaksanakan secara merata dan berkesinambungan di seluruh wilayah Indonesia dan umumnya ditujukan untuk mensejahterakan rakyat. Pembangunan daerah di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi merupakan upaya untuk mengimplementasikan program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendayagunaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat perlu dilakukan secara terencana, terpadu dan optimal sesuai dengan pengelolaan lingkungan bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Seiring dengan kebutuhan pembangunan perkotaan yang dikeluarkan daerah Kabupaten Kerinci, maka salah satu upaya penting yang dilakukan adalah dengan pemahaman persepsi dan peningkatan kemampuan operasionalisasi, oleh karena itu pada setiap bidang Cipta Karya di Kabupaten Kerinci memerlukan suatu rincian program dan kegiatan yang telah dilaksanakan ataupun yang akan dilaksanakan sehingga rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah pun dapat sejalan dan mempunyai sinkronisasi yang jelas.

Laporan ini diharapkan memenuhi kebutuhan informasi program dan kegiatan yang dimaksud dengan menyajikan gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Kerinci dan juga ditampilkan hasil tinjauan perencanaan yang ada di Kabupaten Kerinci. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat merinci rencana program kegiatan yang akan datang secara matang, jelas, dan terarah sesuai tujuan pembangunan yang ingin dicapai.

Sungai Penuh, April 2009 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KERINCI

H.ZULFAHMIS, SH,MM Pembina Tingkat II

(21)

KATA PENGANTAR

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KERINCI

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota Bidang PU/Cipta Karya merupakan dokumen acuan perencanaan dan penganggaran di Daerah. RPIJM ini merupakan produk Daerah, yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai acuan pembangunan Daerah.

Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota ini telah mengacu kepada RPJMD Provinsi dan Kabupaten/Kota serta dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta masterpan-masterplan sektoral terkait dengan pengembangan perkotaan, khususnya untuk infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya.

Seperti telah dijelaskan pada Surat Direktur Jenderal Cipta Karya sebelumnya, bahwa setiap Kabupaten/Kota diharapkan dapat segera menyusun RPIJM Kabupaten/Kota dalam rangka perencanaan dan penganggaran pembangunan Daerah. Pengalokasian dana APBN 2008 dan seterusnya, Pemerintah Pusat mengacu pada dokumen RPIJM yang telah disusun oleh Kabupaten/Kota. Jadi, bagi Daerah yang belum mempunyai RPIJM tidak mendapatkan prioritas penganggaran pada APBN.

Laporan ini diharapkan memenuhi kebutuhan informasi program dan kegiatan yang dimaksud dengan menyajikan gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Kerinci dan juga ditampilkan hasil tinjauan perencanaan yang ada di Kabupaten Kerinci. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat merinci rencana program kegiatan yang akan datang secara matang, jelas, dan terarah sesuai tujuan pembangunan yang ingin dicapai.

(22)

1.1. Latar Belakang

Pembangunan daerah merupakan suatu upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat. Berbagai bentuk fasilitas, setiap tahun dibangun sebagai manifestasi terhadap pemenuhan tersebut. Karena itu dengan semakin tumbuh dan berkembangnya penduduk dan kemajuan, menuntut untuk pemenuhan itu secara bertahap dan berkesinambungan. Hal yang tidak terlepas dari pencapaian upaya tersebut, adalah perlu dilakukan perencanaan secara terintegrasi agar dalam pemenuhan fasilitas tersebut tidak terjadi tumpang tindih, salah arah dan memenuhi nilai manfaat bagi sasaran pembangunan. Salah satu unsur yang Compteceted dalam upaya pemenuhan fasilitas ini adalah Bidang Keciptakaryaan. Penanganan bidang ini mencakup berbagai sektor yang harus digarap agar upaya pemenuhan kebutuhan penduduk tersebut dapat diwujudkan secara serasi, selaras dan seimbang dengan daya dukung lahan dan penghuninya. Bidang ini lebih dikenal dengan Bidang Pemukiman.

Pembangunan Bidang Permukiman, pada hakekatnya terbagi dalam dua sasaran, yaitu permukiman perkotaan dan permukiman pedesaan. Kedua

permukiman ini merupakan suatu kawasan hunian sebagai tempat berinteraksinya penduduk. Semakin bertambahnya penduduk dan kompleksitas interaksi, akan menimbulkan berbagai bentuk permasalahan, baik dalam penyediaan fasilitas maupun dampak interaksi penghuninya, Demikian pula dengan beban yang harus dipikul oleh kawasan yang Semakin berat, menjadikan berbagai permasalahan semakin kompleks pula. Kondisi demikian, apabila tidak terus dilakukan antisipasi dan penanganan lebih dini akan menjadikan kawasan permukiman yang semakin tidak sehat. Karena itu upaya-upaya antisipasi dan kuratif terhadap permasalahan yang timbul harus diambil secara lebih cepat agar tidak lerjadi kondisi yang jauh lebih parah lagi dari yang diinginkan.

Permasalahan yaitu banyak muncul pada kawasan permukiman selama ini berkisar pada permukiman yang tidak sehat dan kumuh. Hal ini ditunjukkan dcngan berbagai indikasi yang mengisyaratkan ketidakmampuan daya dukung kawasan dengan interaksi yang terjadi diatasnya. Sebagai

(23)

muaranya, menjadikan kawasan permukiman semakin tidak sehat dan kumuh dengan berbagai bentuk konflik. Oleh karena itu, kondisi demikian perlu segera diambil langkah-langkah antisipasi dan upaya-upaya preventif secara berkesinambungan. Penanganan dan pengambilan langkah-langkah secara berkesinambungan terhadap permasalahan yang timbul, tidak hanya menyangkut infrastruktur semata, tetapi penyediaan akses yang mengarah pada ekonomi dan sosial juga harus dipertimbangkan, sehingga tidak akan memberikan dampak negatif pada perkembangan kawasan perkotaan dan pedesaan secara menyeluruh.

Upaya yang harus dilakukan dalam penanganan permasalahan permukiman, harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh, yang melibatkan berbagai sektor. Karena itu, langkah awal yang harus diambil adalah melakukan penyusunan perencanaan secara matang dan komprehensif dengan indikator-indikator permukiman yang ideal. Dengan mendasarkan pada indikator-indikator yang memperhatikan berbagai aspek, maka akan diwujudkan suatu kawasan permukiman yang ideal, sehat, indah, nyaman dan aman bagi setiap penghuninya. Sehingga program-program pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan pedesaan dapat berjalan dengan optimal dan tepat sasaran dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat

Berbagai upaya dan langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah Daerah, pada dasarnya ditujukan untuk mengantisipasi dan memecahkan berbagai permasalahan yang timbul dalam kawasan permukiman. Ini dapat dilakukan manakala didukung dengan peluncuran program dan kegiatan yang mampu mengarah pada upaya peningkaian fungsi, perbaikan dan pengembangan kawasan secara lebih baik dan permanen. Apabila upaya ini mampu diwujudkan, maka merupakan wujud keberpihakkan kepada masyarakat pula, khususnya kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah. Kita sadari bersama bahwa pada kawasan-kawasan yang kumuh dan tidak sehat, rata-rata dihuni oleh orang-otang yang berpenghasilan rendah. Mereka tidak memiliki kemampuan untut mcmperbaiki lingkungan dimana mereka tinggal sebagai akibat keterbalasan penghasilannya. Oleh karena itu, pada kawasan kumuh, tidak sehat dan tertinggal, harus menjadi prioritas penanganan, baik yang menyangkut pembangunan infrastuktur, fasilitas

(24)

ekonomi maupun fasilitas sosial mereka, baik di dacrah perkotaan ataupun pedesaan.

Dalam upaya mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, indah, nyaman, dan aman, harus disusun suatu perencanaan terpadu yang matang. Tanpa adanya perencanaan yaug matang dan terpadu, maka setiap fasilitas dan utilitas yang diperlukan penduduk pada kawasan permukiman, baik di pedesaan maupun perkotaan tidak akan memenuhi standar layak huni yang nyaman. Berdasarkan standarisasi untuk mewujudkan permukiman yang layak tersebut, perencanaan pengembangan infrastruktur dan utilitas dalam mendukung kenyamanan permukiman harus diwujudkan. Apabila ini mampu dibangun dalam kawasan permukiman, maka akan memudahkan dan memurahkan akses masyarakat penghuni tersebut kelokasi tempat mereka berinteraksi, baik dalam kegiatan ekonomi, sosial maupun jasa lainnya di kawasan perkotaan dan dipedesaan.

Dalam beberapa dekade ini, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah secara sinergi membangun komitmen untuk mewujudkan kawasan permukiman yang sehat, layak huni dan nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk program dan kegiatan yang berpihak kepada masyarakat, khususnya yang berpenghasilan menengah dan rendah, untuk memperoleh prasarana kehidupan yang layak. Untuk itu, dalam upaya memecahkan perrnasalahan permukiman yang terjadi di Kabupaten Kerinci, maka disusunlah Rencana Program Investasi Jangka Menengan ( RPIJM ) Kabupaten Kerinci Tahun 2009 - 2013. Melalui penyusunan RPIJM Kabupaten Kerinci Tahun 2009 - 2013 ini diharapkan mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dalam memecahkan permasalahan permukiman. Pemerintah Kabupaten Kerinci menyadari bahwa investasi di Bidang Permukiman yang selama ini dilakukan, secara nyata juga belum mampu memenuhi tuntutan dan permintaan masyarakat perkotaan dan pedesaan. Hal ini diakibatkan oleh pendanaan yang diluncurkan selama ini selalu saja tidak seimbang dengan kuantitas permintaannya, baik unluk pembangunan kawasan permukiman perkotaan maupun pedesaan yang terus meningkat. Mudah-mudahan dengan berbagai program dan kegiatan yang diusulkan, mendapatkan alokasi

(25)

pendanaan sesuai skedul yang direncanakan pada setiap kawasan yang akan ditangani secara bertahap dan berkesinambungan.

1.2. Maksud danTujuan

Pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RJPJM ) ini, dimaksudkan untuk mernberikan kerangka usulan program dan kegiatan yang ditargetkan Pemerintah dalam mewujudkan kawasan permukiman yang sehat, layak huni, dan nyaman bagi penghuninya. Disamping itu, penyusunan Rencana Investasi Jangka Menengah ini mampu mengarahkan program dan kegiatan Keciptakaryaan yang secara terpilah mana yang mampu didanai melalui APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN (Pusat). Untuk itu, tahapan demi tahapan diusulkan melalui dokumen ini, berikut dengan rencana alokasi anggarannya agar marnpu memberikan dukungan bagi pengembangan prasarana dan sarana pendukung kawasan perkotaan dan dipedesaan. Dengan adanya pengembangan, peningkatan dan perbaikan kawasan permukiman, maka tujuan untuk mencipatkan kemudahan dan kenyamanan dalam kawasan permukiman, harus diprogramkan secara cermat dalam memilih sasaran, cepat penanganan dan tepat hasil yang diinginkan selaras dengan pemograman dan input yang komprehensif dalam mendukung pengembangan sarana dan prasarana kawasan permukiman dipedesaan yang mengarah pada peningkatan perekonomian masyarakat.

Penyusunan RPIJM ini bertujuan antara lain untuk :

 Menjadikan dokumcn program dan kegiatan koordinatif seluruh pelaku pembangunan, baik daerah sampai Pemerintah Pusat.

 Mendukung terwujudnya integrasi, sinkronisasi, sinergi antara daerah, antar ruang dan antar waktu, serta anrar fungsi pemerintah.

 Menjamin keterkaitan dan konsistensi, dalam penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan antara daerah, provinsi dan pusat.

 Merangsang dan meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat.  Menciptakan pendayagunaan Sumber Daya Manusia yang efesien,

(26)

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyusunan Rencana Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) Kabupaten Kerinci Tahun 2009 - 2013 ini pada dasarnya mencakup proses, kerangka pembahasan, analisis kelayakan sistesis program dan kegiatan, berikut dengan anggarannya dalam mensukseskan perencanaan program infrastruktur yang berkualitas dan mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah dalam Bidang PU/Cipta karya.

Mendasarkan pada cakupan yang akan ditulis dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) ini maka ruang lingkup yang akan dituangkan dalam buku ini adalah :

a. Mengarahkan proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah ( RPIJM ) Bidang Keciptakaryaan yang dibiayai melalui dana APBD maupun APBN ( Cost Sharing maupun Joint Program ) antara Kabupaten, Provinsi dengan Pemerintah Pusat sebagaimana RPJMN 2004 - 2009 dan MD'S Tahun 2015 yang akan datang.

b. Mendorong tersusunnya rencana pembangunan Keciptakaryaan yang mendasarkan pada prioritas, termasuk kota-kota sedang dan kecil dalam pemerataan pembangunan dan peningkatan ekonomi daerah.

c. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari dalam penyusunan prioritas program dan kegiatan terpilih yang akan dihksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan wilayah-wilayah prioritas dan terpilih untuk

menjadi sasaran implementasi program dan kegiatan.

d. Menjadi kerangka dasar sekaligus ancar-ancar dan tahapan penanganan yang akan dilakukan, baik waktu pelaksanaan, sasaran program dan kegiatan dan rencana alokasi anggaran yang diinginkan pada setiap tahun pelaksanaan.

1.4. Sasaran

Dalam Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) ini mempunyai sasaran yang diinginkan Pemerintah Daerah. Sasaran tersebut adalah:

(27)

a. Terselenggaranya pengelolaan pembangunan perkotaan yang lebih efektif dan efisien dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Kabupaten yang berkualitas yang ditunjang oleh kelembagaan pemerintah yang makin siap melaksanakan otonomi daerah. b. Makin memantapkan kemitraan pcraerintah daerah dengan masyarakat

dan dunia usaha dalam melaksanakan pembangunan kawasan perkotaan baik melalui organisasi kemasyaratan, lembaga swadaya masyarakat, pengusaha maupun perorangan.

c. Terwujudnya pembangunan kawasan permukiman yang sehat layak huni dan nyaman, baik diperkotaan maupun di pedesaan yang secara berkelanjutan sejalan dengan kebijakan program pengembangan pedesaan.

d. Terwujudnya integrasi pelaksannan penanganan kawasan sesuai dengan arahan kebijakan dan strategi pembangunan kawasan perkotaan dan pedesaan sejalan dengan aspirasi masyarakat pada kawasan perencanaan.

e. Terwujudnya tatanan pembangunan yang terencana, terpadu dan berkesinambungan dan mampu memberikan implikasi positif terhadap daerah sekitarnya.

f. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan meningkatnya pendapatan perkapita dan kualitas hidup penduduk yang semakin merata.

g. Berkurangnya penduduk miskin.

h. Meningkatnya kualitas fisik lingkungan sesuai dengan indikator mutu lingkungan.

1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan

Agar dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) ini memberikan arah yang jelas, maka dibatasi ruang lingkup perencanaannya. Hal ini dimaksudkan agar rencana yang diinginkan mampu terarah dan sesuai dengan yang diinginkan. Ruang lingkup penyusunan

(28)

RPIJM Kabupaten Kerinci ini, pada hakekatnya mencakup proses, kerangka pembahasan analisis kelayakann program dan kegiatan serta sintesis program, kegiatan dan anggaran dalam rangka mewujudkan perencanaan program investasi infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yang berkualitas), sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah dalam Bidang PU/Cipta Karya.

Panduan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya pada dasarnya mencakup penjelasan yang mencakup hal-hal yang melingkupi kegiatan yang diinginkan, sekaligus menjadikan rambu-rambu dalam penyusunan RPIJM. Rambu-rambu yang dimaksudkan, mencakup kebijakan, prioritas program, format dan muatan substansi yang perlu dikandung di dalam sebuah dokurnen RPIJM. Adapun fungsi cakupan/panduan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya, yaitu:

1. Memberikan indikasi dan arahan program, kegiatan dan proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya terutama yang dibiayai melalui dana APBN maupun APBD ( Cost Sharing maupun Joint Program ) Propinsi dengan Kabupaten dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima lahun Bidang PU/Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam RPJMN 2004-2009 dan seterusnya maupun MDG'S.

2. Mendorong percepatan pembangunan daerah Bidang PU/Cipta Karya terutama di kota-kota yang mendapatkan prioritas, termasuk kota-koia sedang dan kota kecil dalam rangka merangsang dan memeratakan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.

3. Memberikan penjelasan umum mengenai hal-hal dipertimbangkan dalam penyusunan RPIJM secara umum, meliputi:

 Rambu-rambu, arahan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional (RPJMN 2004-2009),

 Isu dan kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan,

 Pola pikir penyusunan RPIJM bidang PU/Cipta Karya dan sasaran/keluaran yang perlu dicapai.

(29)

yang selanjutnya dijadikan sebagai aktualisasi dari ancar-ancar dan penjelasan/petunjuk spesifik dari setiap tahapan yang akan dilaksanakan dan hal-hal yang perlu dibahas oleh masing-masing aspek atau komponen program mencakup :

 Rencana pembangunan kawasan perkotaan dan pedesaan,

 Sinkronisasi dan prioritas program dan kegiatan ( kesepakatan program / anggaran sebagai ringkasan memorandum program ),

 Program investasi infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya dalam penyediaan perumahan dan permukiman; perbaikan perumahan dan permukiman; penyehatan lingkungan permukiman. ( pengelolaan air limbah, pengelolaan pcrsampahan, penanganan drainase ), penyediaan dan pengelolaan air minum; penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta pengendalian banjir.

 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)  Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program  Pembangunan, Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah,  Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah

 Lampiran penunjang.

Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada hakekatnya harus dipertimbangkan selain untuk mencapai sasaran RPIJM kabupalen Kerinci 2009-2013, juga harus ditinjau secara kontekstual sesuai dengan tantangan pembangunan masing-masing Kabupaten. Dalam hal ini, cakupan komponen program untuk Kabupaten yang satu dengan yang lainnya dapat saja berbeda sesuai dengan kebutuhan. Bisa saja terjadi program investasi suatu Kabupaten hanya mencakup beberapa komponen program saja { tidak perlu harus lengkap ) tergantung urgensi kebutuhan dan prioritas penanganannya.

(30)

1.6. Pendekatan

Dalam rangka mencapai hasil penyusunan perencanaan, harus diambil pendekatan yang tepat. Ini dilakukan Pendekatan dalam penyusunan RPIJM Kabupaten Kerinci tidak lain untuk mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu, pendekatan yang diambil berupa pendekatan partisipatif dan holistik. Melalui pendekatan ini, pada hakekatnya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain :

 Proses Perencanaan yang Partisipatif: Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan pembangunan Kabupaten yang dinamis, membutuhkan penyediaan fasilitas infrastruktur, yang layak, memadai, terjangkau, adil, bagi masyarakat luas. Untuk itu diperlukan perencanaan program investasi yang partisipatif guna memcnuhi tuntutan dan permintaan masyarakat;

 Membangun Transparansi dan Persepsi Bersama: Permasalahan yang dihadapi Kabupaten baik persoalan ekonomi, sosial. budaya, lingkungan maupun kapasitas institusi harus dapat dikelahui oleh semua pihak. Upaya ini tidak lain sebagai langkah pembentukan persepsi bersama, bahwa dalam melaksanakan pembangunan selalu saja dihadapkan berbagai permasalahan, termasuk pendanaan pembangunan;

 Keterpaduan dan Keberlanjutan: Perencanaan Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya secara prinsip harus mengacu pada pengembangan wilayah, RTRW/K, RPJMN, RPJMD, KSK, dan Renstra PU/Cipta Karya, Renstra Dinas Terkait, Masterplan Sektoral, Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota, maupun Peraturan Perundangan yang berlaku;

 Kelayakan Teknis, Sosial, Ekonomi dan Lingkungan: Dalam pelaksanaan program dan kegiatan, penentuan prioritas program dan kegiatan mendasarkan pada hasil Studi Relayakan (FS/DED), terutama untuk kegiatan-kegiaian ekonomi skala besar. Karena dengan penilaian kelayakan ekonomi dan sosial serta lingkungan, akan memberikan nilai positif dan mencapai hasil optimal dalam pelaksanaan setiap kegiaran;

(31)

 Crediti Worthiness dan Akuntabilitas, Perhitungan kemampuan penyediaan dana perlu didasarkan pada hasil analisis keuangan. Demikian pula kemampuan pelaksanaan perlu diperhitungkan dari hasil analisis kelembagaannya serta perlu mempertimbangkan keberlanjutan pembangunan.

Bertolak dari pentingnya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) dalam mendukung pembangunan infrastruktur bidang PU/CiptaKarya, pemerintah daerah perlu diberdayakan untuk menyusun RPIJM masing-masing. Dalam upaya meaksanakan hal tersebut, diperlukan adanya panduan penyusunan yang dapat memberikan kerangka, " Bagaimana menyusun RPIJM Bidang PU/Cipta Karya secara profesional? ". Melalui panduan yang jelas, terukur dan profesional tersebut diharapkan pemerintah daerah mampu menyusun RPIJM secara mandiri, yang pada akhirnya mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen pembangunan bidang PU/Cipta Karya.

1.7. Landasan Hukum

Penyusunan RPIJM pada dasamya harus bertitik tolak (mengacu) kepada peraturan perundangan maupun kebijakan yang berlaku. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang mendasari dan perlu diacu tersebut diantaranya adalah sebagaimana berikut:

1. Peraturan Perundangan

a. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

b. UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang; c. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah;

d. UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah;

(32)

e. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; f. UU No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air;

g. UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

h. UU No. 38/2004 tentang Jalan;

i. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;

j. UU No, 4/1992 tentang Perumahan dan Permukiman; k. UU No. 16/1985 tentang Rumah Susun;

l. Peraturan dan Perundangan lainnya yang terkait. 2. Kebijakan dan Strategi

Dalam penyusunan dan pelaksanaan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) ini, tidak terlepas dari kebijakan dan strategi pembangunan. Melalui Kebijakan dan strategi pembangunan dalam RPIJM ini diharapkan mampu mengarahkan program dan kegiatan yang menghasilkan kegiatan optimal sebagaimana target yang diinginkan. Adapun kebijakan dan strategi yang mendasari penyusunan RPIJM ini adalah sebagai berikut:

a. Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berencana dan terpadu;

b. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum;

c. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan;

(33)

d. Keputusan Presiden No. 7/2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009.

Mendasarkan pada kebijakan tersebut, maka strategi yang harus diambil Pemerintah Kabupaten Kerinci adalah mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapai hasil yang optimal. Agar target dan kinerja ini mampu diwujudkan, maka harus menjadikan RPIJM ini sebagai bagian integral perencanaan pembangunan blue print oleh seluruh pelaku pembangunan. Disamping itu menjadikan RPIJM sebagai acuan dasar pembangunan daerah, dengan mendasarkan pada pendekatan dan kebijakan ataupun arahan dari pimpinan Departemen PU/Cipta Karya serta kebijakan pimpinan instansi terkait.

1.8. Tujuan dan Pentiiignya RPIJM 1.8.1. Pentingnya RPIJM

Dalam mendukung keberhasilan pembangunan, ada berbagai produk perencanaan pembangunan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJP-D ), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJm-D ),

Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKP-D ), Renstra - Instansi, RTRW, RTR Kawasan dan sebagainya merupakan dasar dalam menjalankan perencanaan pembangunan di daerah. Berbagai bentuk perencanaan tersebut mempunyai peran dan fungsi masing-masing selaras dengan urgensi produk perencanaan. Lahirnya Rencana Program Investasi Jangka Menengah Daerah ( RPIJM ) merupakan wahana baru dalam perencanaan pembangunan daerah. Akan tetapi berdasarkan muatannya RPIJM merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari produk-produk yaug dihasilkan di daerah.

Kedudukan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Daerah ( RPIJM ), sesuai Bidangnya PU/Cipta Karya merupakan kebijakan perencanaan yang bersifat spesifik dan spatial. Sifat spesifik ini ditunjukkan oleh sektor yang melingkupinya, yaitu sektor Cipta Karya, Sehingga secara umumnya, akan menekankan pada Rencana Pembangunan Infrastruktur ( Infrastructure Development Plan ), baik dalam skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD. Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW

(34)

Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral/program dalam RPIJM mengacu pada RPJMN 2005 - 2025 dan RPJMD 2008 – 2013. Bilamana suatu daerah belum mempunyai Rencana Tata Ruang maupun

Masterplan Sektor ( Rencana Investasi Sektoral ) masih dapat dilakukan

assessment berdasarkan kebijakan tata ruang maupun kebijakan sektoral yang ada.

RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantikan fungsi RPJMD sebagai dokumen politik sebagaimana Repelita pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program ( Feasibility

Study ) untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya.

Oleh kareua itu, peluncuran program dan kegiatan secara berkesinambungan akan mengacu pada RPIJM ini, baik yang bersumber dari dana APBD kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN.

Sebagai dokumen teknis, RPIJM perlu dikerjakan secara profesional ( oleh ahlinya ) dan proporsional, namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan pihak-pihak terkait, masyarakat, profesional dan lain-lain pada tahap penyusunan rencana pembangunan Kabupaten/Kota. Disamping itu, untuk mendapatkan kesempurnaan juga dilakukan dialog rencana investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas program/kelayakan program investasi. Dengan demikian, RPI.IM yang bersifat sektoral dan terpadu merupakan Consolidated Feasibility Study yang dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah.

Lebih jauh, yang perlu ditekankan terhadap alur berpikir dalam penyusunan RPIJM adalah bagaimana dapat mengenali permasalahan dan tantangan pembangunan perkotaan dan pedesaan, terutama dalam rangka merencanakan dan memprogramkan kegiatan investasi secara efektif dan efisien, sehingga diharapkan RPIJM yang disusun dapat menjawab tantangan pembangunan daerah. Untuk itu perlu dilakukan suatu analisis antara kondisi saat ini dengan kondisi yang ingin dicapai selama 5 ( lima ) tahun mendatang (akhir RPIJM 2013) sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan serta kebijakan dan strategi penanganannya berdasarkan skala prioritas yang ditetapkan.

(35)

1.9. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten/Kota 1.9.1. Tajuan Pembangunan Kabupatcn/Kota

Dalam upaya mencapai keberhasilan pembangunan daerah, tidak terlepas dari tujuan dan sasaran pembangunan daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJM-D ). Mengacu kepada RPJM-D, pada hakekatnya pembangunan adalah upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam memenuhi permintaan dan tuntutan masyarakat, baik dalam rangka penyediaan fasilitas maupun utilitas yang dibutuhkan masyarakat. Berbagai aspek yang menjadi tuntutan tersebut menyangkut fasilitas umum, fasilitas sosial, prasarana dan sarana pendukung berusaha, lingkungan tempat tinggal dan sebagainya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas bangunan. Ini semua tidak lain sebagai manifestasi pembentukan lingkungan permukiman yang sehat, layak huni dan nyaman bagi penghuninya. Dengan menciptakan lingkungan perkotaan dan pedesaan yang sehat, layak huni dan nyaman, akan berimplikasi pula pada peningkatan kesejahteraan masyarakkat. Bahkan mampu bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan perkotaan maupun pedesaan, yang selanjutnya mampu mendukung perkembangan wilayah.

Dalam upaya menciptakan lingkungan yang sehat, layak huni dan nyaman, diperlukan berbagai upaya dan langkah-langkah konkrit di lapangan. Langkah ini tidak lain guna menciptakan terwujudnya keseimbangan dan keterpaduan hubungan antara perkotaan dan pedesaan. Hal ini berarti bahwa, segala usaha pembangunan tersebut haruslah dapat menjamin terciptanya:  Peningkatan produktifitas Kabupaten/Kota (productivity);

Peningkatan efisiensi pelayanan dan kegiatan kota (efficiency)

 Pembangunan perkotaan yang berkelanjutan melalui pendekatan yang berwawasan lingkungan (sustainable environment)

Pembangunan perkotaan yang berkeadilan sosial (socially just)

 Pembangunan perkotaan yang mendukung kelestarian budaya kota (culturally vibrant);

(36)

sense or image);

 Pembangunan pcrkotaan yang didukung oleh partisipasi politik masyarakat kota (politically participatory).

1.9.2. Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah tidak akan terlepas dari sasaran yang ingin dicapai setiap tahunnya. Adapun sasaran pembangunan daerah (perkotaan dan pedesaan) adalah sebagai berikut:

 Terselenggaranya pengelolaan pembangunan perkotaan dan pedesaan yang lebih efektif dan efisien dalam pemanfaatan sumber daya alamnya yang mengacu kepada rencana tata ruang kota yang berkualitas termasuk pengelolaan administrasi pertanahan yang lebih tertib dan adil serta ditunjang oleh kelembagaan pemerintah yang makin siap melaksanakan otonomi daerah;

 Makin mantapnya kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan pembangunan perkotaan, baik melalui organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya maupun pengusaha perorangan;

 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditujukan oleh meningkatnya pendapatan perkapita dan kualitas hidup penduduk yang semakin merata;

 Berkurangnya jumlah penduduk miskin;

 Meningkatnya kualitas fisik lingkungan sesuai dengan baku mutu lingkungan.

1.10. Mekanisme dan Framework Pcnyusiuian RPTJM

Penyusunan RPIJM, pada dasarnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen perencanaan lainnya. Oleh karena itu, kedudukan RPIJM merupakan bagian integral dari RPJMD, namun lebih bersifat kebijakan spasial dan kebijakan sektoral. Kebijakan spasial yang langsung menjadi acuan penyusunan RPIJM yaitu RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota,

(37)

RTR-Kawasan, usulan dan permintaan masyarakat serta kebijakan sektoral. Atas dasar-dasar tersebut, maka dilakukan pemaduserasian untuk menjadi acuan dalam penyusunan RPIJM Daerah.

Dari penyusunan RPIJM ini, selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan acuan dan masukan dalam penyusunan masterplan/Rencana Induk Sistem (RIS) yang lebih rinci. Adapun kedudukan RPIJM tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

(38)
(39)
(40)
(41)

1.11. Sistematika Penulisan RPIJM Kabupaten Kerinci

Guna Mempermudah memahami dan mewujudkan perencanaan yang sistematis, maka penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) Keciptakaryaan ini di bagi dalam bab-bab yang sistematis. Ini dilakukan agar dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan. Bidang Keciptakaryaan dapat dengan mudah mengendalikannya. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang, landasan hukum, tujuan dan sasaran serta pentingnya penyusunan RPUM dan mekanismenya.

BAB II Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah Kabupaten Kerinci, yang memuat kondisi umum di Kabupaten Kerinci, kondisi ekonomi, kondisi sosial dan kondiai penyediaan prasarana di daerah.

BAB III Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Kerinci, yang berisikan visi dan misi yang akan ditempuh dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan di Kabupaten Kerinci.

BAB IV Rencana Pembangunan Wilayah Kabupaten Kerinci, yang berisikan rencana pembangunan yang didasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten Kerinci, skenario pengembangan stuktur wilayah dan Pola pemfaatan ruang. BAB V Rencana Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah,

yang berisikan strategi yang akan ditempuh Pemerintah Kabupaten Kerinci dan arah yang ingin dicapai dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pemafaatan ruang.

BAB VI Rencana Program Ivestasi Infrastruktur Sub Bidang Pengembangan Permukiman, yang memuat kondisi, potensi, permasalahan dan analisis kebutuhan dan pengembangannya dengan didukung usulan program pengembangan permukiman.

(42)

BAB VII Rencana Program Ivestasi Infrastruktur Sub Bidang Pengembangan Air Minum, yang memuat kondisi, potensi, permasalahan dan analisis kebutuhan dan pengembangannya dengan didukung usulan program pengembangan air minum. BAB VIII Rencana Program Ivestasi Infrastruktur Sub Bidang Drainase,

yang memuat kondisi, potensi, permasalahan dan analisis kebutuhan dan pengembangannya dengan didukung usulan program penanganan deainase.

BAB XI Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Bidang Persampahan, yang memuat kondisi, potensi, permasalahan dan analisis kebutuhan dan pengembangannya dengan didukung usulan program pengelolaan persampahan.

BAB X Memorandum Program dan Kegiatan, berisikan rencana program dan kegiatan yang akan ditempuh Pemerintah Daerah selama kurun waktu lima tahun yang dirinci menurut kegiatan dan rincian pembiayaannya.

BAB XI Analisis Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan, yang memuat kondisi keuangan daerah dan kemampuan pendanaan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan.

BAB XII Kelembagaan Daerah dan Rencana Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, yang memuat struktur kelembagaan dan penguatannya dalam mendukung keberhasilan implementasi kegiatan.

BAB XIII Asafeguard Sosial dan Lingkungan, yang memuat upaya dan langkah-langkah pengamanan sosial dan lingkungan dalam mewujudkan ideal gap kebutuhan masyarakat.

BAB XIV Penutup, berisikan kesimpulan dan saran yang diharapkan dari penyusunan RPIJM Keciptakaryaan di Kabupaten Kerinci.

(43)

2.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah

Secara Astronomi, Kabupaten Kerinci terletak pada titik koordinat antara 101° 08’W” - 101° 50’00” Bujur Timur dan antara 1° 40’00” - 2° 26’00” Lintang Selatan, dengan luas sebesar 380.850 Ha. Perbandingan luasan berdasarkan pada letak datarannya, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pada dataran rendah seluas 69,768 Ha (18,3%) dan dataran tinggi seluas 311.082 Ha (81,7%). Dalam mendukung jalannya roda pemerintahan, Pusat Pemerintahan Kerinci berada di Kota Sungai Penuh.

Berdasarkan Undang-Undang No. 54 Tahun 1999 tentang pembentukan dan pemekaran wilayah di lingkup Propinsi Jambi. Secara administrasi wilayah Kabupaten Kerinci berbatasan dengan :

 Sebelah Timur : Kabupaten Bungo

 Sebelah Barat : 1. Kabupaten Bengkulu Utara (Prov. Bengkulu) 2. Kabupaten Pesisir Selatan (Prov. Sumatera Barat)  Sebelah Utara : Kabupaten Solok (Prov. Sumatera Barat)

 Sebelah Selatan : Kabupaten Merangin

2.2. Topografi

Kondisi topografi Kabupaten Kerinci secara umum terbagi dalam 3 bagian, yaitu dataran tinggi, dataran sedang dan dataran rendah. Ketinggian berkisar antara 500 - 1.500 meter di atas permukaan laut (m dpl).

Berdasarkan kemiringan lereng / wilayah, Kabupaten Kerinci terbagi dalam 4 kategori, yaitu :

1. Kemiringan lereng 0 - 2 % dari jumlah 3,33 % dari luas wilayah Kabupaten Kerinci. Klasifikasi kemiringan ini sebagian besar Kecamatan Gunung Raya, Keliling Danau, Danau Kerinci, Sitinjau Laut, Air Hangat, Air Hangat Timur, Depati VII, Gunung Kerinci, Siulak, Kayu Aro dan Gunung Tujuh.

2. Kemiringan Lereng 2-15 % berjumlah 15,62 % dari luas Kabupaten Kerinci yang sebagian besar Kecamatan Gunung Raya, Batang Merangin,

(44)

Keliling Danau, Danau Kerinci, Sitinjau Laut, Air Hangat, Air Hangat Timur, Depati VII, Gunung Kerinci, Siulak, Kayu Aro dan Gunung Tujuh. 3. Kemiringan Lereng 15 - 40 % lebih kurang 26,51 % dari luas Kabupaten

Kerinci dengan penyebaran hamparan ke seluruh wilayah kecamatan, akan tetapi yang paling dominan di Kecamatan Gunung Raya, Batang Merangin, Keliling Danau, Danau Kerinci, Sitinjau Laut, Air Hangat, Air Hangat Timur, Depati VII, Gunung Kerinci, Siulak, Kayu Aro dan Gunung Tujuh.

4. Kemiringan Lereng > 40 % merupakan persentase terbesar yaitu berkisar 53,05 % dari luas Kabupaten Kerinci, penyebarannya terdapat di Kecamatan Gunung Raya, Batang Merangin, Keliling Danau, Danau Kerinci, Sitinjau Laut, Air Hangat, Ak Hangat Timur, Depati VII, Gunung Kerinci, Siulak, Kayu Aro dan Gunung Tujuh.

(45)

Tabel 2.1. Perbandingan Luas dan Ketinggian Kecamatan Dalam Kabupaten Kerinci Tahun 2007

No Kecamatan Luas (Ha) Luas / Ketinggian 10 – 100 (Ha) 100 – 500 (Ha) 500 – 1000 (Ha) > 1000 (Ha) 1 Kayu Aro 32,805 - - -49.055 2 Gunung Tujuh 16.250 - - -3 AirHangat 21.675 - - 2.150 22.003

4 Air Hangat Timur 16.000 - - 1.010 15.842

5 Depati Tujuh 2.580 - -6 Gunung Kerinci 35,000 - - 4.025 89.995 7 Siulak 59.020 - -8 Sitinjau Laut 5.825 - - 2.640 3.185 9 Keliling Danau 30.439 - - 4.490 25.830 10 Danau Kerinci 29.847 - - 4.310 25.420 11 Batang Merangin 56.732 - 4.646 21.562 30.302 12 Gunung Raya 74.677 - 1.990 22.945 49.450 Jumlah 380.850 - 6.636 63.132 311.082 % Luas Kabupaten 100,00 0,00 1,74 16,58 81,68

Sumber : Kerinci Dalam Angka Tahun 2007

2.3. Iklim

Kabupaten Kerinci beriklim tropis dengan suhu rata-rata 22,0 C dengan suhu maksimum sebesar 29,3 C terjadi pada bulan Mei, serta suhu minimum sebesar 17,2 C terjadi pada bulan Maret. Curah hujan rata-rata per bulan sebesar 169,6 dengan curah hujan terendah sebesar 82,5 terjadi pada bulan Juli dan curah hujan tertinggi sebesar 297,3 terjadi pada bulan Januari. Kelembaban udara rata-rata sebesar 83 MmHg.

(46)

2.4. Geologi

Berdasarkan analisis geologis Penekoek (1969), Kabupaten Kerinci termasuk dalam kategori cekungan semangko. Karena itu, Kabupaten Kerinci banyak terdapat deposit endapan bahan tambang, baik yang berupa golongan A, B, Maupun C. Jenis bahan tambang tersebut adalah minyak bumi, air raksa, emas, bentonit marmer dan sebagainya. Bahan-bahan tambang tersebut sampai saat ini belum semuanya si eksplorasi, namun berdasarkan hasil sementara sudah sebagian besar terindentifikasi.

Khusus bahan tambang emas, secara umum telah dilakukan pengolahan sejak berabad-abad yang lalu secara tradisional oleh penduduk. Kegiatan ini dilakukan melalui proses pendulangan, baik pada kawasan sungai maupun melalui penggalian yang dianggap mempunyai sediment bahan tersebut. Hal ini dapat dilihat sepanjang sungai yang mengalir di Kabupaten Kerinci, dimana pada setiap musim kemarau selalu terdapat pendulangan secara tradisionil. Melalui kegiatan ini dapat berdampak pada penambahan pendapatan penduduk dan merupakan lapangan pekerjaan baru yang bersifat musiman dalam menambah pendapatan keluarga.

2.5. Hidrologi

Wilayah Kabupaten Kerinci banyak mengalir sejumlah sungai kecil, sedang dan besar di berbagai penjuru. Namun demikian, secara umum arah alirannya rata-rata menuju ke sebelah timur. Sedangkan hulu sungai biasanya berada di bagian (pegunungan) ke arah Barat (daerah rendah) yang merupakan daerah hilir, akhirnya bermuara ke sungai Batanghari. Karena itu sungai Batanghari merupakan muara dari sungai-sungai di wilayah bagian barat yang merupakan hulu sungai sekaligus sebagai daerah pegunungan atau dataran tinggi.

Sungai Besar antara lain Sungai Batang Merao, Sungai Buai, Sungai Jujun, Sungai Batang Sangkir, Sungai Batang Merangin, Sungai Betung Kuning dan sejumlah besar terbagi dalam anak-anak sungai kecil dan sedang.

(47)

Disamping sungai terdapat pula Danau dan Rawa yang memiliM kekayaan hayati, seperti Danau Gunung Tujuh, Danau Belibis, Danau, Danau Kerinci, Danau Lingkat, Danau Padeang, Danau Kaco, dan Danau Kecik, sedangkan rawa-rawa banyak tersebar di dataran rendah.

Sedangkan berdasarkan sistem sungai yang mengalir di Kab. Kerinci dapat di klasifikasikan atas dua kelompok, yaitu :

Sistim sungai yang merupakan bagian hulu dari sungai utama, seperti DAS Batang Merao.

Sistim sungai yang merupakan Sistim DAS utama seperti DAS Merangin. Sebagian daerah yang dilalui oleh beberapa sungai besar, maka Kabupaten Kerinci memiliki potensi air permukaan yang cukup melimpah. Kondisi ini dicerminkan oleh sebagian besar sungai-sungai yang ada disepanjang tahun dapat dikatakan tidak mengalami kekeringan, sehingga potensi air permukaan sangat besar. Disamping potensi sungai yang sangat besar, dibeberapa wilayah kondisi air sungai dan air permukaan banyak terjadi over land flow. Maka banyak dibeberapa wilayah sering dijumpai terjadinya banjir dan genangan.

2.6. Kondisi Sosial dan Ekonomi Daerah 2.6.1. Kondisi Sosial

Gambaran terhadap kondisi sosial masyarakat Kabupaten Kerinci, diwujudkan melalui berbagai aspek yang menyertainya. Aspek-aspek yang mendukung eksistensi bidang sosial ini mencakup sumberdaya kependudukan, pendidikan, kesehatan dan organisasi-organisasi sosial yang menyertainya. Aspek-aspek ini secara timbal balik, menjadi manifestasi cerminan penggambaran sosial masyarakat.

Kondisi pendudukan Kabupaten Kerinci sampai akhir Desember 2007, berjumlah 313.634 jiwa (Kerinci Dalam Angka 2007), yang tersebar pada 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci. Dari jumlah tersebut, terbagi

(48)

dalam 115.772 jiwa penduduk laki-laki dan 117.871 jiwa penduduk perempuan, yang terdapat dalam 69.316 rumah tangga. Dari jumlah tersebut, apabila diklasifikasi menurut kelompok umur, maka distribusi penduduk berbentuk piramid. Artinya dari penduduk yang ada di Kabupaten Kerinci, rata-rata masih didominasi oleh kelompok usia muda.

Kondisi sosial masyarakat Kabupaten Kerinci, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini sebagai akibat penyediaan prasarana dan sarana sosial yang makin memadai. Prasarana dan sarana sosial, yang disediakan dalam rangka meningkatkan eksistensi masyarakat, dilakukan dengan penyediaan prasarana dan sarana bidang kesehatan dan pendidikan yang memadai. Kedua bidang tersebut pada hakekatnya rnerupakan kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan masyarakat. Dengan prasarana dan sarana kesehatan, masyarakat diharapkan mampu hidup sehat. Tanpa adanya hidup yang sehat, maka akselerasi terhadap kegiatan lainnya juga semakin menurun. Sedangkan dengan meratanya distribusi pendidikan, secara bertahap dan berkesinambungan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam mendayagunakan sumberdaya setempat untuk mewujudkan kesejahteraannya.

Gambaran terhadap kondisi sosial ini, secara rnakro digambarkan oleh dua bidang penting dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan. Kedua bidang tersebut adalah bidang kesehatan dan pendidikan. Pembangunan bidang kesehatan yang dimanifestasikan melalui penyediaan prasarana dan sarana kesehatan, sampai akhir tahun 2007 telah dilakukan secara optimal, khususnya dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan mudah didapatkan oleh masyarakat. Penyediaan prasarana dan sarana kesehatan di Kabupaten Kerinci, sampai saat ini berupa 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C dengan kapasitas rawat inap 111 tempat tidur, 4 tempat tidur VIP, dan 2 tempat tidur VVIP, serta 1 unit Rumah Sakit swasta (DKT) dengan kapasitas rawat inap 50 buah tempat tidur. Disamping itu, dalam mendukung pelayanan kepada masyarakat juga telah dilakukan melalui

(49)

penyediaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), terdiri dari 20 unit Puskesmas dengan 50 unit Puskesmas Pembantu (PUSTU) dan 81 Bidan Desa. Jumlah tenaga kesehatan dalam Kabupaten Kerinci tahun 2007 sebanyak 10 orang dokter spesialis, 38 orang dokter umum, 11 orang dokter gigi, dibantu 5 orang apoteker, 13 orang asisten apoteker, 52 orang bidan (D III), 95 orang akper, 38 orang SPPH/Sanitasi (D I), 74 orang paramedis / perawat.

Jika dilihat dari rasio sarana pelayanan dengan jumlah penduduk, sebenarnya termasuk dalam kategori mencukupi apabila dibandingkan dengan rasio nasional. Akan tetapi, untuk rasio bidan desa masih di bawah rasio nasional. Permasalahan yang dihadapi selama ini, terletak pada sebaran penduduk yang tidak merata, dimana satu dengan desa lainnya dihubungkan oleh prasarana jalan yang cukup jauh, kondisinya buruk dan sarana transportasi yang tidak memadai sehingga sarana pelayanan kesehatan yang ada tidak dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Disamping prasarana dan sarana kesehatan, prasarana dan sarana pendidikan di Kabupaten Kerinci ini juga sangat penting dalam meningkatkan kondisi sosial masyarakat. Distribusi prasarana dan sarana pendidikan ini, sampai saat ini juga masih belum merata. Terlebih-lebih dengan rentang kendali antar desa yang cukup jauh, khususnya di pedesaan, mengakibatkan pendistribusian prasarana dan sarana pendidikan amat sulit dilakukan. Apabila penempatan prasarana dan sarana didasarkan pada indikator nasional yang lebih mengacu pada komunitas yang relatif padat dan rentang kendalinya pendek, maka penyediaan prasarana pendidikan ini tentu saja tidak akan mampu dijangkau anan-anak usia sekolah, Oleh karena itu, dalam penempatan prasarana dan sarana pendidikan, cenderung mendasarkan pada distribusi penyebaran permukiman, khususnya untuk pendidikan dasar ( SD ). Sedangkan penyebarannya disesuaikan dengan penyebaran permukiman, sehingga hampir tiap desa terdapat sekolah dasar walaupun jumlah muridnya kurang memenuhi standar per kelasnya.

Gambar

Tabel 2.1. Perbandingan Luas dan Ketinggian Kecamatan Dalam Kabupaten Kerinci Tahun 2007
Tabel  2.2.  Jumlah  Prasarana  dan  Sarana  Pendidikan  yang ada  di Kabupaten Kerinci  Tahun  2007  berdasarkan  Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah JumlahLokal JumlahMurid JumlahGuru 1
Tabel 4.1. Klasifikasi Komoditas Unggulan Di Kabupaten Kerinci
Tabel 4.2. Intensitas dan Luas Tanam Padi Di Kabupaten Kerinci No Nama Daerah Irigasi/ Daerah Rawa Kecamatan Intensitas(IP) Luas Lahan(Ha) ProduksiPadi(Ton) Produktivitas(Ton/Ha) IRIGASI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saxena dalam Dewi (2011) mengemukakan bahwa isu kebijakan dividen sangat penting untuk berbagai alas an, antara lain: Pertama , sebagai cara untuk memperlihatkan kepada

9 Hal ini sesuai menurut Zin (2004) bahwa faktor Meningkatkan komitmen organisasi adalah perusahaan harus mengembangkan kualitas kehidupan kerja dengan

Tujuan khusus pembua usus pembuatan hay adalah tan hay adalah agar tanaman hija agar tanaman hijauan (pada uan (pada waktu waktu panen yang berlebihan) dapat

Karena itu PB Tunas Bhakti Trenggalek menarik untuk dikaji bila ditinjau dari aspek pembinaan, keadaan organisasi, prestasi dan sarana prasarana yang dimiliki

Berdasarkan analisis data seperti dipaparkan di atas, penelitian ini menarik dua simpulan. Pertama, pembentukan kosakata bahasa gaul yang ditemukan dalam unggahan

[r]

Se bagai penunjang konsep untuk mendesain objek Oceanarium ini sebagai objek wisata yang terletak dikota Manado dengan menerapkan tema Dekonstruksi sebagai strategi desain

Dengan memperhatikan dua hal di atas, observer akan terdorong untuk menemukan jawaban-jawaban theologis yang relevan terhadap situasi aktual dengan tetap berpijak