BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.11 Rencana Kegiatan Perusahaan
Adapun rencana kegiatan yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut Kantor Cabang Iskandar Muda Medan Baru adalah:
1. Memanfaatkan kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh pihak instansi pemerintah maupun swasta dengan melaksanakan sosialisasi dan persentase produk penghimpun dana.
2. Pihak Bank Sumut secara aktif ikut serta dalam acara-acara yang dihadiri oleh masyarakat luas dengan membuka stand dilokasi pameran. Universitas Sumatera Utara
3. Menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga atau instansi pemerintah atau swasta dalamm hal penghimpunan dana dengan pola yang saling menguntungkan.
4. Berupaya meningkatkan pendapatan bunga kepada para pemilik dana dengan cara memaksimalkan perolehan pendapatan dari ekspansi pembiayaan yang diberikan.
5. Membentuk tim penghimpunan dan melakukan mapping untuk mencari
30
7. Melakukan penagihan yang terfokus kepada debitur yang kemungkinan tagihannya dibayar lebih besar.
8. Melakukan penagihan terhadap debitur sandi 2 untuk menghindari adanya penambahan pembiayaan.
9. Meningkatkan kepercayaan bank kepada masyarakat.
10. Meningkatkan kepercayaan bank kepada masyarakat dalam hal penghimpunan dana.
Beberapa pengertian BI rate, yang telah disebutkan dalam inflation targeting framework. Bahwa BI rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan
sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.Pengertian BI rate adalah sinyal suku bunga Bank Indonesia yang ditetapkan pada RDG (Rapat Dewan Gubernur) berlaku selama triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali ditetapkan berbeda dengan RDG bulanan dalam triwulan yang sama, dari Bank Indonesia dalam inflation framework.Dari pengertian BI rate terlihat jelas bahwa BI rate berfungsi sebagai sinyal dari kebijakan moneter Bank Indonesia, dan dapat diambil kesimpulan bahwa respon kebijakan moneter dinyatakan dalam kenaikan, penurunan, atau tidak berubah BI rate tersebut.
Kenaikan dan penurunan BI rate dipengaruhi oleh beberapa hal adalah:
1. Inflasi nasional
Inflasi diartikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.Indikator yang sering digunakan untuk mengukur
32
dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.
2. Kebijakan Moneter
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga). Dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat
diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
3. Ekonomi Nasional maupun Internasional
Pengaruh perdagangan internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat kesempatan kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional tersebut. Ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang dan jasa yang diinginkan masyarakat di dalam negeri.
Sebaliknya, impor akan menurunkan permintaan masyarakat di dalam negeri.
Permintaan masyarakat akan memengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan di antara lain akan tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor. Bila ekspor neto positif, berarti ekspor lebih besar daripada impor, kesempatan kerja dan pendapatan nasional cenderung akan naik.
Besarnya ekspor neto sangat ditentukan oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai rupiah turun dibandingkan dengan dolar AS, harga barang ekspor dari Indonesia relatif akan lebih murah di AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat. Sebaliknya, harga barang-barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor akan akan cenderung menurun. Dengan demikian, penurunan nilai kurs mata uang sendiri akan cenderung meningkatkan ekspor neto, demikian pula sebaliknya.
34
negeri. Bank-bank dan perusahaan-perusahaan besar dan perorangan dapat meminjamkan uangnya didalam maupun di luar negeri tergantung mana yang menguntungkan. Keuntungan tergantung dari tingginya suku bunga yang ditawarkan masing-masing negara. Demikian seterusnya sehingga dicapai suatu tingkat suku bunga yang dapat mempertahankan keseimbangan.
4. Kondisi Perbankan di Indonesia
Kondisi perbankan di Indonesia dapat mempengaruhi terjadinya perubahan BI rate, jumlah perbankan yang banyak sehingga tidak efisien. Bagi OJK (Otoritas Jasa Keuanagn) selaku pengawas dan pengatur jasa keuangan, merasa kondisi ini menjadi merepotkan. Dan kondisi perbankan semacam itu OJK menilai sebagai regulator tidak hanya mengatur dan mengawasi perbankan, namun industri keuangan lainnya.
Tujuan BI rate menaikan suku bunga adalah untuk menekan laju inflasi dan memberi kekuatan pada rupiah terhadap mata uang asing, dan memperkuat likuiditas keuangan dan Bank Indonesia berharap dana asing yang keluar merupakan akibat dari pelemaan nilai tukar rupiah kembali masuk ke Indonesia.
Sebagai kebijakan moneter Bank Indonesia yang luas mulai dari stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, keseimbangan neraca pembayaran, dan stabilitas financial market, serta stabilitas pasar valuta asing.
Kenaikan BI rate merupakan dampak negatif karena dapat mempengaruhi sektor usaha riil untuk usaha menengah kebawah, terbatasnyadana untuk kelangsungan usaha mereka dan dapat berimbas pada melambatnya sektor usaha riil sehingga
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam penetapannya, jadwal penetapan dan penentuan BI rate melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG), adalah:
1. Penetapan respon kebijakan moneter (BI rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monitary policy) dalam mempengaruhi inflasi.
2. Dalam hal terjadinya pengembangan diluar perkiraan semula, penetapan Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan.
Besarnya perubahan BI rate atau respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI rate. Yang secara konsisten dan bertahap dengan kelipatan 25 basis poin (bps). Kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia lebih besar terhadap pencapaian inflasi, maka perubahan BI rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps.
Tabel 3.1 Data BI Rate Tahun 2014-2016 (Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur)
Tanggal BI Rate
21 Juli 2016 6.50 %
16 Juni 2016 6.50 %
19 Mei 2016 6.75 %
21 April 2016 6.75 %
17 Maret 2016 6.75 %
18 Februari 2016 7.00 %
36
Sumber : Bank Indonesia, 2016
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa perkembangan BI rate pada awal tahun 2014 bulan Januari tingkat BI rate mencapai 7,50%. Pada bulan Februari tingkat BI rate tidak mengalami perubahan tetap pada 7,50%. Tingkat BI rate sampai bulan tanggal 17 November tetap di angka 7,50%. Dan perubahan BI
rate yang mengalami kenaikan sebesar 25 basis poin menjadi 7,75% di Triwulan
III-2014.
Pada bulan Januari 2015 tingkat BI rate tidak mengalami perubahan masih diangka 7,75%. Kurun waktu satu bulan tingkat BI rate penurunan sebesar 25 basais poin menjadi 7,50%. Bank Indonesia tetap mempertahankan BI rate sepanjang Triwulan IV tingkat BI rate tetap pada level 7,50%. Pertumbuhan Indonesia yang tidak mengalami perubahan.
Pada tahun 2016 BI rate mengalami penurunan sebesar 25 basis poin menjadi 7,25%. Kurun waktu satu bulan BI rate mengalami penurunan sebesar 25 basis poin dan menjadi 7,00%. Penurunan tersebut dilakukan Bank Indonesia untuk menjangkar ekspetasi inflasi dan memastikan tekanan inflasi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi tetap terjaga.
3.2. Laba
Salah satu sasaran penting bagi organisasi dan perusahaan adalah mendapatkan profit (keuntungan) yang menghasilkan laba. Oleh karena itu, jumlah laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektivitas organisasi dan perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk berbagai kepentingan, laba akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan perusahaan tersebut atas jasa yang diperolehnya. Laba adalah keuntungan yang diterima perusahaan karena perusahaan telah melakukan pengorbanan untuk
38
a. Pengertian Laba
Menurut Friatna (2012:81) Laba menurut ilmu ekonomi modern adalah pertumbuhan atas nilai jual barang atau jasa sebagai proses pembelanjaan. Laba adalah perbedaan antara nilai jual dengan nilai beli suatu barang dagangan.
Menurut Rudianto (2012:18) laba adalah selisih antara pendapatan dan total beban usaha pada periode tersebut. Menurut Themin (2012;20) Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi (misalnya, kenaikan aset atau penurunan kewajiban) yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain yang menyangkut transaksi dengan pemegang saham.
b. Jenis-jenis Laba
Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh laba yang besar. Menurut Kasmir (2012:303-304) laba yang dihasilkan perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu laba kotor dan laba bersih.
1. Laba Kotor
Laba kotor adalah laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan. Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali perusahaan peroleh.
2. Laba Bersih
Laba bersih adalah laba yang dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu, termasuk pajak.
c. Pengklasifikasian Laba
Laba yang didapat oleh setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Untuk memudahkan dalam menentukan laba yang dihasilkan perusahaan. Adapun penjelasaan pengklasifikasian laba diatas adalah sebagai berikut:
1. Laba Kotor atas Penjualan
Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih danharga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu.
2. Laba Bersih Operasi Perusahaan
Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan jumlah penjualan, biaya administrasi dan umum.
3. Laba Bersih Sebelum Potongan Pajak
Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan yaitu perolehan apabila laba dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya lain-lain.
4. Laba Bersih Sesudah Potongan Pajak
Yaitu laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi dengan pajak perseroan.
40
d. Unsur-unsur Laba
Unsur-unsur laba menurut Sodikin dan Bogat (2014:3-4) 1. Pendapatan
Pendapatan adalah kenaikkan aliran masuk atau kenaikkan aktiva suatu perusahaan atau penurunan kewajiban yang terjadi dalam suatu periode akuntansi, yang berasal dari aktivitas operasi dalam hal ini penjualan barang (kredit) yang merupakan unit usaha pokok perusahaan.
2. Beban
Beban adalah pengorbanan ekonomis yang keluar atau penggunaan aktiva atau kenaikkan kewajiban dalam suatu periode akuntansi yang terjadi dalam aktivitas operasi.
3. Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomi yang dilakukan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisasi.
Biaya yang telah kadaluarsa (habis masa berlaku) disebut beban, tiap periode beban dikurangkan dari pendapatan pada laporan keuangan rugi-laba untuk menentukan laba periode.
4. Keuntungan
Keuntungan adalah kenaikkan ekuitas atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi insidental yang terjadi pada perusahaan dan semua transaksi atau kejadian yang mempengaruhi perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
Selain yang berasal dari pendapatan investasi pemilik.
5. Kerugian
Kerugian adalah pos yang mencerminkan penurunan ekuitas atau aktiva bersih yang memenuhi beban yang mungkin, atau tidak mungkin timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas.
6. Penghasilan
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau hasil akhir penghitungan dari pendapatan dan
keuntungan dikurangi beban dan kerugian dalam periode tersebut.
e. Faktor-faktor yaang Mempengaruhi Laba
Faktor-fakor yang mempengaruhi laba menurut Samryn (2012: 25-76) antara lain adalah:
1. Biaya
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
2. Harga Jual
Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
3. Volume Penjualan dan Produksi
Besarnya volume penjualan berpengruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut. Selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya
42
f. Peranan Laba Dalam Perusahaan
Peranan laba dalam perusahaan antara lain yaitu:
1. Laba adalah efesiensi usaha setiap perusahaan sekaligus merupakan suatu kekuatan pokok agar perusahaan dapat tetap bertahan untuk jangkapendek dan jangka panjang perusahaan
2. Laba adalah balas jasa atas dana yang ditanam perusahaan 3. Laba merupakan salah satu sumber dana usaha perusahaan 4. Laba merupakan sumber dana jaminan surat para karyawan
5. Laba merupakan daya tarik bagi pihak ketiga yang ingin menanamkan dananya.
g. Tujuan Laba
Tujuan dilaporkannya laba atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan sebagai dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan. Adapun tujuan dilakukannya pelaporan laba rugi antara lain adalah:
a. Sebagai indicator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya.
b. Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen.
c. Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak.
d. Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara.
e. Sebagai kompensasi dan pembagian bonus.
f. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
g. Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran.
h. Sebagai dasar pembagian deviden.
3.3. Pengaruh Perubahan BI Rate Terhadap Laba PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda
BI rate adalah tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia berfungsi sebagai sebagai sinyal dari kebijakan moneter Bank Indonesia. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa respon kebijakan moneter dinyatakan dalam kenaikan, penurunan, atau tidak berubah BI rate tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi naik, turun, atau tidak berubahnya BI rate salah satunya adalah inflasi. Menurut syahrir dan rakhmat (2016:113) inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang secara umum yang berlangsung sepanjang masa sehingga mengakibatkan jumlah uang yang beredar lebih besar dari pada jumlah barang dan jasa yang tersedia. Apabila inflasi kedepan melampaui sasaran yang ditetapkan umumnya Bank Indonesia menaikkan BI rate. Demikian sebaliknya apabila inflasi berada dibawah sasaran yang ditetapkan, Bank Indonesia akan menurunkan BI rate.
Apabila Bank Indonesia menaikkan suku bunga atau BI rate secara tiba-tiba.
Dan kenaikan tersebut akan berdampak pada sektor usaha riil karena bunga pinjaman atau bunga kredit akan mengalami peningkatan. Hal ini dapat memberatkan pelaku usaha dalam memenuhi pembayaran tagihan. Dan memicu
44
Tabel perbandingan perubahan BI rate pada tahun 2014-2016, dengan laba bersih PT. Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda periode 2014-2016.
Tabel 3.2
Perbandingan BI rate terhadap laba Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda Tahun 2014-2016
Sumber: Bank Indonesia dan Laporan Keuangan Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda, 2016
Berdasarkan Tabel 3.2 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan BI ratedan laba pada awal tahun 2014 mengalami perubahan.Di bulan November tingkat BI rate mencapai 7,50 %, dan November juga terjadi kenaikan BI rate besar 25 basis
poin dan menjadi 7,75%.Laba bersih PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda tahun 2014 mengalami kerugian sebesar (982.176.477,03).
Pada bulan Januari 2015 BI rate berada di level 7,50%. Dalam waktu 1 bulan BI rate mengalami penurunan sebesar 25 basis point menjadi 7,25%. Penurunan BI rate ini bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan stabilitas ekonomi. Pertumbuhan Indonesia pada tahun 2015 sedang melambat serta inflasi
pada lebih rendah dan menjadi alasan untuk Bank Indonesia tidak menaikkan suku bunga acuannya. Pada tahun 2015 laba bersih bank SUMUT Cabang Iskandar Muda mencapai 6.542.266.931,43.
Pada tahun 2016 BI rate mengalami penurunan 25 basis poin menjadi 7,25
%.Dan untuk yang keempat kali BI rate menurunkan suku bunga di tahun 2016.
Jika ditotal, Bank Indonesia sudah menurunkan 100 basis poin dari 7,50% dan menjadi 6,50%. Penurunan BI rate di laba bersih PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda mencapai 875.373.828,06.
Tabel 3.3
Kinerja Keuangan Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda Tahun 2014-2016
Des-14 Des-15 Des-16
Aset 4.647.932 319.250.630 15.114.358
Kredit 125.129.269 140.170.424 151.803.896
Dana Pihak Ketiga 301.081.637 276.141.012 271.044.840
NPL (%) 5,47% 3,25% 4,90%
LDR 95,89% 50,76% 56,01%
BOPO 80,30% 107,40% 115,52%
Laba setelah Pajak 982.176.477 6.542.266 320.126.004
Sumber: Laporan Kinerja Keuangan Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda, 2016
Perekonomian pada tahun 2014 belum sepenuhnya kondusif, pertumbuhan ekonomi yang masih lambat, kenaikan sebesar 25 bps yang menjadi 7,75%. Dan nilai tukar rupiah mencapai di atas Rp 12.000. Pencapaian kinerja bank Sumut Cabang Iskandar Muda dari tahun 2014 sampai tahun 2016 yang tercermin di atas.
1. Asset pada tahun 2014 sebesar 4.647.932 miliar, jika dibandingkan pada tahun
46
2. Kredit pada tahun 2014 sebesar 125.129.269, dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 140.170.630 miliar, sedangkan di tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 151.803.358 miliar.
3. Dana pihak ketiga di tahun 2014 sebesar 301.081.637 miliar, pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 276.141.012 miliar, sedangkan ditahun 2016 mengalami penurunan sebesar 271.044.840 miliar.
4. NPL mengalami fluktuasi dari tahun 2014 sebesar 5,47%, ditahun 2015 mengalami penurunan sebesar 3,25%, jika dibandingkan dengan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 4,90%.
5. LDR mengalami fluktuasi dari tahun 2014 sebesar 95,89%, ditahun 2015 mengalami penurunan sebesar 50,76%, jika dibandingkan dengan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 56,01%.
6. BOPO ditahun 2014 sebesar 80,30%, sedangkan ditahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 107,40%, dan ditahun 2016 mengalami kenaikan kenaikn yang tinggi dibaandikan dengan dua tahun sebelumnya sebesar 115,52%.
7. Laba setelah pajak tahun juga mengalami kenaikan dan penurunan ditahun 2014 sebesar 982.176.477 miliar, ditahun 2015 sebesar 6.542.266 miliar, ditahun 2016 sebesar 320.126.004 miliar.
Berdasarkan pembahasan Pengaruh BI rate terhadap laba PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Perkembangan suku bunga BI rate dari tahun 2014-2016 mengalami fluktuasi, dimana suku bunga BI rate tertinggi terjadi ditahun 2014 sebesar 7,75%, dan ditahun 2015 sesbesar 7,50%, sedangkan yang terendah pada tahun 2016 sebesar 6,50%.
2. PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda dalam menaikkan tingkat suku bunga BI rate selalu berpatokkan terhadap tingkat suku bunga BI rate yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
3. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2016 tercatat sebesar 5,03%, membaik dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 4,88%, sedangkan ditahun 2014 kondisi perekonomian Indonesia tercatat sebesar 5,01%, membaik jika dibandingkan dengan tahun 2015 dan sesuai dengan perakiraan Bank Indonesia.
4. Kinerja keuangan PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda dimulai dari tahun 2014, 2015 dan 2016 memiliki kinerja yang baik.
5. Tingkat laba yang diperoleh PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda dari
48
4.2 Saran
1. Untuk Bank Indonesia sebaiknya perlu menetapkan tingkat suku bunga (BI rate) yang sesuai, agar dapat menjadi patokan untuk bank umum dan swasta
dalam menetapkan tingkat suku bunga BI rate supaya tetap likuid dan menguntungkan.
2. Untuk PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda sebaiknya lebih bijak lagi dalam menetapkan tingkat suku bunga BI rate.
3. Untuk tiga tahun ini kondisi perekonomian Indonesia untuk tahun berikutnya agar lebih baik lagi.
4. Sebaiknya PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda lebih meningkatkan pelayanan terhadap nasabah agar mendapatkan laba yang lebih menguntungakan, dan kinerja keuangan yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta. Rajawali Pers.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. Rajawali Pers.
Nasution, Syahrir Hakim dan Sumanjaya Rahmat. 2016. Teori Ekonomi Makro.
Medan. USU Press.
Rivai, H. Veithzal, 2013. Commercial Bank Management Perbankan Dari Teori Ke Praktek. Jakarta. Rajawali Pers.
Rudianto, 2012. Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan, Jakarta, Erlangga
Sodikin, Slamet Sugiri, dan Riyono, Bogat Agus. 2014. Akuntansi Pengantar 1.
Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Samryn L.M, 2012, Akuntansi Manajemen, Jakarta, PT Fajar Interpratama Mandiri
Walter T. Harrison jr., Charles T. Horngren., C. William Thomas., & Themin Suwardy. (2012). Akuntansi Keuangan (Edisi IFRS) (Edisi 8, Jilid 1).
Jakarta: Erlangga.
https://www.bi.go.id/5-Juni-2018/10.18 https://www.bi.go.id/5-Juni-2018/10.18
http://www.banksumut.com/5-Juni-2018/10.18 http://www.pelajaran.co.id/20-Agustus-2018/18.03