• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KPPN Medan II

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Medan II antara lain sebagai berikut :

1. Mewujudkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

2. Mewujudkan pengelolaan kas negara yang transparan dan akuntabel.

3. Mewujudkan pelayanan di bidang perbendaharaan dan informasi keuangan cepat, tepat dan bebas biaya.

4. Memberikan pelayanan yang prima kepada pihak instansi vertikal dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mendapat alokasi dana APBN.

5. Menyelenggarakan tata usaha bendahara umum sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku.

A. Pengertian Jenis-Jenis dan Manfaat Anggaran

Anggaran ialah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis. (Ari Purwanti:2008). Data dan informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menyusun anggarannya dapat diperoleh dari kegiatan dan kejadian yang terjadi di perusahaan di masa lalu, masa sekarang, dan harapan-harapan yang ingin dicapai di masa mendatang.

Dari sumber perolehan informasi untuk menyusun anggaran, perusahaan dapat memperoleh data dan informasi dari sumber-sumber internal perusahaan (misalnya laporan keuangan perusahaan dan laporan tahunan) atau dari sumber eksternal perusahaan seperti laporan penjualan industri, pertumbuhan ekonomi negara, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain. Anggaran (budget) dapat didefinisikan dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit, anggaran dimaksudkan sebagai rencana kerja keuangan. Sedangkan dalam arti luas, anggaran merupakan suatu proses yang terus menerus, yang dimulai dari tahap penyusunan anggaran sampai pada tahap pengesahan pertanggung jawaban penggunaan anggaran oleh yang berwewenang. Dalam suatu perusahaan yang telah berjalan dengan baik dan mapan lazimnya diterapkan suatu anggaran dalam

rencana untuk keseluruhan, sehingga meliputi anggaran untuk beberapa bagian perusahaan.

1. Jenis-Jenis Anggaran

Menurut M Nafarin (2007 : 31), jenis-jenis anggaran dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:

1. Menurut Dasar Penyusunan

a. Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) dan kapasitas (aktivitas) tertentu pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

b. Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

2. Menurut Cara Penyusunan

a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat setahun mengalami perubahan.

3. Menurut Jangka Waktu

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran yang dibuat untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget).

Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal.

Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Menurut Bidangnya

Anggaran operasional dan anggaran keuangan kedua anggaran ini bila digabungkan disebut anggaran induk (master budget). Anggaran induk adalah suatu jaringan kerja yang berisi berbagai macam anggaran yang terpisah namun saling berhubungan dan saling berkaitan satu sama lain.

Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran-anggaran bulanan.

2. Manfaat dan Tujuan Anggaran

Manfaat anggaran menurut M. Nafarin (2007 : 19) diantaranya :

a. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.

b. Dapat memotivasi pegawai.

c. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.

d. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

e. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

f. Alat pendidikan bagi para manajer.

Sedangkan tujuan dari pembuatan anggaran menurut M. Nafarin (2007:19) yaitu:

a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun kerena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

Maka dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses dari perbandingan dan analisis dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diketahui pula kelemahan-kelemahan dan keunggulan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih akurat.

B. Pengertian Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu.

Penyandingan antara anggaran dan realisasi menunjukkan tingkat capaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas, dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran. Berhubung anggaran akan disandingkan dengan realisasinya maka dalam penyusunan APBD seharusnya digunakan struktur, definisi, dan basis yang sama dengan yang digunakan dalam pelaporannya.

Para ahli mengemukakan pendapatanya tentang pengertian laporan realisasi anggaran. Setiap ahli memberikan pengertian yang beragam berdasarkan

dalam pendapatnya masing-masing. Menurut Munawir (2004:2) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.

Untuk realisasi menurut (Ali Hasan 2008:239) realisasi adalah tindakan yang nyata atau adanya pergerakan/perubahan dari rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan. Dan Anggaran ialah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis. (Ari Purwanti:2008)

Dari pengertian laporan realisasi anggaran di atas menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola, serta menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode pelaporan yang terdiri atas unsur pendapatan dan belanja.

Laporan realisasi anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat atau daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap anggaran APBN atau APBD. APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR.

Sedangkan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) merupakan rencana keuanagn tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD. Laporan

realisasi anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Laporan realisasi anggaran yang disusun dalam laporan keuangan akan dijelaskan secara rinci dalam suatu catatan atas laporan keuangan. Penjelasan tersebut akan memuat informasi-informasi yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang perlu diberikan penjelasan lebih lanjut.

Dalam penyajian laporan realisasi anggaran terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi, antara lain adalah: Pendapatan, Belanja. Transfer, Surplus/Defisit, Pembiayaan dan Sisa Lebih / Kurang Pembiayaan Anggaran

C. Manfaat Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan :

a. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi.

b. Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.

c. Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif.

Laporan realisas anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi:

a. Telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat.

b. Telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD) , c. Telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

D. Struktur Laporan Realisasi Anggaran

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang disajikan berdasarkan PSAP No.02 Laporan realisasi anggaran menyajikan informasi yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Laporan realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Dalam laporan realisasi anggaran harus

diidentifikasikan secara jelas, dan diulang pada setiap halaman laporan, jika dianggap perlu informasi berikut:

a. Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya b. Cakupan entitas pelaporan

c. Periode yang dicakup d. Mata uang pelaporan

e. Satuan angka yang digunakan

E. Periode Pelaporan di KPPN Medan II tahun 2013, 2014 dan 2015

Laporan realisasi anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam penelitian ini penulis akan meganalisis laporan realisasi anggaran dari periode tahun 2013, 2014 dan 2015. Dan Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan realisasi anggaran tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek dari satu tahun, entitas mengungkapkan informasi sebagai berikut:

a. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun.

b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Realisasi Anggaran dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

Manfaat suatu laporan realisasi anggaran berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi pemerintah tidak dapat dijadikan pembenaran atas ketidakmampuan entitas

pelaporan menyajikan laporan realisasi anggaran selambat-lambatnya enam bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

F. Isi Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur pendapatan, belanja, surplus/defisit, dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan Realisasi Anggaran menyandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan Realisasi Anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan.

Menurut M. Narifin (2012:20) Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:

1. Akuntansi Anggaran

Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi

pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran. Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan anggaran dialokasikan.

2. Akuntansi Pendapatan

Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.

Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang

sama. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode

sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. Akuntansi pendapatan disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat dan daerah.

3. Akuntansi Belanja

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Berikut ini adalah contoh pencatatan pada akuntansi belanja:

Belanja Operasi:

- Belanja Pegawai xxx - Belanja Barang xxx - Bunga xxx - Subsidi xxx

- Bantuan Sosial xxx Belanja Modal:

- Belanja Aset Tetap xxx - Belanja Aset Lainnya xxx

Belanja Lain-lain/Tak Terduga xxx

4. Akuntansi Surplus/Defisit

Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit.

5. Akuntansi Pembiayaan

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama untuk menutup defisit dan memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

6. Akuntansi Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan divestasi permanen lainnya dan pencairan dana cadangan.

Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pencairan dana cadangan mengurangi dana cadangan yang bersangkutan.

7. Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Pembentukan dana cadangan menambah dana cadangan yang bersangkutan. Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangan di pemerintah daerah merupakan

penambah dana cadangan. Hasil tersebut dicatat sebagai pendapatan dalam pos pendapatan asli daerah lainnya.

8. Akuntansi Pembiayaan Neto

Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Neto.

9. Akuntansi Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.

G. Analisis Laporan Realisasi Anggaran

1. Anggaran KPPN Medan II Tahun 2013, 2014, dan 2015

Uraian Anggaran

Table 3.1

Anggaran Tahun 2013, 2014, dam 2015

Sumber: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II

2. Realisasi Anggaran KPPN Medan II tahun 2013, 2014, dan 2015

Uraian Realisasi A. Pendapatan Negara Dan Hibah

I Penerimaan Dalam Negeri 6.559.420.273.336 28.467.779.000 9.347.687.000

1. Penerimaan Perpajakan 6.514.319.606.993 - -

a. Pajak Dalam Negeri 5.750.410.061.382 - -

Pendapatan Pajak Penghasilan 3.635.998.776.231 - -

Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 2.109.379.621,167 - -

Pendapatan Cukai 100.000 - -

Pendapatan Pajak Lainnya 5.031.563.984 - -

Uraian Anggaran

b. Bagian Pemerintah Atas Laba

BUMN - - -

c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya

- - -

II Penerimaan Hibah -

1. Pendapatan Hibah Dalam Negeri - - -

Jmlah Pendapatan Negara Dan Hibah - - -

A. Belanja Negara 3.427.893.207.000 3.504.381.000 .000 3.504.381.000 .000 1. Belanja Operasi 3.427.893.207.000 3.504.381.000 .000 3.504.381.000 .000 Belanja Pegawai 1.511.139.198.000 2.316.267.000.000 2.316.267.000.000

Belanja Barang - 1.151.054.000.000 1.151.054.000.000

Belanja Modal 509.402.527.000 37.060.000.000 37.060.000.000

Belanja Pembayaran Bunga Utang - - -

Bantuan Bantuan Sosial 445.828.360.000 - -

Belanja Lain-Lain - - -

2. Dana Otonomi Khusus Dan Penyesuaian

- - -

a. Dana Otonomi Khusus - - -

b. Dana Penyesuaian - - -

Jumlah Belanja Negara 3.427.893.200.700 3.504.381.000.000 3.504.381.000.000

Pendapatan Bea Masuk 646.157.395.056 - -

Pendapatan Bea Keluar 117.752.150.555 - -

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 45.100.666.343 28.467.779.000 9.347.687.000

a. Penerimaan Sumber Daya Alam 227.397.336 - -

Pendapatan Pertambangan Umum 227.397.336 - -

Pendapatan Perikanan - - -

b. Bagian Pemerintah Atas Lab BUMN - - -

c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya

44.873.269.007 - -

Pendapatan Dari PengelolaanBUMN 1.282.896.772 - -

Pendapatan Jasa 5.456.364.787 5.863.100.000 -

Pendapatan Kejaksaan Dan Peradilan Dan Hasil Tindak Pidana Korupsi

4.862.709.515 - -

Pendapatan Pendidikan 354.325.000 - -

Pendapatan Gratifikasi Dan Uang Sitaan Hasil Korupsi

1.061.075.039 - -

Pendapatan Sewa Gedung Dan Tanah

- 44.444.000 23.600.000 Pendapatan Iuran Dan Denda 1.070.354.240 11.058.307.000 1.075.315.000 Penerimaan Kembali Belanja

Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu

- 370.000.000 13.932.000

Pendapatan Lain-Lain 8.541.975.939 11.131.928.000 8.234.840.000

II Penerimaan Hibah 100.000.000 - -

1. Pendapatan Hibah Dalam Negeri 100.000.000 - -

Jumlah Pendapatan Negara Dan Hibah 6.559.520.273.336 28.467.779.000 9.347.687.000

B. Belanja Negara 3.118.269.625.532 3.059.569.833.000 3.286.116.086.000 1. Belanja Operasi 3.118.269.625.532 3.059.569.833.000 3.286.116.086.000 Belanja Pegawai 1.469.044.760.742 2.078.986.351.000 2.309.149.484.000

Belanja Gaji Dan Tunjangan PNS 1.417.223.859.466 1.858.892.351.000 2.089.638.484.000 Belanja Gaji Dan Tunjangan Non

PNS

- - -

Belanja Honorarium /Lembur/Tunj. Khusus

51.820.901.276 - -

Belanja Vakasi - 220.094.000.000 219.511.000.000

Belanja Barang 848.989.226.560 973.308.482.000 939.906.602.000 Belanja Barang Operasi 449.960.674.666 385.120.225.000 424.624.260.000 Belanja Barang Non Operasi - 411.516.135.000 247.440.337.000 Belanja Jasa 93.224.169.382 30.343.184.000 54.981.895.000 Belanja Pemeliharaan 114.016.635.719 112.430.838.000 87.688.697.000 Belanja Perjalanan 174.867.899.222 33.898.100.000 29.411.431.000 Belanja Barang Persediaan 16.919.847.571 - 95.760.000.000 Belanja Modal 418.838.290.457 7.275.000.000 37.060.000.000

Belanja Modal Tanah 14.625.945.675 -

Belanja Modal Peralatan Dan Mesin

131.378.605.830 7.275.000.000 37.060.000.000 Belanja Modal Gedung Dan

Bangunan

124.942.594.628 - -

Belanja Modal Jalan, Irigasi, Dan 129.990.451.179 - -

Belanja Modal Fisik Lainnya 17.900.693.145 - -

Belanja Pembayaran Bunga Utang 818.484.973 - -

1. Belanja Denda .818.484.973 - -

Belanja Subsidi - - -

Belanja Hibah - - -

Bantuan Bantuan Sosial 372.578.862.800 - -

1. Bansos Rehabilitas Sosial 120.000.000 - -

2. Bansos Jaminan Sosial 277.934.793.800 - -

3. Bansos Pemberdayaan Sosial 1.075.500.000 - -

4. Bansos Perlindungan Sosial 1.150.000.000 - -

5. Bansos Penanggulan Kemiskinan 92.298.56.000 - -

Belanja Lain-Lain - - -

II Transfer Ke Daerah - - -

1. Dana Perimbangan - - -

2. Dana Otonomi Khusus Dan Penyesuaian

- - -

Jumlah Belanja Negara 3.118.269.625.532 3.059.569.833.000 3.2896.116.086.000

Table 3.2

Relalisasi Anggaran Tahun 2013, 2014, dam 2015

Sumber: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II

3. Laporan Realisasi Anggaran Pada KPPN Medan II tahun 2013

Uraian A. Pendapatan Negara Dan

Hibah

I Penerimaan Dalam Negeri - 6.559.420.273.336 - -

1. Penerimaan Perpajakan - 6.514.319.606.993 - -

a. Pajak Dalam Negeri - 5.750.410.061.382 - -

1. Pendapatan Pajak Penghasilan

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

- 45.100.666.343 - -

a. Penerimaan Sumber Daya Alam

- 227.397.336 - -

1. Pendapatan Pertambangan - 227.397.336 - -

Uraian

2013 Realisasi Diatas

(Dibawah)

b. Bagian Pemerintah Atas Laba BUMN

- - - -

c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya Dan Peradilan Dan Hasil Tindak Pidana Korupsi

- 4.862.709.515 - -

4. Pendapatan Pendidikan - 354.325.000 - -

5. Pendapatan Gratifikasi Dan Uang Sitaan Hasil Korupsi

- 1.061.075.039 - -

6. Pendapatan Iuran Dan Denda

- 1.070.354.240 - -

7. Pendapatan Lain-Lain - 8.541.975.939 - -

II Penerimaan Hibah - 100.000.000 - -

1. Pendapatan Hibah Dalam Negeri

- 100.000.000 - -

Jmlah Pendapatan Negara Dan Hibah

- 6.559.520.273.336 - -

B. Belanja Negara 3.427.893.207.000 3.118.269.625.532 (309.623.581.468) -9%

I. Belanja Operasi 3.427.893.207.000 3.118.269.625.532 (309.623.581.468) -9%

Belanja Pegawai 1.511.139.198.000 1.469.044.760.742 (42.094.437.258) -3%

1. Belanja Gaji Dan Tunjangan PNS

- 1.417.223.859.466 - -

2. Belanja Gaji Dan Tunjangan Non PNS

Belanja Barang 961.523.122.000 848.989.226.560 (112.533.895.440) -12%

1. Belanja Barang Operasional

- - - -

2. Belanja Barang Non

Operasional - - - -

3. Belanja Jasa - 93.224.169.382 - -

4. Belanja Pemeliharaan - 114.016.635.719 -

5. Belanja Perjalanan - 174.867.899.222 -

6. Belanja Barang Persediaan

- 16.919.847.571 -

Belanja Modal 509.402.527.000 418.838.290.457 (90.564.236.543) -18%

1. Belanja Modal Tanah - 14.625.945.675 -

2. Belanja Modal Peralatan Dan Mesin

- 131.378.605.830 -

3. Belanja Modal Gedung - 124.942.594.628 -

Table 3.3

Laporan Relalisasi Anggaran Tahun 2013

Sumber: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II

a. Analisis Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara 1. Penerimaan Perpajakan

Realisasi penerimaan Perpajakan selama tahun 2013 adalah sebesar Rp 6.514.319.606.993 berasal dari pajak dalam negeri dan pajak 4. Belanja Modal Jalan,

Irigasi, Dan Jaringan

- 129.990.451.179 - -

5. Belanja Modal Fisik Lainnya

Bantuan Bantuan Sosial 445.828.360.000 372.578.862.800 (73.249.497.200) -16%

1. Bansos Rehabilitas

2. Dana Otonomi Khusus Dan Penyesuaian

- - - -

a. Dana Otonomi Khusus - - -

b. Dana Penyesuaian - - -

Jumlah Belanja Negara 3.427.893.200.700 3.11.269.625.532- (309.623.581.468) 91%

perdagangan Internasional. Realisasi Penerimaan Pajak dalam Negeri terdiri Dari :

Pendapatan PPh Rp.3.635.998.776.231 Pendapatan PPN RP. 2.109.379.621.167

Pendapatan Cukai Rp. 100.000

Pendapatan Pajak Lainnya Rp. 5.031.563.984 Total Rp. 5.750.410.061.382 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional selama tahun 2013 terdiri dari :

Pendapatan Bea Masuk Rp. 646.157.395.056 Pendapatan Bea Keluar Rp. 117.752.150.555 Total Rp. 763.909.545.611

2. Penerimaan Negara bukan Pajak (PNBP)

Realisasi penerimaan Negara Bukan Pajak selama tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 45.100.666.343,00. Penerimaan ini berasal dari penerimaan sumber daya alam sebesar Rp. 227.397.336,00 dan Pendapatan PNBP lainnya sebesar Rp. 44.873.269.007,00. Realiasasi Pendapatan PNBP lainnya selama tahun 2013 sebesar Rp.

44.873.269.007,00 berasal dari :

Pendapatan dari pengelolaan BMN Rp. 1.282.896.772,00

Pendapatan Jasa Rp. 5.456.364.787,00

Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan Rp. 4.862.709.515,00

Pendapatan Pendidikan Rp. 354.325.000,00 Pendapatan Gratifikasi dan uang sitaan

Hasil Korupsi Rp. 1.061.075.039,00

Pendapatan iuran dan denda Rp. 1.070.354.240,00 Pendapatan Lain-lain Rp. 8.541.975.939,00 Total Rp.44.873.269.007,00

3. Penerimaan Hibah

Penerimaaan hibah yang bersumber dari pendapatan hibah dalam negeri dan luar negeri. Penerimaan hibah tidak ada anggarannya namun realisasinya ada pendapatan sebesar Rp. 100.000.000,00 yaitu dari pendapatan hibah dalam negeri langsung bentuk uang pemerintah daerah.

b. Analisis Realisasi Anggaran Belanja Negara 1. Belanja Pegawai

Realisasi anggaran belanja pegawai pada KPPN Medan II selama tahun 2013 sebesar Rp. 1.469.044.760.742,00 dengan tingkat realisasi belanja pegawai sebesar 97%. Alokasi belanja pegawai yang terbesar adalah belanja gaji dan tunjangan. Rincian belanja pegawai adalah sbagai berikut:

1. Belanja gaji dan tunjangan Rp. 1.417.223.859.466,00 2. Belanja honorarium/tunj. khusus Rp. 51.820.901.276,00

Total Rp. 1.469.044.760.742,00

2. Belanja Barang

Realisasi belanja barang pada KPPN Medan II sebesar Rp.

848.989.226.560,00 dengan tingkat realisasi belanja barang sebesar 88%.

Belanja barang tertinggi adalah untuk belanja barang operasional Rp.

449.960.674.666,00. Dan belanja barang terendah adalah untuk belanja barang badan layanan umum sebesar rp. 16.919.847.571,00.

3. Belanja Modal

Realisasi belanja barang pada KPPN Medan II sebesar Rp.

418.838.290.457,00 dengan tingkat realisasi belanja modal sebesar 82%.

belanja modal tertinggi adalah untuk belanja modal peralatan dan mesin

belanja modal tertinggi adalah untuk belanja modal peralatan dan mesin

Dokumen terkait