FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA MEDAN II
TUGAS AKHIR
DiajukanOleh :
DEVI RAHMA LISKHA 132101137
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : DEVI RAHMA LISKHA
NIM : 132101137
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS LAPORAN REALISASI
ANGGARAN PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN MEDAN II
Tanggal ….……...2017 Dosen Pembimbing
Dra. Lisa Marlina, Msi NIP. 19570314 198503 2 001 Tanggal ………… 2017 Sekertaris Prodi DIII Keuangan
Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si NIP.1976021 4200501 1 002
Tanggal ………….. 2017 Dekan
Prof. Dr. Ramli, SE, M.S NIP. 19580602 198803 1 001
Syukur Alhamduliilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tepat pada waktunya sekaligus sebagai titik akhir dari sebuah proses pembelajaran di Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Selawat berangkaikan salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat, karena dengan safaatnya kita dapat keluar dari alam jahiliyah ke alam yang penuh pendidikan seperti yang kita rasakan sekarang.
Tugas Akhir ini berjudul “ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN MEDAN II” dan disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ucapan terima kasih penulis spesialkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Khairansyah Hutagalung, dan Ibunda tercinta Endang Lisna Sadeli yang tiada hentinya memberikan dukungan, motivasi, perhatian dan doa kepada penulis, (terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang tiada duanya)
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
4. Ibu Dra. Lisa Marlina, Msi. Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta memberikan petunjuk, saran-saran, dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Teman-teman yang tiada henti selalu mendukung Yola Yolanda dan Rita Khairani
6. Teruntuk wanita yang selalu menemani, senasib, seperjuangan (Ulfa Namira, Juli Chaterine, Susi Puspita Sari, Rizka Dinda Amelia, Oka Salamah, Theresia).
7. Teman-teman Program Studi Diploma III Manajemen keuangan stambuk 2013 terutama grup C, serta senior yang telah membantu memberikan informasi dan mendukung penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhirnya penulis menyadari semua keberhasilan tidak terlepas dari petunjuk Allah SWT. Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, Februari 2017
Devi Rahma Liskha NIM. 132101137
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Manfaat Pembahasan ... 3
BAB II PROFIL KPPN Medan II A. Sejarah KPPN Medan II ... 5
B. Visi dan Misi KPPN Medan II ... 8
C. Struktur Organisasi ... 9
D. Job Description ... 12
E. Jaringan KPPN Medan II ... 15
F. Rencana Kegiatan ... 15
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Jenis-Jenis Dan Manfaat Anggaran ... 16
B. Pengertian Laporan Realisasi Anggaran ... 20
C. Manfaat Laporan Realisasi Anggaran ... 22
D. Struktur Laporan Realisasi Anggaran ... 23
E. Periode pelaporan di KPPN Medan II ... 24
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 50 B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 52
Halaman Gambar 2.1 : Logo KPPN ... 8 Gambar 2.2 : Struktur Organisasi KPPN ... 11
Tabel 3.1 : Anggaran KPPN Tahun 2013, 2014 dan 2015 ... 31
Tabel 3.2 : Realisasi Anggaran Tahun 2013, 2014 dan 2015 ... 33
Tabel 3.3 : Laporan Realisasi AnggaranTahun 2013 ... 35
Tabel 3.4 : Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2014 ... 41
Tabel 3.5 : Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2015 ... 46
A. Latar Belakang
Pemerintah memerlukan anggaran yang dapat dipergunakan untuk waktu yang akan datang. Tercapainya realisasi anggaran pemerintah merupakan salah satu indikasi tegaknya perekonomian suatu negara. Oleh karena itu kementerian negara/lembaga wajib menyusun laporan keuangan atas bagian anggarannya sendiri, juga wajib menyusun laporan realisasi anggaran sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah, dan laporan realisasi anggaran tersebut akan dianalisis untuk mengetahui kinerja pemerintah terhadap anggaran yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang di dalamnya terdapat Pedoman Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 2 tentang laporan realisasi anggaran.
Laporan reaisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan, yang masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam suatu periode. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan
entitas pelaporan terhadap anggaran dengan menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas pengguna anggaran. Dari informasi tersebut dapat dilakukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya.
Laporan realisasi anggaran merupakan laporan keuangan yang sangat penting bagi KPPN Medan II. Oleh karena itu, laporan realisasi anggaran yang telah disusun harus dianalisis sehingga memberikan informasi yang berguna bagi pengguna anggaran. Informasi laporan realisai anggaran ini sangat berguna untuk mengkaji ulang keputusan tentang alokasi sumber daya ekonomi, akuntabilitas, dan kepatuhan entitas pelaporan terhadap ketentuan anggaran. Hasil akhir laporan realisasi anggaran ini yang kemudian akan dipindahkan keneraca kelompok ekuitas dana lancar. Setiap lapran realisasi anggaran harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Laporan realisasi anggaran dan SAP dinyatakan dalam Pedoman Standar Akuntansi Pemerintah No. 2 tentang laporan realisasi anggran. PSAP No. 2 ini berisikan mengenai realisasi anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
Karena analisis terhadap laporan realisasi anggaran sangat penting bagi KPPN Medan II, penulis tertarik melakukan penulisan dengan judul “Analisis Laporan Realisasi Anggaran Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dimana dikatakan bahwa analisis terhadap laporan realisasi anggaran sangat penting untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengguna anggaran, maka masalah yang dibahas pada penelitian Tugas Akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimanakah Anggaran dibandingkan dengan Realisasi Anggaran pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN) Medan II ?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan pembahasan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk mengetahui realisasi anggaran yang terjadi pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Medan II;
2. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Progam Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universita Sumatera Utara.
D. Manfaat Pembahasan
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan penulis tentang analisis Laporan Realisasi Anggaran.
2. Bagi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Medan II
Memberikan masukan bagi instansi dalam pembuatan laporan realisasi anggaran di masa datang.
3. Bagi Universitas Sumatera Utara
Sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian, dan menambah bahan bacaan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya mengenai Analisis Laporan Realisasi Anggaran.
A. Sejarah KPPN Medan II
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah diundangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 April 2003 sebagai awal dari Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah. Salah satu hal penting dalam undang-undang tersebut adalah peniadaan fungsi ordonan pada Departemen Keuangan dalam hal ini Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) yang dialihkan kepada kantor/satuan kerja kementrian Negara/Lembaga.
Hal tersebut diikuti dengan reorganisasi Kementerian Keuangan, dimana KPKN berubah menjadi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) sehingga hanya menjalankan fungsi Bendahara Umum Negara.
KPPN sebagai satu unit organisasi pemerintah pada Kementrian Keuangan mempunyai tanggung jawab yang sama dengan unit organisasi pemerintah yang lain dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good goverment).
Untuk mewujudkan good goverment di seluruh unit kerjanya, Kementerian Keuangan menjalankan program Reformasi Birokrasi. Langkah awal perwujudan Reformasi Birokrasi untuk bidang pekerjaan Perbendaharaan Negara, pada tanggal 30 Juli 2007 Departemen Keuangan membentuk 18 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) percontohan di 17 Provinsi dan salah satu KPPN percontohan yang telah di bentuk adalah KPPN Medan II. Melalui konsep KPPN percontohan inilah tekad melaksanakan layanan cepat, tepat, transparan, dan tanpa
biaya dicanangkan. Hingga awal tahun 2009 Departemen Keuangan telah membentuk 37 KPPN percontohan dari 178 KPPN Konvensional.
Reformasi birokrasi dalam tubuh Ditjen Perbendaharaan sebagai salah satu implementasi dari TAP MPR-RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN menjadi tonggak lahirnya KPPN Percontohan Medan II. Penetapan KPPN Medan II sebagai KPPN Percontohan dilakukan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor:
KEP-172/PB/2007 tentang Penetapan KPPN Percontohan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan tanggal 26 Juli 2007.
Dengan penetapan KPPN Percontohan sebagai model pelayanan, maka proses bisnis penyelesaian pekerjaan mengalami perubahan dimana yang selama ini dilakukan dari meja ke meja berubah dengan model layanan yang disebut
”one stop service” yaitu semua layanan bermuara pada front office (FO), sedangkan penyelesaian pekerjaan ada pada midle office (MO) dan back office sebagai pendukungnya.
Demikian juga dari sisi teknologi proses mekanisme kerja juga didukung dengan IT yang semakin dikembangkan untuk lebih memudahkan satuan kerja dalam pengelolaan keuangannya. Penggunaan aplikasi diharapkan akan lebih efektif dan lebih akurat sehingga dapat lebih terjamin akurasi data pertanggung jawabannya.
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II (selanjutnya akan disebut KPPN) meiliki tugas pokok yang teridiri dari Melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum dan Penyaluran pembiayaan atas beban
anggaran. KPPN juga memiliki fungsi pokok kantor sebagai pengujian terhadap dokumen surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundang-undangan, Penerbitan surat perintah pencairan dana atas nama Menteri Keuangan (Bendahara Umum), penyaluran pembiayaan atas beban APBN, penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan, penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari kas negara, pengiriman dan penerimaan kiriman uang, penyusunan laporan pelaksanaan APBN, penyusunan laporan realisasi pembiayaan yang berasal dari pinjaman dan hibah luar negeri., penatausahaan PNBP, penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi, pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan, pelaksanaan kehumasan dan pelaksanaan administrasi KPPN.
KPPN Medan II dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya mempunyai wilayah pembayaran meliputi 3 (tiga) wilayah administratif di Provinsi Sumatera Utara yaitu Kota Medan, Kota Binjai dan Kabupaten Langkat.
Tujuan dari KPPN antara lain sebagai berikut:
1. Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, profesional dan berintegritas tinggi sebagai aparatur pemerintah yang mampu menghadapi segala tantangan.
2. Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dalam penyaluran dana APBN.
3. Mewujudkan KPPN Medan II sebagai model kantor pelayanan percontohan yang bersih.
1. Logo Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II
Gambar 2.1 Logo KPPN
Sumber : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II (2016) 2. Motto KPPN Medan II
Layanan prima bagi semua: HORAS BANG (Hasilnya Orang Senang dan Bangga)
3. Janji Layanan KPPN Medan II
1. Layanan diberikan secara cepat,tepat dan akurat.
2. Layanan diberikan tanpa biaya.
3. Layanan diberikan secara transparan.
B. Visi dan Misi KPPN Medan II
Dalam upaya untuk mencapai hasil yang maksimal maka KPPN Medan II memiliki visi dan misi yang ditetapkan sebagai dasar yaitu:
1. Visi KPPN Medan II
Menjadi pengelola perbendaharaan Negara yang professional, modern, dan akuntabel guna mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang efektif dan efisien.
2. Misi KPPN Medan II
a. Menjadi Pelaksana Kuasa bendahara Umum Negara di daerah yang profesional, transparan, kredibel dan akuntabel untuk mewujudkan pelayanan yang prima (Excelent Service).
b. Menjamin kelancaran pencairan dana APB secara tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran dengan pelayanan bebas gratifikasi.
c. Mengelola penerimaan negara secara profesional, akurat dan akuntabel.
d. Mewujudkan pelaporan pertanggungjawaban APBN yang akurat, kredibel dan tepat waktu.
e. Mewujudkan kondisi yang aman dengan sarana dan prasarana yang memadai dalam mewujudkan tugas pokok dan fungsi perbendaharaan di daerah. Sebagai suatu organisasi atau kantor yang bergerak dibidang pelayanan perbendaharaan, KPPN Medan II berupaya memberikan Pelayanan yang prima bagi semua mitra kerjanya. Komitmen pelayanan tersebut ditegaskan melalui moto dan janji layanan yang disepakati seluruh elemen pegawai KPPN Medan II.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 101/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KPPN Medan II didukung oleh struktur organisasi.
STRUKTUR ORGANISASI KPPN MEDAN II
KEPALA KANTOR
KEPALA SUBBAG UMUM
PELAKSANA
KEPALA SEKSI BANK KEPALA SEKSI
MKSI SEKSI
PENCAIRAN DANA
KEPALA SEKSI VERA
PELAKSANA PELAKSANA
PELAKSANA PELAKSANA
Gambar 2.2 Struktur OrganisasiKPPN
Sumber : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II (2016)
D. Job Description
1. Seksi Pencairan Dana
Pasca penerapan proses bisnis baru akan mempunyai tugas melayani satuan kerja mulai dari proses pendaftaran tagihan sampai dengan pembayaran yang resume tagihan dan Surat Perintah Membayar (SPM), penerbit Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan (SPPT), Penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja (Badan Layanan Umum) BLU, pengelolaan data kontrak, data meliputi pengujian supplier, dan belanja pegawai satuan kerja, serta monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran satker.
2. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal (MSKI) Seksi MSKI mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:
1. Tugas di bidang satker:
a. Melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan.
b. Berfungsi sebagai customer service.
c. supervisi teknis Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN) dan helpdesk Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).
d. Pemantauan standar kualitas layanan KPPN dan penyediaan layanan perbendaharaan.
2. Tugas di bidang kepatuhan internal:
a. Pemantauan pengendalian internal, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
b. Perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
3. Seksi Bank
Mempunyai tugas melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana dengan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas tagihan yang telah jatuh tempo sesuai SPPT yang telah diterbitkan oleh seksi pencairan dana, melaksanakan fungsi manajemen kas, pengelolaan rekening kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) dan bendahara serta penatausahaan pengembalian pendapatan/penerimaan negara.
4. Seksi Verifikasi dan Akutansi (VERA)
Mempunyai tugas untuk melakukan rekonsiliasi laporan akuntansi, penyusunan laporan keuangan tingkat kuasa BUN, realisasi dan analisis kinerja anggaran serta analisis data statistik laporan keuangan regional.
5. Sub Bagian Umum
Sub bagian umum mempunyai tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan.
3. Menghimpun, menelaah dan mendokumentasikan peraturan perundang-perundang di bidang kepegawaian.
4. Menyiapkan dan memfasilitasi urusan hukum yang berkaitan dengan pelaksasnaan kegiatan kantor.
5. Menyelenggarakan tata naskah dinas, humas dan protokol, kearsipan, keputusan, surat-menyurat, dan alat tulis unit kerja.
6. Melaksanakan administrasi dan kepegawaian.
7. Mengelola kebersihan, ketertiban dan keamanan ruang kerja serta lingkungan KPPN.
8. Menyimpan, memlihara, mengelola, dan mendistribusikan barang kebutuhan.
9. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kebutuhan dan pengadaan barang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10. Melakukan administratif perjalanan dinas bagi pejabat dan staf.
11. Menyiapkan perlengkapan rapat dan melayani tamu dinas.
12. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya.
13. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya.
14. Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
15. Dan mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanakan tugas.
E. Jaringan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II
Jaringan pada KPPN Medan II memiliki 2 (dua) jenis jaringan yaitu jaringan pusat dan jaringan tersendiri. Jaringan pusat merupakan jaringan yang terhubung langsung dengan kantor pusat yang berada di wilayah Jakarta, dan pengguna jaringan tersebut hanya dapat digunakan oleh pegawai KPPN Medan II.
Jaringan tersendiri merupakan jaringan yang dibuat oleh KPPN Medan II dengan menggunakan ISP untuk terhubung jaringan internet yang bertujuan untuk penggunaan keseharian baik pegawai KPPN Medan II atau orang lain yang berada pada kantor tersebut. Jenis jaringan yang dibuat oleh KPPN Medan II adalah MAN (Metropolitan Area Network).
F. Rencana Kegiatan KPPN Medan II
Rencana kegiatan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Medan II antara lain sebagai berikut :
1. Mewujudkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.
2. Mewujudkan pengelolaan kas negara yang transparan dan akuntabel.
3. Mewujudkan pelayanan di bidang perbendaharaan dan informasi keuangan cepat, tepat dan bebas biaya.
4. Memberikan pelayanan yang prima kepada pihak instansi vertikal dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mendapat alokasi dana APBN.
5. Menyelenggarakan tata usaha bendahara umum sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku.
A. Pengertian Jenis-Jenis dan Manfaat Anggaran
Anggaran ialah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis. (Ari Purwanti:2008). Data dan informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menyusun anggarannya dapat diperoleh dari kegiatan dan kejadian yang terjadi di perusahaan di masa lalu, masa sekarang, dan harapan-harapan yang ingin dicapai di masa mendatang.
Dari sumber perolehan informasi untuk menyusun anggaran, perusahaan dapat memperoleh data dan informasi dari sumber-sumber internal perusahaan (misalnya laporan keuangan perusahaan dan laporan tahunan) atau dari sumber eksternal perusahaan seperti laporan penjualan industri, pertumbuhan ekonomi negara, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain. Anggaran (budget) dapat didefinisikan dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit, anggaran dimaksudkan sebagai rencana kerja keuangan. Sedangkan dalam arti luas, anggaran merupakan suatu proses yang terus menerus, yang dimulai dari tahap penyusunan anggaran sampai pada tahap pengesahan pertanggung jawaban penggunaan anggaran oleh yang berwewenang. Dalam suatu perusahaan yang telah berjalan dengan baik dan mapan lazimnya diterapkan suatu anggaran dalam
rencana untuk keseluruhan, sehingga meliputi anggaran untuk beberapa bagian perusahaan.
1. Jenis-Jenis Anggaran
Menurut M Nafarin (2007 : 31), jenis-jenis anggaran dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:
1. Menurut Dasar Penyusunan
a. Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) dan kapasitas (aktivitas) tertentu pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
b. Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.
2. Menurut Cara Penyusunan
a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.
b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat setahun mengalami perubahan.
3. Menurut Jangka Waktu
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran yang dibuat untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget).
Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal.
Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4. Menurut Bidangnya
Anggaran operasional dan anggaran keuangan kedua anggaran ini bila digabungkan disebut anggaran induk (master budget). Anggaran induk adalah suatu jaringan kerja yang berisi berbagai macam anggaran yang terpisah namun saling berhubungan dan saling berkaitan satu sama lain.
Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran-anggaran bulanan.
2. Manfaat dan Tujuan Anggaran
Manfaat anggaran menurut M. Nafarin (2007 : 19) diantaranya :
a. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.
b. Dapat memotivasi pegawai.
c. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.
d. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
e. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
f. Alat pendidikan bagi para manajer.
Sedangkan tujuan dari pembuatan anggaran menurut M. Nafarin (2007:19) yaitu:
a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun kerena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.
f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
Maka dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses dari perbandingan dan analisis dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diketahui pula kelemahan-kelemahan dan keunggulan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih akurat.
B. Pengertian Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu.
Penyandingan antara anggaran dan realisasi menunjukkan tingkat capaian target- target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas, dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran. Berhubung anggaran akan disandingkan dengan realisasinya maka dalam penyusunan APBD seharusnya digunakan struktur, definisi, dan basis yang sama dengan yang digunakan dalam pelaporannya.
Para ahli mengemukakan pendapatanya tentang pengertian laporan realisasi anggaran. Setiap ahli memberikan pengertian yang beragam berdasarkan
dalam pendapatnya masing-masing. Menurut Munawir (2004:2) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.
Untuk realisasi menurut (Ali Hasan 2008:239) realisasi adalah tindakan yang nyata atau adanya pergerakan/perubahan dari rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan. Dan Anggaran ialah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis. (Ari Purwanti:2008)
Dari pengertian laporan realisasi anggaran di atas menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola, serta menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode pelaporan yang terdiri atas unsur pendapatan dan belanja.
Laporan realisasi anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat atau daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap anggaran APBN atau APBD. APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR.
Sedangkan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) merupakan rencana keuanagn tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD. Laporan
realisasi anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Laporan realisasi anggaran yang disusun dalam laporan keuangan akan dijelaskan secara rinci dalam suatu catatan atas laporan keuangan. Penjelasan tersebut akan memuat informasi-informasi yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang perlu diberikan penjelasan lebih lanjut.
Dalam penyajian laporan realisasi anggaran terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi, antara lain adalah: Pendapatan, Belanja. Transfer, Surplus/Defisit, Pembiayaan dan Sisa Lebih / Kurang Pembiayaan Anggaran
C. Manfaat Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi.
b. Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.
c. Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif.
Laporan realisas anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi:
a. Telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat.
b. Telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD) , c. Telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
D. Struktur Laporan Realisasi Anggaran
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang disajikan berdasarkan PSAP No.02 Laporan realisasi anggaran menyajikan informasi yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Laporan realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Dalam laporan realisasi anggaran harus
diidentifikasikan secara jelas, dan diulang pada setiap halaman laporan, jika dianggap perlu informasi berikut:
a. Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya b. Cakupan entitas pelaporan
c. Periode yang dicakup d. Mata uang pelaporan
e. Satuan angka yang digunakan
E. Periode Pelaporan di KPPN Medan II tahun 2013, 2014 dan 2015
Laporan realisasi anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam penelitian ini penulis akan meganalisis laporan realisasi anggaran dari periode tahun 2013, 2014 dan 2015. Dan Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan realisasi anggaran tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek dari satu tahun, entitas mengungkapkan informasi sebagai berikut:
a. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun.
b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Realisasi Anggaran dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
Manfaat suatu laporan realisasi anggaran berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi pemerintah tidak dapat dijadikan pembenaran atas ketidakmampuan entitas
pelaporan menyajikan laporan realisasi anggaran selambat-lambatnya enam bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.
F. Isi Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur pendapatan, belanja, surplus/defisit, dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan Realisasi Anggaran menyandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan Realisasi Anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab- sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan.
Menurut M. Narifin (2012:20) Laporan Realisasi Anggaran sekurang- kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:
1. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi
pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran. Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan anggaran dialokasikan.
2. Akuntansi Pendapatan
Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang
sama. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non- recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. Akuntansi pendapatan disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat dan daerah.
3. Akuntansi Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Berikut ini adalah contoh pencatatan pada akuntansi belanja:
Belanja Operasi:
- Belanja Pegawai xxx - Belanja Barang xxx - Bunga xxx - Subsidi xxx
- Bantuan Sosial xxx Belanja Modal:
- Belanja Aset Tetap xxx - Belanja Aset Lainnya xxx
Belanja Lain-lain/Tak Terduga xxx
4. Akuntansi Surplus/Defisit
Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit.
5. Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama untuk menutup defisit dan memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
6. Akuntansi Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan divestasi permanen lainnya dan pencairan dana cadangan.
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pencairan dana cadangan mengurangi dana cadangan yang bersangkutan.
7. Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Pembentukan dana cadangan menambah dana cadangan yang bersangkutan. Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangan di pemerintah daerah merupakan
penambah dana cadangan. Hasil tersebut dicatat sebagai pendapatan dalam pos pendapatan asli daerah lainnya.
8. Akuntansi Pembiayaan Neto
Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Neto.
9. Akuntansi Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.
G. Analisis Laporan Realisasi Anggaran
1. Anggaran KPPN Medan II Tahun 2013, 2014, dan 2015
Uraian Anggaran
2013
Anggaran 2014
Anggaran 2015
A. Pendapatan Negara Dan Hibah - - -
I Penerimaan Dalam Negeri - - -
1. Penerimaan Perpajakan - - -
a. Penerimaan Perpajakan - - -
b. Pajak Dalam Negeri - - -
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak - - -
Table 3.1
Anggaran Tahun 2013, 2014, dam 2015
Sumber: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II
2. Realisasi Anggaran KPPN Medan II tahun 2013, 2014, dan 2015
Uraian Realisasi
2013
Realisai 2014
Realisasi 2015 A. Pendapatan Negara Dan Hibah
I Penerimaan Dalam Negeri 6.559.420.273.336 28.467.779.000 9.347.687.000
1. Penerimaan Perpajakan 6.514.319.606.993 - -
a. Pajak Dalam Negeri 5.750.410.061.382 - -
Pendapatan Pajak Penghasilan 3.635.998.776.231 - -
Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 2.109.379.621,167 - -
Pendapatan Cukai 100.000 - -
Pendapatan Pajak Lainnya 5.031.563.984 - -
Uraian Anggaran
2015 Anggaran
2013
Anggaran 2014
a. Penerimaan Sumber Daya Alam - - -
b. Bagian Pemerintah Atas Laba
BUMN - - -
c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya
- - -
II Penerimaan Hibah -
1. Pendapatan Hibah Dalam Negeri - - -
Jmlah Pendapatan Negara Dan Hibah - - -
A. Belanja Negara 3.427.893.207.000 3.504.381.000 .000 3.504.381.000 .000 1. Belanja Operasi 3.427.893.207.000 3.504.381.000 .000 3.504.381.000 .000 Belanja Pegawai 1.511.139.198.000 2.316.267.000.000 2.316.267.000.000
Belanja Barang - 1.151.054.000.000 1.151.054.000.000
Belanja Modal 509.402.527.000 37.060.000.000 37.060.000.000
Belanja Pembayaran Bunga Utang - - -
Bantuan Bantuan Sosial 445.828.360.000 - -
Belanja Lain-Lain - - -
II Transfer Ke Daerah - - -
1. Dana Perimbangan - - -
a. Dan Bagi Hasil - - -
b. Dana Alokasi Umum - - -
c. Dana Alokasi Khusu - - -
2. Dana Otonomi Khusus Dan Penyesuaian
- - -
a. Dana Otonomi Khusus - - -
b. Dana Penyesuaian - - -
Jumlah Belanja Negara 3.427.893.200.700 3.504.381.000.000 3.504.381.000.000
Pendapatan Bea Masuk 646.157.395.056 - -
Pendapatan Bea Keluar 117.752.150.555 - -
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 45.100.666.343 28.467.779.000 9.347.687.000
a. Penerimaan Sumber Daya Alam 227.397.336 - -
Pendapatan Pertambangan Umum 227.397.336 - -
Pendapatan Perikanan - - -
b. Bagian Pemerintah Atas Lab BUMN - - -
c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya
44.873.269.007 - -
Pendapatan Dari PengelolaanBUMN 1.282.896.772 - -
Pendapatan Jasa 5.456.364.787 5.863.100.000 -
Pendapatan Kejaksaan Dan Peradilan Dan Hasil Tindak Pidana Korupsi
4.862.709.515 - -
Pendapatan Pendidikan 354.325.000 - -
Pendapatan Gratifikasi Dan Uang Sitaan Hasil Korupsi
1.061.075.039 - -
Pendapatan Sewa Gedung Dan Tanah
- 44.444.000 23.600.000 Pendapatan Iuran Dan Denda 1.070.354.240 11.058.307.000 1.075.315.000 Penerimaan Kembali Belanja
Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu
- 370.000.000 13.932.000
Pendapatan Lain-Lain 8.541.975.939 11.131.928.000 8.234.840.000
II Penerimaan Hibah 100.000.000 - -
1. Pendapatan Hibah Dalam Negeri 100.000.000 - -
Jumlah Pendapatan Negara Dan Hibah 6.559.520.273.336 28.467.779.000 9.347.687.000
B. Belanja Negara 3.118.269.625.532 3.059.569.833.000 3.286.116.086.000 1. Belanja Operasi 3.118.269.625.532 3.059.569.833.000 3.286.116.086.000 Belanja Pegawai 1.469.044.760.742 2.078.986.351.000 2.309.149.484.000
Belanja Gaji Dan Tunjangan PNS 1.417.223.859.466 1.858.892.351.000 2.089.638.484.000 Belanja Gaji Dan Tunjangan Non
PNS
- - -
Belanja Honorarium /Lembur/Tunj. Khusus
51.820.901.276 - -
Belanja Vakasi - 220.094.000.000 219.511.000.000
Belanja Barang 848.989.226.560 973.308.482.000 939.906.602.000 Belanja Barang Operasi 449.960.674.666 385.120.225.000 424.624.260.000 Belanja Barang Non Operasi - 411.516.135.000 247.440.337.000 Belanja Jasa 93.224.169.382 30.343.184.000 54.981.895.000 Belanja Pemeliharaan 114.016.635.719 112.430.838.000 87.688.697.000 Belanja Perjalanan 174.867.899.222 33.898.100.000 29.411.431.000 Belanja Barang Persediaan 16.919.847.571 - 95.760.000.000 Belanja Modal 418.838.290.457 7.275.000.000 37.060.000.000
Belanja Modal Tanah 14.625.945.675 -
Belanja Modal Peralatan Dan Mesin
131.378.605.830 7.275.000.000 37.060.000.000 Belanja Modal Gedung Dan
Bangunan
124.942.594.628 - -
Belanja Modal Jalan, Irigasi, Dan 129.990.451.179 - -
Belanja Modal Fisik Lainnya 17.900.693.145 - -
Belanja Pembayaran Bunga Utang 818.484.973 - -
1. Belanja Denda .818.484.973 - -
Belanja Subsidi - - -
Belanja Hibah - - -
Bantuan Bantuan Sosial 372.578.862.800 - -
1. Bansos Rehabilitas Sosial 120.000.000 - -
2. Bansos Jaminan Sosial 277.934.793.800 - -
3. Bansos Pemberdayaan Sosial 1.075.500.000 - -
4. Bansos Perlindungan Sosial 1.150.000.000 - -
5. Bansos Penanggulan Kemiskinan 92.298.56.000 - -
Belanja Lain-Lain - - -
II Transfer Ke Daerah - - -
1. Dana Perimbangan - - -
2. Dana Otonomi Khusus Dan Penyesuaian
- - -
Jumlah Belanja Negara 3.118.269.625.532 3.059.569.833.000 3.2896.116.086.000
Table 3.2
Relalisasi Anggaran Tahun 2013, 2014, dam 2015
Sumber: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II
3. Laporan Realisasi Anggaran Pada KPPN Medan II tahun 2013
Uraian
2013
Realisasi Diatas (Dibawah)
Anggaran
% Real Angg.
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp) A. Pendapatan Negara Dan
Hibah
I Penerimaan Dalam Negeri - 6.559.420.273.336 - -
1. Penerimaan Perpajakan - 6.514.319.606.993 - -
a. Pajak Dalam Negeri - 5.750.410.061.382 - -
1. Pendapatan Pajak Penghasilan
- 3.635.998.776.231 - -
2. Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai
- 2.109.379.621,167 - -
3. Pendapatan Cukai - 100.000 - -
4. Pendapatan pajak lainnya - 5.031.563.984 - -
b. Pajak Perdagangan Internasional
- 763.909.545.611 - -
1. Pendapatan Bea Masuk - 646.157.395.056 - -
2. Pendapatan Bea Keluar - 117.752.150.555 - -
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
- 45.100.666.343 - -
a. Penerimaan Sumber Daya Alam
- 227.397.336 - -
1. Pendapatan Pertambangan - 227.397.336 - -
Uraian
2013 Realisasi Diatas
(Dibawah) Anggaran
% Real Angg.
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
2. Pendapatan Perikanan - - - -
b. Bagian Pemerintah Atas Laba BUMN
- - - -
c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya
- 44.873.269.007 - -
1. Pendapatan Dari Pengelolaan BUMN
- 1.282.896.772 - -
2. Pendapatan Jasa - 5.456.364.787 - -
3. Pendapatan Kejaksaan Dan Peradilan Dan Hasil Tindak Pidana Korupsi
- 4.862.709.515 - -
4. Pendapatan Pendidikan - 354.325.000 - -
5. Pendapatan Gratifikasi Dan Uang Sitaan Hasil Korupsi
- 1.061.075.039 - -
6. Pendapatan Iuran Dan Denda
- 1.070.354.240 - -
7. Pendapatan Lain-Lain - 8.541.975.939 - -
II Penerimaan Hibah - 100.000.000 - -
1. Pendapatan Hibah Dalam Negeri
- 100.000.000 - -
Jmlah Pendapatan Negara Dan Hibah
- 6.559.520.273.336 - -
B. Belanja Negara 3.427.893.207.000 3.118.269.625.532 (309.623.581.468) -9%
I. Belanja Operasi 3.427.893.207.000 3.118.269.625.532 (309.623.581.468) -9%
Belanja Pegawai 1.511.139.198.000 1.469.044.760.742 (42.094.437.258) -3%
1. Belanja Gaji Dan Tunjangan PNS
- 1.417.223.859.466 - -
2. Belanja Gaji Dan Tunjangan Non PNS
- - - -
3. Belanja Honorarium Atau Lembur
- 51.820.901.276 - -
4. Belanja Vakasi - - - -
Belanja Barang 961.523.122.000 848.989.226.560 (112.533.895.440) -12%
1. Belanja Barang Operasional
- - - -
2. Belanja Barang Non
Operasional - - - -
3. Belanja Jasa - 93.224.169.382 - -
4. Belanja Pemeliharaan - 114.016.635.719 -
5. Belanja Perjalanan - 174.867.899.222 -
6. Belanja Barang Persediaan
- 16.919.847.571 -
Belanja Modal 509.402.527.000 418.838.290.457 (90.564.236.543) -18%
1. Belanja Modal Tanah - 14.625.945.675 -
2. Belanja Modal Peralatan Dan Mesin
- 131.378.605.830 -
3. Belanja Modal Gedung - 124.942.594.628 -
Table 3.3
Laporan Relalisasi Anggaran Tahun 2013
Sumber: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II
a. Analisis Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara 1. Penerimaan Perpajakan
Realisasi penerimaan Perpajakan selama tahun 2013 adalah sebesar Rp 6.514.319.606.993 berasal dari pajak dalam negeri dan pajak
Uraian
2013 Realisasi
diatas (dibawah) anggaran.
% Real Angg.
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp) 4. Belanja Modal Jalan,
Irigasi, Dan Jaringan
- 129.990.451.179 - -
5. Belanja Modal Fisik Lainnya
- 17.900.693.145 - -
Belanja Pembayaran Bunga Utang
- 818.484.973 - -
I. Belanja Denda - .818.484.973 - -
Belanja Subsidi - - - -
Belanja Hibah - - - -
Bantuan Bantuan Sosial 445.828.360.000 372.578.862.800 (73.249.497.200) -16%
1. Bansos Rehabilitas Sosial
- 120.000.000 - -
2. Bansos Jaminan Sosial - 277.934.793.800 - -
3. Bansos Pemberdayaan Sosial
- 1.075.500.000 - -
4. Bansos Perlindungan Sosial
- 1.150.000.000 - -
5. Bansos Penanggulan Kemiskinan
- 92.298.56.000 - -
Belanja Lain-Lain - - -
II Transfer Ke Daerah - - -
1. Dana Perimbangan - - - -
a. Dan Bagi Hasil - - - -
b. Dana Alokasi Umum - - - -
c. Dana Alokasi Khusus - - - -
2. Dana Otonomi Khusus Dan Penyesuaian
- - - -
a. Dana Otonomi Khusus - - -
b. Dana Penyesuaian - - -
Jumlah Belanja Negara 3.427.893.200.700 3.11.269.625.532- (309.623.581.468) 91%
perdagangan Internasional. Realisasi Penerimaan Pajak dalam Negeri terdiri Dari :
Pendapatan PPh Rp.3.635.998.776.231 Pendapatan PPN RP. 2.109.379.621.167
Pendapatan Cukai Rp. 100.000
Pendapatan Pajak Lainnya Rp. 5.031.563.984 Total Rp. 5.750.410.061.382 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional selama tahun 2013 terdiri dari :
Pendapatan Bea Masuk Rp. 646.157.395.056 Pendapatan Bea Keluar Rp. 117.752.150.555 Total Rp. 763.909.545.611
2. Penerimaan Negara bukan Pajak (PNBP)
Realisasi penerimaan Negara Bukan Pajak selama tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 45.100.666.343,00. Penerimaan ini berasal dari penerimaan sumber daya alam sebesar Rp. 227.397.336,00 dan Pendapatan PNBP lainnya sebesar Rp. 44.873.269.007,00. Realiasasi Pendapatan PNBP lainnya selama tahun 2013 sebesar Rp.
44.873.269.007,00 berasal dari :
Pendapatan dari pengelolaan BMN Rp. 1.282.896.772,00
Pendapatan Jasa Rp. 5.456.364.787,00
Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan Rp. 4.862.709.515,00
Pendapatan Pendidikan Rp. 354.325.000,00 Pendapatan Gratifikasi dan uang sitaan
Hasil Korupsi Rp. 1.061.075.039,00
Pendapatan iuran dan denda Rp. 1.070.354.240,00 Pendapatan Lain-lain Rp. 8.541.975.939,00 Total Rp.44.873.269.007,00
3. Penerimaan Hibah
Penerimaaan hibah yang bersumber dari pendapatan hibah dalam negeri dan luar negeri. Penerimaan hibah tidak ada anggarannya namun realisasinya ada pendapatan sebesar Rp. 100.000.000,00 yaitu dari pendapatan hibah dalam negeri langsung bentuk uang pemerintah daerah.
b. Analisis Realisasi Anggaran Belanja Negara 1. Belanja Pegawai
Realisasi anggaran belanja pegawai pada KPPN Medan II selama tahun 2013 sebesar Rp. 1.469.044.760.742,00 dengan tingkat realisasi belanja pegawai sebesar 97%. Alokasi belanja pegawai yang terbesar adalah belanja gaji dan tunjangan. Rincian belanja pegawai adalah sbagai berikut:
1. Belanja gaji dan tunjangan Rp. 1.417.223.859.466,00 2. Belanja honorarium/tunj. khusus Rp. 51.820.901.276,00
Total Rp. 1.469.044.760.742,00
2. Belanja Barang
Realisasi belanja barang pada KPPN Medan II sebesar Rp.
848.989.226.560,00 dengan tingkat realisasi belanja barang sebesar 88%.
Belanja barang tertinggi adalah untuk belanja barang operasional Rp.
449.960.674.666,00. Dan belanja barang terendah adalah untuk belanja barang badan layanan umum sebesar rp. 16.919.847.571,00.
3. Belanja Modal
Realisasi belanja barang pada KPPN Medan II sebesar Rp.
418.838.290.457,00 dengan tingkat realisasi belanja modal sebesar 82%.
belanja modal tertinggi adalah untuk belanja modal peralatan dan mesin Rp. 131.378.605.830,00 dan yang terendah untuk belanja modal tanah sebesar Rp. 14.625.945.675,00.
4. Belanja Pembayaran Bunga Utang
Realisasi belanja pembayaran bunga utang selama tahun 2013 pada KPPN Medan II sebesar Rp. 818.484.973,00 yang merupakan Belanja Pembayaran Imbalan Bunga.
5. Belanja Subsidi
Realisasi belanja subsidi selama tahun 2013 pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II tidak ada (nihil).
6. Belanja Hibah
Realisasi belanja subsidi selama tahun 2013 pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II tidak ada (nihil).
7. Belanja Bantuan Sosial
Realisasi belanja bantuan sosial selama tahun 2013 pada KPPN Medan II sebesar Rp. 372.578.862.800,00 dengan tingkat persentase kurang 16% belanja bantuan sosial tertinggi adalah belanja bantuan sosial untuk jaminan sosial sebesar Rp. 277.934.793.800,00 dan yang terendah belanja bantuan sosial untuk rehabilitasi sosial sebesar Rp. 120.000.000,00
8. Belanja Lain-Lain
Realisasi belanja lain-lain selama Tahun 2013 pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II sebesar Rp. 0,- (nihil)
4. Laporan Realisasi Anggaran Pada KPPN Medan IITahun 2014
Uraian
TA 2014 Realisasi Di Atas (Dibawah)
Anggaran
% Real Angg Anggaran
(Rp)
Realisasi (Rp) A. Pendapatan Negara Dan
Hibah
I. Penerimaan Dalam Negeri - 28.467.779.000 - -
1. Penerimaan Perpajakan - - - -
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
- 28.467.779.000 - -
a. Penerimaan Sumber Daya Alam
- - - -
b. Bagian Pemerintah Atas - - - -