• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Kerangka Teori

2) Rencana Operasional

Merupakan penguraian lebih terperinci bagaimana rencana-rencana strategik akan dicapai. Ada dua tipe dua rencana operasional yakni :

- Rencana sekali pakai (Single Use Plan)

Dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila telah tercapai.

- Rencana Tetap (Standing Plan)

Wujud umum rencana-rencana tetap adalah kebijaksanaan, prosedur dan aturan. Rencana ini sekali ditetapkan akan terus diterapkan sampai perlu di ubah (modifikasi) atau dihapuskan. Sekali ditetapkan, rencana tetap memungkinkan para manejer menghemat waktu yang digunakan untuk perencanaan dan pembuatan keputusan karena situasi-situasi yang sama ditangani secara konsisten.

2. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu kata pari yang berarti penuh, seluruh, atau semua dan kata wisata yang berarti perjalanan. Kata pariwisata dapat diartikan perjalanan penuh, mulai berangkat dari suatu tempat, ke satu atau beberapa tempat lain dan singgah kemudian kembali ke tempat semula (Kuncoro, 2004: 295).

Pariwisata adalah suatu fenomena yang ditimbulkan oleh salah satu bentuk kegiatan manusia, yaitu kegiatan yang disebut perjalanan (travel), maka perjalanan yang dikategorikan sebagai kegiatan wisata dapat dirumuskan sebagai berikut; “….Perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia di luar tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan untuk tinggal menetap di tempat yang dikunjungi atau disinggahi, atau untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan mendapatkan “upah“. Rumusan tersebut didasarkan atas definisi tentang pengertian pariwisata yang dirumuskan oleh dua pakar pariwisata berkebangsaan Swiss, Prof. Hunziker dan Prof. Krapf (H. Kodhyat, 1996). Kedua pakar tersebut memberikan rumusan sebagai berikut :

Pariwisata adalah keseluruhan (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya dengan maksud bukan untuk tinggal menetap (di tempat yang disinggahinya) dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.

Dari pengertian pariwisata di atas, dapat diketahui bahwa pariwisata bukan merupakan kegiatan yang menghasilkan upah, sebaliknya dengan mengadakan perjalanan pariwisata, maka seseorang akan mengeluarkan biaya. Biaya-biaya dimaksud antara lain biaya konsumsi, biaya menginap, biaya transportasi, dan biaya-biaya lainnya.

Biaya ini dikeluarkan sesuai dengan sarana yang digunakan oleh wisatawan ketika melakukan kunjungan wisata.

Berkaitan dengan itulah, maka kunjungan wisatawan mempunyai dampak ekonomi kepada daerah tujuan wisata yang didatangi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung adalah dengan adanya kunjungan wisatawan, maka akan menciptakan permintaan terhadap fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan jasa industri pariwisata seperti hotel atau losmen melati, rumah makan, sarana angkutan atau travel biro dan jenis hiburan lainnya. Dengan adanya kegiatan pemenuhan kebutuhan wisatawan ini, akan meningkatkan pendapatan masyarakat (Yoeti, 1999: 57-58). Dampak tidak langsung adalah perkembangan di bidang pariwisata akan meningkatkan juga bidang-bidang lainnya.

Secara luas pariwisata dapat dilihat sebagai kegiatan mengembangkan potensi obyek dan daya wisata serta kawasan-kawasan wisata potensial secara berkelanjutan (sustainable tourism development) dan kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994: 14).

Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Nyoman S. Pendit (2003:33) menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai berkut: Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap

kemajuan-kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya. Manfaat Pariwisata, yaitu:

 Meningkatkan hubungan yang baik antar bangsa dan negara

 Membuka kesempatan kerja serta perluasan lapangan pekerjaan bagi masyarakat

 Merangsang dan menumbuhkan aktivitas ekonomi masyarakat

 Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat, pendapatan daerah dan devisa

negara

 Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan

 Membantu dan menunjang gerak pembangunan, seperti penyediaan sarana dan

prasarana yang diperlukan

 Menjaga kelestarian flora, fauna dan lingkungan Tujuan Penyelenggaraan Kepariwisataan

 Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu obyek

& daya tarik wisata.

 Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik

wisata.

 Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

 Mendorong pendayagunaan produksi nasional.

b. Bentuk Pariwisata

Bentuk-bentuk pariwisata menurut kategori (Nyoman S. Pendit, 2002: 17-18) adalah :

1) Menurut asal wisatawan

Jika asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkan jika ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional.

2) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negerinya disebut pariwisata pasif.

3) Menurut jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.

4) Menurut jumlah wisatawan

Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang, apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbullah istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

5) Menurut alat angkut yang dipergunakan

Dilihat dari segi penggunaan alat pengangkutan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.

c. Jenis-jenis Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek wisata dan daya tarik wisata adalah “segala sesuatu yang mempunyai daya tarik bagi orang-orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu yang terdiri dari:

1. Objek dan daya tarik wisata alam, meliputi:

a) Pantai, merupakan salah satu objek dan daya tarik wisata yang berkaitan erat dengan aktifitas seperti berjemur di terik matahari, berenang, naik perahu, berfoto, ski air, dan lain-lain.

b) Pegunungan, berhubungan dengan kegiatan menikmati pemandangan, mendaki, berkemah dan berfoto. Jenis objek dan daya tarik wisata ini termasuk gunung berapi dan bukit-bukit dengan keunikan tertentu.

c) Daerah liar dan terpencil, daerah ini sering disebut sebagai primitive areas dimana pengunjung mencari ketenangan, lingkungan alami dengan pembangunan yang terbatas serta masyarakat tradisional.

d) Taman dan daerah konservasi, berhubungan dengan flora dan fauna antara lain taman safari, kebun binatang, aquarium, dan botanic garden. Keberadaan objek dan daya tarik wisata ini dapat juga dijadikan sebagai tempat pengembangbiakan atau penakaran bagi flora dan fauna yang langka.

2. Objek dan daya tarik wisata sosial budaya, meliputi :

a) Museum dan fasilitas budaya lainnya, berhubungan dengan aspek alam dan aspek kebudayaan di suatu kawasan atau daerah tertentu. Museum ini berupa museum arkeologi, sejarah, etnologi, sejarah alam, seni dan kerajinan, ilmu pengetahuan, teknologi dan industri dan lain-lain.

b) Peninggalan sejarah purbakalaan dan monumen, berupa monumen nasional, gedung sejarah, kota, desa, bangunan keagamaan serta tempat-tempat bersejarah lain seperti bangunan-bangunan kuno.

c) Pola kehidupan dan tradisi, termasuk adat-istiadat, pakaian, upacara dan kepercayaan dari suatu suku bangsa tertentu.

d) Wisata keagamaan, etnis dan nostalgia, erat kaitannya dengan wisatawan atau pengunjungan yang memiliki latar belakang kebudayaan, agama, etnis dan sejarah yang sama atau hal-hal yang pernah berhubungan dengan masa lalunya (Marpaung, 2002 : 80-93).

Objek pariwisata dan segala atraksi yang diperlihatkan merupakan daya tarik utama, mengapa seseorang datang berkunjung pada suatu tempat, oleh karena itu keaslian dari objek dan atraksi yang ditampilkan harus dipertahankan sehingga wisatawan hanya ditempat tersebut dapat melihat dan menyaksikan.

d. Intergrasi Dalam Sistem Pariwisata

Dengan membangun objek wisata saja wisatawan belum tentu berdatangan. Objek wisata itu harus diintegrasikan dengan syarat-syarat pariwisata lainnya, yaitu jasa

pelayanan wisata, transportasi dan aktualisasi perjalanan atau pemasaran. Untuk melaksanakan hal itu banyak dimanfaatkan prasarana umum yang ada, yang biasanya disediakan oleh pemerintah. Yang dapat dianggap tugas pembangunan objek wisata ialah pembangunan yang langsung dan secara khusus berhubungan dengan atau terletak dalam kompleks objek wisata dan tidak ditangani oleh penyedia prasarana umum. 1. Jaringan Transportasi

Tanpa dihubungkan dengan jaringan transportasi tidak mungkin sesuatu objek wisata mendapat kunjungan wisatwan. Objek wisata merupakan akhir perjalanan wisata dan harus memenuhi syarat-syarat aksesibilitas, artinya objek wisata harus mudah dicapai dan dengan sendirinya juga mudah ditemukan. Jalan merupakan jalan akses itu harus berhubungan dengan jalan prasarana umum. Kondisi jalan umum dan jalan akses merupakan syarat yang penting sekali dan menentukan aksebilitas sesuatu objek wisata.

2. Akomodasi

Selain dihubungkan dengan fasilitas angkutan, objek wisata juga harus menyediakan akomodasi. Selama di tempat objek wisata, para wisataan juga mempunyai kebutuhan-kebutuhan hidup (tourist needs) yang harus disediakan. Akomodasi atau jasa pelayanan itu yang terpenting ialah fasilitas untuk beristirahat apabila mereka lelah, fasilitas untuk makan dan minum, petugas penerangan dan juga petugas keamanan. Kualitas dan petugas harus sesuai dengan kebutuhan para wisatawan. Dalam objek wisata yang banyak dikunjungi orang asing harus ada petugas yang dapat berbahas asing.

3. Pemasaran

Tempat objek wisata sebenarnya juga tempat kegiatan pemasaran pariwisata. Pembangunan objek wisata yang sesuai dengan motif wisatawan berarti penawaran

(supply) yang tepat dengan permintaan (demand) wisatawan sebagai konsumen. Wisatwan yang merasa puas, apalagi kalau mereka itu dilengkapi dengan sarana promosi seperti gambar-gambar, folder dan leaft, serta pulang dengan membawa cendera mata, dapat diharapkan akan meneruskan informasi kepada lingkungannya. Ini disebut promosi yang paling efektif (Soekadijo, 1996: 68-70).

Dalam peningkatan dan pembangunan pariwisata harus didukung oleh beberapa unsur seperti:

1. Objek tujuan wisata (tourism destination) yang memiliki keindahan, keunikan dan kelengkapan fasilitas pendukung.

2. Pelayanan (services) yang memenuhi standar minimum menuju kepuasan tamu (customer satisfaction).

3. Sistem transportasi (transportation system) yang berlangsung secara terus menerus serta menjamin keamanan dan keselamatan penumpang.

4. Komunikasi (comunications) yang memiliki akses umum dan luas.

5. Masyarakat (community) yang sadar wisata, ramah, disiplin dan lingkungan hidup bersih.

6. Fasilitas lain (other facility) seperti penginapan, restoran dan hiburan atau atraksi seni dan budaya.

Dokumen terkait