• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Penetapan Kawasan Lindung

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN MALANG

5.5.1. Rencana Penetapan Kawasan Lindung

A. Kawasan Perlindungan Bawahannya

1. Termasuk Kawasan Hutan Lindung

Kriteria kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi nilai skor 175 dan/atau kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih dan/atau kawasan hutan yang mempunyai ketinggian diatas permukaan laut 2000 meter atau lebih. Untuk lokasi dari kawasan ini hanya terdapat di Kecamatan Poncokusumo yang berdekatan dengan Gunung Semeru dan Gunung Bromo dengan luas 13.036,13 Ha.

2. Termasuk Kawasan Resapan Air

Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran. Untuk jenis kawasan ini di Kabupaten Malang terletak di Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan Tumpang, Kecamatan Jabung, Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang, Kecamatan Singosari, Kecamatan Dau dan Kecamatan Kasembon.

B. Kawasan Perlindungan Setempat.

Kriteria kawasan sempadan sungai adalah kawasan yang berada sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman sedangkan untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 meter.

C. Kawasan Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.

1. Kawasan Suaka Alam

a) Kawasan Cagar Alam

Kriteria kawasan cagar alam adalah kawasan yang mempunyai keaneka- ragaman jenis tumbuhan, satwa dan tipe ekosistemnya, memiliki formasi biota tertentu dan unit-unit penyusunan, mempunyai kondisi alam, baik biota ataupun fisiknya yang masih asli dan tidak mau terganggu manusia, mempunyai luas dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolahan yang efektif dengan daerah penyangga yang cukup luas, mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya contoh di suatu daerah serta keberadaannya memerlukan upaya konservasi.

94 | Penguatan Klaster Industri Agrowisata Kabupaten Malang

Kawasan suaka margasatwa adalah kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi, memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi, merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu, mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.

c) Kawasan Hutan Wisata

Kriteria kawasan hutan wisata adalah kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan yang menarik dan indah baik secara alamiah maupun buatan manusia, memenuhi kebutuhan manusia akan rekreasi dan olah raga serta terletak dekat pusat-pusat permukiman penduduk, mengandung satwa buru yang dapat dikembangbiakkan sehingga memungkinkan perburuan secara teratur dengan mengutamakan segi rekreasi, olah raga dan kelestarian satwa, mempunyai luas yang cukup dan lapangannya tidak membahayakan.

d) Kawasan Pengungsian Satwa

Kawasan pengungsian satwa sebenarnya tidak terdapat di Kabupaten Malang, namun daerah yang setidak-tidaknya dapat memberikan fungsi tersebut adalah di Pulau Sempu dan kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru.

2. Kawasan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Hutan Wisata Alam

Merupakan kawasan berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang beragam, memiliki arsitektur bentang alam yang baik dan memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata. Untuk Taman Nasional tidak terdapat di Kabupaten Malang, Taman Hutan Raya terdapat di Kawasan Bromo-Tengger-Semen di Kecamatan Poncokusumo, Coban Rondo di Kecamatan Pujon, Coban Glotak di Kecamatan Wagir, Coban Jahe di Kecamatan Jabung, kesemuanya keberadaannya harus tetap dipertahankan dan dilindungi yang sekaligus berfungsi sebagai kawasan wisata alam.

D. Kawasan Rawan Bencana.

Menurut Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 11 Tahun 1991 tentang penetapan kawasan lindung di Propinsi Jawa Timur ditetapkan bahwa klasifikasi kawasan rawan bencana meliputi empat golongan yakni : kawasan rawan letusan gunung api, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan gerakan tanah dan kawasan rawan angin topan.

95 | Penguatan Klaster Industri Agrowisata Kabupaten Malang

5.5.2. Rencana Penetapan Kawasan Budidaya

A. Kawasan Peternakan

Kabupaten Malang mempunyai potensi pengembangan ternak yang cukup besar, dengan demikian rencana kawasan peternakan yang didasarkan atas pengembangan dari potensi yang telah ada meliputi :

 Ternak besar (sapi potong dan sapi perah) terletak yang di Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Ngantang, Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Jabung, Kecamatan Pujon, Kecamatan Ampelgading dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Ternak yang perlu kandang cukup besar dan luas adalah sapi perah, sapi potong dan ayam. Ternak domba dan kambing terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Ampelgading dan Kecamatan Jabung. Dimana untuk peternakan jenis ini disamping memerlukan kandang juga memerlukan pengembalaan dalam memperoleh pakannya.

 Sedangkan untuk pengembangan ternak kecil (ayam ras, ayam buras/kampung) pendistribusian sudah cukup merata pada masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Malang dan setiap penduduk rata-rata memiliki ternak ini meskipun dalam jumlah kecil.

B. Kawasan Pariwisata

1. Wisata Alam

a. Alam Pegunungan

- Gunung Bromo, dapat ditempuh dari Poncokusumo terkenal

dengan upacara ritual dan melihat matahari terbit (sun rise)

- Gunung Semeru, dapat ditempuh dari Poncokusumo, sebagai

tempat pendakian juga berupa hutan lindung yang dapat dikembangkan sebagai pelitian.

- Agrowisata di Kecamatan Poncokusumo. Agrowisata kebun apel

yang luas dengan panorama alam yang sejuk memiliki prospek pengembangan yang baik karena berdekatran dengan obyek-obyek wisata lainnya seperti di Tumpang dan Poncokusumo sendiri.

b. Air terjun

- Air terjun Coban Rondo terletak di Kecamatan.Pujon, 26 km arah

Barat Laut dari kota Malang, dengan potensi obyek wisata air terjun, wana wisata dan bumi perkemahan. Tinggi air terjun 60 m dan di sekitarnya sering dijadikan sebagai tempat kemah yang

96 | Penguatan Klaster Industri Agrowisata Kabupaten Malang

baik. dapat dikembangkan sebagai tempat penelitian karena menyimpan banyak flora dan fauna.

- Air terjun Coban Pelangi, dapat melihat pelangi pada jam-jam

tertentu dengan suasana alam yang sejuk, dapat dikembangkan sebagai tempat penelitian karena menyimpan banyak flora dan fauna.

2. Taman Wisata

– Pemandian Dewi Sri terletak di Kecamatan Pujon, 30 Km kearah Barat Laut dari kota Malang dengan potensi obyek wisata adalah kolam renang dilengkapi dengan kedai-kedai.

5.6. Rencana Zonasi Komoditas Unggulan

5.6.1. Rencana Zonasi Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

Tanaman pangan yang paling banyak di Kecamatan Poncokusumo adalah padi dan jagung. Rencana zonasi kawasan untuk komoditas unggulan di Kecamatan Poncokusumo adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2 Rencana Zonasi Kawasan untuk Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di Kecamatan Poncokusumo

No Komoditas Unggulan Kelurahan/Desa

1. Padi Pajaran, Argosuko, Ngebruk

2. Jagung Dawuhan, Sumberejo,

Sumber : Rencana

Kawasan-kawasan tersebut diatas merupakan kawasan yang produktif dalam pengembangan tanaman padi dan jagung.

5.6.2. Rencana Zonasi Kawasan Hortikultura

Komoditas hortikulktura yang ada di Kecamatan Poncokusumo berupa sayuran dan buah-buahan, yaitu apel, bawang merah, bawang prei, belimbing, bunga potong, cabe, kentang, kelengkeng, kubis, manisa, dan pepaya. Rencana zonasi kawasan pertanian hortikultura di Kecamatan Poncokusumo dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3 Rencana Zonasi Kawasan untuk Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kecamatan Poncokusumo

No Komoditas Unggulan Kelurahan/Desa

1. Apel Pandansari, Poncokusumo, Wringinanom, Gubuklakah, Sumberejo

97 | Penguatan Klaster Industri Agrowisata Kabupaten Malang

No Komoditas Unggulan Kelurahan/Desa

2. Bawang merah Wonomulyo, Wonorejo, Belung 3. Bawang Prei Gubuklakah, Ngadas

4. Belimbing Argosuko

5. Bunga Potong Poncokusumo

6. Cabe Karangnongko, Wonorejo

7. Kentang Ngadas

8. Kelengkeng Karanganyar, Jambesari

9. Kubis Karangnongko, Wonorejo

10. Manisa Pandansari

11. Pepaya Ngadireso

Sumber : Rencana

5.6.3. Rencana Zonasi Kawasan Peternakan

Peternakan yang potensial dikembangkan di Kecamatan Poncokusumo adalah sapi perah, sapi potong, ayam peternak, dan ayam petelor. Rencana zonasi kawasan peternakan di Kecamatan Poncokusumo seperti pada tabel.

Tabel 5.4. Rencana Zonasi Kawasan Peternakan di Kecamatan

Poncokusumo

No Komoditas Unggulan Kelurahan/Desa

1. Sapi potong Sumberejo

2. Sapi perah Ngebruk

3. Ayam petelor Pajaran 4. Ayam potong Ngadireso

Sumber : Rencana

5.7. Rencana Pengembangan Agribisnis

5.7.1. Rencana Sub Sistem Pra Produksi

Rencana pengembangan agribis pada sub sistem pra produksi di Kecamatan Poncokusumo meliputi perencanaan pembenihan, pemupukan, serta perencanaan mesin atau alat-alat produksi pertanian.

Untuk mempermudah akesebilitas petani dalam rangka mendapatkan benih tanaman, perlu dibangun balai penelitian dan pembenihan tanaman. Keberadaan balai ini akan memegang peranan penting dalam rangka penyediaan benih serta penelitian tanaman sehingga diharapkan dengan adanya balai ini petani tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan benih serta mampu dihasilkan benih tanaman baru yang mempunyai kualitas yang lebih baik. Pada wilayah desa yang lokasinya jauh dari ibukota kecamatan, pengadaan benih dapat diperoleh dari Koperasi Unit Desa (KUD), yang ada di wilayah desa tersebut. Perencanaan pembenihan dapat dilakukan dengan

98 | Penguatan Klaster Industri Agrowisata Kabupaten Malang

mengoptimalkan fungsi kios-kios pertanian yang ada di ibukota kecamatan terutama pada aspek distribusi barang ke petani.

Hasil pertanian organik mempunyai nilai jual yang tinggi serta diminati oleh banyak konsumen. Sehingga untuk menunjang komoditas pertanian yang bersifat organik, perlu didukung penggunaan pupuk organik oleh petani. Pemanfaatan pupuk organik lebih menguntungkan daripada penggunaan pupuk anorganik meskipun pada saat ini lebih banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik daripada pupuk organik. Untuk menjaga ketersediaan pupuk perlu dibuat gudang pupuk.

Mesin dan alat pertanian modern diperlukan dalam menunjang efisiensi dan efektifitas pengolahan tanah. Perencanaan mesin dan alat pertanian perlu dilakukan kerjasama dengan perguruan tinggi atau instansi lain.

Tabel 5.5. Rencana Pengembangan Agribis Sub Sistem Pra Produksi di Kecamatan Poncokusumo

No Aspek Rencana

1. Benih - Balai penelitian dan pembenihan.

- Informasi benih terbaru dengan kualitas dan harga yang terjangkau dari PPL kepada petani. - Penyediaan benih tanaman pada Koperasi Unit

Desa (KUD).

- Pengoptimalan fungsi kios pertanian dalam penyediaan benih tanaman.

2. Pupuk - Pemanfaatan dan pengusahaan pupuk organik untuk meningkatkan nilai tambah produksi pertanian.

- Pembuatan gudang pupuk. 3. Mesin dan Alat

Pertanian

- Pengusahaan alat-alat pertanian modern yang mempermudah dalam proses pengolahan tanah dan tanaman.

Sumber : Rencana

5.7.2. Rencana Sub Sistem Produksi

Pengembangan sub sistem produksi merupakan kegiatan yang menggunakan barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan produk pertanian. Pengembangan sub sistem ini meliputi aspek teknologi pengolahan tanah, sistem irigasi, serta pemasaran hasil produksi pertanian.

99 | Penguatan Klaster Industri Agrowisata Kabupaten Malang

Bentuk rencana pada aspek pengolaan tanah adalah dengen pengenalan teknologi pengolahan tanah yang efektif dan efisien, serta memperhatikan daya dukung lingkungan disekitarnya, sehingga akan mempermudah dalam proses bertani (on farm) itu sendiri. Pengenalan teknologi kepada petani melalui pemberian informasi dari petugas penyuluh lapang yang ada di wilayah tersebut. Perencanaan pada aspek irigasi berupa pengoptimalan fungsi dan kinerja Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) yang ada pada tiap wilayah desa. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan mengatur ketersediaan air irigasi pada lahan pertanian.

Perencanaan pada aspek pemasaran hasil produksi pertanian berupa pembangunan sarana pemasaran serta strategi pemasaran yang tepat. Pembangunan sarana pemasaran komoditas pertanian diperlukan dalam rangka melokalisir petani, penjual, dan konsumen. Sarana pemasaran yang dimaksud adalan Pasar Agribis, dimana pasar ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan (profit oriented) tetapi juga mendorong pengembangan pertanian. Disamping perencanaan sarana pemsaran, juga harus didukung oleh strategi pemasaran yang tepat, misalnya penentuan rotasi tanaman untuk menghindari turunnya harga komoditas pertanian.

Tabel 5.6. Rencana Pengembangan Agribis Sub Sistem Produksi di

Kecamatan Poncokusumo

No Aspek Rencana

1. Teknologi pengolahan tanah

- Pengenalan teknologi pengolahan tanah yang efektif, efisien, dan memperhatikan daya dukung lingkungan disekitarnya.

2. Irigasi - Mengoptimalkan fungsi dan kinerja HIPPA dalam rangka mengelola sumberdaya air sebagai irigasi lahan pertanian.

3. Pemasaran - Pembangunan sarana pemasaran komoditas pertanian yang berorientasi pada pengembangan komoditas pertanian (Pasar Agribis).

- Strategi pemasaran berdasarkan rotasi tanaman untuk menghindari turunnya harga komoditas.

Sumber : Rencana

5.7.3. Rencana Sub Sistem Pasca Produksi

Pengembangan agribis pada sub sistem pasca produksi merupakan kegiatan pengolahan hasil pertanian. Rencana yang dikembangkan adalah pengembangan industri kecil, pengadaan teknologi, strategi pemasaran hasil

100 | Penguatan Klaster Industri Agrowisata Kabupaten Malang

produksi, serta peningkatan sumberdaya masyarakat dalam mengolah hasil pertanian.

Pengembangan industri kecil yang mengolah hasil produksi pertanian khususnya hortikultura yang berupa sayuran dan buah-buahan dimulai dari beberapa wilayah desa yang akan dijadikan inti (core), yang diharapkan akan berkembang pada wilayah lain disekitarnya (cluster). Dari beberapa cluster akan membentuk inti baru yang dapat mengembangkan wilayah disekitarnya dan seterusnya, sehingga akan terbentuk kawasan industri kecil.

Untuk mendukung berkembangnya industri kecil perlu diupayakan pengadaan teknologi pengolahan hasil pertanian yang tepat guna dan mempunyai efisiensi yang besar, sehingga diharapkan akan meningkatkan kualiotas dan kuantitas hasil industri kecil.

Dalam pengembangan industri kecil perlu didukung dengan pemasaran dan permodalan. Strategi pemasaran dapat dibentuk melalui jaringan pemasaran baru atau mengikuti pola jaringan pemasaran yang telah ada. Permodalan perlu diupayakan dalam rangka pengembangan industri kecil.

Tabel 5.7. Rencana Pengembangan Agribis Sub Sistem Pasca Produksi di Kecamatan Poncokusumo

No Aspek Rencana

1 Pengembangan

Industri Kecil pengolah hasil pertanian

- Pengembangan industri kecil pengolah hasil produksi pertanian, khususnya hortikultura (sayuran, buah-buahan).

- Pengadaan teknologi pengolahan hasil pertanian.

- Pengadaan permodalan yang lunak dan ringan dalam rangka mengembangkan industri kecil. - Strategi pemasaran hasil industri kecil yang

tepat melalui pembentukan jaringan pemasaran. - Peningkatan sumberdaya masyarakat dalam

mengolah hasil pertanian.

Sumber : Rencana

5.7.4. Rencana Sub Sistem Penunjang

Pengembangan subsistem usaha penunjang adalah bagian akhir yang merupakan subsistem jasa bagi subsistem agribisnis hulu, subsistem usahatani dan subsistem agribisnis hilir yang meliputi : penelitian dan pengembangan, perkreditan dan asuransi, transportasi dan dukungan kebijaksanaan pemerintah

101 | Penguatan Klaster Industri Agrowisata Kabupaten Malang

(mikro ekonomi, tata ruang, makro ekonomi). Arahan perencanaan pengembangan sub sistem penunjang seperti berikut :

Tabel 5.8. Rencana Pengembangan Agribis Sub Sistem Pendukung di Kecamatan Poncokusumo

No Aspek Rencana

1 Informasi - Perencanaan pusat informasi agribisnis dan pariwisata (tourism information)

2 Kredit - Penyiapan lembaga keuangan yang membantu permodalan bagi masyarakat petani dan bagi pengembangan industri kecil (KUD, KSP, dll) - Permodalan bagi petani dan masyarakat dengan

sistem ringan dan lunak. 3 Kebijakan pemerintah

kota

- Rencana makro pengembangan agribis

- Dukungan Pemerintah dalam mencari investor baik yang berskala nasional maupun investor asing khususnya untuk pengembangan potensi pertanian dan agribisnis, sehingga bisa meningkatkan perekonomian dan pendapatan daerah.

4 Pendidikan, pelatihan - Pelatihan staf perintis, pembimbing, dan

pengawas pelaksanaan industri kecil pengolah hasil pertanian.

- Pelatihan pada masyarakat terkait dengan pengembangan industri kecil di kawasan agropolitan.

Sumber : Rencana