• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pengembangan Fasilitas Kebudayaan dan Rekreasi Sarana kebudayaan dan rekreasi merupakan bangunan yang dipergunakan

Pelayanan Umum

7.5.7 Rencana Pengembangan Fasilitas Kebudayaan dan Rekreasi Sarana kebudayaan dan rekreasi merupakan bangunan yang dipergunakan

untuk mewadahi berbagai kegiatan kebudayaan dan atau rekreasi, seperti gedung pertemuan, gedung serba guna, bioskop, gedung kesenian, dan lain-lain. Bangunan dapat sekaligus berfungsi sebagai bangunan sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sehingga penggunaan dan pengelolaan bangunan ini dapat berintegrasi menurut kepentingannya pada waktu-waktu yang berbeda.

Penetapan jenis atau macam sarana kebudayaan dan rekreasi pada suatu daerah sangat tergantung pada kondisi setempat area tersebut, yaitu menyangkut faktor-faktor:

Hal VII-44 1. Tata kehidupan penduduknya.

2. Struktur sosial penduduknya.

Menurut lingkup pelayanannya, jenis sarana kebudayaan dan rekreasi meliputi: 1. Balai warga/balai pertemuan (skala pelayanan unit RW ≈ 2.500 penduduk) 2. Balai serbaguna (skala pelayanan unit Desa ≈ 30.000 penduduk)

3. Gedung pertemuan/gedung serbaguna (skala pelayanan unit kecamatan ≈ 120.000 penduduk)

4. Bioskop (skala pelayanan unit kecamatan ≈ 120.000 penduduk)

Sarana kebudayaan dan rekreasi di Kota Tidore Kepulauan masih menggunakan sarana pemerintahan seperti balai pertemuan di Kantor Kepala Desa. Balai pertemuan tersebut berfungsi sebagai balai serbaguna. Sehingga rencana peningkatan sarana kebudayaan dan rekreasi antara lain:

1. Merawat fasilitas kebudayaan dan rekreasi yang telah ada bersama dengan masyarakat sekitar. Pelibatan partisipasi masyarakat dari berbagai elemen LSM, komunitas setempat, swasta.

2. Membuat tambahan fasilitas rekreasi baru yang dapat diintegrasikan dengan fasilitas eksisting.

3. Meningkatkan fasilitas disekitar tempat rekreasi seperti fasilitas persampahan, parkir, taman, penerangan dan lainnya.

4. Memperbaiki balai pertemuan yang ada di setiap kantor masing-masing desa. 5. Dengan adanya Upacara Adat Lufu Kie, Legu Gam dan Dabus di Pulau Tidore

sebagai obyek wisata seni dan budaya, maka direncanakan dibangun gedung serbaguna sebagai gedung kesenian dan pusat informasi kebudayaan di Pulau Tidore.

Gambar 7. 30 Contoh Gedung Pertemuan Sebagai Gedung Kesenian dan Pusat Informasi Kebudayaan

Hal VII-45

7.5.8 Rencana Pengembangan Lokasi Pariwisata

Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional maupun global. Untuk Kota Tidore Kepulauan, fasilitas rekreasi untuk sekarang ini masih berada satu lokasi dalam tempat wisata setempat seperti pantai , dan lainnya. Sebagai salah satu lokasi pariwisata nasional, tempat rekreasi di Kota Tidore Kepulauan sudah memenuhi standar nasional. Namun keberadaan fasilitas rekreasi yang ada sekarang ini belum mampu mengangkat Kota Tidore Kepulauan secara keseluruhan. Berdasarkan data primer, diketahui bahwa di desa-desa Kota Tidore Kepulauan terdapat lokasi-lokasi yang mempunyai potensi sebagai lokasi wisata alternatif selain wisata budaya.

Obyek wisata unggulan yang dijadikan sebagai integrated tourism antara lain:

1. Obyek wisata tirta, terdiri dari: Kawasan wisata Pulau Mare, Pulau Maitara dan gugusan Pulau Woda yang dapat dijadikan sebagai kawasan wisata global skala Provinsi Maluku Utara dengan keunikan dan daya tarik yang beragam, pantai Rum, Cobo, Taman Cobo, Pantai Gamgau, dan Pantai Tugulufa.

2. Obyek wisata alam, terdiri dari: Kawasan wisata Gurua Marasai di Kelurahan Guraping Kota Sofifi dan Air Terjun Luku Celeng di Desa Kalaodi, Kecamatan Tidore.

3. Obyek wisata sejarah, terdiri dari: Kedaton Sultan, Masjid Sultan, Dermaga Sultan, Museum Malige Sonyine, Makam Sultan Nuku, Makam Sultan Djamaluddin, Makam Habib Umar Al’Faroek Rahmatullah dan Benteng Tahula. Obyek wisata ini dapat dijadikan sebagai obyek wisata sejarah dan wisata ziarah. 4. Obyek wisata seni dan budaya, terdiri dari: Upacara Adat Lufu Kie dan Legu Gam

serta Dabus.

Hal VII-46

Gambar 7. 41 Obyek Wisata Bahari Kota Tidore Kepulauan Rencana pengembangan pariwisata Kota Tidore Kepulauan:

1. Pengembangan kawasan pariwisata di Kota Tidore Kepulauan dilakukan secara

integrated dengan pengembangan dikhususkan pada obyek wisata unggulan

Kota Tidore Kepulauan

2. Membentuk Badan Promosi Pariwisata Daerah.

Badan promosi pariwisata daerah Kota Tidore Kepulauan berkedudukan di ibukota Tidore Kepulauan (Soasio). Badan tersebut merupakan badan swasta yang berdiri sendiri dan saling melakukan koordinasi dengan Badan Promosi Pariwisata Indonesia.

3. Mendukung pengembangan dunia usaha pariwisata dengan membentuk Gabungan Industri Pariwisata Daerah yang terdiri dari pengusaha pariwisata, asosiasi usaha pariwisata, asosiasi profesi dan asosiasi lain yang terkait dengan pariwisata.

Rencana pengembangan fasilitas pendukung pariwisata

1. Lokasi wisata dilengkapi dengan fasilitas penerangan, tempat sampah, taman, parkir, wc umum.

2. Membangun dan melestarikan fasilitas camping ground, pembuatan pos-pos pendakian untuk pengembangan wisata alam.

3. Membangun taman wisata bunga dan fasilitas taman bermain sebagai perluasan wisata alam dan budaya di Gurabunga.

4. Pembangunan port marina pada pulau-pulau kecil sebagai pengembangan fasilitas pada wisata bahari.

5. Banyaknya wisata bahari, maka perlu adanya pembangunan early warning

system untuk bencana tsunami dan area evakuasi.

6. Pengembangan wisata yang berorientasi pada integrated tourism maka perlu ditunjang dengan sarana transportasi baik darat dan laut yang terpadu yang menghubungkan ODTW di Kota Tidore Kepulauan secara keseluruhan.

Hal VII-47 7. Merangsang dan mengontrol berdirinya tempat penginapan yang berkualitas. 8. Perbaikan dan pembangunan museum serta menyediakan fasilitas penunjang

seperti loket, wc umum, taman, penerangan dan parkir.

Gambar 7. 52 Contoh Taman Bunga yang Dapat Dikembangkan di Gurabunga

Hal VII-48

Hal VII-49

7.6 Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Kota Tidore Kepulauan merupakan bagian dari gugusan pulau di Kepulauan Maluku. Sarana perhubungan yang telah ada di Kota Tidore Kepulauan antara lain perhubungan darat dan perhubungan laut. Baik perhubungan darat maupun perhubungan laut sangat berperan penting dalam bidang ekonomi, budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta untuk kemakmuran rakyat. Hal tersebut dikarenakan dengan perhubungan yang baik maka dapat meningkatkan mobilitas penduduk antar wilayah untuk dapat mengakses suatu layanan tertentu. Selain itu, perhubungan tersebut dapat berperan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa.

7.6.1 Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Darat

Dokumen terkait