• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pola Ruang Kawasan Budi Daya, yang mencakup:

Dalam dokumen Buku Rencana RTRW Kab. Labuhanbatu.pdf (Halaman 97-103)

RENCANA POLA RUANG

4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budi Daya, yang mencakup:

1. Kawasan hutan produksi, yang meliputi hutan produksi dan hutan produksi terbatas

2. Kawasan peruntukan pertanian, yang meliputi kawasan Peruntukan pertanian lahan basah dan Peruntukan pertanian lahan kering;

3. Kawasan peruntukan perkebunan, yang meliputi kawasan Perkebunan Kelapa Sawit dan Perkebunan Karet;

4. Kawasan peruntukan perikanan, yang meliputi kawasan Minapolitan 5. Kawasan peruntukan industri;

6. Kawasan peruntukan permukiman, yang meliputi kawasan Permukiman Perdesaan dan Permukiman Perkotaan; dan

7. Kawasan Peruntukan Lainnya, yaitu Kawasan Bandara.

4.1.1 Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air pencegahan banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah.

Kriteria kawasan lindung adalah :

 Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi nilai skor lebih dari 175 menurut SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980

 Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan rata-rata lebih besar dari 45% atau lebih dan/atau

 Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan laut 2.000 m atau lebih.

 Kawasan yang mempunyai jenis tanah sangat peka terhadap erosi, yaitu jenis tanah dengan nilai 5 (regosol, litosol, organosol, dan rezina) dan kelas lereng lebih besar dari 15%

 Guna keperluan khusus ditetapkan oleh menteri sebagai hutan lindung.

Berdasarkan kriteria tersebut maka ditetapkan kawasan hutan lindung di Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan SK. 44 / Menhut – II / 2005 dengan luas total kurang lebih 26.488 Ha. Kawasan hutan lindung tersebar di Kecamatan Panai

Hilir, Kecamatan Panai Tengah, Kecamatan Bilah Barat, Kecamatan Bilah Hulu, Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan Rantau Selatan. Untuk lebih jelasnya lihat pada Tabel 4.3 dan Peta 4.2.

Tabel 4.3

Luasan Hutan Lindung Di Kabupaten Labuhanbatu Berdasarkan Rekomendasi Tim Terpadu Perubahan RTRW Provinsi Sumatera Utara

No Kecamatan Luas (Ha)

1 Bilah Barat 5.744,00 2 Panai Hilir 5.080,90 3 Panai Tengah 2.683,70 4 Rantau Selatan 2.269,70 5 Rantau Utara 846,70 Jumlah 16.625,00

4.1.2 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Kawasan Resapan Air

Sesuai hasil analisis, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya di Kabupaten Labuhanbatu hanya meliputi kawasan resapan air. Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna sebagai sumber air. Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran.

Berdasarkan kriteria tersebut maka ditetapkan kawasan resapan air di Kabupaten Labuhanbatu dengan luas total kurang lebih 3.245,10 Ha (Tabel

4.4). Kawasan resapan air berada di Kecamatan Panai Hulu, Kecamatan Bilah

Hilir, Kecamatan Pangkatan, dan Kecamatan Panai Tengah. Untuk lebih jelasnya lihat pada Peta 4.2.

Tabel 4.4

Luasan Resapan Air Di Kabupaten Labuhanbatu

No Kecamatan Luas (Ha)

1 Bilah Hilir 487,50

2 Panai Hulu 337,40

3 Panai Tengah 356,60 4 Pangkatan 2.063,60

Jumlah 3.245,10

Sumber: Perhitungan Peta Rencana Pola Ruang

4.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat

Sempadan Pantai

Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang menggangu kelestarian fungsi pantai. Kriteria sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. ‘

Adapun sempadan pantai yang berada di wilayah kabupaten Labuhanbatu seluas total kurang lebih 508,80 Ha, yang tersebar di Kecamatan Panai Hilir dengan luas kurang lebih 507,60 Ha, dan di Kecamatan Panai Tengah seluas kurang lebih 1,20 Ha.

Sempadan Sungai

Sesuai hasil analisis, kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Labuhanbatu hanya meliputi kawasan sempadan sungai. Kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan-sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengamankan aliran sungai. Kriteria sempadan sungai adalah:

o Sekurang-kurangnya 100 meter kiri-kanan sungai besar dan 50 meter di kiri-kanan sungai kecil yang berada di luar permukiman;

o Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 meter

o Untuk kawasan perkotaan, sempadan sungai disesuiakan dengan peraturan mengenai sempadan sungai, yaitu Permen PU No.63/PRT/1993, yaitu :

 Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan;

 Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (duapuluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (limabelas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan;

 Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 (duapuluh) meter, garis sempadan sungai sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Kawasan perkotaan yang dimaksud adalah kawasan perkotaan Rantauprapat yaitu dilalui oleh Sungai Bilah.

Sempadan sungai di wilayah Kabupaten Labuhanbatu tersebar di seluruh wilayah kabupaten, untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Luasan Sempadan Sungai Di Kabupaten Labuhanbatu

No Kecamatan Luas (Ha)

1 Bilah Barat 770,80 2 Bilah Hilir 406,70 3 Bilah Hulu 212,30 4 Panai Hilir 123,70 5 Panai Hulu 261,80 6 Panai Tengah 573,10 7 Pangkatan 710,10 8 Rantau Selatan 3,20 9 Rantau Utara 150,70 Jumlah 3.212,60

4.1.4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Sebagaimana telah disebutkan dalam Rencana Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 – 2031 bahwasanya bagian dari Kabupaten Labuhanbatu yang termasuk pada kawasan ini berupa kawasan pantai berhutan bakau atau hutan mangrove, yang terletak membentang ke daerah selatan pantai Kabupaten Labuhanbatu.

Kawasan Suakan Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tabel 4.6

Kriteria Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya JENIS KAWASAN DEFINISI TUJUAN PERLINDUNGAN KRITERIA Kawasan Suaka Alam

Kawasan suaka alam adalah kawasan yang mewakili ekosistem khas yang merupakan habitat alami yang memberikan perlindungan bagi perkembangan flora dan fauna yang khas dan beraneka ragam

Melindungi keanekaragaman biota jenis-jenis ekosistem, segala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya

Kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan satwa dan daerah pengungsian satwa. Kriteria untuk kawasan suaka alam mengacu pada SK Menteri Pertanian No. 681/Kpts/Um/8/1981. Pantai

Berhutan Bakau

Pantai berhutan bakau adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan

Melestarikan keberadaan hutan bakau sebagai

pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembang biaknya berbagai biota laut, di samping sebagai pelindung pantai dari pengikisan air laut serta sebagai pelindung usaha budidaya yang akan datang

Minimal 130 kali rata-rata tunggang air pasang tertinggi tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat. Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan taman Wisata alam

Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan,

pariwisata, rekreasi dan

Pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya juga perlindungan dari pencemaran.

Kawasan berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki flora dan fuana yang beraneka ragam, memiliki arsitektur bentang alam yang baik untuk keperluan

JENIS

KAWASAN DEFINISI

TUJUAN

PERLINDUNGAN KRITERIA

pendidikan. Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan,

kebudayaan, pariwisata dan rekreasi

Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam di darat maupun di laut yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pegetahuan Melindungi kekayaan budaya bangsa berupa

peninggalan-peninggalan sejarah, bangunan arkeologi dan monumen nasional dan keragaman bentuk geologi yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah tempat ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi dan sebagai tempat serta ruang di sekitar situs purbakala dan kawasan yang memiliki bentukan geologi alami yang khas berada.

Tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Kriteria kawasan cagar budaya mengacu pada Monumentum

Ordonantie Staatblad 1931 No. 238,

sementara kriteria yang lengkap belum ada. Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menetapkan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang dilindungi di daerahnya. Sumber : UU Nomor 26 Tahun 2007, PP Nomor 26 Tahun 2008, dan Keppres Nomor 32

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya di wilayah Kabupaten Labuhanbatu berupa hutan bakau dengan luas total kurang lebih 328,20 Ha, yang berada di Kecamatan Panai Hilir seluas kurang lebih 302,80 Ha, dan Kecamatan Panai Tengah dengan luas kurang lebih 25,40 Ha.

4.1.5 Kawasan Rawan Bencana Alam

Dalam dokumen Buku Rencana RTRW Kab. Labuhanbatu.pdf (Halaman 97-103)