Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya di Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas :
a. Kawasan hutan lindung
Tujuan pemantapan kawasan hutan lindung adalah mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidro-orologi tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan air permukaan. Kawasan hutan lindung tersebar di seluruh kabupaten/kota dengan luasan totalnya 1.081.489 Ha.
b. Kawasan gambut
Keberadaan kawasan gambut hanyalah sebagian kecil yang terdapat pada Rawa Tinondo di Mowewe Kabupaten Kolaka dan Rawa Aopa Watumohai di Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan.
c. kawasan resapan air
Umumnya semua kawasan lindung di Provinsi Sulawesi Tenggara berfungsi juga sebagai kawasan resapan air. Namun secara khusus kawasan resapan air ditetapkan pada kawasan hutan konservasi seluas 282.924 ha yang tersebar di seluruh kabupaten/kota kecuali Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Wakatobi. 2. Kawasan Perlindungan Setempat
Rencana kawasan perlindungan setempat di Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas : 1. Sempadan pantai
Pemantapan sempadan pantai bertujuan untuk melindungi pantai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kelestarian fungsi pantai. Sempadan pantai direncanakan terletak di kawasan pantai sepanjang 4.199,18 kilometer yang ditetapkan dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai antara 100 meter sampai dengan 200 meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat. 2. Sempadan sungai
Pemantapan sempadan sungai bertujuan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Sempadan sungai direncanakan menyebar pada seluruh kabupaten dan kota dengan ketentuan :
a. sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang sudah ada hendaknya berjarak minimal 15 meter dari tepi sungai;
b. sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman terencana hendaknya berjarak antara 15 meter sampai dengan 25 meter dari tepi sungai; dan c. sempadan sungai di luar kawasan permukiman dan kawasan rawan banjir
hendaknya berjarak 50 meter dari tepi sungai.
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 669 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang perlu dilindungi melalui penetapan sempadan sungai yang sesuai dengan kondisi fisiknya masing-masing. DAS tersebut tersebar pada 9 Satuan Wilayah Pengelolaan DAS (SWP DAS) sebagai berikut:
a. SWP DAS Buton terletak di Pulau Buton yang meliputi wilayah administrasi Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Utara dan Muna;
b. SWP DAS Kabaena terletak di Pulau Kabaena yang meliputi wilayah administrasi Kabupaten Bombana dan Buton;
c. SWP DAS Konaweha Lasolo meliputi wilayah administrasi Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kota Kendari dan Prov. Sulawesi Tengah (1,65% dari luas wilayah Sulawesi Tenggara);
d. SWP DAS Muna terletak di Pulau Muna yang meliputi wilayah administrasi Kabupaten Buton dan Muna;
e. SWP DAS Pakue Tambuka tersebar di Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara;
f. SWP DAS Poleang Roraya tersebar di Kabupaten Bombana, Kolaka, Konawe, Konawe Selatan dan Kota Kendari;
g. SWP DAS Toari tersebar di Kabupaten Bombana, Kolaka dan Kolaka Utara; h. SWP DAS Wakatobi di Kabupaten Wakatobi; dan
i. SWP DAS Wawonii terletak di Pulau Wawonii Kabupaten Konawe. 3. Ruang Terbuka Hijau Kota
Ruang terbuka hijau kota merupakan lahan yang didominasi komunitas tumbuhan yang berada pada kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai paru-paru kota dan daerah resapan. Ruang terbuka hijau kota ditetapkan minimal 30% dari luas kawasan perkotaan yang terdiri dari ruang terbuka hijau publik minimal 20% dan ruang terbuka hijau privat minimal 10% berupa hutan kota, taman kota, zona penyangga (buffer zone), dan jalur hijau yang ditanam sepanjang jaringan jalan. Ruang terbuka hijau kota
direncanakan di Kota Kendari dan Kota Baubau serta tersebar pada tiap ibukota kabupaten dan kecamatan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Rencana Kawasan Budidaya
Rencana pengembangan kawasan budidaya di Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi : 1. Kawasan budidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait dengan wilayah
provinsi
Kawasan budidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait dengan wilayah provinsi adalah kawasan andalan dikarenakan kawasan budidaya tersebut memiliki nilai strategis nasional. Nilai strategis nasional meliputi kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.
Kawasan andalan terdiri atas kawasan andalan darat dan kawasan andalan laut. Kawasan andalan darat terdiri atas kawasan andalan berkembang dan kawasan andalan prospektif berkembang.
Rencana pengembangan kawasan budidaya provinsi merupakan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis provinsi. Kawasan budidaya tersebut terdiri atas kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman dan kawasan peruntukan lainnya. Lebih jelasnya mengenai rencana kawasan budidaya di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel
Rencana Kawasan Budidaya Di Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Kawasan Budidaya Luas (Ha)
1 Kawasan Budidaya Kehutanan 466,854
Hutan Produksi Terbatas 401,581
Hutan Produksi 93,571
Hutan Produksi yang dapat dikonversi 2 Kawasan Budidaya Non Kehutanan
Areal Penggunaan Lain (APL) 3 Perairan (Danau/Sungai)
Jumlah
Sumber : - Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 465/ Menhut- II/2011 - Hasil Rencana, Tahun 2011
Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Rencana kawasan peruntukan permukiman di Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas :
1. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan
Tujuan dari pengembangan kawasan permukiman kota adalah mengembangkan kawasan permukiman kota sebagai tempat pemusatan penduduk beserta pengembangan sarana- prasarana penunjangnya. Rencana kawasan peruntukan permukiman perkotaan meliputi pengembangan permukiman di kawasan perkotaan yang tersebar pada seluruh ibukota kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tenggara dan pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang terletak di :
a. Kota Kendari meliputi Rusunawa Kota Kendari dan Rusunawa di Universitas Haluoleo; b. Kota Baubau meliputi Rusunawa Wameo dan Rusunawa Sulaa; dan
c. Kabupaten Kolaka yaitu Rusunawa Kolaka. 2. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan
Tujuan dari pengembangan kawasan permukiman pedesaan adalah mengembangkan kawasan permukiman perdesaan yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian beserta pengembangan sarana-prasarana penunjangnya. Rencana kawasan peruntukan permukiman perdesaan berada diluar kawasan perkotaan yang tersebar pada seluruh kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Gambar :3.2. Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara