• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

Dalam dokumen BAB II. GAMBARAN UMUM INSTANSI (Halaman 9-91)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

1. Tugas

Dinas Pendidikan Kota Dumai mempunyai tugas melaksanakan kewenangan di bidang pendidikan dalam merumuskan kebijaksanaan, mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan program pendidikan dan tenaga kependidikan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota Dumai.

2. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagai mana tersebut di atas Dinas Pendidikan mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijaksanaan di bidang pendidikan;

2) Pembinaan dan pengendalian pendidikan pra sekolah dan luar sekolah;

3) Perencanaan, pengendalian, pembinaan, pengurusan dan pengawasan pendidikan dasar dan menengah;

4) Perencanaan, pengendalian, pembinaan, pengurusan, dan pengawasan manajemen pendidikan dasar dan menengah;

5) Perencanaan, pengendalian, pembinaan, pengurusan dan pengawasan tenaga kependidikan;

6) Pembinaan dan pengendalian kurikulum dan muatan lokal;

7) Pembinaan dan pengawasan teknis edukatif dan administratif kepada unsur terkait dengan bidang pendidikan;

8) Pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan ketatausahaan;

9) Perumusan Kebijakan peningkatan mutu pendidikan.

3. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Dinas Pendidikan Kota Dumai dimuat dalam Peraturan Walikota Dumai Nomor 16 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Pendidikan Kota Dumai. Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari:

1. Kepala Dinas;

2. Sekretaris;

3. Kepala Bidang Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah;

4. Kepala Bidang Pendidikan Pra Sekolah dan Luar Sekolah;

5. Kepala Bidang Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidkan.

Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan dibantu oleh Sekretariat dan Kepala Bidang. Kepala Bagian dan Kepala Bidang Dibantu oleh Kepala Subbagian dan Kepala Seksi. Yaitu :

1). Sekretaris dibantu oleh Kepala Subbagian terdiri dari : a. Kepala Sub Bagian Administrasi dan Umum;

b. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan.

c. Kepala Sub Bagian Kepegawaian.

2). Kepala Bidang Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dibantu oleh:

Kepala Seksi terdiri dari : a. Kepala Seksi Pendidikan Dasar;

b. Kepala Seksi Pendidikan Menengah Umum c. Kepala Seksi Pendidikan Menengah Kejuruan.

3). Kepala Bidang Pendidikan Pra Sekolah dan Luar Sekolah dibantu oleh Kepala Seksi terdiri dari :

a. Kepala Seksi Pendidikan Pra Sekolah;

b. Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah.

4). Kepala Bidang Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan dibantu oleh Kepala Seksi terdiri dari :

4. Kepala Seksi Kurikulum;

5. Kepala Seksi Profesi dan Ketenagaan;

6. Kepala Seksi Diklat Tenaga Kependidikan.

2.2. Sumber Daya Dinas Pendidikan Kota Dumai

Dalam upaya akselerasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pendidikan Kota Dumai dibantu oleh 68 personel. Dengan kualifikasi pendidikan, S-2 sebanyak 7 orang, S-1 sebanyak 41 orang, D-III sebanyak 6 orang, D-II sebanyak 10 orang , D-I sebanyak 1 orang, SMA sebanyak 28 orang, dan SMP sebanyak 1 orang. Komposisi PNS menurut Pangkat dan Golongan dapat dilihat pada tabel di bawah.

Jumlah PNS Menurut Pangkat dan Golongan Pada Dinas Pendidikan Kota Dumai

No. PANGKAT GOL. RUANG JUMLAH (ORANG)

1 2 3 4

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan Kota Dumai

Dalam penyusunan rencana lima tahun ke depan perlu dilihat kondisi pendidikan yang sudah dicapai selama lima tahun terakhir. Oleh karena itu berikut dijabarkan kondisi pendidikan Kota Dumai berdasarkan aspek-aspek yakni kondisi akses; mutu, relevansi, dan daya saing; dan tata kelola dan good governance.

Setelah itu kondisi masing-masing jenjang pendidikan juga akan dipaparkan berdasarkan aspek-aspek sebagai mana disebutkan di atas. Hal ini penting

untuk dapat melihat kondisi pendidikan secara lebih jelas di masing-masing jenjang pendidikan tersebut.

2.3.1. Akses Pendidikan di Kota Dumai

Ketersediaan akses pendidikan ditunjukkan dengan keberadaan lembaga pendidikan formal dan non formal di Kota Dumai. Dari tabel di bawah terlihat persebaran sekolah negeri dan swasta (TK dan SD) berdasarkan kecamatan, sebagai berikut :

NO KECAMATAN

TK / R.A SD / MI

NEGERI SWASTA JUMLAH NEGERI SWASTA JUMLAH

1 Bukit Kapur 0 4 4 14 3 17

2 Dumai Barat 0 21 21 18 6 24

3 Dumai Timur 1 19 20 27 6 33

4 Medang Kampai 1 1 2 7 - 7

5 Sungai Sembilan 0 5 5 16 2 18

JUMLAH 2 50 52 82 17 99

Sedangkan persebaran satuan pendidikan pada tingkatan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK di Kota Dumai (per kecamatan) dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini :

NO KECAMATAN SMP / MTS MA / SMA / SMK

NEGERI SWASTA JUMLAH NEGERI SWASTA JUMLAH

1 Bukit Kapur 6 5 11 2 3 5

2 Dumai Barat 4 8 12 5 8 13

3 Dumai Timur 5 11 16 1 5 6

4 Medang Kampai 2 1 3 1 - 1

5 Sungai Sembilan 3 2 5 2 1 3

JUMLAH 20 27 47 11 17 28

Ketersediaan sarana belajar/ pendidikan berupa lembaga satuan pendidikan di tiap kecamatan sebagaimana table di atas juga dapat menggambarkan persebaran siswa per jenjang pendidikan per kecamatan. Tabel di bawah ini menunjukan persebaran

siswa di masing-masing kecamatan tersebut khususnya pada jenjang pendidikan TK/RA dan SD/MI:

NO KECAMATAN

TK / R.A SD / MI

NEGERI SWASTA JUMLAH NEGERI SWASTA JUMLAH

1 Bukit Kapur - 300 300 4165 275 4440

2 Dumai Barat - 1511 1511 7987 1348 9335

3 Dumai Timur 139 1390 1529 11405 2509 13914

4 Medang Kampai 49 54 103 1235 - 1235

5 Sungai Sembilan 135 135 3309 36 3345

JUMLAH 188 3390 3578 28101 4168 32269

Sedangkan persebaran siswa pada tahun 2010 berdasarkan jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK di Kota Dumai (per kecamatan) dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini :

NO KECAMATAN

SMP / MTS SMA/MA/SMK

NEGERI SWASTA JUMLAH NEGERI SWASTA JUMLAH

1 Bukit Kapur 931 716 1647 596 83 679

2 Dumai Barat 5,171 2,461 7632 3527 3107 6634

3 Dumai Timur 3,041 4,609 7650 979 1343 2322

4 Medang Kampai 244 134 378 289 - 289

5 Sungai Sembilan 256 874 1130 427 123 550

JUMLAH 9,643 8,794 18,437 5818 4656 10,474

Dapat kita lihat bahwa pada tingkat pendidikan SD dengan jumlah murid lebih banyak berada di Kecamatan Dumai Timur dan Kecamatan Dumai Barat. Di samping

swasta. Hal ini menunjukan tingginya partisipasi pihak swasta dalam pengelolaan pendidikan di Kota Dumai.

Untuk lebih jelasnya menggambarkan kondisi ketersediaan akses pendidikan di Kota Dumai, berikuti dipaparkan beberapa indikator akses pendidikan seperti angka partisipasi kasar (APK), rasio ruang kelas per siswa, dan rasio rombongan belajar per siswa.

1. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka partisipasi kasar (APK) adalah perbandingan antara penduduk usia sekolah di daerah tertentu dengan jumlah siswa usia sekolah yang tertampung di sekolah.

Berdasarkan database SIAK Kota Dumai penduduk usia 4-6 tahun di Kota Dumai saat ini berjumlah 15.165 jiwa, sedangkan jumlah siswa TK se-Kota Dumai saat ini berjumlah 3.565 orang. Dengan demikian APK TK Kota Dumai adalah 23,51 %.

Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Dumai sebenarnya cukup cepat. Tahun 2006 tercatat ada 31 TK di Kota Dumai, dan pada tahun 2010 angka itu bertambah menjadi 52 TK/RA. Namun kalau kita lihat APK TK/RA, jumlah usia sekolah 4-6 tahun yang bersekolah di TK/RA masih sedikit yakni 24 %. Hal ini selain masih kurangnya orang tua yang menyekolahkan anaknya di TK/RA juga karena sebagian orang tua memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan agama seperti TPA/MDA yang dianggap sejajar dengan PAUD/TK/RA.

Pertumbuhan jumlah sekolah TK/RA mayoritas digerakkan oleh sektor swasta yang mana sekolah-sekolah tersebut memiliki daya tampung yang masih cukup terbatas.

Jumlah TK Negeri di Kota Dumai saat ini hanya 2 (dua) sekolah yakni di Kecamatan Dumai Timur dan Medang Kampai. Diharapkan ke depan Kota Dumai memiliki TK Negeri minimal 1 (satu) per kecamatannya, sehingga masih dibutuhkan pembangunan sekolah baru di Kecamatan Dumai Barat, Bukit Kapur, dan Medang Kampai. Dengan demikian diharapkan kehadiran TK Negeri tersebut dapat berfungsi sebagai pembina TK swasta yang ada di kecamatan masing-masing.

Oleh karena itu untuk meningkatkan akses pendidikan PAUD Formal (TK/RA) yang dilakukan ke depan adalah dengan mencanangkan pembangunan TK Negeri di setiap kecamatan yang belum memiliki TK Negeri yakni kecamatan Dumai Barat, Bukit Kapur, dan Sungai Sembilan. Diharapkan dalam 5 tahun ke depan hal tersebut telah terwujud baik melalui APBD Kota Dumai, Provinsi, dan Pusat.

Pada jenjang pendidikan tingkat SD/MI, jumlah penduduk usia sekolah 7-12 tahun di Kota Dumai saat ini 28.610 jiwa. Sedangkan jumlah siswa SD/MI se-Kota Dumai 32.034 orang. Dengan demikian APK tingkat SD/MI adalah 112 %. Untuk tingkat SMP/MTs, jumlah penduduk usia sekolah 13-15 tahun di Kota Dumai adalah 13.562 jiwa, sedangkan jumlah siswa tingkat SMP/MTs 14.459 orang. dengan demikian APK SMP/MTs Kota Dumai adalah 108 %.

Jika dilihat dari APK tingkat SD/MI dan SMP/MTs secara umum memang dapat dikatakan bahwa Kota Dumai telah berhasil dalam menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Namun jika kita lihat APK per kecamatan maka terdapat disparitas yang cukup siqnifikan antar kecamatan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

APK SD/MI DAN SMP/MTs PER KECAMATAN

No Kecamatan

SD/MI SMP/MTs

Pddk Usia

6-12 thn Siswa APK Pddk Usia

12-15 thn Siswa APK

1 Dumai Timur 11.527 13.971 103,85 5.086 3.564 70,10

2 Dumai Barat 10.921 10.088 92,37 5.078 7.695 151,54

3 Bukit Kapur 5.394 5.224 96,85 2.035 1.592 78,22

4 Sungai Sembilan 3.861 3.823 99,02 1.729 1.135 65,64

5 Medang Kampai 1.179 1.372 116,37 561 483 86,01

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa aktifitas pendidikan dasar tingkat SD/MI di Kota Dumai terkonsentrasi pada Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur, sedangkan untuk tingkat SMP/MTs banyak terkonsentrasi di Kecamatan Dumai Barat.

Hal ini dikarenakan persebaran sekolah SMP/MTs yang lebih banyak berada di Dumai Barat sehingga penduduk usia sekolah dari kecamatan lain bersekolah di Dumai Barat. Oleh karena itu kecamatan lainnya terutama Sungai Sembilan masih membutuhkan perluasan akses pendidikan dasar seperti pembangunan unit sekolah baru dan penambahan ruang kelas.

Oleh karena itu untuk mengatasi masalah akses pendidikan dasar tersebut yang akan dilakukan dalam 5 tahun ke depan adalah sebagai berikut :

1. Membangun unit sekolah baru di wilayah pinggir kota Dumai dengan tujuan agar konsentrasi sekolah-sekolah di pusat kota bisa dipecah.

2. Pemerataan fasilitas dan mutu pendidikan dengan meningkatan kapasitas sekolah-sekolah potensial. Misalnya memfokuskan peningkatan mutu di beberapa SMP seperti SMPN 11, SMPN 12, SMPN 13, SMPN 14, dan SMPN 15.

3. Melakukan revitalisasi bangunan sekolah di wilayah padat penduduk seperti di Jayamukti, Pangkalan Sesai, Bintan, Sukajadi, Tanjung Palas, Dumai Kota, Buluh Kasap, dan Teluk Binjai.

4. Menambah ruang kelas di sekolah-sekolah yang lahannya masih cukup, dengan memperhatikan standar maksimal rombongan belajar dan kapasitas kelas.

Dalam beberapa tahun terakhir APK Pendidikan Kota Dumai dari tahun ke tahun mengalami peningkatan pada semua jenjang pendidikan (SD, SMP, dan SMA). Hal ini disebabkan jumlah siswa lebih banyak dibandingkan dengan usia wajar penduduk.

Sedangkan pertambahan APK SD, SMP, dan SMA selama 5 tahun sebesar 11,99 %, 6,42%, dan 14,18

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Tahun 2004 - 2009

JENJANG 2004 2005 2006 2007 2008 2009

SD 97,56 99,89 102,53 109,99 111,82 112,01

SMP 92,51 94,23 98,65 102,78 105,12 107,53

SMA 78,60 79,89 80,12 80,39 82,34 82,96

Dengan mencermati data APM dan APK tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kota Dumai telah berhasil menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun sejak tahun ajaran 2008-2009.

Pada jenjang pendidikan sekolah menengah, jumlah penduduk usia sekolah 16-18 tahun di Kota Dumai berjumlah 13.851 jiwa, sedangkan siswa SMA/MA/SMK se-Kota Dumai berjumlah 11.701 orang. Dengan demikian APK SMA/MA/SMK Kota Dumai adalah 84,48 %. Dari APK tersebut tidak serta merta dapat disimpulkan bahwa masih banyak penduduk usia sekolah 16-18 tahun yang tidak tertampung di sekolah.

Hal ini dapat dibuktikan dengan angka putus sekolah (APS) tingkat SMA/MA/SMK yang rendah (0,1 %) dan angka melanjutkan (AM) dari SMP sederajat ke tingkat SMA sederajat yang cukup tinggi (105 %). APK tersebut lebih dikarenakan banyaknya siswa SMP sederajat Kota Dumai yang melanjutkan pendidikan ke luar

daerah dibandingkan jumlah siswa asal luar daerah yang melanjutkan pendidikan di Kota Dumai.

Namun dalam hal pemerataan akses pendidikan dapat dilihat dari persebaran pendidikan di tiap kecamatan sebagaimana tabel berikut.

APK SMA/MA/SMK PER KECAMATAN

No Kecamatan SMA Sederajat

Pddk Usia 16-18 thn Siswa APK

1 Dumai Timur 4.779 3.328 69,64

2 Dumai Barat 5.108 6.057 118,58

3 Bukit Kapur 1.940 1.159 59,74

4 Sungai Sembilan 1.759 872 49,57

5 Medang Kampai 509 285 55,99

Penumpukan siswa terutama terjadi di Kecamatan Dumai Timur dan Dumai Barat seperti di SMAN 1, SMAN 2, SMKN 1, SMKN 2, dan SMK Taruna Persada. Hal ini disebabkan karena peserta didik yang berasal dari Kecamatan Bukit Kapur, Sungai Sembilan, dan Medang Kampai memilih bersekolah di sekolah-sekolah di Kecamatan Dumai Barat. Pada sekolah-sekolah yang disebut di atas masih membutuhkan penambahan ruang kelas baru dan sarana lainnya.

Upaya yang dilakukan dalam 5 tahun ke depan dalam mengatasi masalah akses pendidikan menengah adalah :

1. Merencanakan pembangunan unit sekolah baru SMA/ SMK Negeri di Dumai Timur.

2. Memberikan beasiswa miskin secara bertahap sehingga mencapai pendidikan menengah yang murah dan terjangkau.

3. Mendorong dan memfasilitasi sekolah swasta agar meningkatkan mutunya sehingga membantu pemenuhan akses pendidikan menengah.

Jika dilihat dari indikator APK, jelaslah bahwa Kota Dumai sebenarnya sudah mencapai target wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dengan asumsi bahwa seluruh penduduk usia sekolah 7-12 tahun dan 13-15 tahun sudah terserap di dalam lembaga pendidikan formal satuan pendidikan (sekolah). Bahkan jika dilihat angkanya melebihi 100 % dapat diambil kesimpulan bahwa tidak hanya mereka yang terdaftar sebagai penduduk Kota Dumai saja yang mendapatkan fasilitas akses

pendidikan di Kota Dumai, melainkan kawasan yang masuk wilayah administrasi kabupaten-kabupaten tetangga seperti Bengkalis dan Rokan Hilir.

Namun terserapnya penduduk usia sekolah pendidikan dasar tersebut belum diikuti dengan efisiensi pendidikan berdarkan umur. Hal ini dapat dilihat dari angka partisipasi murni (APM). Jumlah penduduk usia sekolah 7-12 tahun di Kota Dumai saat ini sebanyak 28.645 jiwa. Jika dibandungkan dengan penduduk usia sekolah 7-12 tahun di Kota Dumai yang sebanyak 29.853 jiwa maka APM tingkat SD/MI sebesar 96 %. Untuk tingkat SMP/MTs, jumlah penduduk usia sekolah 13-15 tahun di Kota Dumai adalah 13.562 jiwa, sedangkan jumlah siswa berusia 13-15 tahun tingkat SMP/MTs sebesar 9.978 orang. Dengan demikian APM SMP/MTs Kota Dumai baru mencapai 75 %.

Belum tercapainya APM 100% disebabkan banyaknya penduduk yang masuk sekolah meskipun usianya belum mencukupi. Hal ini dapat dipandang bahwa antusiasme orang tua memasukkan anaknya sekolah sebelum mencapai usia menggambarkan kondisi ekonomi keluarga yang sudah baik, namun di sisi lain dapat juga dipandang sebagai inefesiensi dalam memaksimalkan perkembangan anak berdasarkan usianya.

Angka Partisipasi Murni Pendidikan Kota Dumai dari tahun 2005 sampai tahun 2009 mengalami peningkatan secara signifikan pada setiap jenjang pendidikan. Ini berarti persentase penduduk kelompok usia sekolah yang bersekolah dijenjang pendidikan tertentu cukup tinggi terutama pada jenjang SD dan SMA. Sedangkan APM SMP tahun 2009 mencapai 73,62 %. Hal ini disebabkan adanya jumlah anak yang bersekolah pada jenjang SMP di bawah kelompok usia Wajar (13-15 tahun).

Pertambahan APM SD, SMP, dan SMA selama 5 tahun sebesar 2,48 %, 2,3 %, dan 6,32 %.

Perkembangan Angka Partisipasi Murni Tahun 2005 – 2009

JENJANG 2005 2006 2007 2008 2009

SD 89,55 90,25 91,71 92,09 95,39

SMP 61,35 63,05 67,57 70,81 73,62

SMA 49,83 51,23 53,67 54,82 55,61

2. Rasio Siswa/Ruang Kelas/Rombongan Belajar

Untuk menjamin perluasan akses dapat diikuti dengan mutu pembelajaran, jumlah siswa per ruang kelasnya harus dibatasi sampai batas efektif seorang pendidik dapat memantau perkembangan setiap peserta didiknya. Untuk tingkat TK/RA jumlah ruang kelas di Kota Dumai saat ini berjumlah 140 unit sedangkan jumlah siswanya 3.565 orang. Maka rasio siswa per ruang kelas adalah 1 : 25.

Untuk tingkat SD sederajat jumlah ruang kelas yang tersedia di Kota Dumai adalah 847 unit dengan jumlah siswa sebanyak 34.478 orang. Dengan demikian rasio siswa per ruang kelas tingkat SD sederajat adalah 1 : 40. Jumlah ruang kelas tingkat SMP sederajat di Kota Dumai adalah 461 unit, sedangkan jumlah siswa sebanyak 14.459 orang. Dengan demikian rasio siswa per ruang kelas tingkat SMP sederajat adalah 1 : 32. Untuk tingkat SMA sederajat ruang kelas yang tersedia sebanyak 408, sedangkan jumlah siswa 11.701 orang. Maka rasio siswa per kelas tingkat SMA sederajat di Kota Dumai adalah 1 : 29.

Radio Jumlah Siswa/Kelas Tahun 2004 - 2009

JENJANG 2004 2005 2006 2007 2008 2009

SD 41 40 40 39 39 38

SMP 36 35 35 34 32 32

SMA 34 33 31 29 27 26

Dari data beberapa tahun terakhir di atas terlihat bahwa kita masih membutuhkan tambahan perluasan akses pendidikan khusunya untuk tingkat SD. Kenyataan ini semakin dikuatkan dengan melihat rasio siswa per kelas dan rasio ruang kelas berbanding rombongan belajar yang cukup tinggi. Untuk tingkat TK sederajat rasionya adalah 1 : 1,38. Untuk tingkat SD sederajat rasionya 1 : 1,67. Untuk tingkat SMP sederajat rasionya 1 : 1,14, dan untuk tingkat SMA sederajat rasionya 1 : 0,89.

Dapat dilihat bahwa rata-rata 1 (satu) unit ruang kelas (bangunan fisik) dipakai lebih dari 1 (satu) rombongan/ kelompok belajar, yang mana pada prakteknya hal ini disebut masih banyak sekolah yang menerapkan double shift (terutama SD dan SMP Negeri), sebagian kelas belajar sore, sehingga dipandang kurang efektif dalam mutu

Rasio Ruang Kelas/Rombel Tahun 2004 - 2009

JENJANG 2004 2005 2006 2007 2008 2009

SD 2,17 2,05 2,07 2,01 1,87 1,67

SMP 1,67 1,71 1,80 1,87 1,04 1,14

SMA 1,90 1,70 1,57 1,68 0,87 0,83

Selain hal di atas persoalan persebaran peserta didik yang terjadi adalah penumpukan pada sekolah negeri terutama di Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur. Hal ini terjadi karena memang tingkat kepadatan penduduk Kota Dumai juga terjadi di kecamatan yang disebut di atas.

Untuk mengatasinya selain dengan meningkatkan mutu pendidikan sekolah-sekolah di daerah pinggir kota dan sekolah-sekolah swasta, juga dengan membuka sekolah baru dan menambah ruang kelas sekolah-sekolah yang lahannya masih memungkinkan di kecamatan yang padat penduduknya.

2.3.2. Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan

Kualitas Pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dalam satu sistem dan saling berpengaruh. Mutu keluaran pendidikan dipengaruhi oleh mutu masukan, mutu proses, dan mutu keluaran.

Secara eksternal, komponen masukan pendidikan yang secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan meliputi: (I) ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan (kuantitas dan kualitas) maupun kesejahteraan pendidik; (2) prasarana dan sarana belajar yang tersedia dan didayagunakan; dan (3) pendanaan pendidikan yang memadai untuk menunjang mutu pembelajaran;

serta (4) proses pembelajaran efisien dan efektif.

1. Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan

Salah satu faktor terpenting dalam mempengaruhi kualitas pendidikan adalah ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan. Sampai dengan Tahun 2010 terdapat sekitar 3.443 guru dari jenjang pendidikan SD/MI hingga sekolah menengah/Tsanawiyah/Aliyah, baik pada sekolah negeri maupun swasta. Angka menunjukkan rasio guru terhadap siswa pada jenjang SD, SMP, dan SMA Tahun

2010 yaitu 1:17, 1:15, dan 1:10. Apabila dibandingkan dengan rasio guru terhadap siswa berdasarkan standar nasional pendidikan, maka jumlah guru pada jenjang tersebut sudah sangat mencukupi. Rasio ini tidak diikuti dengan pendayagunaan guru secara efisien. Beberapa faktor penyebab ketidakefisienan tersebut disebabkan adanya penumpukan guru di daerah perkotaan.

Masalah guru atau tenaga pendidik lainnya adalah masih terdapatnya kesenjangan guru dilihat dari keahlian atau latar belakang bidang keilmuannya. Guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya (mismatch) masih banyak terjadi pada jenjang SD, yang dalam hal ini erat kaitannya dengan kelayakan mengajar guru.

Proporsi guru yang berpendidikan di bawah kualifikasi minimal tersebut tentu tidak memadai jika pemerintah daerah ingin menyediakan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Untuk jenjang pendidikan SD menggunakan sistem guru kelas, SMP dan SMA yang menggunakan sistem guru mata pelajaran. Namun sebagaimana dipaparkan di atas banyak terjadi ketidaksesuaian anatara pelajaran yang diajarkan dengan latar belakang pendidikan guru tersebut. Hal ini perlu mendapat perhatian, khususnya dalam rekrutmen tenaga pendidik, penempatan, mutasi, dan pengendaliannya.

Tenaga fungsional lain (pengawas) di Dinas Pendidikan Kota Dumai masih banyak yang berpendidikan D2 dan D3. Padahal untuk melakukan supervisi dan pengawasan terhadap kinerja sekolah diperlukan tingkat kualifikasi tertentu. Karenanya diperlukan peningkatan kualifikasi pengawas sebagai profesi.

Masih rendahnya mutu dan relevansi pendidikan di Kota Dumai dipengaruhi oleh sejumlah faktor, diantaranya adalah masih banyaknya pendidik/kepala sekolah yang belum memenuhi kualifikasi.

Dalam memenuhi amanat UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pemerintah Kota Dumai menyadari bahwa ada banyak hal yang harus dibenahi. Hal ini terutama karena masih banyak sekali tenaga pendidik belum memiliki tingkat pendidikan setara S-1, sebagaimana tuntutan undang-undang.

Kondisi tenaga pendidik yang belum berpendidikan setara S-1 dikategorikan sebagai tenaga pendidik yang belum berwewenang mengajar, dengan rincian sebagai berikut:

Persentase guru layak mengajar ( S 1 ) Tahun 2004 – 2009

JENJANG 2004 2005 2006 2007 2008 2009

SD 12,21 12,54 14,48 15,48 17,17 18,74

SMP 56,69 56,69 58,85 59,65 60,65 62,04

SMA 70,42 71,12 71,65 72,25 72,55 73,31

Sebagaimana kita lihat pada tabel bahwa rata-rata jumlah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi baru mencapai 51,27%. Tentu saja masih banyak tenaga pendidik yang harus membenahi diri. Oleh karena itu untuk mempercepat pemenuhan tuntutan undang-undang, selain terbatasnya anggaran untuk menyekolahkan para guru, Dinas Pendidikan Kota Dumai berkoordinasi dengan Universitas Terbuka dan Universitas Riau sehingga dapat menambah akses bagi para guru dalam mencapai pendidikan setara sarjana.

Oleh karena itu sejak tahun 2007 sampai sekarang telah dilaksanakan program penyetaraan guru dengan memberikan bantuan pendidikan termasuk kerjasama dengan Universitas Riau (UR) dan Universitas Terbuka (UT) dalam meningkatkan kualifikasi pendidikan para guru. Salah satu yang penting bahwa syarat kualifikasi guru adalah berpendidikan strata satu (S-1). Oleh karena itu sejak tahun 2007 Pemerintah Kota Dumai telah memulai kerjasama dengan pihak Universitas Riau dalam membantu proses perkuliahan S-1 tersebut sebanyak 350 peserta yang biaya pendidikannya ditanggung oleh APBD Kota Dumai.

Dan untuk 5 (lima) tahun ke depan Pemerintah Kota Dumai harus semakin aktif dalam membuka akses dan memfasilitasi tenaga pendidik yang belum berpendidikan S-1 untuk mencapai kualifikasi tersebut. Hal ini dikarenakan dalam UU No. 34 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditargetkan setelah tahun 2015 seluruh tenaga pendidik di Indonesia harus sudah mencapai kualifikasi S-1. Oleh karena itu selain menganggarkan dukungan biaya pendidikan melalui APBD Kota Dumai, pemerintah harus aktif membangun kerjasama dan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau maupun pemerintah pusat.

Kualifikasi tenaga pendidik juga berdasarkan UU Guru dan Dosen telah dianggap sebagai profesi, sehingga tenaga pendidik harus memiliki sertifikasi profesionalisme.

Proses sertifikasi tersebut saat ini masih dikoordinir oleh pemerintah pusat termasuk quota setiap kabupaten/ kota setiap tahunnya.

Sampai dengan tahun 2010/2011 ini jumlah tenaga pendidik dan pengawas sekolah

Sampai dengan tahun 2010/2011 ini jumlah tenaga pendidik dan pengawas sekolah

Dalam dokumen BAB II. GAMBARAN UMUM INSTANSI (Halaman 9-91)

Dokumen terkait