• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PROGRAM

Dalam dokumen 3. Isi BAB I s.d BAB Penutup (Halaman 59-64)

DAN KEGIATAN

PRIORITAS DAERAH

DALAM PERUBAHAN

RKPD TAHUN 2015

3.1 Rencana Perubahan Kebijakan Umum Anggaran

Rencana Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2015 meliputi perubahan terhadap komponen pendapatan, belanja dan pembiayaan.

3.1.1 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah

Dengan melihat kondisi aktual kinerja ekonomi daerah dan nasional, serta memperhatikan realisasi APBD Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2015 dan evaluasi kinerja bidang pendapatan sampai dengan bulan Juni 2015, maka kebijakan pendapatan perubahan APBD Provinsi Papua Barat diarahkan sebagai berikut:

1. Pendapatan Asli Daerah yang dianggarkan dalam Perubahan APBD T.A 2015 mempertimbangkan:

a. Perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

b. Realisasi Pendapatan Asli Daerah sampai dengan semester I tahun 2015;

1. Penyesuaian dana perimbangan yang bersumber dari Pemerintah Pusat dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

3.1.2 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah

Sesuai hasil evaluasi pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015 sampai dengan bulan Juni 2015 serta memperhatikan sinkronisasi kebijakan belanja dari pemerintah pusat, maka kebijakan belanja perubahan APBD Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2015 diarahkan sebagai berikut:

3.1.2.1 Belanja Tidak Langsung

Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Belanja Pegawai

1) Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhatikan perubahan peraturan penggajian PNS dengan berdasar pada realisasi pembayaran gaji sampai bulan Juni 2014;

2) Tambahan penghasilan hanya diberikan kepada PNS/CPNSD dan direncanakan sesuai ketentuan dalam Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 25 Tahun 2014 tentang Standar Biaya Perjalanan Dinas, Eksploitasi Kendaraan, Tambahan

Penghasilan PNS, Honorer, Sewa Mobilitas Darat dan Konsumsi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua Barat.

3) Penganggaran belanja gaji, tunjangan dan biaya penunjang operasional Gubernur dan Wakil Gubernur berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000;

4) Penyediaan dana penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi PNSD yang dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggara Jaminan Kesehatan. Terkait dengan hal tersebut, penyediaan anggaran untuk pengembangan cakupan jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan dianggarkan dalam APBD, kecuali ditentukan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.

5) Penganggaran belanja uang representasi/tunjangan dan belanja penunjang komunikasi insentif Pimpinan dan Anggota DPRD serta penunjang operasional pimpinan DPRD berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 beserta perubahan-perubahannya serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007;

6) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi daerah mempedomani pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah.

b. Belanja Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan

1) Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD harus mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD;

2) Penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan.

Besaran penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban bantuan keuangan kepada partai politik berpedoman pada peraturan perundang-undangan di bidang bantuan keuangan kepada partai politik.

c. Belanja Bagi Hasil Pajak

Penganggaran dana bagi hasil pajak daerah yang bersumber dari pendapatan pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota harus mempedomani Undang-undang-undang Nomor 28 Tahun 2009. Tata cara pengganggaran dana bagi hasil tersebut harus memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah pada tahun anggaran 2015, sedangkan pelampauan target tahun anggaran 2014 yang belum direalisasikan kepada pemerintah kabupaten/kota ditampung dalam perubahan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015 atau dicantumkan dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015. d. Belanja Tidak Terduga

Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2014 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan

pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulan bencana alam dan bencana social, yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2015, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

3.1.2.2 Belanja Langsung

Penyesuaian alokasi belanja Program/kegiatan yang bersumber dari pemerintah pusat; a. Penyesuaian sasaran Program/kegiatan memperhatikan dinamika permasalahan

yang timbul di masyarakat.

b. Rencana anggaran atas kegiatan-kegiatan yang waktu pelaksanaannya baik secara administratif maupun fisik tidak dapat diselesaikan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2015 dihindari, dan direncanakan dalam APBD Tahun Anggaran berikutnya;

c. Kegiatan-kegiatan yang bersifat pembangunan fisik (kontruksi) memperhatikan batas waktu penyelesaian sampai dengan batas akhir pembayaran pekerjaan pada minggu kedua bulan Desember 2015 dan tidak dapat diluncurkan pada tahun anggaran berikutnya, kecuali mengalami force majeur.

d. Belanja pegawai

1) Pemberian honorarium bagi pegawai dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan dibatasi dengan mempertimbangkan asas efisiensi, kepatutan dan kewajaran serta pemerataan penerimaan penghasilan, yang besarnya mengacu pada standarisasi satuan harga tahun 2015.

2) Upah/honor THL dihitung sesuai ketentuan tentang pedoman pemberian upah bagi tenaga honorer daerah/THL dan penetapan upah bagi tenaga honorer daerah dan pekerja harian lepas di jajaran Pemerintah Provinsi Papua Barat Tahun 2015.

f. Belanja Barang dan Jasa

1) Belanja barang dan jasa di setiap SKPD digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan tidak menambah nilai aset/modal, termasuk belanja pemeliharaan.

2) Dalam perubahan APBD, anggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan riil dan dikurangi dengan sisa barang persediaan tahun anggaran 2015. 3) Penganggaran belanja perjalanan dinas daerah, baik perjalanan dinas dalam

negeri maupun perjalanan dinas luar negeri dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi.

4) Belanja pemeliharaan aset barang, infrastruktur, kontruksi dianggarakan pada belanja barang dan jasa

5) Penganggaran belanja modal yang akan diserahkan kepemilikannya kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dialokasikan pada belanja barang dan jasa.

g. Belanja Modal

1) Belanja modal digunakan untuk menganggarkan pengadaan aset tetap berwujud, yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambah nilai aset/modal.

2) Biaya pendukung dalam rangka proses pengadaan belanja modal dikapitalisasi pada nilai belanja modal tersebut.

3) Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap adalah pengeluaran pengadaan baru dan penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi dan restorasi yang meliputi:

a) Pengeluaran untuk pengadaan per satuan peralatan dan mesin, dan alat olahraga yang sama dengan atau lebih dari Rp.1.000.000,-.

b) Pengeluaran untuk pembangunan gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari Rp. 10.000.000,-.

c) Nilai satuan minimum aset tetap dikecualikan terhadap pengeluaran untuk tanah, jalan/ irigasi/ jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

4) Penganggaran perubahan belanja modal memperhatikan skala prioritas kebutuhan dan jadwal waktu proses pengadaannya, mengingat perubahan APBD mempunyai durasi waktu efektif pelaksanaan hanya 3 bulan

5) Pengadaan kendaraan dinas sebagai pendukung mobilitas kerja bagi SKPD 3.1.3 Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah

Realisasi APBD Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2015 dan evaluasi kinerja bidang pembiayaan sampai dengan bulan Juni 2015, maka kebijakan pendapatan perubahan APBD Provinsi Papua Barat diarahkan sebagai berikut :

1. Penerimaan Pembiayaan

Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SILPA) Tahun 2014 disesuaikan dengan hasil audit BPK atas Laporan Keuangan APBD Tahun Anggaran 2014.

2. Pengeluaran Pembiayaan

Penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha milik Negara/daerah dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan daerah tentang penyertaan modal. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan daerah penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak perlu diterbitkan peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang penyertaan modal.

Penambahan penyertaan modal kepada perusahaan daerah dialokasikan berpedoman pada peraturan daerah atau ketentuan lain yang mengatur mengenai penyertaan modal, untuk penguatan modal perusahaan daerah, khususnya PT. Padoma dan PT. Bank Papua.

3.2 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah dalam

Perubahan RKPD Tahun 2015

Belanja langsung pada program dan kegiatan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 yang diusulkan didalam perubahan didasarkan pada beberapa hal, sebagai berikut :

2. Penambahan/pengurangan TUK (berdasarkan realisasi pelaksanaan kegiatan); 3. Penambahan kegiatan baru (misal : karena ada ketentuan dari pusat);

4. Tambahan untuk kegiatan FGD; 5. Tambahan untuk pengangkatan CPNS;

6. Tambahan peralatan dan perlengkapan kantor; 7. Tambahan untuk fasilitasi jaringan internet; 8. Pembelian kendaraan;

9. Efisiensi karena penyesuaian dengan indikator kinerja dan standar belanja; 10.Dan lain sebagainya.

Secara lebih jelasnya usulan perubahan belanja langsung didalam Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada lampiran.

BAB 4 PENUTUP

Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 tersebut disusun sesuai dengan amanat dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013. Hal tersebut dimaksudkan bahwa untuk menjamin tercapainya sasaran dan prioritas pembangunan nasional yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015, diperlukan pedoman penyusunan, pengendalian dan evaluasi hasil rencana kerja pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun Anggaran 2015 disusun sebagai bahan masukan didalam perumusan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran (KUPA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Tahun Anggaran 2015.

Manokwari, 31 Juli 2015

GUBERNUR PAPUA BARAT,

Dalam dokumen 3. Isi BAB I s.d BAB Penutup (Halaman 59-64)

Dokumen terkait