• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PROGRAM DAN TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Rencana Program

Dalam dokumen Pedoman Rencana Induk SPAL (Halaman 40-60)

Rencana pengembangan di sektor air limbah direncanakan mulai tahun anggaran di 1 tahun kedepan sampai 15-20 tahun kedepan. Mengingat jangkauan rencana induk relatif lama maka sampai tahap menengah atau 6 tahun pertama dari rangkaian rencana pembangunan jangka panjang, diperlukan rekomendasi rencana pembangunan yang lebih terarah melalui penyusunan studi kelayakan terutama dalam menentukan sistem yang akan dikembangkan kelak.

Maka dalam rencana program ini disusun jadwal kegiatan-kegiatan penting sesuai dengan tahapan pembangunan, yaitu mulai dari tahap

mendesak, tahap menengah dan jangka panjang. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan CSF ”Critical Success Factor” atau kegiatan kunci untuk tercapainya kesuksesan pada tiap tahapan pembangunan. CSF ini sesuai dengan program-program apa saja yang akan dijalankan pada masig-masing tahapan pembangunan. CSF ini harus diuraikan secara detail untuk tiap tahapan pembangunan.

H.1.1. Rencana Umum

Secara umum, hal-hal yang perlu dilakukan untuk menyusun rencana induk pengembangan SPALT adalah :

1. Pengumpulan Data Sekunder

Kumpulkan data sekunder sebagai dasar perencanaan dalam penyusunan evaluasi kondisi kota/kawasan, yang antara lain meliputi:

a. Fungsi strategis kota/kawasan (Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW).

b. Peta topografi, foto udara citra satelit skala 1:50.000, 1:5.000, tergantung luas daerah studi/perencanaan.

c. Data dan peta gambaran umum hidrologi sumber air, topografi, klimatografi, fisiografi dan geologi.

d. Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan.

e. Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran penduduk dan kepadatan.

f. Data sosial ekonomi–karakteristik wilayah dan kependudukan ditinjau dari aspek sosial, ekonomi dan budaya:

1) Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB); 2) Mata pencaharian dan pendapatan;

3) Adat istiadat, tradisi dan budaya;

4) Perpindahan penduduk dan pengaruhnya terhadap urbanisasi dan kondisi ekonomi masyarakat.

g. Data kesehatan–kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan 1) Statistik kesehatan/kasus penyakit;

2) Angka kelahiran, kematian dan migrasi;

3) Data penyakit akibat yang buruk (water borne disease); 4) Sarana pelayanan kesehatan.

h. Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur): 1) Air minum;

2) Drainase;

3) Pembuangan limbah dan sampah; 4) Listrik;

5) Telepon;

6) Jalan dan sarana transportasi

7) Kawasan strategis (pariwisata dan industri)

2. Evaluasi sistem eksisting (jika sudah ada), menyangkut aspek-aspek sebagai berikut : a. Teknis; b. Kinerja pelayanan; c. Tingkat pelayanan; d. Periode pelayanan ; e. Jangkauan pelayanan; f. Kinerja instalasi;

g. Jumlah dan kinerja peralatan/perlengkapan; h. Prosedur dan kondisi operasi dan perawatan; i. Tingkat kebocoran;

j. Non teknis;

k. Kondisi dan kinerja keuangan; l. Kondisi dan kinerja karyawan.

3. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan SPAL. Hal yang perlu diidentifikasi antara lain:

a. Tingkat dan cakupan pelayanan b. Kinerja pelayanan

c. Kebutuhan penyambung jaringan distribusi dan/atau kapasitas pengolahan

d. Kinerja kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan. 4. Kembangkan alternatif

Setiap alternatif harus dikaji aspek teknis dan ekonomis. Alternatif terpilih adalah yang terbaik ditinjau dari berbagai aspek tersebut. Pradesain dan alternatif terpilih merupakan dasar dalam prakiraan biaya investasi dan prakelayakan teknis.

5. Kembangkan kelembagaan dan sumber daya manusia

Dalam operasi dan pemeliharaan suatu sistem air limbah diperlukan tenaga-tenaga ahli profesional yang berpengalaman, maka diperlukan penilaian terhadap kemampuan karyawan yang ada untuk menyusun suatu program pengembangan karyawan yang tercapai melalui pendidikan dan pelatihan.

6. Pilih alternatif sistem

a. Teknis b. Ekonomis c. Lingkungan

7. Rencana pengembangan

Setelah alternatif terbaik ditentukan, maka dapat disimpulkan: a. Rencana kegiatan utama pentahapan

b. Rencana pengembangan sumber daya manusia c. Dimensi-dimensi Pokok dari Sistem

d. Rekomendasi pengelolaan air limbah e. Rencana pentahapan 5 tahun

f. Rencana tingkat lanjut

H.1.2 Rencana Jaringan

Direncanakan sesuai dengan:

1. Rencana pengembangan tata kota 2. Jaringan distribusi utama

Rencana jaringan dibuat untuk perluasan pelayanan dan cakupan dari SPALT dengan jaringan perpipaan yang telah ada saat ini, maupun untuk meningkatkan pelayanan dari SPALT bukan jaringan perpipaan menjadi SPALT dengan jaringan perpipaan.

Untuk SPALT dengan jaringan perpipaan, langkah-langkah pengerjaan perencanaan jaringan distribusi air limbah dilaksanakan sebagai berikut: 1. Tentukan daerah pelayanan

2. Kumpulkan data untuk daerah pelayanan

Metoda analisis penentuan daerah pelayanan dengan administratif kebijaksanaan pemerintah daerah, dan rencana penerapan jaringan distribusi utama pengolahan air limbah:

a. Jumlah penduduk

b. Peta topografi, situasi lokasi, peta jaringan yang sudah ada di daerah pelayanan

c. Asumsi konsumsi pemakaian air domestik d. Asumsi konsumsi pemakaian air nondomestik e. Daya dukung tanah

f. Hasil pengukuran lapangan

3. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama disesuaikan dengan data pendukung

4. Tentukan diameter pipa dan perhitungan hidrolis sebagai berikut:

a. Tentukan kecepatan aliran dalam, pipa sesuai dengan kriteria perencanaan antara dua titik simpul.

b. Hitung diameter pipa berdasarkan rumus: Q = AV

5. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama yang memuat data sebagai berikut:

a. Nomor simpul

b. Elevasi setiap simpul

H.1.3 Kriteria dan standar pelayanan

Kriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaan dan pembangunan SPALT untuk dapat memenuhi tujuan tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air limbah, tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan, tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.

Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah berkepadatan tinggi dan kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan induk kota.

H.1.4 Rencana keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana (PS) sanitasi

Pertimbangan untuk melakukan keterpaduan antara air limbah dan sanitasi:

Air limbah yang dihasilkan setiap rumah tangga diperkirakan sebesar 80% dari kebutuhan air minum tiap rumah tangga. Keterpaduan selayaknya dilakukan sejak pada tahap Perencanaan, Pembiayaan Pelaksanaan, Pengelolaan, Peran Serta Masyarakat, dan Pengaturan Bidang Air Limbah dan Sanitasi, untuk mengurangi beban pengelolaan air limbah yang terlalu besar di IPAL (Integrated Concept).

H.1.5 Rencana pengembangan kelembagaan.

Rencana pengembangan kelembagaan sistem pengelolaan air limbah dilakukan melalui:

1. Pengkajian kembali terhadap perundang-undangan terkait terhadap kelembagaan.

2. Lakukan kajian terhadap batas wilayah administrasi pemerintahan, tugas dan kewenangan instansi tertentu, mekanisme pendanaan, kebiasaan atau adat masyarakat.

4. Buat rencana pengembangan kelembagaan yang mampu untuk mengelola SPALT yang direncanakan.

Dalam pengolahan sistem pengolahan air limbah yang perlu diperhatikan adalah:

1. Sumber daya manusia (SDM) 2. Struktur organisasi penyelenggara

H.2. Rencana Tahapan Pelaksanaan Kegiatan H.2.1. Rencana Jangka Pendek /Tahap Mendesak

Pada tahap mendesak yaitu sampai 1 - 2 tahun kedepan rencana pembangunan prasarana dan sarana air limbah diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi sebagai dasar pengelolaan air limbah. Kebutuhan dasar ini didapat setelah menganalisa data eksisting pengelolaan air limbah saat ini di area studi. Daerah yang perlu menjadi perhatian adalah daerah kawasan kumuh, daerah rawan endemi dan daerah kritis.

Daerah yang menjadi prioritas pembangunan prasarana dan sarana air limbah dijabarkan dengan detail mengenai nama zona atau sub zona, luas daerahnya, kepadatan penduduk, tingkat pendapatan dan disertai dengan peta daerah pengembangan tahap mendesak.

1. Sistem yang digunakan

Pada tahap mendesak sistem yang digunakan sesuai dengan hasil analisa kondisi eksisting di daerah tersebut. Sistem yang digunakan umumnya menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat, seperti pembuatan MCK di daerah yang menjadi prioritas tahap mendesak, atau disesuaikan dengan kebutuhan prasarana dan sarana sanitasi mendesak di daerah tersebut. Penjelasan sistem yang digunakan ini dilengkapi dengan sumber dana dan gambaran detail sistem terpilih.

2. Program Pendukung

Program pendukung ini diperlukan agar semua program dalam tahap mendesak berhasil dilaksanakan. Paket pendukung ini dapat berupa penyusunan rencana teknis untuk pelaksanaan sistem sanitasi yang akan dibangun untuk tahap mendesak, mengadakan penyuluhan

kepada masyarakat dan training kepada petugas pengelola, menyusun bentuk kelembagaan pengelola air limbah dan apabila diperlukan melakukan pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan prasarana dan sarana air limbah.

3. Rencana Kebutuhan Biaya

Rencana kebutuhan biaya ini merupakan jabaran tentang biaya yang diperlukan untuk melaksanakan program tahap mendesak, komponen biaya dapat berupa biaya konstruksi dan biaya non konstruksi.

H.2.2. Rencana Jangka Menengah

Pada tahap menengah ini yaitu sampai 6 tahun mendatang, rencana pembangunan prasarana dan sarana air limbah sesuai dengan permasalahan yang ada dan strategi yang akan dilaksanakan untuk pemenuhan sistem pengelolaan air limbah untuk area studi. Rencana pembangunan ini disesuaikan dengan alternatif sistem pengelolaan yang dipilih dan zona atau sub zona yang telah ditetapkan. Pembangunan ini merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang (rencana induk). Daerah pelayanan ini dilengkapi dengan luasan daerah pelayanan, zona atau sub zona yang dilayani dan dilengkapi dengan peta daerah pelyanan tahap menengah.

1. Sistem yang digunakan

Sistem yang digunakan pada tahap menengah ini disesuaikan dengan sistem yang telah dipilih dari beberapa alternatif yang ada. Penjelasan sistem ini mengenai sistem yang digunakan secara detail mulai dari kebutuhan unit pengolahan air limbah sampai aksesoris pendukungnya.

2. Program Pendukung

Program pendukung ini diperlukan agar semua program dalam tahap menengah berhasil dilaksanakan. Paket pendukung ini dapat berupa penyusunan rencana teknis detail untuk pelaksanaan sistem sanitasi yang akan dibangun untuk tahap menengah dan jangka panjang, mengadakan supervisi tentang pembangunan prasarana dan sarana air limbah yang telah diprogramkan, mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dan training kepada petugas pengelola, pengadaan truk

tinja, menyusun bentuk kelembagaan pengelola air limbah dan apabila diperlukan melakukan pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan prasarana dan sarana air limbah.

3. Rencana Kebutuhan biaya

Rencana kebutuhan biaya ini merupakan jabaran tentang biaya yang diperlukan untuk melaksanakan program tahap menengah, komponen biaya dapat berupa biaya konstruksi dan biaya non konstruksi.

H.2.3. Rencana Jangka Panjang 1. Daerah Pelayanan

Rencana pembangunan sampai 20 tahun mendatang dapat juga disebut rencana jangka panjang atau juga disebut rencana induk. Daerah pelayanannya tentu saja melingkupi seluruh area studi, dimana beberapa bagian dari area studi telah dilayani melalui pembangunan tahap mendesak dan tahap menengah. Daerah pelayanan ini dapat berupa daerah pelayanan sanitasi terpusat dan daerah pelayanan sanitasi setempat. Daerah pelayanan ini dilengkapi dengan peta daerah pengembangan pelayanan jangka panjang.

2. Sistem yang digunakan

Sistem yang digunakan pada jangka panjang ini disesuaikan dengan sistem yang telah dipilih dari beberapa alternatif yang ada. Penjelasan sistem ini mengenai sistem yang digunakan secara detail mulai dari kebutuhan unit pengolahan air limbah sampai aksesoris pendukungnya.

3. Program Pendukung

Program pendukung ini diperlukan agar semua program dalam jangka panjang berhasil dilaksanakan. Paket pendukung ini dapat berupa penyusunan rencana teknis detail untuk pelaksanaan sistem sanitasi yang akan dibangun untuk jangka panjang, mengadakan supervisi tentang pembangunan prasarana dan sarana air limbah yang telah diprogramkan, mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dan training kepada petugas pengelola, menyusun bentuk kelembagaan pengelola air limbah dan apabila diperlukan melakukan pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan prasarana dan sarana air limbah.

4. Rencana Kebutuhan Biaya

Rencana kebutuhan biaya ini merupakan jabaran tentang biaya yang diperlukan untuk melaksanakan program jangka panjang, komponen biaya dapat berupa biaya konstruksi dan biaya non konstruksi. Yang perlu diperhatikan juga adalah proyeksi tingkat inflasi setiap tahunnya, sehingga anggaran untuk jangka panjang dapat dilaksanakan dengan baik.

H.3. Rencana Pembiayaan

Rencana pembangunan prasarana dan sarana air limbah yang dibagi dalam 3 tahap diatas memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Agar memudahkan pemerintah untuk mengalokasikan dana dalam rangka pembangunan di sektor air limbah maka disusun jadwal pembiayaan menurut tahapan pembangunan. Dalam rencana pembiayaan ini diuraikan pembagian jadwal pembiayaan untuk tiap tahapan pembangunan, yang berisi dana-dana yang dibutuhkan untuk tiap tahapan pembangunan serta pemenuhannya untuk berapa tahun anggaran.

Indikasi biaya dan pola investasi dihitung dalam bentuk nilai sekarang (present value) dan harus dikonversikan menjadi nilai masa datang (future value) berdasarkan metode analisis keuangan, serta sudah menghitung kebutuhan biaya untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Hal yang perlu diperhatikan dalam rencana keuangan atau pendanaan:

1. Sumber dana

2. Kemampuan dan kemauan masyarakat 3. Kemampuan keuangan daerah

H.4 Indikasi Rencana Investasi Program

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam rencana investasi program adalah: 1. Seluruh program pengembangan yang tertera dalam rencana induk

harus dikelompokan atas 4 (empat) tahapan pengembangan 5 tahun. 2. Seluruh program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 harus dihitung nilai

3. Rencana biaya investasi program dari rencana induk harus dibandingkan dengan rencana penduduk terlayani sehingga dapat diketahui nilai biaya investasi perkapita atau nilai biaya investasi per rumah tangga dari penduduk yang mendapat manfaat langsung.

4. Nilai biaya investasi perkapita tersebut harus dibandingkan dengan income perkapita pertahun dari kota yang bersangkutan, sebagai lapisan awal (screening) sebelum dilakukan studi kelayakan ekonomi dan keuangan proyek.

5. Kelayakan proyek program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 dapat dilakukan kemudian sesuai tahapan pembangunan.

Program pengembangan sarana dan prasarana 5 tahun ke 1 (pertama) harus dihitung kelayakan proyeknya dengan mengacu pada pedoman studi kelayakan.

H.5 Sosialisasi Dokumen Rencana Induk

Rencana Induk SPAL wajib disosialisasikan melalui konsultasi publik untuk menjaring masukan dan tanggapan dari stakeholder sebelum difinalkan dan dilegalkan. Ketentuan sosialisasi Rencana Induk SPAL adalah sebagai berikut:

1. Konsultasi publik harus dilakukan minimal sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 12 bulan pada saat penyusunan Rencana Induk. 2. Konsultasi publik harus dilakukan dengan melibatkan stakeholders

sebagai berikut:

a. Stakeholder yang berwenang dalam membuat kebijakan dalam pengendalian pencemaran air;

b. Stakeholder yang mewakili masyarakat wilayah layanan;

c. Stakeholder yang mewakili masyarakat yang terkena dampak; dan; d. Stakeholder yang mewakili kelompok interest group seperti LSM,

perguruan tinggi, tokoh masyarakat dsb.

H.6 Cara Pengerjaan

Urutan cara pengerjaan rencana induk sistem pengolahan air limbah meliputi:

1. Siapkan data yang dibutuhkan untuk memenuhi muatan rencana induk yang akan disusun sesuai dengan data yang tercantum dalam tata cara penyusunan RI-SPALT dan ketentuan teknis di atas.

2. Lakukan studi literatur yang terdiri dari:

a. Data dan gambar pelaksanaan (as built drawing) sistem pengolahan air limbah yang sudah ada;

b. Laporan rencana induk (bila akan dilakukan kaji ulang rencana induk yang sudah ditetapkan sebelumnya).

3. Lakukan langkah-langkah sesuai dengan langkah-langkah pada tata cara penyusunan RI-SPALT di atas;

4. Buat kesimpulan berdasarkan langkah-langkah tata cara penyusunan RI-SPALT di atas dengan membandingkan data lama dan data sekarang khusus untuk kegiatan pengkajian ulang rencana induk;

5. Buat rekomendasi berdasarkan pengkajian dan kesimpulan, khusus untuk kegiatan pengkajian ulang rencana induk, yang dapat berupa:

a. Hasil studi yang lama dapat langsung digunakan tanpa ada perubahan;

b. Hasil studi yang harus diubah pada bagian tertentu disesuaikan dengan kondisi sekarang;

c. Harus dilakukan studi ulang secara keseluruhan.

6. Tetapkan rencana induk yang telah tersusun oleh yang berwenang.

H.7 Tahap Legalisasi Rencana Induk

Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam penyusunan rencana induk yaitu penetapan Rencana Induk SPAL oleh Kepala Daerah. Untuk keterpaduan pengaturan bidang sanitasi tentang rencana induk sistem pengelolaan air limbah dapat disatukan dengan Peraturan Bupati/Walikota/Gubernur.

H.8. Survey Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPALT

a. Survei dan Pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan a. Ketentuan Umum

Survei dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan pemimpin tim (team leader) berpengalaman dalam bidang air limbah minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku;

2) Mempelajari laporan studi terdahulu tentang sistem pengelolaan air limbah dan tata ruang kota.

3) Dilakukan pembahasan dengan pihak terkait guna mendapatkan kesepakatan dan rekomendasi terhadap lingkup wilayah studi dan wilayah pelayanan.

4) Wilayah studi dan wilayah pelayanan harus memperhatikan acuan umum dan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan.

5) Laporan hasil survei dan pergkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan mencakup:

a) Batas wilayah studi, wilayah proyek dan wilayah pelayanan; b) Foto-foto lokasi alternatif badan air, jalur pipa transmisi air

limbah, instalasi pengolahan air dan alternatif tempat pembuangan lumpur yang dihasilkan dari pengolahan air limbah;

c) Data teknis wilayah studi dan wilayah pelayanan;

d) Pertimbangan teknis wilayah studi dan wilayah pelayanan.

b. Ketentuan Teknis

Ketentuan teknis survei dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan sebagai berikut:

1) Data teknis yang harus dikumpulkan meliputi: a) Iklim;

b) Geografi;

c) Geologi dan hidrologi yang dilengkapi peta-peta; d) Rencana Tata Ruang Wilayah;

e) Peta wilayah;

f) Gambar-gambar teknis yang ada;

g) Laporan teknis sistem pengelolaan air limbah jika ada; h) Data sosial ekonomi;

i) Data kependudukan.

2) Peta-peta wilayah dengan ukuran skala sesuai ketentuan yang berlaku;

3) Survei antara lain badan air penerima hasil air limbah yang telah dikelola, sosial, dan ekonomi harus dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku;

4) Pemilihan alternatif jalur transmisi air limbah ditentukan berdasarkan hasil kunjungan lapangan. Panjang pipa dan kondisi topografi diketahui berdasarkan pembacaan peta;

5) Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan batasan wilayah studi, wilayah proyek dan wilayah pelayanan, badan air penerima dan jalur transmisi air limbah, serta menjelaskan komponen-komponen yang terdapat di dalam wilayah studi dan wilayah pelayanan secara terinci baik kondisi pada saat ini maupun kondisi pada masa mendatang.

c. Cara Pengerjaan 1) Persiapan

Yang harus dipersiapkan sebelum melakukan survei lapangan adalah:

a) Surat pengantar untuk melakukan survei; b) Peta kota dan topografi;

c) Tata cara survei dan manual peralatan yang dipakai; d) Jadwal pelaksanaan survei lapangan;

2) Prosedur pelaksanaan survei.

Prosedur pelaksanaan survei adalah sebagai berikut:

a) Serahkan surat izin survei kepada setiap instansi yang dituju b) Lakukan pengumpulan data berikut:

- Peta dan laporan terdahulu;

- Laporan mengenai rencana tata ruang wilayah; - Peta jaringan pipa eksisting;

- Data teknis.

c) Lakukan survei lapangan yang berupa kunjungan lapangan terhadap:

- Badan air penerima;

- Rencana daerah pelayanan;

- Jalur-jalur alternatif sistem transmisi air limbah.

Selanjutnya siapkan peta kota, plot lokasi-lokasi badan air penerima, jalur pipa transmisi air limbah, batas wilayah studi dan wilayah pelayanan. Buat foto-foto lokasi yang ada kaitannya dengan rencana sistem pengelolaan air limbah.

3) Pengkajian

a) Pengkajian badan air penerima

Cantumkan lokasi alternatif badan air penerima pada peta wilayah studi yang akan dibuat. Apabila tidak terdapat badan

air penerima pada wilayah administrasi dapat diusulkan sumber lain yang berada di luar batas administrasi.

b) Alternatif jalur transmisi air limbah

Berdasarkan alternatif lokasi badan air penerima dan kunjungan lapangan, buatlah rencana jalur transmisi air limbah pada peta wilayah studi yang akan dibuat. Cantumkan panjang jalur pipa transmisi air limbah yang dihitung berdasarkan pembacaan skala peta yang berlaku. c) Penetapan wilayah pelayanan

Pada dasarnya sasaran wilayah pelayanan suatu daerah tergantung pada fungsi strategis kota atau kawasan, tingkat kepadatan penduduk dan lokasi badan air penerima. Wilayah pelayanan tidak terbatas pada wilayah administrasi yang bersangkutan sesuai hasil kesepakatan dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka menunjang pembangunan sistem pengolahan air limbah. Kondisi wilayah pelayanan yang menjadi sasaran pelayanan mengacu pada pertimbangan teknis dalam standar spesifikasi teknis berikut. Cantumkan hasil pertimbangan teknis dalam bentuk tabel-tabel dan buatlah dalam bentuk peta.

(1) Bentuk Wilayah Pelayanan

Bentuk wilayah pelayanan mengikuti arah perkembangan kota dan kawasan di dalamnya.

(2) Luas Wilayah Pelayanan

Luas wilayah pelayanan ditentukan berdasarkan survei dan pengkajian sehingga memenuhi persyaratan teknis. (3) Pertimbangan Teknis Wilayah Pelayanan

Pertimbangan teknis dalam menentukan wilayah pelayanan antara lain namun tidak dibatasi oleh:

- Kepadatan penduduk

- Tingkat perkembangan daerah - Dana investasi, dan

- Kelayakan operasi

(4) Komponen Wilayah Pelayanan

Komponen wilayah pelayanan adalah: - Kawasan permukiman

- Kawasan perdagangan

- Kawasan pemerintahan dan pendidikan - Kawasan industri

- Kawasan khusus: pelabuhan, rumah susun. d) Penetapan wilayah studi

Apabila terdapat sistem eksisting, maka lakukan penanganan seperti pada ketentuan umum dan ketentuan teknis di atas, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Uraikan sasaran wilayah pelayanan dan arah pengembangan kota menurut tata ruang kota yang sudah disetujui. Uraikan komponen-komponen yang ada di dalam wilayah pelayanan saat ini dan proyeksi pada masa mendatang. Plot lokasi badan air penerima yang telah dikunjungi dan alternative jalur pipa transmisi air limbah. Kemudian buatlah batas wilayah meliputi seluruh alternatif sumber dan wilayah yang menjadi kesepakatan dan koordinasi pihak terkait.

e) Penetapan wilayah proyek

Wilayah proyek merupakan wilayah sistem yang sudah terpilih yang mencakup semua tahapan pengembangan sistem pengelolaan air limbah. Cantumkan alternatif terpilih tersebut pada sebuah peta wilayah proyek, dan lengkapi dengan keterangan sistem yang mencakup:

a. Lokasi badan air penerima

b. Lokasi instalasi pengolahan dan pengembangannya, c. Lokasi pembuangan lumpur dan pengembangannya, d. Wilayah pelayanan dan pengembangannya.

4) Hasil Pengkajian

Hasil pengkajian berupa ketetapan pasti mengenai:

a) Badan air penerima dan alternatif jalur transmisi air limbah; b) Batas-batas wilayah pelayanan beserta

komponen-komponennya;

c) Batas wilayah studi beserta komponen-komponennya; d) Batas wilayah proyek.

2. Survei dan Pengkajian Kualitas Air Limbah

Survei kualitas air limbah dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai alternatif pengolahan air limbah yang dapat digunakan untuk mengurangi pencemaran lingkungan masyarakat. a. Ketentuan Umum

Dalam dokumen Pedoman Rencana Induk SPAL (Halaman 40-60)