• Tidak ada hasil yang ditemukan

NO TIPE LOKASI TERMINAL ARAHAN

B. RENCANA KAWASAN BUDIDAYA

3.2. Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Sistem transportasi di Kabupaten Sijunjung merupakan sistem transportasi darat yang meliputi angkutan jalan yang dibedakan atas lalu lintas lokal dan regional (antar propinsi). Jaringan transportasi jalan sebagai dominasi moda transportasi yang dapat dikatakan tunggal menjadi urat nadi perekonomian dan aktivitas kegiatan yang ada di Kabupaten Sijunjung. Transportasi jalan ini merupakan transportasi yang bersifat mengikat, sehingga keberadaan wilayah Kabupaten Sijunjung juga bergantung pada keberadaan dan pengembangan transportasi jalan. Melihat kondisi tersebut jaringan transportasi jalan ini diperkuat dengan tinjauan pola pergerakan maupun pola jaringan yang ada pada wilayah Kabupaten Sijunjujng.

Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi dimaksudkan untuk meningkatkan keterkaitan kebutuhan dan peningkatan transportasi antar wilayah dan antar kawasan permukiman yang dikembangkan dalam ruang wilayah Kabupaten, serta keterkaitannya dengan sistem jaringan transportasi Provinsi. Selain itu, pengembangannya juga untuk mewujudkan keselarasan dan keterpaduan antar pusat permukiman dengan sektor kegiatan ekonomi daerah. Rencana pengembangan sistem perkotaan dimaksudkan untuk menggambarkan peran dan fungsi setiap kota dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan dalam lingkup Kabupaten Sijunjung. Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan secara hirarkhi sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan atau didasarkan pada arah kebijakan pengembangan. Artinya, penetapan sesuai potensi didasarkan pada kondisi saat ini (eksisting), baik yang menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumberdaya buatan; sedang arah kebijakan pengembangan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan yang rencana pengembangan kedepan dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun mendatang.

- Rencana Jaringan Jalan, Terminal dan Jembatan

Pengembangan jaringan jalan ditujukan untuk penyediaan prasarana transportasi jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana sistem perkotaan di Kabupaten Sijunjung

hingga tahun 2031. Rencana pengembangan jaringan jalan meliputi peningkatan fungsi, dan pembangunan jaringan jalan baru sesuai dengan kebutuhan pengembangan untuk menunjang perwujudan struktur ruang. Jaringan jalan yang dikembangkan meliputi jalan arteri, kolektor dan strategis nasional.

Upaya penanganan jaringan jalan meliputi peningkatan jalan, pelebaran jalan dan pembangunan jalan baru. Pembangunan jalan baru didasarkan pada kebutuhan perjalanan berdasarkan asal dan tujuan perjalanan dan hasil pembebanan yang teridentifikasi sebagai koridor kritis. Untuk skenario peningkatan jalan didasarkan pada pembebanan angkutan barang dan jaringan jalan yang diidentifikasi sebagai jaringan lintas angkutan barang, sedangkan pelebaran jalan didasarkan pada kinerja jaringan jalan antara lain kecepatan perjalanan dan rasio volume dengan kapasitas jalan (v/c ratio).

Jalan arteri primer diarahkan untuk melayani pergerakan antar kota antar provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :

h. Menghubungkan antar-PKN

i. Menghubungkan antara PKN dan PKW;

j. Menghubungkan PKN dan/atau PKW/PKWp dengan bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan primer/sekunder/ tersier dan pelabuhan /nasional;

k. Berupa jalan umum yang melayani angkutan utama; l. Melayani perjalanan jarak jauh;

m. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata tinggi; dan; n. Jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

Jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkan antar kota dalam provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :

g. Menghubungkan antar-PKW/ PKWp;

h. Menghubungkan antara PKW/PKWp dengan PKL;

i. Berupa jalan umum yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi; j. Malayani perjalanan jarak sedang;

k. Memungkinkan untuk lalu-lintas dengan kecepatan rata-rata sedang; dan; l. Membatasi jumlah jalan masuk.

Rencana pengembangan jaringan jalan di daerah ini akan dibedakan dalam tiga wilayah yaitu wilayah bagian tengah, utara, dan selatan. Sistem jaringan jalan di bagian tengah diarahkan pada pola jaringan jalan yang memperkuat keterkaitan antara kota kecamatan dengan pusat pemerintahan. Sistem jaringan jalan di bagian utara diarahkan pada pola jaringan jalan yang dapat memperkuat keterkaitan dengan Rencana Provinsi Sumatera Barat yang akan meningkatkan fungsi jalan yang menghubungkan Jalan Lintas Tengah Sumatera dengan Kota-kota di bagian Utara Sijunjung yaitu dengan Kota Sawahlunto, Kota Batusangkar dan Kota Payakumbuh. Pola aliran barang dan jasa pada lintas jalan kota-kota sangat dipengaruhi oleh pola aktivitas dari kota-kota di bagian tengah terutama Kecamatan Sijunjung sebagai kekuatan penarik aliran barang dan jasa. Sistem jaringan jalan di bagian selatan diarahkan pada pola jaringan jalan yang memperkuat keterkaitan Kabupaten Sijunjung dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Riau.

Berdasarkan pertimbangan di atas maka rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Sijunjung adalah sebagai berikut:

6. Jalan Arteri Primer yang menghubungkan simpul-simpul kota: d. Muaro Kalaban–Tanah Badantuang

e. Tanah Badantuang - Kiliran Jao f. Kiliran Jao–Batas Dharmasraya

7. Jalan Kolektor 1 yang menguhubungkan simpul-simpul:

b. Kiliran Jao (Kamang Baru)–Batas Prov. Riau (Provinsi Riau)

8. Jalan Kolektor 2 yang berstatus jalan lintas nasional dan jalan provinsi yaitu yang menghubungkan simpul-simpul:

e. Tanah Badantuang (Sijunjung)–Sitangkai (Kab. Tanah Datar) f. Simancuang (Kupitan)–Tanjung Ampalu (Koto VII)

g. Unggan (Sumpur Kudus–Kalo-kalo–Pamusian (Kab. Tanah Datar) h. Kiliran Jao – Dusun Tinggi – Lubuk Tarantang – Alahan Panjang

(Kab. Solok)

9. Jalan Lokal Primer yang bersatus sebagai jalan kabupaten menghubungkan simpul-simpul:

s. Paru–Durian Gadang t. Durian Gadang - Mangganti

u. Silokek - Durian Gadang v. Batu Manjulur–Mundam Sakti w. Buluh Kasok–Langki

x. Langki–Lubuk Tarantang

y. Tanjung Bonai Aur–Taratak Batuang Pdg Laweh z. Sisawah–Mangganti

aa. Mundam Sakti - Kandang Baru

bb. Buluh Kasok–Sungai Sampie Kabupaten Solok cc. Padang Tarok–Lipek Kain (Riau)

dd. Solok Ambah–Aie Angek ee. Ipuah Muaro–Palangki ff. Pudak–Tanah Badantuang

gg. Tanah Badantuang–STM Sijunjung hh. Jl. Baru Kandang Baru–STM Sijunjung ii. Jalan Baru Kandang Baru-Koto Tuo jj. Batu Gandang–Batu Balang

10. Jalan Lingkungan yang bersatus sebagai jalan kabupaten menghubungkan simpul:

m. Jalan Lingkar Sei Tambang n. Jalan Pasar Padang Tarok

o. GSI Padang Sibusuk–Pamuatan p. GSI Padang Sibusuk–Koto Panjang q. Jalan SMK Sungai Tambang

r. Jalan Lingkar Kilran Jao s. Jalan Lingkar Palangki

t. Jalan Lingkar Tanjung Bonai Aur

u. Perumnas Selasah Indah–Jl Baru Kandang Baru v. Jalan Lingkar Mudik Takuang

w. Jalan Lingkar Sungai Tambang II x. Jalan Padang Tangah–Padang Tarok

Arahan pengembangan sistim terminal hingga tahun 2031 meliputi :  Fungsionalisasi terminal yang belum difungsikan dengan baik

 Pengembangan terminal untuk peningkatan kapasitas dan fungsi sesuai dengan pertumbuhan angkutan umum dan barang.

 Relokasi terminal yang menimbulkan dampak kemacetan/hambatan sistim jaringan lalu lintas atau untuk peningkatan kapasitas sesuai dengan pertumbuhan angkutan.

 Pembangunan baru terminal dengan adanya kebutuhan

Arahan pengembangan sistem terminal hingga tahun 2031 dapat dilihat pada Tabel

Tabel 5.3 Rencana Pengembangan Sistim Terminal

NO TIPE LOKASI TERMINAL ARAHAN

1 A Kiliran Jao (Kamang Baru) Optimalisasi 2 B Tanah Badantuang /Muaro Sijunjung Pembangunan 3 C Tanjung Ampalu (Kec.Koto VII) Pembangunan Tanjung Gadang (Kec.Tanjung Gadang) Pembangunan Padang Sibusuk (Kec.Kupitan) P embangunan Kumanis(Kec. Sumpur Kudus) Pembangunan

Lubuk Tarok Pembangunan

Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sijunjung, dan Hasil Rencana 2010 Pengembangan terminal regional tipe B, dengan kriteria sebagai berikut :  Lokasi terletak di PKW/ PKWp dan/atau di PKL dalam jaringan trayek

antar kota, antar provinsi (AKAP);

 Terletak di jalan arteri atau kolektor primer dengan kelas jalan minimum IIIB;

 Jarak antara terminal regional tipe B atau antara terminal regional tipe B dengan terminal regional tipe A sekurang-kurangnya 15 km;

 Luas minimum 3 ha;

 Mempunyai akses masuk atau keluar jalan dari terminal minimum 50 m; dan

 Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan AKDP, Angkutan Perkotaan, serta Angkutan Pedesaan.

Sedangkan untuk pengembangan terminal regional tipe C, dengan mengacu kepada kriteria sebagai berikut :

 Lokasi terletak di PPL dalam jaringan trayek antar kota, antar provinsi (AKAP);

 Terletak di jalan arteri atau kolektor primer dengan kelas jalan minimum III C;

 Jarak antara terminal regional tipe B atau antara terminal regional tipe B dengan terminal regional tipe A sekurang-kurangnya 15 km;

 Luas minimum 1 ha;

 Mempunyai akses masuk atau keluar jalan dari terminal minimum 50 m; dan

 Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan AKDP, Angkutan Perkotaan, serta Angkutan Pedesaan.

- Rencana Perkeretaapian

Arahan pengembangan kereta api di Kabupaten Sijunjung meliputi:

d. Pengembangan Jaringan jalur Kereta api dan prasarananya dari Padang-Padang Panjang-Solok- Muaro

e. Pengembangan Jaringan jalur Kereta api dan prasarananya dari Muaro- Teluk Kuantan- Rengat- Kuala Enok

f. Pembangunan stasiun barang dan penumpang kereta api tipe B di Muaro Sijunjung.

3.2.2 Rencana Sistem Jaringan Energi/Listrik

Kebutuhan listrik Kabupaten Sijunjung dilayani oleh PLN Cabang Solok dengan kapasitas daya sebesar 22.603.260 VA, yang terbagi menjadi tiga kantor pelayanan yaitu Ranting (gardu) Sitiung, Ranting Sijunjung dan Ranting Silungkang. Ranting Sitiung melayani sebagian besar wilayah Kamang Baru dan sebagian Tanjung Gadang. Ranting Sijunjung melayani wilayah Sijunjung, Koto VII, Sumpur Kudus, dan Lubuk Tarok. Sedangkan Ranting Silungkang melayani wilayah IV Nagari dan Kupitan.

Dari prakiraan kebutuhan daya energi listrik hingga tahun 2031 adalah kebutuhan domestik sebesar 79.780 Kwh dan Kebutuhan non domestik sebesar 23.934 Kwh, arahan pengembangan sistem jaringan energi listrik mencakup kebijakan pengembangan sistem jaringan listrik/energi untuk meningkatkan ketersediaan energi/ listrik bagi kegiatan permukiman dan kegiatan non permukiman. Sistem jaringan energi listrik dikembangkan untuk mendukung sistem aktivitas pada sentra-sentra kegiatan dan produksi. Oleh karena itu, pengembangannya dilakukan melalui pengembangan kelistrikan yang mampu mendukung kegiatan perekonomian, pengembangan kawasan andalan, kawasan tertentu, dan kawasan tertinggal, melalui pengembangan jaringan kawat saluran udara, kabel bawah tanah serta pengembangan sistem interkoneksi Sumatera.

Pengembangan sistem jaringan energi untuk peningkatan kapasitas pembangkit listrik dilakukan dengan kriteria :

e. Mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik untuk kepentingan di kawasan perkotaan perdesaan, dan pulau-pulau kecil;

f. Mendukung pemanfaatan teknologi tinggi yang mampu menghasilkan energi untuk mengurangi ketergantungan sumber energi tak terbaharukan;

g. Berada pada lokasi aman dari bahaya bencana alam dan aman terhadap kegiatan lain;

h. Tidak berada pada kawasan lindung.

Sedangkan pengembangan sistem jaringan energi listrik ditetapkan dengan kriteria : d. Mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik untuk kepentingan di kawasan

perkotaan, perdesaan, dan pulau-pulau kecil;

e. Melintasi kawasan permukiman, wilayah sungai, laut, hutan, pertanian, dan jalur transportasi;

f. Mendukung pemanfaatan teknologi tinggi yang mampu menghasilkan energi untuk mengurangi ketergantungan sumber energi tak terbarukan;

Selain dari PLN dan PLTA, penyediaan tenaga listrik yang andal, efisien dan murah di daerah ini perlu dipertimbangkan karena beberapa hal diantaranya :

4. Terdapatnya potensi sumber energi primer terbaharukan, seperti tenaga air.

5. Kemungkinan dibutuhkannya pembangkit daerah untuk penyeimbang (regional balance) guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya gangguan pada jaringan interkoneksi.

6. Dengan pengembangan Pembangkit Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Berdasarkan sumber energi primer yang ada, maka jenis pembangkit tenaga listrik yang dapat dibangun di daerah ini antara lain:

4. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang potensinya terdapat di Batang Kuantan Durian Gadang sebesar 26 MW, Sumpur Kudus 19,9 KW, Langki 10 KW, Sisawah 24 KW, dan Unggan 33, 7 KW.

5. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dapat dikembangkan pada wilayah jorong-jorong yang sulit terjangkau jaringan listrik negara seperti di Nagari Lubuk Tarantang secara keseluruhan, jorong Sei Abu Nagari Kandang Baru, Jorong Pangkahan Sei Laban Nagari Tamparugo, Jorong Tandikek Nagari Timbulun, dan lainnya.

6. Rencana penambahan jaringan listrik negara diarahkan terutama ke Nagari Durian Gadang, Nagari Silokek, dan Nagari Solok Ambah (Kecamatan Sijunjung), Nagari Lubuk Tarantang (Kecamatan Kamang Baru)

Rencana pengembangan jaringan listrik di daerah ini, termasuk jaringan SUTT oleh PLN, dapat dilihat pada Lampiran Peta Rencana Pengembangan JaringanListrik.

i. Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

Salah satu modal daerah untuk menarik investasi dan sekaligus meningkatkan perekonomian wilayah adalah tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang memadai. Saat ini telekomunikasi nirkabel sudah bertumbuh kembang di Kabupaten Sijunjung, dimana sampai tahun 2009 sudah beroperasi 4 operator telekomunikasi nirkabel. Total BTS yang telah terpasang di wilayah Kabupaten Sijunjung adalah 14 unit yang tersebar di seluruh kecamatan. Mengingat besarnya peran telekomunikasi memerlukan dukungan dari teknologi informasi seperti telepon nirkabel dan internet, maka pengelolaan infrastruktur telekomunikasi yang cenderung berteknologi tinggi ini perlu lebih baik lagi, seperti perlunya penggunaan bersama BTS (join provider). Satu BTS dapat digunakan secara bersama dari 3-7 provider. Efisiensi ini tidak saja akan mengurangi biaya masing-masing provider tapi juga akan menciptakan estetika permukiman dan pengurangan dampak negatif dari system BTS tersebut, seperti pengurangan sebaran (radius) radiasi dari pancaran elektromagnetik BTS tersebut. Pengembangan jaringan internet ke seluruh kantor kecamatan dan lembaga pelayanan publik lainnya. Pemanfaatan teknologi informasi juga akan meningkatkan profesionalitas, efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas kerja pemerintahan, baik secara internal maupun eksternal.

Mengingat daerah Sijunjung yang berada pada jalur lintas perdagangan, namun tingkat aksesibilitas yang tidak terlalu tinggi, serta mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar, terutama hasil pertanian, perkebunan dan pariwisata, maka pengembangan komunikasi melalui internet menjadi sangat penting dikembangkan. Saat ini pemasaran produk suatu kabupaten terutama pemasaran pariwisata perlu dilakukan melalui internet, baik oleh pemerintah, dan swasta. Oleh karena itu pengembangan prasarana telekomunikasi diarahkan sebagai berikut:

4. Pengembangan sistem terestrial yang terdiri dari sistem kabel, sistem seluler; dan sistem satelit sebagai penghubung antara pusat kegiatan dan atau dengan pusat pelayanan.

5. Pengembangan prasarana telekomunikasi dilakukan hingga ke kawasan perdesaan yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi.

6. Pengembangan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan pelayanan sosial dan ekonomi wilayah seperti kegiatan pemerintahan, pariwisata, industri, agropolitan, minapolitan, dan kawasan wisata.

ii. Rencana Pengembangan Sistem Sumber Daya Air

Rencana pengembangan sumber daya air ke depan untuk Kabupaten Sijunjung adalah sebagai berikut:

6. Rencana pengembangan prasarana sumber daya air meliputi konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

7. Pengembangan, pengelolaan dan konservasi air sungai serta sumber air lainnya, antara lain embung/bendungan, waduk, dan bangunan penampung air lainnya untuk penyediaan air baku di seluruh kecamatan. 8. Peningkatan dan pemeliharaan sumberdaya air yang berskala regional

guna menjaga kelestarian lingkungan dilakukan pada seluruh sungai. 9. Peningkatan pengairan irigasi teknis, pemeliharaan dan rehabilitasi

jaringan irigasi yang tersebar di seluruh kecamatan.

10. Pemanfaatan sumber daya air baku untuk keperluan air minum (PAM) terutama untuk kawasan perkotaan seperti sumber air Batang Karimo di Kecamatan Lubuk Tarok yang mampu menjangkau beberapa kecamatan disekitarnya.

Adapun sumber air baku untuk penduduk Kabupaten Sijunjung yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih adalah:

Tabel 5.4:

SUMBER AIR DAN DEBIT AIR DI KABUPATEN SIJUNJUNG

NO NAGARI JORONG

SUMBER

JENIS NAMA

DEBIT (1/DT)

1 Sungai Betung Koto S. Betung

Air Permukaan Hulu Mudiak Batu 2 Pasar S.Betung Air Permukaan Tunggang 2 2 Kunpar Kunangan Air Permukaan Sungai Kalompaian 5

3 Sungai Lansek Lubuk Tarantang

Air

Permukaan Batang Sai 10

Permukaan Sangsong Talang/Sungai A Air Permukaan Mudiak Karangan 25 4 Aie Amo Maloro Air Permukaan Batang Sipisang 25 Banjar Tengah Air Permukaan Batang Tampuih 30 Lubuk Kapiek Air Permukaan Batang Takudo 10 Aie Amo I Air

Permukaan Batang Pisang 2 Tanjung Kaliang Air Permukaan Mudiak Tumpang 40 5 Muaro Takung Kiliran Jao Air

Permukaan Batang pauh 3 Koto Lamo Air Permukaan Bayan 20 Dusun Tinggi Air Permukaan Mundam 4 6

Taratak baru Lubuak Cupak

Air

Permukaan Sungai Dingin 5 Ranah Palam

Air

Permukaan Batang Malun 10

7 Langki Liambang

Air

Permukaan Sungai Sariak 4 8 Timbulun Koto Sinyamu

Air Permukaan Batang Sureh Laweh 10 Tandikek Air Permukaan Batang Lurah Amparun 10

9 Tanjung Lolo Bukik Sabalah

Air

Permukaan Batang Lansek 3 Koto Tanjung Lolo

Air

Permukaan Mudiak Dareh 3

10 Pulasan

Ambacang

Air

Permukaan Sungai Kancai 3 Koto Pulasan

Air

Permukaan Sungai dingin 2 Sungai Kandi

Air

Permukaan Sungai Kandi 3 Pasa Pulasan

Air

Permukaan Batang Kati 10 Padang Laweh

Air

Permukaan Batang Dikek 5

11 Sibakur

Bancah

Air

Permukaan Batang Talu 3 Koto Sibakua

Air

Permukaan Sungai Durian 3 Lubuk Tolang

Air

Permukaan Mudiak Baliak 3

12 Tanjung Gadang Kayu Gadih Air Permukaan Bukik Talang Andeh 3 Pandam Air

Permukaan Mudiak Cupak 3 Sungai Napa Air Permukaan Sungai Kalambai 10 Mudiak Malieh Air

13 Lalan Batang Lalan Air Permukaan Bukit Ambacang 2 Batu Ajuang Air

Permukaan Pincuran Loso 2 Sikaladi Air Permukaan Karomie 5 14 Lubuk Tarok Andopan Air

Permukaan Tunggu Buto 3 Latang

Air

Permukaan Sepundung 4

Tigo Korong

Air

Permukaan Batang Posan 2 Silalak Kulik Air Permukaan Batang Karimo 150 15 Buluh Kasok Koto Buluh Air Permukaan Kapau 4 Silongo Air

Permukaan Mudiak Mulu 2 Taratak Air Permukaan Pinsuran dagang 5 Taratak Air

Permukaan Sungai Nojo 2 16 Palangki Tanhung Udani

Air

Permukaan Batang Malutu 3 17 Koto Tuo Rantau Jambu

Air Permukaan

batang

Palangki 10

18 Koto Baru Simpang Ampek

Air

Permukaan Susuan 5

Pasar Koto Baru

Air

Permukaan Batang Suo 5

19 Mundam sakti Ranah Pasa

Air

Permukaan Sungai Joniah 5 Kampung Pinang

Air Permukaan

Batang

Karomia 10

20 Padang Sibusuk Kepalo Koto

Air

Permukaan Batang Lasi 10 21 Kampung Baru Dusun

Air

Permukaan Singgolang 3 22 Batu Manjulur Barat

Air Permukaan Batang Sitonam 10 Timur Air Permukaan Batang Sitonam 10

23 Limo Koto Bukit Bual

Air

Permukaan Sungai Pandan 5 24 Guguk Buluh Rotan

Air

Permukaan Titian Tareh 3

25 Unggan taratak Aro Air Permukaan Bawah Bangau 5 Koto Unggan Air

Permukaan Muaro Baling 5 Unggan Bukit

Air

Permukaan Sei Bungo 10 taratak Aro Air Permukaan Lurah Nan Panjang 5 26 Silantai Sepakat Air Permukaan Sei Kalumpang 10

Permukaan Koto ateh

Air

Permukaan Batang Saik 10

27 Sumpur Kudus

Pintu Rayo

Air

Permukaan Batang Suami 15 Mata Air Lurah Kapeh 5 Air

Permukaan

Batang

Karongan 15

Taratak Ujung Luhak

Air

Permukaan Batang Suami 15 Taratak tangah

Air

Permukaan Mudiak Daliah 10 Taratak Calau

Air Permukaan

Mudiak

Manaih 10

Taratak Uncang Labuah Air

Permukaan Batang Baru 10 Kampung Baru

Air

Permukaan Sungai Tolang 5

Tombang Mata Air Bukik Kijang 10

Mata Air Simonduang 10

28 Tanjung Bonai Aur Koto Tinggi

Air

Permukaan Batang Poliki 15 Benai

Air

Permukaan Batang Songki 10 29 Kumanis

Kumanis Mata Air Mudiak Parik 8

Tanjung Alam Mata Air

Batang

Kubang 10

Tanjung Raya Mata Air Bulakan 10

30 Manganti Tapi Balai Air Permukaan Batang Manganti 10 Balai Lamo Air

Permukaan Sungai Piplu 10 Taruko

Air

Permukaan Batang Bateh 15

31 Tamparungo

Sitongek

Air

Permukaan Mudiak Murai 5 Pangkahan Air Permukaan Batang Pangkahan 10 Simaru Air

Permukaan Batu Peti 10

32 Sisawah Simawik Air Permukaan Batang Pisang Kolek 10 Rumbai Air

Permukaan Sungai Sikam 12 Koto Sisawah Air Permukaan Batang Mintato 10 Koto Baru Air

Permukaan Sungai Silasi 10

33 Durian Gadang

Koto Mudiak

Air

Permukaan Batang Tango 2 Koto Ilie

Air

Permukaan Batang Tango 2 Pinang Air Permukaan Sungai Singgam 3 Tanggalo Air

Air

Permukaan Sungai Suyia 10 Silukah

Air

Permukaan Batang Luka 3 34 Silokek Sangkiamo Air Permukaan Sungai Sangkiamo 10 Tanjung Medan Air

Permukaan Batang Taye 3 35 Muaro Subarang Sukam

Air Permukaan

pincuran

Tujuah 3

36 Sijunjung Batang Ranah

Air

Permukaan Sungai Tolang 5 Pudak

Air Permukaan

Batang

Langgo 3

37 Kandang Baru Sungai abu

Air Permukaan Sungai Gunung 15 38 Paru Paru Air Permukaan Batang Mangan 15 Bukik Buar Air

Permukaan Sungai Bodi 8

39 Solok Ambah Koto Ranah Air Permukaan Kariang-Kariang 5 Koto Mudiak Air Permukaan Mudiak Pincuran 1.5

Bukik Tujuah Takuang Air Permukaan

Lubuak

Lundak 10

40 Aie Angek Padang Doto

Air

Permukaan Sido Kociek 1.5 Aie Angek

Air

Permukaan Batang Ampak 20 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabuapten Sijunjung