• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.2. Kondisi Fisik Wilayah

4.2.8. Rencana Tata Ruang Wilayah

Pusat Pelayanan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bogor Tahun 2011 – 2031, direncanakan Kota Bogor memiliki 1 pusat kota, 4 subpusat (pusat Wilayah Pelayanan/ WP) dan 14 subpusat WP (pusat lingkungan).

Rencana Transportasi A. Rencana Jaringan Jalan

Pembangunan jalan yang akan dikembangkan meliputi jaringan jalan Bogor Outer Ring Road tahap 2 dan 3 (Simpang Narkoba – Yasmin – Dramaga), Lanjutan Jalan R3 ( Villa Duta – Wangun), Bogor Inner Road (Harjasari – Pasir Kuda), Tol Ciawi – Sukabumi, pembukaan jalan akses poros Barat – Timur dan Utara – Selatan

di Kecamatan Tanah Sareal dan Bogor Utara, Pembangunan Jalan disisi jalan tol Jagorawi di Kecamatan Bogor Utara dan Bogor Timur, pembangunan jalan-jalan tembus, serta peningkatan kapasitas jalan eksisting (pelebaran).

Tabel 17. Rencana Pusat Pelayanan RTRW Kota Bogor Tahun 2011-2031.

WP Wilayah Cakupan Wilayah Cakupan & Pelayanan

Penduduk 2028

A

Bogor Tengah Bogor Tengah

296,180 Sebagian Bogor Selatan Batu Tulis, Bondongan,

Empang

Sebagian Bogor Timur Baranangsiang, Sukasari Sebagaian Bogor Barat Menteng

B Sebagian BeBogor Barat Sebagian Besar Bogor Barat 216,065 Wilayah perbatasan

C

Tanah Sareal Tanah Sareal

427,718 sebagian Bogor Barat

Cilendek Barat, Cilendek TImur, Curugmekar, Semplak, Curug

D Sebagian besar Bogor Utara Sebagian besar Bogor Utara 382,509

E

Bogor Selatan Bogor Selatan

353,554 Bogor Timur Bogor Timur

Sebagian Bogor Utara Katulampa, Tanah baru

(Sumber : Materi Teknis RTRW Kota Bogor).

B. Rencana Pengembangan Angkutan Kereta Api

Rencana pengembangan meliputi penataan stasiun Bogor dan sekitarnya, pembangunan stoplate Sukaresmi, dan pembangunan perlintasan tidak sebidang (underpass/overpass).

C. Rencana Pengembangan Simpul Terminal

Pengembangan terminal meliputi optimalisasi terminal tipe A yang ada (Baranangsiang) sebelum terminal tipe A baru terbangun, membangun terminal penumpang diwilayah perbatasan (Muarasari, Cibuluh, Cibadak), membangun terminal barang di wilayah utara dan selatan, dan mengembangkan terminal Agribisnis di Selatan (Bojongkerta).

D. Rencana Pengembangan Angkutan Umum

Prioritas pengembangan angkutan umum pada masa depan diarahkan pada moda angkutan massal. Rute angkutan dalam kota akan dikembangkan potensi Trans Pakuan, Monorail dalam kota, dan feeder trans pakuan. Rute antar kota akan dikembangkan frekuensi kereta api dan feeder bus way ke Jakarta.

(sumber: Dokumen Teknis RTRW Kota Bogor Tahun 2011-2031)

Gambar 15. Rencana Struktur Ruang Kota Bogor.

Rencana Utilitas A. Air Minum

Pelayanan air minum direncanakan akan mencapai 86% penduduk terlayani pada 2028 dengan basis pelayanan tahun eksisting sebesar 42%. Potensi sumber air akan didapatkan dari sumber mata air Tangkil, Kota Batu, Bantar Kambing, serta pengolahan air Cisadane (WTP Dekeng). Pada wilayah yang tidak terlayani oleh jaringan PDAM akan dikembangkan sistem non perpipaan dengan memanfaatkan mata air dan sumur dangkal kolektif. Wilayah prioritas pelayanan adalah Kecamatan Bogor Selatan, Bogor Barat, dan Tanah Sareal.

B. Air Limbah

Pengembangan instalasi pengolah air limbah (IPAL) kolektif di pengembangan perumahan baru untuk efisiensi lahan dan pencegahan pencemaran air tanah, Pembangunan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) di Kayumanis, optimalisasi IPLT Tegal Gundil, serta pencegahan pemanfaatan sungai untuk pembuangan limbah rumah tangga maupun limbah lainnya.

C. Drainase

Pengembangan sistem drainase makro dan mikro secara terpadu, pengendalian debit air pada wilayah genangan, peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabiliatsi dan pemeliharaan drainase, serta pengamanan daerah-daerah sekitar jaringan drainase dari kegiatan pembangunan fisik.

D. Persampahan

Rencana persampahan adalah mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu. Rencana pengembangan antara lain optimalisasi lahan TPA Galuga, operasionalisasi TPA terpadu Nambo, Pembangunan Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) dan Stasiun Peralihan Antara (SPA) Kayumanis, serta pengembangan pengelolaan sampah skala lingkungan berbasis komunitas dengan 3 R.

E. Listrik dan Telekomunikasi

Pada sektor energi listrik dikembangkan peningkatan kualitas dan jangkuan pelayanan listrik dengan mengembangkan sistem pengamanan untuk mengurangi jumlah kehilangan listrik dan pelayanan keseluruh wilayah kota. Pada sektor telekomunikasi dikembangkan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan telekomunkasi dengan mendorong penggunan tower bersama. Pada jaringan utilitas (air, listrik, telephon, dan gas) akan dikembangkan sistem terpadu dengan jaringan bersama (ducting system).

Rencana Pedestrian

Pengembangan rencana pedestrian diarahkan pada membangun jalur-jalur pejalan kaki pada pusat-pusat kegiatan yang berorientasi pada keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, penataan kembali jalur pejalan kaki dengan mengembalikan fungsi jalur pejalan kaki yang difungsikan selain kegiatan pejalan kaki, dan meningkatkan kualitas jalur pejalan kaki yang sudah ada.

Rencana Ruang Evakuasi Bencana

Sebagai antisipasi berbagai bencana, terutama bencana yang sering terjadi di Kota Bogor maka direncanakan penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana yang tersebar diseluruh wilayah terutama pada wilayah rawan bencana. Bencana yang sering terjadi antara lain longsor, banjir, dan kebakaran. Pada masing-masing wilayah telah ditetapkan melting point dan jalur evakuasi bencana. Pada kawasan padat penduduk harus diantisipasi bahaya kebakaran.

4.2.8.2. Rencana Pola Ruang

Arahan rencana pola ruang terbagi menjadi 2 yaitu arahan pengembangan kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Kawasan Lindung

Kawasan lindung yang dilindungi dan dilestarikan antara lain : 1. Areal Sempadan Sungai

2. Areal Sempadan Situ 3. Areal Sempadan Mata Air

4. Kawasan Plasma Nutfah (Kebun Raya Bogor & Hutan Cifor) 5. Kawasan Cagar Budaya (Heritage)

Gambar 16. Rencana Pola Ruang Kota Bogor.

Kawasan Budidaya A. Perumahan

Rencana sektor perumahan diarahkan pada penataan, pengendalian dan pengembangan berdasarkan karakteristik wilayah. Penataan dikembangkan dengan merevitalisasi, rehabilitasi, dan relokasi kawasan kumuh. Pengendalian diarahkan agar kecenderungan pertumbuhan perumahan kepadatan tinggi yang cenderung membetuk kekumuhan tidak terjadi. Pengembangan diarahkan agar terjadi distribusi ruang perumahan yang memenuhi standar teknis pengembangan. Perumahan kepadatan rendah diarahkan pada wilayah Bogor bagian selatan dan sebagian wilayah Bogor Barat. Perumahan kepadatan sedang diarahkan kesebagian Kecamatan Bogor Barat, Tanah Sareal, sebagian Kecamatan Bogor Utara, sebagian besar Kecamatan Bogor Timur dan sebagaian Bogor Tengah. Perumahan kepadatan tinggi diarahkan :

1. Pembangunan perumahan baru, diarahkan ke sebagian kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Timur, Tanah Sareal.

2. Penataan dan peremajaan kawasan perumahan padat tidak teratur di bantara sungai

3. Penataan dan perbaikan perumahan melalui program perbaikan kampung

4. Pembangunan rumah vertikal diarahkan di kawasan pusat kota (terkait dengan peremajaan), kawasan pusat WP (pengembangan baru), permukiman padat (sekitar koridor rel kereta api, sempadan sungai)

B. Perdagangan dan Jasa

Kawasan pusat perkantoran dan perdagangan jasa primer (skala kota dan regional) diarahkan di daerah pusat kota serta pada kawasan sekitar Jalan Arteri seperti:

1. Jalan Sholeh Iskandar – Abdullah Bin Nuh 2. Jalan Adnawijaya

3. Rencana Jalan R3

Kawasan pusat perkantoran, perdagangan jasa sekunder (skala WP) diarahkan:

1. Di daerah subpusat kota / pusat WP dan dikembangkan secara terpadu (superblok)

2. Jalan kolektor yang masih memiliki daya dukung transportasi/ lalu lintas 3. Mengarahkan lokasi kegiatan perdangan dan jasa tematik di pusat WP 4. Jasa akomodasi : WP B dan WP E

5. Sentra otomotif : WP E 6. Sentra elektronik : WP C

7. Kegiatan MICE diarahkan pada WP E

8. Jasa perkantoran diarahkan pada WP B dan WP D C. Industri

1. Mengendalikan kegiatan industri yang telah ada dari dampak polusi dan lalu lintas

2. Membatasi perkembangan industri yang telah ada pada lokasi industri yang ada saat ini

3. Mengarahkan lokasi industri dan pergudangan di koridor Jalan Raya Pemda (Kec Bogor Utara)

4. Mengembangkan industri rumah tangga dalam bentuk sentra 5. Sentra industri alas kaki

6. Sentra tas

7. Sentra kerajinan tangan

D. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Pencapaian RTH 30% akan dikembangkan melalui berbagai jenis RTH, antara lain

1. Mempertahankan dan membangun RTH Lindung (Sempadan Sungai, Sempadan Situ, sempadan mata air dan hutan kota)

2. Membangun dan mempertahankan RTH Budidaya (Taman Kota/City Park, Taman Lingkungan, Lapangan Olahraga/Sport Centre, Taman Rekreasi, Taman Pemakaman Umum/TPU, Pertanian Kota)

3. Mengembangkan RTH Infrastruktur (Jalur hijau jalan, pulau jalan, jalur hijau SUTET, jalur hijau sempadan kereta api.

E. Rencana Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)

Rencana dalam penyediaan RTNH Kota Bogor meliputi:

1. Meningkatkan fungsi, luasan dan kualitas ruang terbuka non hijau sebagai salah satu ruang publik kota.

2. Membangun RTHN baru di setiap WP dengan standar penyediaan luasan sesuai dengan kebutuhan dan standar yang berlaku

F. Rencana Sektor Informal

Sektor informal akan dikembangkan dengan arahan rencana penataan ruang kegiatan sektor informal yang ada, pengalokasian ruang baru untuk kegiatan sektor informal, dan pelibatan masyarakat dalam pengendalian ruang untuk sektor informal.

4.3. Sosial Budaya Ekonomi

Dokumen terkait