• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : CV MAS PUTIH PRODUCTION

F. Rencana Usaha

Rencana Kegiatan CV Mas Putih Production yang hendak dicapai di masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Memelihara dan meningkatkan hubungan baik dengan mitra usaha atau customer.

2. Meningkatkan kualitas dan mutu produk, serta kualitas produk. 3. Meningkatkan kinerja dan kualitas tenaga kerja.

19 BAB III

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA CV MAS PUTIH PRODUCTION

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Nilai kegunaan akuntansi sebagai salah satu fungsi dalam suatu perusaahaan semakin meningkat, sejalan dengan semakin besarnya skala operasi dan kompleksnya kegiatan. Akuntansi merupakan suatu sistem pengukuran dan pengkomunikasian untuk menyediakan informasi bagi suatu unit organisasi dalam membantu pihak-pihak yang berkepentingan membuat pertimbangan dan keputusan yang beralasan guna mengendalikan sumber-sumber ekonomi yang optimal dalam rangka pencapaian sasaran ( goal ) yang telah ditetapkan. CV Mas Putih Production dalam kegiatan operasionalnya tak lepas dari penerapan sistem informasi akuntansi sebagai alat perencanaan, pengendalian dan dasar pengambilan keputusan.

Menurut Hall (2001 : 6) “Sistem adalah dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama”. Menurut Bodnar (2006 : 1) “Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat”. Menurut Soemarso (2004 : 14) “Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut."

Menurut Kieso (2007 : 72) “sistem informasi akuntansi adalah sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Widjajanto (2001 : 4) “Sistem informasi akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.”

Maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari sumber-sumber seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan dan data lainnya menjadi informasi, dan informasi ini akan dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan.

Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 6) sistem informasi Akuntansi terdiri dari 6 komponen, yaitu :

1. People yang mengoperasikan sistem tersebut dan melakukan berbagai

macam fungsi.

2. Procedures and instructions, baik manual maupun otomatis, yang termasuk dalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai aktivitas organisasi.

3. Data tentang organisasi dan proses bisnisnya.

4. Software digunakan untuk memproses data organisasi. 5. Informationtechnology infrastructure.

6. Internal control and security measures, yang mengamankan data dalam

sistem informasi akuntansi.

B. Pengertian Aset Tetap

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membahas objek penelitian yang dititik beratkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan.

Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam memperoleh aset tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga halnya dengan yang dilakukan oleh CV Mas Putih Production.

Untuk memahami pengertian aset tetap perlu dikemukakan beberapa defenisi mengenai aset tetap tersebut yang dikeluarkan oleh beberapa ahli dibidang akuntansi, antara lain :

Menurut Simamora (2000 : 297) “Aset-aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dadulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Menurut Suharli (2006 : 259) “Harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, benilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan.

Intangible Asset merupakan aset yang tidak dapat dilihat, bukti

keberadaannya hanya dilihat dari akte perjanjian, kontak, dan lailn-lain, seperti goodwill, paten, frenchise, dan lain-lain.

Mulyadi (2001) Mengatakan aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.

Menurut Soemarso (2004 : 233) “Aset tetap adalah aset bernilai besar yang sifatnya tetap atau permanen, digunakan dalam kegiatan perusahaan dan

tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Menurut Harahap (2002 : 1) “Aset tetap adalah salah satu pos dalam laporan keuangan khususnya Neraca dan juga mempengaruhi laporan laba rugi melalui pos biaya penyusutan”.

Menurut Warren (2006 : 504) “Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relative permanent”.

Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aset tetap mempunyai tiga sifat utama, yaitu :

1. mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aset lainnya untuk

menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan datang baik langsung maupun tidak langsung,

2. suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengawasi manfaat tersebut,

3. transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.

Suatu aset yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi milik perusahaan dinamakan aset berwujud misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lainnya. Aset tetap mempunyai kriteria antara lain berwujud, dimiliki oleh perusahaan, masa operasinya lebih dari satu tahun atau jangka waktu relatif lama, nilainya besar, dan tidak untuk dijual.

Didalam menghasilkan laporan keuangan, Aset Tetap mempunyai pengaruh yang besar dalam pengunaan Sistem Informasi Akuntansi. Hampir

setiap perusahan, dalam bidang jasa, perdagangan maupun industri pasti

memiliki aset tetap untuk menjalankan kegiatan operasional setiap harinya, termasuk pada CV Mas Putih Production.

Karakteristik aset tetap berwujud adalah bahwa aset yang dimiliki perusahaan untuk digunakan secara terus menerus dan umur manfaatnya relatif

lebih panjang dibandingkan aset lancar dan nilainya material. Akuntansi aset tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan dalam

menilai aset tetap dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material karena nilai investasi yang ditanamkan pada aset tetap relatif besar. Oleh karena itu,

perlakuannya harus berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 16) tentang Aset Tetap dan diterapkan secara konsisten dari suatu periode ke periode selanjutnya.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (PSAK No. 16 : Par 1-4) bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang :

a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan adaministratif

b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya aset tetap adalah harta milik perusahaan yang diperoleh dalam bentuksiap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam

kegiatan operasional perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual, serta memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun.

Selama masa pemakaian kemampuan suatu aset untuk menghasilkan pendapatan dan jasa biasanya semakin menurun, baik secara fisik maupun fungsinya. Oleh karena itu perlu adanya pengakuan terhadap penurunan nilai aset tetap berwujud. Caranya adalah dengan cara mengalokasikan harga perolehan aset tetap berwujud secara sistematis sebagai beban selama beberapa periode akuntansi yang menerima manfaat dari aset tetap berwujud tersebut. Pengalokasian harga perolehan tersebut disebut dengan depresiasi.

Dari definisi aset tetap di atas dinyatakan bahwa aset tetap mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan.

C. Jenis-jenis Aset Tetap

Aset tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu : 1. Substansi

Yaitu aset yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aset tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Tangible fixed asset ( aset berwujud )

Contohnya : lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lainnya. b. Intangible fixed asset ( Aset tidak berwujud )

Contohnya : goodwill, paten, copyright, franchise, lease hold, dan lainnya. 2. Umur

Pengkategorian aset tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aset tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda.

Beradasarkan umurnya aset tetap terdiri dari :

a.Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah

b.Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti denga jenis aset sejenis.

Contohnya : bangunana, mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.

c.Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti denga aset lain yang sejenis. Contohnya : sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan.

Menurut Harahap (2002 : 22) penggolongan aset tetap dipandang dari berbagai sudut yaitu:

a. Berdasarkan sudut substansi :

1. Tangible Assets ( aset tetap berwujud ) seperti Lahan, Mesin, Gedung, dan Peralatan.

2. Intangible Assets ( aset yang tidak berwujud ) seperti HGU, HGB,

Goodwill-Patents, Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain. b. Berdasarkan sudut disusutkan atau tidak :

1. Depreciated Plant Assets yaitu aset tetap yang disusutkan seperti

Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris, Jalan, dan lain-lain.

2. Undepreciated Plant Assets, aset tetap yang tidak disusutkan seperti Land (Lahan).

c. Berdasarkan Jenis

Aset tetap berdasarkan jenis dapat dibagi sebagai berikut : 1. Tanah 2. Bangunan Gedung 3. Mesin 4. Kendaraan 5. Perabot 6. Inventaris/Peralatan 7. Prasarana

Berdasarkan hasil riset (survey) yang telah dilakukan oleh peneliti, CV Mas Putih Production memiliki rincian aset tetap yang digolongkan berdasarkan jenis seperti disebutkan di bawah ini :

1. Tanah

Tanah merupakan harta yang dimiliki dan digunakan selama kegiatan perusahaan masih berlangsung. Masa pemakaiannya tidak terbatas dan biasanya dijadikan tempat pendirian bangunan seperti kantor, gudang, parkir, dan lainnya.

CV Mas Putih Production terletak di Jl. Suka Menanti no. 17 Medan. Tanah yang dimiliki dijadikan sebagai pendirian gedung kegiatan usaha, kantor usaha, tempat parkir, dan lainnya.

2. Gedung

CV Mas Putih Production mempunyai gedung dan bangunan yang cukup luas dengan berbagai kategori seperti ruang perkantoran, ruang diskusi/rapat, ruang percetakan, gudang dan lain-lain.

3.Mesin

Mesin yang ada di CV Mas Putih Production terdiri dari mesin ketik manual dan listrik (portable dan standard) , mesin fotokopi, mesin penghancur kertas, mesin potong kertas, mesin genset,mesin penghisap debu (vacuum cleaner), mesin Percetakan dan lain-lain.

4. Kendaraan

Kenderaan meliputi 2 mobil dan 1 sepeda motor yang berfungsi sebagai sarana penunjang dalam kegiatan perusahaan

5. Peralatan / Inventaris

Pada CV Mas Putih Production peralatan terbagi ke dalam 2 kategori, yakni peralatan administrasi untuk keperluan yang ditempatkan pada perkantoran dan peralatan yang digunakan dalam penyelenggaraan proses percetakan.

D. Cara Perolehan Aset Tetap

Setiap aset tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aset tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aset ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia, (2008) berpendapat bahwa : Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN masukan tidak boleh retribusi (non refundable), setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aset tetap dengan beberapa cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan dari aset tetap itu sendiri.

Menurut Harahap (2003 : 23) ada enam cara perolehan aset tetap yaitu :

1. Pembelian kontan 2. Pembelian secara kredit

4. Diterima dari sumbangan 5. Dibangun sendiri

6. Tukar tambah

CV Mas Putih Production dalam perolehan aset tetapnya melakukan dua cara berikut :

1. dengan pembelian secara tunai

Perolehan aset tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual (harga faktur) dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut siap untuk digunakan.

Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga perolehan aset tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aset tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur tersebut. Jika dalam suatu pembelian diperoleh suatu aset tetap seperti gedung atau tanah, maka pengalokasian harga perolehan dari aset tersebut didasarkan pada perbandingan nilai wajar dari masing-masing aset yang diperoleh. Dengan begitu aset tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aset tetap tersebut diterima sebesar harga prolehannya.

2. dengan cara dibangun sendiri

Aset tetap yang diperoleh dengan cara dibangun sendiri oleh perusahaan didasarkan harga perolehannya berasal dari pemindah bukuan aset dalam pelaksanaanya yang kemudian dicatat pada saat laporan proyek selesai diperoleh dan berita acara serah terima dari pembuat aset tetap yang

bersangkutan. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aset tetap akan lebih baik.

E. Penggantian Aset Tetap

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait dengan pengguaan aset tetap dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Cara penggantian aset tetap yang dilakukan oleh CV Mas Putih Production yaitu :

1.dengan cara dibuang

Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini dikarenakan aset tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.

2.dengan cara dijual

Penjualan aset tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. Aset yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aset sama dengan ayat jurnal yang telah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aset lainnya yang diterima juga harus dicatat.

3.dengan cara ditukar dengan aset lain,

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka

diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.

F. Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaat. Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan, dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aset tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.

Di samping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aset tetap.

Menurut Harahap (2002 : 53) Yang dimaksud dengan penyusutan adalah : “Pengalokasian harga pokok aset tetap selama masa penggunaannya”. Beberapa istilah-istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aset terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aset tetap, antara lain :

Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

b.deplesi

Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aset tetap berupa sumber-sumber alam (wasting asset) yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

c.amortisasi

Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban penyusutan setiap periode adalah :

1. Harga perolehan aset

Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh aset sampai keadaan siap pakai.

2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat ( nilai residu)

Yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aset tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aset tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost ) adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aset sebagai beban penyusutan.

3. Umur teknis

Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aset tetap juga harus diestimasi pada saat aset tersebut mulai digunakan. Beberapa faktor

yang menyebabkan suatu aset tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu :

a. Faktor Fisik

Aus karena dipakai (wear and tear ), aus karena umur (deteroralitation and deacay ), dan kerusakan merupakan factor fisik yang dapat mengurangi fungsi aset tetap.

b. Faktor Fungsional

Faktor fungsional yang membatasi umur aset berupa ketidakmampuan aset memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aset tidak ekonomis lagi apabila dipakai.

c. Pola Pemakaian

pola pamakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.

Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalokasian pembebanan penyusutan aset tetap. Tiga metode penyusutan yang paling umum digunakan adalah metode garis lurus, metode unit produksi, dan metode saldo menurun berganda.

Straight Line Methode ( metode garis lurus )

Metode ini menghitung penyusutan berat beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap.

Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut (Harahap : 2002):

Keterangan :

D = Beban Penyusutan (Depresiasi) C = Harga Pokok Aset (cost) S = Salvage Value (nilai residu) N = Useful Life (umur teknis) Contoh :

Sebuah peralatan dibeli dengan harga Rp15.000.000 nilai residu ditaksir Rp 1.500.000 dan estimasi umurnya adalah 5 tahun. Penyusutan tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut :

000 . 700 . 2 5 000 . 500 . 1 000 . 000 . 15 = Tabel. 3.1

Penyusutan Menurut Metode Straight Line Akhir

Tahun Harga Pokok Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku 0 1 2 15.000.000 15.000.000 15.000.000 - 2.700.000 2.700.000 - 2.700.000 5.400.000 15.000.000 12.300.000 9.600.000 C - S D = n

Akhir

Tahun Harga Pokok Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku 3 4 5 15.000.000 15.000.000 15.000.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 8.100.000 10.800.000 13.500.000 13.500.000 6.900.000 4.200.000 1.500.000

Sumber : Data diolah (2009)

Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke badan periodik jika pemanfaatan aset dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode.

Metode Unit Produksi

Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis lurus. Dalam hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.

Metode unit produksi (Unit-of-Production Method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset diekpresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill. Total beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud.

Contoh :

Dengan menggunakan ilustarasi contoh sebelumnya jam kerja aset tetap dimisalkan 75.000 jam maka penyusutan per jam adalah sebagai berikut :

perjam 180 000 . 75 000 . 500 . 1 000 . 000 . 15 =

Dengan mengasumsikan bahwa aset tetap dioperasikan 15.000 jam selama 1 tahun maka beban penyusutan dalam 1 tahun adalah 15.000 × 180 = Rp 2.700.000

Tabel. 3.2

Pentusutan Menurut Metode Unit Produksi

No Jam

Kerja Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

1 2 3 4 5 15.000 13.000 10.000 17.000 20.000 75.000 000 . 700 . 2 180 000 . 15 × = 13.000×180=2.340.000 000 . 800 . 1 180 000 . 10 × = 000 . 060 . 3 180 000 . 17 × = 000 . 600 . 3 180 000 . 20 × = 000 . 500 . 13 180 000 . 75 × = 2.700.000 6.840.000 4.500.000 9.900.000 13.500.000 15.000.000 12.300.000 8.160.000 10.500.000 5.100.000 1.500.000

Sumber : Data diolah (2009)

Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo menurun berganda (double declining balance method) menghasilakan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur

manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini tarif penyusutan garis lurus tahun terlebih dahulu harus digandakan.

Contoh :

Dengan menggunakan ilustrasi contoh sebelumnya maka tarif penyusutan saldo menurun adalah :

= 100% / 5 tahun = 20%

Digandakan menjadi 20% × 2 = 40 %

Tabel. 3.3

Pentusutan Menurut Metode Saldo Menurun Berganda

Tahun Beban Penyusutan Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku 1 2 3 4 5 40% × 15.000.000 = 6.000.000 40% × 9.000.000 = 3.600.000 40% × 5.400.000 = 2.160.000 40% × 3.240.000 = 1.296.000 40% × 1.944.000 = 777.600 6.000.000 9.600.000 11.760.000 13.056.000 13.833.600 9.000.000 5.400.000 3.240.000 1.944.000 1.166.400

Sumber : Data diolah (2009)

CV Mas Putih Production sebagai unit kerja hanya melaporkan aset tetap setiap 6 bulan sekali pertahun tanpa ada melakukan penyusutan pada aset tetapnya. Biasanya metode yang diterapkan menggunakan metode garis lurus (Straight line method). Hasil penyusutan aset tetap diterbitkan setiap enam bulan sekali per tahun. Alasan menggunakan metode penyusutan garis lurus (Straight line method) adalah kegunaan ekonomis dari suatu aset tetap akan menurun secara proporsional setiap periode, biaya reparasi dan pemeliharaan

tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap, kegunaan ekonomis berkurang karena terlewatnya waktu, penggunaan (kapasitas) aset tiap-tiap periode relatif tetap.

G. Prosedur Dokumen Aset Tetap

Dokumen terkait