• Tidak ada hasil yang ditemukan

Representasi Megamind Berdasarkan Perilaku Individual …

Dalam dokumen Muhammad kukuh adiguna (Halaman 107-152)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Hasil Penelitian

4.2.2. Representasi Megamind Berdasarkan Perilaku Individual …

Dalam sebuah film seorang hero mempunyai kepribadian yang merepesentasikan perilaku mereka. Sedangkan dalam film ini, Megamind sebagai tokoh utama (hero) memiliki perilaku yang membuatnya unik. Untuk menganalisa keunikan tersebut maka pada korpus ini akan dibagi menjadi tiga kategori yaitu: a). Perilaku Positif Megamind, b). Perilaku Negatif Megamind, dan c). Proses Pembentukan Perilaku Megamind.

a. Perilaku Positif Megamind

Perilaku Positif Megamind Dalam Adegan 53

Time Code: 44:05-44:16

Shoot 1 Shoot 2

96 Shoot 3

Kode Verbal Dalam Adegan 53

Minion : Mengapa kita membersihkan kota ini tuan?

Megamind : Um, kita tidak mau bertempur dengan pahlawan baru di tempat sampah, bukan?

Roxane : Museumnya kembali seperti semula. Tapi bagaimana, mengapa?

Megamind : Mungkin Megamind tidak sejahat yang diperkirakan

Makna Denotasi Dalam Adegan 53

Shoot 1 memperlihatkan gambar sampah-sampah di pinggir jalan yang berubah menjadi kotak kubik berwarna biru. Merubah sampah menjadi kotak biru merupakan hasil pekerjaan Megamind dengan menggunakan alat ciptaan yang canggih. Alat tersebut dapat merubah benda padat, seperti sampah dalam adegan ini, menjadi kotak kubik yang menyerupai batu es. Sedangkan makna dalam adegan ini menunjukkan bahwa Megamind berupaya untuk membersihkan sampah di kota Metro City.

Shoot 2 memperlihatkan Minion dan Megamind yang menggunakan kaca mata sedang serius membersihkan kota. Kemudian keduanya saling berbicara commit to user

97 mengenai maksud dari kegiatan pembersihan kota tersebut. Dari dialog yang terjadi antara Megamind dan Minion menunjukkan bahwa tujuan pembersihan kota Metro City adalah untuk menyambut pertarungannya dengan Titan. Namun sebenarnya hal itu hanyalah dalih karena Megamind sebenarnya merasa terdorong untuk membersihkan sampah di sekitar Metro City.

Shoot 3 menampilkan museum kota Metro City yang kembali normal. Roxane terlihat senang dengan situasi tersebut sekaligus bingung mengapa kondisi museum bisa kembali normal. Pada dasarnya adegan ini memberikan penjelasan bahwa Megamind mungkin tidak sejahat yang orang pikirkan karena ia memulihkan kondisi kota Metro City yang sebelumnya kacau dan kotor.

Makna Konotasi Dalam Adegan 53

Bagi Ainun Chonsum, pahlawan adalah orang yang berjasa bagi lingkungannya. Oleh karenanya pahlawan tidak selalu diharuskan berjasa besar dengan mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negaranya, namun terkadang seseorang bisa disebut sebagai pahlawan jika ia memberikan kontribusinya bagi lingkungan atau komunitasnya (http://www.tabloidcleopatra.com/tanamkan-jiwa-pahlawan-sejak-kecil/).

Dewasa ini, salah satu isu lingkungan di perkotaan yang sangat dominan adalah sampah. Secara universal sampah menjadi permasalahan sebuah kota yang terjadi hampir disetiap belahan dunia. Saat ini bahkan sampah merupakan permasalahan lingkungan yang belum terselesaikan bagi masyarakat perkotaan. Isu sampah sebagai masalah lingkungan diperlihatkan dalam adegan ke 53, dalam commit to user

98 adegan satu ini digambarakan jika kota Metro City merupakan simbol kota yang kotor karena dipenuhi dengan sampah. Ketika masalah ini semakin sulit terpecahkan maka muncul Megamind yang membersihkan kota Metro City dengan alat canggih ciptaannya.

Selain melakukan pembersihan kota Megamind juga melakukan perawatan terhadap museum kota Metro City. Kegiatan mulia yang dilakukan Megamind dalam adegan ini menandakan bahwa Megamind memiliki kepedulian terhadap lingkungan Metro City, hal tersebut merepesentasikan perilaku positif yang dimiliki oleh Megamind. Selain itu tindakan Megamind bagi lingkungan Metro City merupakan salah satu contoh jika hero tidak selalu dituntut berjasa besar. Dalam adegan ini Megamind tidak melakukan jasa besar seperti menyelamatkan ribuan nyawa ataupun melindungi Metro City dari ancaman bahaya, namun ia menunjukkan sisi kepahlawannya dengan kepedulian terhadap lingkungan.

Pada dasarnya adegan ini menunjukkan jika seorang pahlawan tidak diukur berdasarkan besar kecilnya perbuatan yang mereka lakukan. Namun seseorang dapat menjadi pahlawan jika ia memiliki kepedulian, sebab kepedulian atau empati adalah simbol utama bagi seorang hero. Hal ini sejalan dengan pernyataan Rosdiana Setyaningrum yang menyebutkan jika kepahlawanan dapat diartikan sebagai empati, dengan memiliki empati maka seseorang akan selalu memiliki keinginan untuk menolong, baik dalam hal besar dan hal kecil, inilah kepahlawanan yang sesungguhnya (http://www.tabloidcleopatra.com/tanamkan-jiwa-pahlawan-sejak-kecil/).

99

Perilaku Positif Megamind Dalam Adegan 87

Time Code: 01:10:58 - 01:11:11

Shoo1 Shoot 2

Shoot 3

Makna Denotasi Dalam Adegan 87

Gambar shoot 1 menunjukkan Megamind yang sedang memasuki gerbang penjara dimana terdapat dua penjaga yang sedang memasang posisi untuk menangkapnya. Gambar shoot 2 menampilkan gambar Megamind yang melewati kedua penjaga tanpa memberikan perlawanan, hal ini membuat kedua penjaga menjadi heran dengan menampilkan ekspresi kaget. Selanjutnya, Megamind terlihat menghiraukan kedua penjaga tersebut dengan tatapan matanya yang serius sambil terus melihat kedepan.

100 Shoot 3 berupa gambar Megamind yang sedang mengadahkan kedua tangannya ke arah sipir penjara dengan ekspresi muka yang penuh penyesalan. Tindakan Megamind dalam adegan ini menggambarkan isyrat Megamind yang sedang menyerahkan diri kepada pihak berwajib yang diwakili oleh sipir penjara. Pada akhir adegan ini Megamind diborgol dan digiring oleh kedua penjaga yang didampingi oleh sipir penjara.

Makna Konotasi Dalam Adegan 87

Dalam film laga Hollywood konsep heroisme atau kepahlawanan seringkali melekat dengan citra militer. Oleh karenanya produsen film Hollywood memiliki kecenderungan untuk mengaplikasikan nilai militer dan patriotisme, salah satunya adalah nilai keberanian. Dalam dunia militer keberanian lebih dinilai sebagai perbuatan berani untuk berkorban bahkan terkadang berani mati demi rakyat dan negara. Konsep kebernian itu kemudian diwujudkan dalam film-film Hollywood, sehingga seorang tokoh protagonis (hero) diibaratkan sebagai pejuang yang berani berkorban demi menolong orang-orang disekitarnya atau bahkan menyelamatkan dunia.

Dalam kasus tertentu produsen film Hollywood juga secara gamblang menampilkan keberanian seorang hero untuk mengorbankan nyawanya. Hal ini terlihat dalam film-film populer seperti The Matrix dan Gladiator yang menampilkan kematian tokoh hero demi melindungi bangsanya. Konsep pengorbanan ini seakan-akan menjadi pesan yang dikemas untuk menunjukkan kebernaian seorang hero, semakin besar pengorbanan seorang pahlwanan maka semakin besar pula keberanian yang ditunjukkan olehnya. Alhasil akan terlihat

101 jelas jika dalam film Hollywood istilah keberanian identik sebagai pengorbanan dan perjuangan oleh seorang hero (tokoh protagonis).

Namun sejatinya konsep “berani” yang ditunjukkan oleh seorang hero

tidak bisa dilihat dari pengorbanan dan perjuangan semata. Hal ini diungkapkan oleh Pahlawan Nasional Indonesia yaitu Pangeran Sambernyowo atau Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagara I. Menurut beliau keberanian seorang pahlawan diartikan sebagai Mulat Sarira Hangra sa Wani, yakni mawas diri dan berani bertanggung jawab. Maksudnya adalah kepahlawanan berarti berani membela kebenaran, berani menderita, berani bertanggung jawab, berani wibawa dan hidup sejahtera (http://minimagz.wordpress.com/2008/04/16/).

Melalui pengertian tersebut nampak jika keberanain seorang pahlawan dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Simbol keberanian tidak harus diwujudkan melalui pengorban, bisa saja keberanian seorang hero diwjudkan melalui tindakan bertanggung jawab. Simbol keberanian untuk bertanggung jawab diwujudkan Megamind dalam adegan 87 ketika ia menyerahkan diri kepada pihak berwajib. Tindakan Megamind itu pada dasarnya dilakukan karena ia merasa bersalah dan merasa harus mempertanggung jawabkan perbuatannya yang telah mengacaukan Metro City. Oleh karenanya penyerahan diri merupakan simbol keberanian yang dilakukan oleh Megamind untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya yang telah merugikan masyarakat.

Cara Megamind menunjukkan keberaniannya dengan menyerahkan diri tentunya sangat menarik, sebab selama ini seorangcommit to user hero cenderung menampilkan

102 keberaniannya dalam bentuk perjuangan dan pengorbanan. Maka dalam adegan ini Megamind mengisyaratkan bahwa terkadang simbol keberanian bisa diwujudkan dalam berbagai perbuatan, misalnya tindakan berani bertanggung jawab. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa keberaniaan seorang

hero memiliki makna yang kompleks.

Individu yang berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri layak disebut pahlawan, karena ia tidak hanya bertanggung jawab pada dirinya tapi juga pada kehidupan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Hal ini menandakan bahwa nilai kepahlawanan tidak diukur dari kecerdasan intelektual tetapi lebih pada kecerdasan emosional dan sikap mawas diri yang dimiliki seseorang (http://minimagz.wordpress.com/2008/04/16/). Oleh karena itu tindakan Megamind yang berani menanggung perbuatannya merepesentasikan perilaku positif bagi seseorang yang memiliki kecerdasan emosional dan sikap mawas diri.

b. Perilaku Negatif Megamind

Perilaku Negatif Megamind Dalam Adegan 29

Time Code: 22:53 - 24:13

Shoot 1 Shoot 2

103

Shoot 3 Shoot 4

Kode Verbal Dalam Adegan 29

Megamind : Yah, sekarang Metro Man sudah disingkirkan. Aku bisa lakukan apapun yang kumau.

Makna Denotasi Dalam Adegan 29

Rangakaian shoot dalam adegan ini memperlihatkan Megamind yang seenaknya melakukan ulahnya setelah menyingkirkan Metro Man. Shoot 1 menampilkan ketika Megamind membuat kekacauan di Museum Metro City, kemudian terdapat gambar Megamind sedang bermain-main diatas troli. Selain itu terlihat lukisan Monalisa yang terdapat kumis pada wajahnya setelah dicoret-coret

oleh Megamind. Selanjutnya lukisan Monalisa “berkumis” tersebut ia masukkan

kedalam ranjang troli yang dinaiki oleh Megamind.

Pada shoot 2 memperlihatkan gambar ketika Megamind mengecat kubah Balai kota dengan warna biru yang merupakan ciri khasnya. Makna dalam shoot 2 menandakan bahwa bangunan balai kota sebagai wilayah kekuasaan Megamind. Berikutnya dalam shoot 3, terlihat gambar toko-toko dipinggir jalan Metro City yang tutup semenjak kota dikuasai Megamind. Selain itu pada toko-toko tersebut

104 terdapat coretan-coretan bertuliskan Megamind‟s yang menandakan bahwa tempat

tersebut merupakan milik Megamind.

Shoot 4 memperlihatkan gambar bangunan yang diberikan coretan berbentuk tiga lingkaran yang diarsir. Lingkaran pada arsiran pertama berukuran paling besar sedangkan pada arsiran kedua dan ketiga bentuk lingkarannya semakin kecil. Dalam lingkaran arsiran pertama terdapat angka 10, kemudian diarsiran kedua dan ketiga tertulis angka 100 dan 1000. Pada arsiran ketiga yang ukurannya paling kecil nampak sebuah mobil pemadam kebakaran yang tertancap di angka 1000. Sementara di bagian bawah tembok terlihat mobil-mobil yang disusun secara berantakan.

Coretan pada tembok bangunan tersebut secara tidak langsung merujuk sebagai sebuah permainan dartboard. Umumnya permainan dartboard

menggunakan papan berukuran kecil, serta anak panah untuk mengenai sasaran (lingkaran) dalam papan tersebut. Namun dalam adegan ini Megamind menggunakan tembok bangunan sebagai pengganti papan, sedangkan anak panah digantikan oleh mobil pemadam kebakaran. Shoot keempat menonjolkan bagaimana Megamind yang bersikap keterlaluan (nakal) karena permainannya menimbulkan kerusakan terhadap suatu bangunan dan fasilitas umum seperti mobil pemadam kebakaran.

Makna Konotasi Dalam Adegan 29

Makna yang ditimbulkan dari adegan menunjukkan bahwa Megamind merupakan individu yang memiliki perilaku yang usil dan perusak. Perilaku commit to user

105 tersebut diperlihatkan Megamind ketika mengacaukan dan merusak sarana-sarana umum seperti museum, kantor balaikota, dan bangunan-bangunan lainnya di Metro City. Perilaku menyimpang Megamind dapat dianalisa dengan fenomena vandalisme yang seringkali muncul dewasa ini.

Menurut Wikipedia, vandalisme adalah suatu sikap kebiasaan yang dialamatkan kepada bangsa Vandal, pada zaman Romawi Kuno, yang budayanya antara lain adalah perusakan yang kejam dan penistaan segala yang indah atau terpuji (http://id.wikipedia.org/wiki/Vandalisme). Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), vandal adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya atau perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas.

Tindakan yang termasuk di dalam vandalisme adalah perusakan, pencacatan, grafitty, dan kegiatan mencorat-coret tempat-tempat umum. Bahkan merusak fasilitas umum termasuk kegiatan vandalisme karena tindakan ini merupakan bentuk keganasan, kekasaran, maupun penghancuran. Oleh karena itu tindakan-tindakan Megamind ketika mencoret-coret museum dan mengacaukan bangunan-bangunan di kota Metro City merupakan simbol bagi perilaku orang yang melakukan vandalisme.

Menurut Keller, Light, dan Calhoun (1989), kriminalitas ada berbagai macam bentuknya salah satunya adalah Crime Without Victim (kejahatan tanpa korban). Crime Without Victim yaitu kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindakan pidana orang lain, contohnya adalah commit to user

106 vandalisme. Oleh karena itu meskipun vandalisme merupakan kegiatan yang tidak enak dipandang dan merusak lingkungan, namun tindakan ini tidak menimbulkan korban jiwa ataupun membuat orang lain menderita.

Dari analisa diatas dapat dipahami bahwa Megamind merupakan individu yang berperilaku menyimpang karena melakukan vandalisme. Vandalisme merepesentasikan bagaimana simbol perilaku negatif yang dimiliki Megamind sebagai seorang hero. Walaupun cenderung bersifat negatif dan merusak, akan tetapi vandalisme yang dilakukan Megamind tidak sampai membuat warga Metro City terluka ataupun menderita. Oleh karena itu vandalisme dari Megamind merupakan sebuah bentuk kriminalitas yang ringan, karena tindakannya itu tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa.

Perilaku Negatif Megamind Dalam Adegan 34

Time Code: 24:27 - 26:20

Shoot 1 Shoot 2

107 Kode Verbal Dalam Adegan 34

Megamind : Aku tahu, aku tahu, selalu haus, tidak pernah puas.

Megamind : Aku mengerti kamu, burung berpakaian kecil. Tanpa tujuan, kekosongan, seperti ruang hampa, bukan?

Megamind : Seperti apa ruang hampamu, burung kecil?

Minion : Ada masalah tuan.

Megamind : Baru saja terpikir, kita memiliki semuanya tapi disisi lain kita tidak memiliki apa-apa. Apakah kita sudah sukses?

Minion : Tentu, sudah berhasil tuan. Anda membuat semuanya sempurna.

Megamind : Lalu mengapa aku merasa begitu melankolis/murung? Aku merasa tidak bahagia. Tanpa Metro Man, apa gunanya?

Makna Denotasi Dalam Adegan 34

Gambar dan dialog pada shoot 1 menampilkan Megamind yang sedang linglung dan gelisah. Karena merasa gelisah Megamind berbicara dengan mainan burung kecil yang berada diatas sebuah gelas kaca. Mainan burung tersebut memiliki mekanisme menghisap air dan mengeluarkannya kembali sehingga air yang berada dalam gelas tidak pernah habis. Mainan burung tersebut secara simbolik merefleksikan sikap Megamind yang sulit merasa puas dan memiliki kekosongan jiwa ketika tujuannya hilang.

108 Pada shoot 2 Megamind memasang ekspresi murung, kemudian ia berduskusi dengan Minion mengenai pencapaiannya dan rencana yang akan dilakukannya kedepan. Gambar shoot 3 memperlihatkan wajah Megamind yang sedang merengut dengan bibir yang mengarah keatas, ini merupakan isyarat perasaan kecewa dan sedih. Dalam shoot ketiga memuat makna bahwa Megamind sedang murung karena tidak menemukan tujuan hidupnya setelah mengalahkan Metro Man, bahkan Minion yang berusaha memberikan ide dan menghiburnya tidak mampu untuk memuaskan Megamind.

Makna Konotasi Dalam Adegan 34

Makna yang tersirat dari adegan adalah penggambaran Megamind sebagai simbol individu yang peragu. Sikap ragu-ragu Megamind diperlihatkan ketika ia sukses meraih tujuannya, namun ia justru merasa tidak puas atau hampa. Ketidakpuasan dalam diri Megamind menjadi jawaban bahwa apa yang selama ini menjadi impiannya ternyata tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu meskipun disatu sisi Megamind berhasil meraih tujuannya, namun dilain sisi ia merasa gagal dan tidak puas terhadap pencapaiannya.

Perilaku Megamind yang ragu-ragu tersebut bersumber dari perasaan cemas dan sedih. Menurut Darwis Hude (2006), kecemasan dan kesedihan adalah dua kata yang dieloborasi oleh psikologi sebagai kata yang hampir sama. Kecemasan dan kesedihan berkenaan dengan adanya sesuatu yang hilang atau tidak sesuai harapan. Sedangkan dalam adegan ini, kecemasan dan kesedihan yang dialami Megamind timbul ketika ia merasa kehilangan setelah mengalahkan Metro Man. Selanjutnya Megamind yang berhasil menggapai tujuan hidupnya

109 dengan mengalahkan Metro Man, ternyata merasa kemenangannya tersebut tidak sesuai dengan harapannya selama ini.

Pada dasarnya sikap ragu-ragu yang bersumber dari kesedihan dan kecemasan merupakan bentuk dari perasaan-perasaan negatif. Oleh karena itu sikap tersebut mencerminkan perilaku negatif yang dimiliki oleh seseorang (http://www.akuinginsukses.com/bagaimana-mengatasi-depresi-dan-mengubah-hidup-anda/). Sedangkan Megamind dalam adegan 34 secara jelas menampilkan perasaan ragu dan sedih yang mencerminkan simbol perilaku negatif dalam dirinya. Oleh karena itu perasaan-perasaan yang diekspresikan oleh Megamind dalam adegan 34 merepesentasikan simbol perilaku negatif yang dimilikinya.

Perilaku Negatif Megamind Dalam Adegan 99

Time Code: 01:19:32 - 01:20:13

Shoot 1 Shoot 2

110 Kode Verbal Dalam Adegan 99

Titan : Cukup licik, sis. Tapi hanya ada satu orang yang aku tahu menyebut kota ini Montro City.

Megamind : Opsss.

Makna Denotasi Dalam Adegan 99

Adegan ini menceritakan tentang Megamind yang sedang menyamar menjadi Metro Man ketika berhadapan dengan Titan. Shoot 1 memperlihatkan peristiwa yang terjadi ketika Megamind berhasil mengusir Titan. Pada shoot 1 terdapat gambar Metro Man dan Roxane, terlihat jika tangan kiri Roxane sedang menggenggam tangan kiri Metro Man. Selanjutnya tangan kanan Roxane memutar jam tangan yang dipakai oleh Metro dan terlihat jam tersebut memancarkan sinar berwarna biru.

Shoot kedua memperlihatkan kejadian yang terjadi setelah jam tangan Metro Man diputar oleh Roxane, ternyata jam tersebut merupakan alat berteknologi tinggi yang digunakan Megamind untuk menyamar menjadi Metro Man. Setelah penyamarannnya terbongkar Megamind justru menampilkan ekspresi senang dengan mengumbar senyum di bibirnya. Shoot 1 dan shoot 2 merupakan rangkaian pesan yang menjelaskan bagaimana cara Megamind menyamar menjadi Metro Man agar bisa mengecoh Titan.

Shoot 3 menampilkan gambar Megamind yang memasang ekspresi terkejut, sebaliknya di belakangnya terlihat Titan sebagai latar yang sedang melayang dengan posisi kaki mengangkang. commit to user Shoot ini memperlihatkan Megamind

111 yang terkejut karena Titan berhasil membongkar tipuan yang dilakukannya. Setelah mengetahui jebakan yang digunakan Megamind membuat Titan kembali dengan kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri Titan ditunjukkan oleh gestur tubuh yang melipatkan posisi kedua tangannya, serta ekspresi bibirnya yang terbuka lebar dengan senyum yang terlihat arogan.

Adegan ini menceritakan Megamind yang mengelabui Titan dengan cara menyamar menjadi Metro Man. Awalnya strategi Megamind untuk menipu Titan ini berhasil sehingga membuatnya melarikan diri. Namun Titan menyadari bahwa dirinya telah di tipu oleh Megamind, selanjutnya ia kembali mendatangi Megamind untuk melampiaskan kekesalannya. Dari cerita dalam adegan ini memuat makna mengenai karakter Megamind yang senang menipu, alhasil Titan menyebut tipuan Megamind sebagai perbuatan licik.

Makna Konotasi Dalam Adegan 99

Penipuan adalah perbuatan yang dilakukan secara sadar untuk tujuan tertentu. Di ranah hukum kata penipuan sangat erat hubungannya dengan tindakan kriminal atau pidana yang melanggar aturan. Begitupun dalam norma masyarakat, kata penipuan mengacu pada suatu perbuatan salah yang digunakan untuk kepentingan orang yang menipu. Merujuk pada perspektif hukum dan norma sosial maka penipuan merepesentasikan perbuatan buruk atau tindakan kejahatan.

Namun dalam kultur masyarakat modern kata penipuan berkembang menjadi bentuk yang sangat kompleks. Dalam dunia ekonomi-politik penipuan dianggap sebagai suatu strategi manajemen, dimana penipuan dimanifestasikan commit to user

112 sebagai muslihat atau rahasia yang digunakan dalam persaingan. Oleh karenanya penipuan bukanlah sebuah kejahatan selama hal ini tidak melanggar hukum. Sama halnya dalam dunia militer, penipuan ditafsirkan sebagai sebuah strategi untuk mengelabui lawan ketika berperang.

Berdasarkan persepktif modern maka konsep penipuan menjadi sangat luas, sehingga salah ataupun benarnya perbuatan ini bersifat subjektif dan bergantung dalam konteks apa perbuatan ini dilakukan. Adapun bentuk penipuan yang dilakukan dalam adegan ini adalah penyamaran. Richard Reynolds (1992) menyebutkan jika penyamaran bukanlah hal yang asing dalam film Hollywod, dan pada dasarnya hal ini seringkali dikategorikan berdasarkan dua cara yaitu:

Pertama, seorang tokoh dalam film seringkali menyamar dengan cara memakai topeng, kostum, menggunakan nama atau dokumen palsu, ataupun menutupi identitas dirinya. Penyamaran seperti ini digunakan untuk melindungi orang-orang disekitarnya atau organisasi tempat sang tokoh bekerja dari musuh-musuh mereka. Hal ini biasanya dilakukan oleh tokoh-tokoh protagonis seperti

superhero, pasukan khusus (special force), ataupun agen mata-mata yang memiliki banyak musuh.

Kedua yaitu penyamaran yang dilakukan dengan cara mencuri identitas (Shoulder Surfers/Dumpster Divers). Cara ini biasanya dilakukan oleh karakter antagonis yang menjadikan dirinya sebagai orang lain, baik secara fisik maupun non-fisik. Umunya penyamaran yang dilakukan adalah menjadi tokoh idola, politikus, tokoh anonim, keluarga atau teman dari tokoh protagonis, bahkan tidak commit to user

113 jarang ia menyamar menjadi tokoh protagonis sendiri. Lazimnya penyamaran ini dipakai demi meraih keuntungan-keuntungan pribadi seperti; tujuan eknomi, menghilangkan depresi atau mencari kepuasan, balas dendam, hingga merusak citra orang dicuri identitasnya.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dipahami bahwa penyamaran merupakan simbol terhadap penipuan atau perbuatan jahat jika dilakukan dengan cara mencuri identitas. Namun sebaliknya jika penyamaran ditempuh dengan cara menyembunyikan identitas sang tokoh maka hal tersebut dipandang sebagai perbuatan baik. Hal ini menandakan bahwa film-film Hollywood lebih menekankan baik atau jahatnya suatu penyamaran berdasarkan cara yang digunakan oleh seorang tokoh.

Adapun dalam adegan ini Megamind melakukan penyamaran dengan cara mencuri identitas yang biasanya merepesentasikan perbuatan jahat. Namun penyamaran tersebut nyatanya tidak bertujuan untuk merugikan orang lain ataupun orang yang dicuri identitasnya. Megamind justru mencuri identitas Metro

Dalam dokumen Muhammad kukuh adiguna (Halaman 107-152)

Dokumen terkait