• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENEMUAN

1. Representasi Stuart Hall

3. Tabel 3 Sub Kategori Pesan Dakwah ... 67 4. Tabel 5 Nilai-nilai Jurnalisme Profetik Pada Pesan Obat-obatan Halal dan

Haram ... 72

ix

Lampiran 1 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Dari Hidayatullah TV

Lampiran 3 Transkip Wawancara Peneliti Dengan Redaksi

Hidayatullah TV

Lampiran 4 Dokumentasi Wawancara

Lampiran 5 Naskah Berita Obat-obatan Haram di Hidayatullah TV

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Obat-obatan yang beredar di Indonesia, belum sepenuhnya mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jumlah produk yang tersertifikasi halal di Indonesia masih di bawah angka 1%. Dari tiga puluh ribu obat, hanya 22 produk obat yang telah lulus uji halal, menurut Lukmanul Hakim, Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), rendahnya angka tersebut karena sertifikasi halal belum diwajibkan oleh pemerintah.1 Masyarakat perlu mengetahui obat-obatan seperti apa yang halal untuk dikonsumsi. Hidayatullah TV mengangkat berita tentang obat-obatan haram ke dalam program berita, yang bernama Liputan Utama. Berita tersebut berjudul, Terkepung Obat-obatan Haram, edisi 17 maret 2014. Sertifikasi obat halal haram masih menjadi perbincangan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi, karena belum adanya peraturan pemerintah yang tegas mengenai aturan peredaran obat-obatan haram.

Konsumsi pangan dan obat-obatan yang bersertifikasi halal perlu dilakukan karena berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2005 oleh Jurnal LPPOM MUI menunjukkan bahwa 77% responden sangat peduli terhadap kehalalan makanan yang akan dikonsumsi bahkan untuk produk

1

Surya Fachrizal Ginting, “Terkepung Obat-obatan Haram,” artikel diakses pada 22 April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/terkepung-obat-obatan-haram-2.html

impor kepeduliannya mencapai 90%. Kasus sertifikasi halal terjadi pada akhir tahun 2000 pada kasus Ajinomoto. Setelah memperoleh sertifikat halal pada tanggal 30 September 1998, pihak manajemen Ajinomoto secara sepihak kemudian mengubah proses produksi dengan menggunakan bacto soytone

sebagai kasalisator dalam menumbuhkan bakteri yang “dicurigai” berasal dari pankreas babi. Akibatnya, MUI membatalkan sertifikat halal yang telah dikeluarkan sebelumnya dan menyatakan haram terhadap produk Ajinomoto tersebut. Keadaan ini bertambah heboh dengan adanya campur tangan Presiden Gus Dur yang memberikan fatwa halal terhadap produk tersebut, setelah bertemu dengan menteri kehakiman Jepang di Istana Negara. Hal ini terjadi karena ada perbedaan makna sertifikasi halal antara pemerintah dan MUI yang mengacu pada sertifikasi halal yang bersifat sukarela. 2

Dalam berita tersebut peneliti melihat adanya pesan-pesan dakwah dan nilai-nilai jurnalisme profetik yang mengemban misi „amar makruf nahi munkar yaitu mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Jurnalisme profetik merupakan bentuk jurnalisme yang tidak hanya melaporkan berita dan masalah secara lengkap, jelas, jujur, serta aktual tetapi juga memberikan prediksi serta petunjuk ke arah perubahan, transformasi, berdasarkan cita-cita etik dan profetik islam. Ia menjadi jurnalisme yang secara sadar dan bertanggungjawab memuat kandungan nilai-nilai dan cita islam.3

Hidayatullah TV adalah televisi streaming Islam yang dapat di akses

2

Sopa, Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: GP Press, 2013), h. 5-6.

3

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 35.

3

melalui situs www.hidayatullah.com. Dengan semakin maraknya penggunaan teknologi internet. Televisi streaming menjadi suatu teknologi televisi berbasis video yang memudahkan pengakses internet untuk mendapatkan informasi yang akurat. Teknologi multimedia melalui internet semakin berkembang secara online. Perkembangan encoding dan decoding untuk gambar maupun suara juga semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kecepatan komputer.

Media streaming yaitu sebuah teknologi yang memungkinkan distribusi data audio, video dan multimedia secara real-time melalui internet. Media streaming merupakan media digital (berupa video, suara dan data) agar bisa diterima terus menerus (stream).4 Teknologi streaming dimanfaatkan oleh stasiun televisi untuk mengalirkan siaran televisi dari master control room-online melalui internet.5

Televisi streaming bernafaskan Islam semakin berkembang di Indonesia, ada 13 televisi streaming Islam yang berjalan di jalur dakwah dan aktif di media internet yaitu Ahsan Tv, Rodja TV, A-Channel, Pencerahan TV, Laatahzan TV, Lantabur TV, Yufid TV, Salwa TV, TV Insan, Sunnah TV, TV Wesal, MQTV, dan Hidayatullah TV (H-TV). Televisi tersebut merupakan televisi yang dapat diakses secara online, yang berisi tentang kajian dakwah, berita, talkshow dan ceramah serta tadabbur Al-Quran. Peneliti meneliti salah satu media televisi streaming Islam yaitu Hidayatullah TV karena terdapat program berita “Liputan Utama” yaitu suatu program

4

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 199.

5

berita yang dikemas secara menarik dan Islami yang memberitakan seputar permasalahan aktual dan dikemas berdasarkan nilai-nilai Islam.

Televisi memiliki pengaruh yang besar untuk mempengaruhi pemikiran publik. Televisi streaming memungkinkan pengguna untuk memilih konten atau acara televisi yang mereka ingin lihat dari sebuah arsip dari konten atau dari direktori saluran. Dua bentuk dari menonton televisi internet

streaming konten langsung ke media player atau hanya mendownload media ke komputer pengguna. Layanan menyaksikan program televisi berbasis web bertujuan memanfaatkan teknologi video streaming untuk menyaksikan siaran televisi dimana pun tanpa harus menggunakan pesawat televisi. Siaran khusus televisi streaming ini tidak ada siaran terrestrial dan satelit komunikasinya hanya di internet saja dan gratis. Siarannya pun terbatas pada format program informasi, citizen journalism, dan informasi data tertulis yang menampilkan berita-berita penting dan data-data lainnya.6

Dalam tayangan televisi streaming Islam, salah satunya Hidayatullah TV, peneliti meneliti tentang nilai-nilai jurnalisme profetik yang terkandung dalam proses penayangan suatu berita di televisi. Televisi memiliki pengaruh yang besar bagi pemikiran khalayak. Sehingga jurnalisme profetik penting untuk diteliti karena jurnalisme profetik merupakan suatu bentuk jurnalisme yang tidak hanya melaporkan berita dan masalah secara lengkap, jelas, jujur, serta aktual tetapi juga memberikan prediksi serta petunjuk ke arah perubahan, transformasi, berdasarkan cita-cita etik dan profetik islam. Ia menjadi jurnalisme yang secara sadar dan bertanggung jawab memuat kandungan

6

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 206.

5

nilai dan cita-cita Islam.7

Tanggung jawab profetik Islam yaitu mengupayakan agar ajaran Islam tetap dan selalu fungsional serta aktual dalam kehidupan. Jurnalis muslim tidak boleh tinggal diam jika melihat ada kemungkaran dalam dunia yang digelutinya, misalnya menyaksikan pencitraan negatif tentang islam atau ada rekayasa yang memojokkan Islam dan umatnya di media massa. Sebagai juru dakwah yang menebarkan kebenaran ilahi, jurnalis muslim laksana “penyambung lidah” para nabi dan ulama. Karena itu, ia pun dituntut memiliki sifat-sifat kenabian seperti Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.

Misi komunikasi profetik adalah membebaskan manusia sejauh mungkin dari praktik komunikasi yang menimbulkan prasangka, kebohongan publik, penyebaran fitnah, kebohongan yang dusta. Komunikasi profetik tidak menoleransi segala perilaku yang dinilai mempraktikan kebohongan.8

Jurnalisme profetik menekankan pada jurnalisme kenabian yang diajarkan oleh Rasulullah yang sesuai dengan nilai-nilai kenabian dan ajaran Islam. Televisi streaming Islam dapat dengan mudah ditemukan pada penelusuran (searching) terlebih dahulu di web. Televisi streaming

memudahkan masyarakat untuk mengetahui berita secara cepat dan praktis. Peneliti mengangkat televisi streaming Islam yaitu Hidayatullah TV.

Hidayatullah TV atau H-TV adalah salah satu media publikasi yang dimiliki oleh Kelompok Media Hidayatullah (KMH). H-TV memproduksi konten-konten berita dan non berita dalam bentuk audio visual atau dikenal

7

Asep Syamsul M.Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi, Misi Dakwah Bil Qalam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 35.

8

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 153.

dengan sebutan video. Selama masa perintisan, H-TV akan tayang melalui saluran internet di situs www.hidayatullah.com/. Di antara program-program yang telah disiapkan oleh H-TV adalah Liputan Utama, Mutiara Hikmah, Serial Dai, Features dan liputan keumatan lain. Liputan Utama adalah sebuah paket berita mendalam atau in-depth news yang mengangkat tema-tema penting namun memiliki nilai berita yang tidak cepat basi. Tayangan Liputan Utama akan diperbarui setiap Senin pekan pertama dan ketiga.9

H-TV merupakan suatu televisi streaming yang bernafaskan jurnalisme Islam yang dalam penulisan skripsi ini berkaitan pula dengan jurnalisme profetik. Perkembangan teknologi komunikasi dengan munculnya televisi streaming Islam memudahkan masyarakat untuk mengakses berita yang akurat dan praktis. Dengan mengusung program berita „Liputan Utama’ Hidayatullah TV mengangkat suatu berita secara mendalam. Penelitian ini menarik karena meneliti bagaimana kandungan nilai-nilai jurnalisme profetik yang terdapat dalam proses kerja media di Hidayatullah TV dan meneliti pesan-pesan dakwah islam secara akidah, syariah dan akhlak yang direpresentasikan secara bahasa oleh Hidayatullah TV.

Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul skripsi, “Representasi Pesan-pesan Dakwah Islam dan Nilai-nilai Jurnalisme Profetik Tentang Obat-obatan Haram Pada Program Berita Liputan Utama di Hidayatullah Televisi (Studi Kasus Berita Obat-obatan Haram Pada Program Berita Liputan Utama di Hidayatullah Televisi).”

9 Surya Fachrizal Ginting, “Ahlan Wa Sahlan Hidayatullah TV”, artikel diakses pada 22 April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/ahlan-wa-sahlan-hidayatullah-tv.html

7

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus, maka peneliti membatasi tayangan berita Liputan Utama di Hidayatullah TV yaitu pada edisi Senin, 17 Maret 2014. Dengan tayangan yang berjudul, “Terkepung Obat-obatan Haram”

Peneliti mengambil edisi tersebut karena judul beritanya membahas tentang sertifikasi obat-obatan halal haram yang masih menjadi perbincangan dan belum adanya ketentuan hukum yang tegas mengenai hal tersebut, Hidayatullah TV menginformasikan kepada khalayak bahwa pentingnya sertifikasi obat halal haram. Peneliti akan menelaah lebih dalam tentang nilai-nilai pesan dakwah dan nilai-nilai jurnalisme profetik yang terdapat dalam berita, „Terkepung Obat-obatan Haram’.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, agar penelitian ini menjadi terarah, maka rumusan masalahnya adalah:

a. Bagaimana pesan-pesan dakwah Islam direpresentasikan dalam berita obat-obatan halal dan haram di Liputan Utama Hidayatullah TV? b. Mengapa nilai-nilai jurnalisme profetik digunakan dalam berita

tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

syariah dan akhlak yang direpresentasikan secara bahasa.

b. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai jurnalisme profetik apa saja yang digunakan pada berita obat-obatan haram.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Secara akademis, peneliti mengharapkan penelitian tentang Jurnalisme profektif pada televisi streaming Islam ini akan memberikan kontribusi terhadap disiplin ilmu jurnalistik, memberikan kontribusi dalam bidang dakwah sehingga dapat menambah referensi pustaka tentang jurnalisme profetik.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para praktisi komunikasi jurnalistik, terlebih mahasiswa yang belajar ilmu jurnalistik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan oleh peneliti adalah paradigma kontruktivis. Paradigma kontruktivis menekankan bahwa realitas

9

merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai oleh pelaku sosial. Pemahaman suatu realitas, atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi peneliti dengan yang diteliti. Nilai etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk rekontruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan objek penelitian.10 Penelitian menggunakan paradigma kontruktivis karena ingin melihat realitas yang sesungguhnya dalam berita obat-obatan haram yang dikontruksi oleh Hidayatullah TV.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel.11

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi kualitatif. Analisis isi muncul dari ketertarikan peneliti atas data yang ditampilkan di media massa. Secara umum, analisis isi berupaya mengungkap berbagai informasi di balik data yang disajikan media atau

10

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik: Konsep dan Pendekatan (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2007), h. 126.

11

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), h. 69.

teks. Analisis isi dapat didefinisikan sebagai teknik mengumpulkan dan menganalisis isi dari suatu teks. “isi” dalam hal ini dapat berupa kata, arti (makna), gambar, simbol, ide, tema atau beberapa pesan yang dapat dikomunikasikannya.12 Analisis isi (Content Analysis) adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memerhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, naik berupa verbal maupun non verbal. Sejauh itu, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi.13

4. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi (pengamatan berperan serta). Metode penelitian ini menekankan pada suatu proses yang bertujuan menyarankan konsep-konsep atau membangun teori berdasarkan realitas nyata manusia. Pengamatan berperan serta terutama cocok untuk penelitian deskriptif. Menurut Bruyn, metode pengamatan berperan serta adalah prosedur riset yang dapat memberikan basis yang memadai untuk menangkap makna, yakni makna mengenai eksistensi manusia dilihat dari sudut pandang orang dalam.14

12

Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 86.

13 Herlinda S, “Analisis dan Pengumpulan Data Kualitatif,” eprints.unsri.ac.id, 2010, h. 77.

14

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 167-171.

11

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Hidayatullah TV dan jangka waktu penelitiannya dari bulan Mei 2014 sampai September. 6. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam skripsi ini adalah berita tentang kasus obat-obatan haram dalam berita Liputan Utama di Hidayatullah TV dan objek penelitian yang diteliti yaitu berita yang berjudul, “Terkepung Obat-obatan Haram”, yang mewawancarai tujuh narasumber yaitu, Menteri Kesehatan, Nafsiyah Mboi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin, Konsumen, Lie, Pedagang, Evaldi, Prof.Jurnalis Udin, Ketua Lembaga Produk Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI, Lukmanul Hakim dan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zaenal Abidin.

7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dalam studi kasus, peneliti terdapat tiga sumber bukti yang dapat dijadikan fokus penelitian yaitu wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Wawancara ditunjukkan kepada pemimpin redaksi, editor, serta penulis berita di Hidayatullah TV untuk mendapatkan data yang akurat.

a. Wawancara Mendalam

Peneliti menggunakan teknik Indepth Interview. Yaitu peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam, kemudian dijawab oleh informan dengan terbuka. Wawancara ini ditujukan kepada

redaksi Hidayatullah TV, Surya Fachrizal Ginting. Pertanyaan yang dibuat juga dapat berubah sesuai kebutuhan dan kondisi yang bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai rubrik yang diteliti. Wawancara mendalam sering juga disebut dengan wawancara tidak terstruktur.15

b. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. Observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.16 Media yang di observasi oleh peneliti adalah Hidayatullah TV.

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan dan mempelajari data melalui literature dan sumber bacaan, seperti buku-buku yang relevan dengan masalah yang dibahas dan mendukung penelitian.

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam skripsi ini menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan

15

Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.180-181.

16

13

konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Peneliti dapat me-rechek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu, maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan, pertama, mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan. Kedua, mengeceknya dengan berbagai sumber data. Ketiga, memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.17

9. Instrumen dan Alat Bantu

Instrumen penelitian dalam riset kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Artinya periset terjun langsung melaksanakan riset, periset mengkreasi sendiri instrumen, baik interview maupun observasi, sehingga kehadiran peneliti adalah syarat mutlak.18

Alat bantu yang digunakan untuk menunjang peneliti adalah rekaman wawancara dan transkip wawancara. Peneliti merekam aspek-aspek yang berkenaan dengan penelitian ini, seperti gambaran-gambaran yang dapat dijadikan informasi atau data untuk penelitian ini. Rekaman yang digunakan oleh peneliti yaitu video liputan utama di Hidayatullah TV tentang obat-obatan haram.

10.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam konteks analisis isi yaitu dengan

17

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 332.

18

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 134.

menemukan pesan-pesan yang digunakan dalam berita. Lalu mengklarifikasi pesan-pesan yang akan digunakan dalam komunikasi representasi pesan dakwah dalam berita obat-obatan haram lalu menggunakan kriteria-kriteria tertentu serta membuat prediksi dari representasi pesan dakwah Islam yang disampaikan.19

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini peneliti telah mengadakan tinjauan pustaka untuk pemetaan literature dan pemetaan penelitian. Penelitian yang telah dilakukan misalnya pertama, skripsi yang berjudul,“Dakwah Melalui Media Televisi (Analisis Program Cahaya di TPI), yang disusun oleh Iwan, mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), FIDIKOM, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.20 Persamaan skripsi peneliti dengan skripsi tersebut, terletak pada tema bahasannya yaitu berdakwah melalui televisi namun perbedaan dalam skripsi tersebut Iwan menggunakan analisis program sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus.

Lalu kedua,skripsi yang berjudul, “Program Dakwah Islam Di Televisi Komunitas Palmerah”, yang disusun oleh Ahmad Tamamy, mahasiswa jurusan KPI, FIDIKOM, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.21 Persamaan skripsinya dengan peneliti yaitu sama-sama berdakwah dengan televisi namun

19 Herlinda S, “Analisis dan Pengumpulan Data Kualitatif,” eprints.unsri.ac.id, 2010, h.80.

20 Iwan, “Dakwah Melalui Televisi: Analisis Program Cahaya di TPI.” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005).

21 Ahmad Tamamy, “Program Dakwah Islam di Televisi Komunitas Palmerah”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).

15

perbedaannya skripsi peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus kualitatif. Ketiga, penelitian skripsi yang berjudul, “ Hak Atas Kehalalan Produk Makanan, Minuman, Obat-obatan, dan Kosmetik Bagi Umat Islam di Indonesia”, yang disusun oleh Nur Fahmi, mahasiswa jurusan studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia22 yang digunakan sebagai rujukan dari tinjauan pustaka yang diteliti oleh peneliti. Persamaan skripsi ini dengan skripsi peneliti terletak pada pembahasannya yaitu tentang hak halal. Perbedaan penelitian peneliti dengan Nur Fahni, peneliti meneliti fokus kepada obat-obatan saja sedangkan Nur Fahmi membahas secara menyeluruh dari produk makanan, minuman dan obat-obatan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab mempunyai sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini peneliti membahas tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori dan Kerangka Konseptual

Dalam bab ini peneliti membahas teori representasi media Stuart Hall, pesan dakwah, ilmu dakwah, jurnalisme profetik, jurnalistik televisi, berita, dan televise streaming.

22

Nur Fahmi, “Hak Atas Kehalalan Produk Makanan, Minuman, Obat-obatan dan Kosmetik Bagi Umat Islam di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2011).

Bab III Profil Hidayatullah TV

Dalam bab ini diuraikan sejarah singkat Hidayatullah TV, visi dan misi Hidayatullah TV dan struktur redaksi Hidayatullah.

Bab IV Analisa Data dan Penemuan

Bab ini berisi temuan data penelitian yaitu nilai pesan dakwah Islam dan nilai jurnalisme profetik.

Bab V Penutup

Bab ini meliputi kesimpulan, saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

17

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Teori Representasi Media Stuart Hall

Istilah representasi menunjuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan. Representasi itu penting dalam dua hal. Pertama, apakah seseorang, kelompok, atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya. Kedua, bagaimana representasi tersebut ditampilkan. Dengan kata, kalimat, aksentuasi, dan

Dokumen terkait