• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHA DAP CERITA NOVEL “HIDAMARI

2.2 Resensi Novel “Hidamari no Kanojo”

Novel mempunyai unsur-unsur intrinsik. Yang dimaksud unsur - unsur

intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya sastra

yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Yaitu tema, alur,

latar, penokohan dan sudut pandang.

2.2.1 Tema

Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok permasalahan atau sesuatu yang

menjadi pemikiran pengarang (ide cerita) yang ingin disampaikan kepada

pembacanya. Selain ide cerita, tema dapat berupa pandangan hidup, hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh Brooks dalam Aminuddin (2000 : 92)

mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasi tema suatu cerita, apresiator harus

memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman

dan hasil kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan

serta masalah lain yang bersifat universal.

Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari

jalan cerita novel. Biasanya dalam menyampaikan tema, pengarang tidak berhenti

pada pokok persoalannya saja. Akan tetapi, disertakan pula pemecahannya atau

jalan keluar menghadapi persoalan tersebut. Hal ini tentu sangat bergantung pada

Berdasarkan pengertian tema yang sudah dijelaskan diatas, maka tema yang diambil dalam novel “ Hidamari no Kanojo” ini adalah mengenai kisah seorang wanita bernama Mao yang selalu setia kepada lelaki yang dicintainya

sejak SMP. Kesetiaan dan kasih sayang antara 2(dua) insan manusia di zaman

modern Jepang yang tak pernah lekang oleh waktu, yang selalu diperlihatkan saat

masalah dan pertengkaran yang mereka miliki dan bagaimana usaha 2 (dua) insan

tersebut menunjukkan kepada pasangannya bahwa kesetiaan dan kasih sayang

yang mereka miliki tidak akan pernah hilang dan pudar.

2.2.2 Alur (Plot)

Dalam sebuah novel ada rangkaian peristiwa yang saling berhubungan

secara erat dan dasar hubungan itu adalah sebab akibat dan hubungan itu sangat

logis. Alur dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian peristiwa yang

tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh

para pelaku dalam suatu cerita. Tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa

berbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam (Aminuddin, 2000:83

)

Menurut Bahrudin, dkk (2006:14) Alur dibagi dalam bermacam-macam, yaitu :

1. Alur maju atau Progresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa

peristiwa yang terjadi dari masa kini ke masa yang akan datang

2. Sorot balik atau Regresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa

peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini

pada masa kini dan masa lampau kemudian kembali menceritakan masa

kini.

4. Alur erat yaitu hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya

penting sekali. Tidak ada satu peristiwa pun yang dpat dihilangkan.

5. Alur tunggal yaitu hanya menceritakan satu episode kehidupan.

Berdasarkan pengertian alur diatas, Alur yang terdapat dalam novel “Hidamari no Kanojo” adalah “alur campuran”. Hal ini terlihat bahwa cerita dalam novel ini tidak berurut dari awal cerita namun dimulai dari masa kini,

kemudian kembali ke masa lalu dan kembali lagi menceritakan masa depan.

2.2.3. Latar (Setting)

Yang dimaksud dengan latar atau setting adalah penggambaran situasi

tempat dan waktu serta suasana terjadinya peristiwa. Sudah tentu latar yang

dikemukakan, yang berhubungan dengan sang tokoh atau beberapa tokoh (Suroto,

1989:94). Latar berfungsi sebagai pendukung alur atau perwatakan. Gambaran situasi

yang tepat akan membantu memperjelas peristiwa yang sedang dikemukakan oleh

pengarang.

Leo Hamalian dan Frederick R. karel dalam Aminuddin (2000:68),

menjelaskan bahwa latar (setting) dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat,

waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan

juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka

maupun gaya hidup suatu masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu.

Latar memberikan pijakan cerita secara konkrit dan jelas. Hal ini penting untuk

seolah-olah sungguh-sungguh terjadi. Pembaca dengan demikian merasa dipermudah

dalam menggunakan daya imajinasinya.

Latar yang terdapat dalam novel “Hidamari no Kanojo” ada beberapa tempat, yaitu sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di kota Chiba, yang

merupakan awal pertemuan antara Kosuke dan Mao. Kemudian ada Taman Ichiyou

yang merupakan tempat dimana Kosuke dan Mao sering menghabiskan waktu

senggang disana. Tepi kolam kecil yang berada didekat kuil Igusa – Hachimangu yang menjadi tempat favorit mereka kencan. Apartemen di wilayah Saitama yang

menjadi rumah Kosuke dan Mao saat berumah tangga. Kemudian yang menjadi latar

sosial antara pria dan wanita dalam novel ini adalah saat berhubungan percintaan

dalam sosial masyarakat modern di jepang yang menunjukkan nilai-nilai kesetian dan

kasih sayang yang berhubungan dengan ajaran konfusianisme.

2.2.4. Penokohan

Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa

itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang

menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan. Para tokoh yang

terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang berbeda-beda. Seorang tokoh

yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh inti atau

tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena

pemunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut

tokoh tambahan atau tokoh pembantu. Seorang pengarang sering kali memberikan

penjelasan kepada pembaca secara langsung tentang macam apa tokoh yang

Sayuti dalam Wiyatmi (2006:31), tokoh disebut tokoh utama (sentral)

apabila memenuhi tiga syarat :

1. Paling terlibat dengan makna atau tema

2. Paling banyak berhubungan dengan tokoh lainnya.

3. Paling banyak memerlukan waktu penceritaan.

Tokoh utama merupakan tokoh yang sering diberi komentar dan

dibicarakan pengarangnya, sedangkan tokoh tambahan lainnya hanya dibicarakan

ala kadarnya (Aminuddin, 2000:80). Berikut beberapa penokohan yang terdapat dalam novel “Hidamari no Kanojo” .

1. Watarai Mao, yang merupakan salah satu tokoh utama dalam novel “Hidamari no Kanojo”. Mao adalah seorang gadis ceria dan periang yang merupakan jelmaan dari seekor kucing. Mao berusaha mengejar impiannya

yaitu ingin bersama dengan seorang lelaki yang dicintainya yang bernama

Okuda Kosuke.

2. Okuda Kosuke, yang juga merupakan tokoh utama dalam novel “ Hidamari no Kanojo” adalah seorang lelaki biasa yang mulai mengejar cintanya kepada Mao. Kosuke selalu mendukung, memberi perhatian, dan kasih

sayang kepada Mao dan rela melakukan apa saja untuk terus bersama

dengan Mao. Saat Mao mulai sekarat dan kehilangan satu per satu

nyawanya, Kosuke sangat takut untuk kehilangan Mao.

3. Takana-san merupakan tokoh pembantu dalam novel ini, seorang lelaki yang

bekerja di perusahaan iklan terbesar di Tokyo dan merupakan atasan dari

selalu memberikan bantuan atau nasihat dan menjadi teman yang baik untuk

Mao dan Kosuke.

4. Ayah Mao merupakan seorang mantan polisi di Jepang yang sangat

mencintai dan menyayangi Mao. Seorang yang tegas dan disiplin yang

menjaga Mao dan selalu menganggap Mao seperti anak perempuan kecil

yang harus selalu dilindungi dan dimanja.

5. Ibu Mao merupakan seorang ibu rumah tangga yang juga mencintai dan

menyayangi anak angkat semata wayangnya Mao. Ibu yang tidak ingin

merepotkan orang lain untuk kesusahan yang dilakukan oleh Mao. Ibu yang

lembut tutur kata dan berbudi pekerti yang selalu memberi kehangatan

kepada keluarganya.

Dalam novel ini juga banyak tokoh lain seperti teman-teman sekolah

Kosuke dan Mao, Direktur perusahaan, teman kantor, dan sepasang suami istri

yang memiliki anak kecil berumur 5(lima) tahun yang menjadi tentangga di

apartemen Kosuke dan Mao. Dan yang menjadi tokoh utama dalam novel ini

adalah Kosuke dan Mao yang berhubungan percintaan.

2.2.5 Sudut Pandang

Sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam cerita novel

tersebut. Dengan kata lain posisi pengarang menempatkan dirinya dalam cerita

tersebut, apakah ia ikut terlibat langsung atau hanya sebagai pengamat yang

berdiri di luar cerita (Aminuddin, 2000:90). Sudut pandang merupakan cara yang

digunakan oleh pengarang sebagai sarana untuk menjadikan tokoh, tindakan, latar,

pembaca.

Pratiwi (2005:45) menyatakan ada 3 macam sudut pandang, yaitu:

1. Sudut pandang orang pertama, ialah pengarang menampilkan tokoh dalam

ceritanya menggunakan kata aku, saya, beta dan lainnya sebagai orang

pertama yang menceritakan tokoh-tokoh lainnya.

2. Sudut pandang orang ketiga, ialah pengarang menampilkan tokoh dengan

menggunakan kata seperti ia, dia, atau nama orang.

3. Sudut pandang orang ketiga serba tahu yaitu pengarang seolah-olah serba

tahu sehingga pengarang dapat mengemukakan segala tingkah laku dan

pikiran semua tokoh.

Dalam hal ini, sudut pandang yang digunakan oleh pengarang Koshigaya Osamu dalam novelnya “Hidamari no Kanojo” adalah sudut pandang orang pertama. Koshigaya Osamu hanya sebagai seorang pengarang yang menceritakan

orang lain dalam segala hal yang ditunjukkan pada tokoh Kosuke dan Mao.

Dokumen terkait