• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Resin Akrilik Polimerisasi Panas .1 Pengertian .1 Pengertian

Resin akrilik polimerisasi panas (RAPP) adalah jenis resin poli (metal) metakrilat, dimana polimerisasi dari resin ini dicapai dengan proses pemanasan. Resin akrilik polimerisasi panas atau heat activated PMMA resins secara luas digunakan untuk tempat meletakkan anasir gigi tiruan, basis gigi tiruan lepasan, reline dan perbaikan gigi tiruan, gigi tiruan sebagian sementara, tissue conditioner, dan sendok cetak (Gambar 2). Proses polimerisasi RAPP dimulai dengan benzoil peroksida yang menghasilkan energi panas sehingga terjadi pelepasan radikal bebas. Resin akrilik polimerisasi panas memiliki monomer sisa yang lebih sedikit diantara resin akrilik

jenis lainnya.15

Gambar 2. Gigi Tiruan Resin Akrilik15

2.3.2 Komposisi

Resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan.

Komposisi yang terkandung dalam bubuk dan cairan RAPP yaitu :16 1. Bubuk

a. Pre-polymerized Poli (metil metalkrilat) b. Kopolimer dari PMMA (5%)

Contoh: Etil atau butil metakrilat

c. Insiator (0,2-1,5%) Contoh: Benzoil peroksida d. Plastisizer

Contoh: Dibutil Ftalat e. Zat warna

Contoh: Mrcuric sulphide, cadmium sulfide, ferric oxide, carbon black f. Opasifiers

Contoh: Zink atau titanium oksida

g. Serat sintetis kering yang terbuat dari nilon atau akrilik h. Partikel organik

Contoh: Serat kaca, zirconium silikat, alumnia whiskers, silikon karbida, boron nitrat, dan serat karbon

i. Senyawa logam berat

Contoh: Barium, bismut, dan lain sebagainya 2. Cairan

a. Monomer : Metil metalkrilat b. Komonomer

c. Inhibitor

Contoh: Hydroquinone (0.003%-0,1%).

d. Plastisizer

Contoh: Butil atau oktil metakrilat dan dibutil ftalat e. Cross-linking agent

Contoh: Etilena glikol dimetakrilat

2.3.3 Sifat-Sifat Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Sifat-sifat yang dimiliki resin akrilik polimerisasi panas, yaitu sifat kemis, sifat biologis, sifat fisis, dan sifat mekanis.17

2.3.3.1 Sifat Kemis

Bahan basis gigi tiruan harus memiliki stabilitas kemis sehingga basis dapat stabil di dalam rongga mulut. Bahan basis gigi tiruan harus mempunyai perlekatan yang baik dengan gigi artifisal, tidak boleh larut dalam cairan di rongga mulut ataupun cairan yang dikonsumsi pasien, dan tidak boleh menyerap cairan rongga mulut ataupun cairan lainnya yang dikonsumsi pasien karena berdampak terhadap perubahan stabilitas dimensi. Besar penyerapan air RAPP adalah 0,69 mg/cm dan besar kelarutannya 0,02 mg/cm.17

2.3.3.2 Sifat Biologis

Bahan basis gigi tiruan harus biokompatibel tidak besifat toksik, tidak mengiritasi, tidak bersifat karsinogenik, tidak dapat menyebabkan alergi, dan tidak mudah terjadi pertumbuhan mikroorganisme dan fungi.17

2.3.3.3 Sifat Fisis

Bahan basis gigi tiruan harus memiliki sifat fisis yang baik, yaitu menyerupai tampilan jaringan rongga mulut yang sebenarnya, stabilitas warna yang baik, stabilitas dimensi yang baik sehingga saat dan setelah di proses bentuk basis tidak berubah, ringan sehingga memiliki gaya gravitasi yang rendah pada rahang atas, mempunyai nilai konduktivitas termal yang tinggi sehingga dapat mempertahankan jaringan rongga mulut agar tetap sehat dan dapat mempertahankan rangsangan terhadap panas dan dingin, dan radiopak sehingga bisa dilakukan radiografi.17

2.3.3.4 Sifat Mekanis

Sifat mekanis merupakan respon yang terukur baik elasitis (dapat kembali ke bentuk semula bila tekanan dilepaskan) maupun plastis (tidak dapat kembali ke bentuk semula jika bahan terkena gaya atau distribusi tekanan). Sifat-sifat mekanis bahan basis gigi tiruan RAPP yaitu: modulus elastisitas, kekuatan impak, kekuatan fatik, dan kekuatan transversal. Modulus elastisitas merupakan kekakuan relatif atau kekakuan suatu material yang dapat diukur pada tegangan dan regangan suatu bahan. Modulus elastisitas pada RAPP mempunyai hasil yang buruk sehingga sering menyebabkan retaknya basis RAPP.

Kekuatan impak merupakan kekuatan yang menyebabkan suatu bahan menjadi fraktur akibat benturan tiba-tiba. Resin akrilik polimerisasi panas memiliki kekuatan impak yang buruk sehingga jika bahan tersebut dijatuhkan ke permukaan yang keras, kemungkinan untuk terjadi fraktur sangat besar. Kekuatan fatik merupakan kekuatan yang menyebabkan frakturnya basis gigi tiruan akibat pembengkokan yang berulang yang disebabkan pemakaian gigi tiruan yang terlalu lama. Kekuatan transversal merupakan ukuran kekuatan dari tekanan yang di distribusikan pada basis gigi tiruan.

Frakturnya gigi tiruan rahang atas terjadi pada bagian tengah gigi tiruan akibat bahan yang melentur, sehingga gigi tiruan harus memiliki kekuatan transversal yang cukup untuk menahan fraktur. Hal tersebut menyebabkan gigi tiruan akan lebih cepat rusak, sehingga pasien akan datang dan kembali membayar untuk memperbaiki gigi tiruannya. Untuk mencegah hal tersebut, gigi tiruan dapat diperkuat dengan bahan

penguat untuk meningkatkan kekuatan mekanis, terutama kekuatan transversal.17

2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Kelebihan menggunakan RAPP yaitu:18

1. Poreus yang lebih kecil dibandingkan bahan resin akrilik yang lain

2. Monomer sisa yang lebih sedikit dibandingkan bahan resin akrilik yang lain 3. Menunjukkan distorsi yang sedikit

4. Mempunyai stabilitas warna yang baik

5. Mempunyai kekuatan transversal yang baik jika dibandingkan dengan bahan resin akrilik polimerisasi kimia

6. Mempunyai peningkatan kadar difusi dari monomer di suhu yang tinggi

Kekurangan menggunakan RAPP yaitu :19 1. Mudah terjadi abrasi

2. Adanya monomer sisa sehingga menyebabkan iritasi jaringan mulut 3. Konduktivitas termal yang rendah

4. Kekuatan fatik yang rendah jika dibandingkan dengan bahan logam 5. Kekuatan impak yang rendah jika dibandingkan dengan bahan logam 6. Kekuatan transversal yang rendah jika dibandingkan dengan bahan logam

Pemakaian gigi tiruan lengkap (GTL) secara terus-menerus dapat mengakibatkan resorpsi tulang alveolar. Resorpsi tulang alveolar terjadi lebih cepat dalam enam bulan pertama setelah pencabutan gigi dan lebih lambat hingga 12 bulan. Laju resorpsi berkembang setelah usia 65 tahun. Resorpsi tulang alveolar lebih cepat pada wanita dari pada pria, hal ini dapat dipicu oleh penyakit sistemik tertentu atau gigi tiruan yang tidak pas. Resorpsi tulang alveolar dapat mempengaruhi retensi dan stabilisasi dari gigi tiruan yang akan mengakibatkan gigi tiruan menjadi longgar saat dipakai.12 Untuk

mengatasi gigi tiruan yang longgar salah satunya yaitu dengan reline menggunakan soft denture liner.

2.4 Soft Denture Liner

Dokumen terkait