• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi NURWULAN RIZKY HARAHAP NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi NURWULAN RIZKY HARAHAP NIM :"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SILICON SOFT DENTURE LINER TERHADAP

PENCEGAHAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME :

TELAAH SISTEMATIS

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

NURWULAN RIZKY HARAHAP NIM : 140600026

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)

Tahun 2021

Nurwulan Rizky Harahap

Evaluasi Efektivitas Penambahan Bahan Antimikroba pada Bahan Akrilik dan Silicon Soft Denture Liner terhadap Pencegahan Pertumbuhan Mikroorganisme:

Telaah Sistematis xiii + 60 halaman

Gigi tiruan lengkap adalah suatu alat tiruan yang menggantikan gigi asli dan berhubungan langsung pada rahang atas dan rahang bawah. Gigi tiruan lengkap pada pasien dengan linggir yang datar dapat menyebabkan masalah, seperti gigi palsu yang non-retentif sehingga tidak stabil. Salah satu cara untuk mengatasi gigi tiruan yang longgar yaitu dengan relining menggunakan soft denture liner (SDL). Jenis Soft Denture Liner (SDL) terdiri dari plasticized acrylic resin dan silicon elastomer. Bahan soft denture liner memiliki beberapa kelemahan yaitu kekuatan perlekatan yang rendah serta permukaannya yang kasar, sehingga dapat memudahkan perlekatan mikroorganisme. Karena sifatnya yang lembut dan permukaannya yang kasar, soft denture liner sulit dibersihkan secara mekanis. Metode pembersihan untuk gigi tiruan yang telah di reline adalah dengan metode kemis, yaitu dengan menambahkan bahan antimikroba kedalam soft denture liner. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penambahan bahan antimikroba pada bahan akrilik dan silicon soft denture liner terhadap pencegahan pertumbuhan mikroorganisme. Telaah sistematis ini menggunakan metode PRISMA sebagai prosedur untuk menyeleksi jurnal yang akan diteliti. Basis data yang digunakan yaitu PubMed dan ProQuest. Pencarian artikel menggunakan kata kunci dengan sistem Boolean, PICOS, dan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan. Penghilangan duplikasi artikel

(3)

digunakan, terdapat 5 artikel yang menggunakan bahan silicone soft denture liner, dan dua artikel yang menggunakan bahan akrilik soft denture liner.

Mikroorganisme Candida Albicans ditemukan pada setiap artikel, namun terdapat satu artikel yang juga menguji bakteri Bacilus Subtilis, Escherichia Coli, Pseudomonas Aeruginosa, Staphylococcus Aureus, Streptococcus Mutans, dan Streptococcus Sanguis. Adapun bahan-bahan antimikroba yang dapat ditambahkan kedalam soft denture liner yaitu carvacrol, tea tree oil, fluconazole, soluneem, nystatin, silver nano particles, zirconium nano particles dan propolis terbukti efektif dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

Berdasarkan jumlah artikel dan jenis soft denture liner yang digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa silicone soft denture liner merupakan jenis soft denture liner yang paling banyak digunakan saat ini karena memiliki kelebihan seperti kekasaran permukaan yang lebih rendah, penyerapan air yang lebih sedikit, dan stabilitas warna yang lebih baik selama periode waktu tertentu daripada akrilik soft denture liner. Hasil telaah sistematis ini menunjukkan bahwa konsentrasi bahan antimikroba yang ditambahkan pada soft denture liner berbeda- beda untuk setiap bahan yang digunakan, namun terbukti efektif dalam mencegah pertumbuhan candida albicans.

Daftar rujukan: 32 (2002-2021).

(4)
(5)

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Efektivitas Penambahan Bahan Antimikroba pada Bahan Akrilik dan Silicon Soft Denture Liner” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta yaitu H. Gumuru Harahap, S.Sos., M.AP dan Hj. Gusnawati Tampubolon (almh) yang telah membesarkan, memberikan kasih sayang, doa, nasehat, semangat, dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan bimbingan, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ariyani Dallmer, drg., MDSc., Sp.Pros (K), selaku Ketua Departemen Prostodonsia Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Ketua penguji saya Prof. Haslinda Z. Tamin, drg., M.Kes, Sp.Pros (K) dan dosen penguji saya Ricca Chairunnisa, drg., Sp.Pros (K) dan seluruh staf pengajar Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

3. Dr. Essie Octiara, drg., Sp.KGA selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Siti Wahyuni, drg., MDSc selaku Koordinator Skripsi Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada sepupu terbaik saya Shabrina Naila Zahra, Shadrina Namira, Putri Arum M, Bismo Alifa A, M. Fahriza T, dan M. Fachru Rozi T yang selalu

(6)

6. Kepada sahabat terbaik saya Azhari Idris SH, Dessy Vidya Warman, drg, Fairuzzatul Usrah, S.KG, Dessy Apriliana Hrp, S.KG, Novita Mayang Sari, drg., dan Arisya Fiqriyah, drg.,yang telah menemani, membantu dan memberi dukungan tiada henti kepada penulis dan juga telah meluangkan waktu, pikiran, masukan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada teman seperjuangan saya selama penulisan skripsi Yosi Simamora, Tio Tien, S.KG, dan Fadlan Srg yang telah membantu dan memberikan dukungan serta meluangkan waktu, pikiran dan masukan kepada penulis hingga skripsi ini dapat selesai.

8. Seluruh teman seperjuangan skripsi di Departemen Prostodonsia dan teman- teman stambuk 2014 yang telah memberikan semangat kepada penulis.

Akhir kata dengan kerendahan hati penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan ilmu kedokteran gigi terutama dalam bidang Prostodonsia. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan. Akhirnya tiada lagi yang dapat penulis ucapkan selain ucapan syukur sedalam-dalamnya, semoga Allah SWT memberi ridho-Nya kepada kita semua.

Medan, 12 Desember 2021 Penulis

(Nurwulan Rizky Harahap) NIM : 140600026

(7)
(8)

Halaman HALAMAN JUDUL...

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian... 5

1.5 Manfaat Penelitian... 5

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.5.2 Manfaat Praktis... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Edentulus... 7

2.2 Gigi Tiruan Lengkap... 7

2.2.1 Pengertian ... 7

2.2.2 Komponen ... 8

2.2.2.1 Gigi Artifisial ... 8

2.2.2.2 Basis Gigi Tiruan ... 8

2.2.3 Metode Pemeliharaan Gigi Tiruan ... 9

2.3 Resin Akrilik Polimerisasi Panas ... 9

2.3.1 Pengertian ... 9

2.3.2 Komposisi ... 10

2.3.3 Sifat-sifat ... 11

2.3.3.1 Sifat Kemis ... 11

2.3.3.2 Sifat Biologis ... 11

2.3.3.3 Sifat Fisis ... 12

2.3.3.4 Sifat Mekanis ... 12

(9)

2.4.3 Jenis-jenis ... 15

2.4.3.1 Plasticized Acrylic Resin ... 16

2.4.3.2 Silicone Elastomer ... 17

2.5 Pertumbuhan Mikroorganisme pada SDL ... 18

2.5.1 Faktor Penyebab Pertumbuhan Mikroorganisme ... 19

2.5.2 Pencegahan Pertumbuhan Mikroorganisme pada SDL ... 20

2.6 Kerangka Teori ... 24

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian... 25

3.2 Waktu Penelitian ... 25

3.3 Pengumpulan Data ... 25

3.3.1 Identification (Identifikasi) ... 27

3.3.2 Screening (Penyaringan) ... 27

3.3.3 Eligibility (Kelayakan) ... 28

3.3.4 Included (Termasuk) ... 29

3.4 Menseleksi Studi ... 29

3.4.1 Cek Duplikasi Artikel ... 29

3.4.2 Kriteria Kelayakan ... 30

3.5 Menilai Kualitas Studi ... 31

3.6 Melakukan Ekstraksi Data ... 33

3.7 Mensintesis Studi Terpilih ... 33

3.8 Melakukan Penyajian dan Pelaporan Data ... 34

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 35

4.1 Hasil Pengumpulan Data …………...………... 35

4.1.1 Hasil Identification (Identifikasi)... 36

4.1.2 Hasil Screening (Penyaringan) ... 37

4.1.3 Hasil Eligibility (Kelayakan) ... 37

4.1.4 Hasil Included (Termasuk) ... 38

4.2 Hasil Telaah Kualitas Artikel ... 38

4.3 Hasil Ekstraksi Data ... 41

4.3.1 Hasil Evaluasi Data tentang Evaluasi Efektivitas Penambahan Bahan Antimikroba pada Akrilik dan Silcone Soft Demture Liner Berdasarkan Jenis SDL, Bentuk Sediaan, Bahan Antimikroba dan Jenis Mikroorganisme... 41 4.3.2 Hasil Evaluasi Data tentang Evaluasi Efektivitas Penambahan

Bahan Antimikroba pada Akrilik dan Silcone Soft Demture Liner berdasarkan Cara dan Konsentrasi Bahan Antimikroba

(10)

BAB 5 PEMBAHASAN ... 48

5.1 Hasil Pengumpulan Data ……...………... 48

5.2 Hasil Telaah Kualitas Artikel ….………...……... 48

5.3 Hasil Ekstraksi Data ... 49

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

6.1 Kesimpulan... 55

6.1.1 Kesimpulan Pengumpulan Data ... 55

6.1.2 Kesimpulan Telaah Kualitas Artikel ... 55

6.1.3 Kesimpulan Ekstraksi Data ... 55

6.2 Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(11)

1. Tahap Identifikasi ... 27

2. PICOS (Population, Intervention, Comparison, Outcome, Studies) ... 27

3. Kriteria Kelayakan ... 28

4. Kriteria Seleksi Artikel Penilai 1 ... 30

5. Critical Appraisal ... 31

6. Articel Characteristic ... 33

7. Outcome ... 33

8. Hasil Identifikasi PubMed ... 36

9. Hasil Identifikasi ProQuest ... 36

10. Hasil Pencarian Literatur ... 34

11. Hasil Penyaringan ... 37

12. Hasil Kriteria Kelayakan ... 38

13. Hasil Telaah Kualitas Artikel ... 39

14. Hasil Evaluasi Data Berdasarkan Jenis SDL, Bentuk Sediaan SDL, Bahan Antimikroba dan Jenis Mikroorganisme ... 42

15. Hasil Evaluasi Data Berdasarkan Konsentrasi Bahan Antimikroba dan Keefektivitasannya terhadap Mikroorgansime ... 46

16. Perbandingan Hasil ... 47

(12)

Gambar Halaman

1. Gigi Artifisial ... 8

2. Gigi Tiruan Resin Akrilik ... 10

3. Acrylic Soft Denture Liner ... 16

4. Silicone Soft Denture Liner ... 16

5. Bagan PRISMA ... 26

6. Bagan PRISMA ... 35

(13)
(14)

LAMPIRAN

1. Dokumentasi Identifikasi PubMed 2. Dokumentasi Identifikasi ProQuest

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Edentulus adalah kehilangan gigi yang sering kali disertai dengan terganggunya fungsi pengunyahan, bicara, estetika, dan psikososial. Penyebab edentulus adalah akibat kombinasi faktor penyakit pada gigi, jaringan periodontal, perilaku pasien, perawatan kedoktergigi, dan ketersediaan pelayanan kesehatan gigi. Kehilangan gigi menjadi awal dari perubahan bentuk tulang alveolar dan fungsi jaringan lunak, sehingga menimbulkan dorongan kuat untuk dilakukan perawatan. Kehilangan gigi asli pada banyak kasus dilakukan perawatan dengan penggunaan gigi tiruan. Perkiraan populasi kehilangan gigi di Amerika Serikat lebih dari 36 juta. Untuk orang dewasa berusia 18 tahun keatas, sekitar 10% (9,7%) mengalami edentulus, dengan angka yang terus meningkat seiring bertambahnya usia. Sekitar 26% populasi di Amerika Serikat yang berusia antara 65 tahun dan 74 tahun, sekitar 23 juta orang, mengalami edentulus dan 12 juta lainnya mengalami edentulus dalam satu lengkung rahang. Di antara populasi geriatrik yang lebih dari 65 tahun, rasio individu edentulus dengan individu yang bergigi adalah 2 banding 1. Di Eropa, prevalensi edentulus berkisar dari 15%

hingga 72% untuk populasi kelompok usia 65-74 tahun di usia lanjut di berbagai negara. Ren dkk. melaporkan bahwa di China, orang dewasa yang berusia 65 hingga 74 tahun, 11 kali lebih mudah mengalami edentulus, dan orang dewasa yang berusia lebih dari 75 tahun, 24 kali lebih mudah mengalami edentulus dibandingkan dengan kelompo kusia 45 hingga 54 tahun.1

Gigi tiruan lengkap adalah suatu alat tiruan yang menggantikan gigi asli dan berhubungan langsung pada rahang atas dan rahang bawah pada pasien yang mengalami kehilangan gigi. Tujuan dari pembuatan gigi tiruan lengkap adalah untuk meningkatkan fungsi pengunyahan, estetik dan menjaga kesehatan rongga mulut pasien. Pasien yang kehilangan gigi, jika tidak segera menggunakan gigi tiruan akan menyebabkan terjadinya resorpsi atau atrofi pada linggir sisa. Resorpsi yang terjadi

(16)

secara kontiniu di linggir alveolar dapat menyebabkan linggir menjadi datar. Gigi tiruan lengkap pada pasien dengan linggir yang datar dapat menyebabkan masalah, seperti gigi palsu yang non-retentif sehingga tidak stabil dan menyebabkan rasa sakit serta ketidaknyamanan karena gigi tiruan bergerak ketika berfungsi. Salah satu cara untuk mengatasi gigi tiruan yang longgar yaitu dengan Relining.2

Relining merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk menanggulangi permasalahan dengan cara melapis kembali fitting surface gigi tiruan yang sudah tidak sesuai atau longgar dengan bahan dasar baru, menghasilkan lapisan baru yang beradaptasi secara akurat ke mukosa pendukung gigi tiruan. Tujuan relining adalah untuk mengoreksi gigi tiruan, perawatan kesehatan pada jaringan lunak sehingga gigi tiruan dapat digunakan dan pasien merasa nyaman dengan gigi tiruan yang dipakai.

Penatalaksanaan relining terhadap gigi tiruan yang longgar memerlukan kecermatan untuk memilih bahan reline yang tepat mengingat kerusakan tulang alveolar yang irreversibel dan adekuat serta bervariasi pada setiap individu, dapat dinilai dari bentuk anatomi tulang alveolar sebagai pendukung gigi tiruan agar dapat mengatasi permasalahan pasien. Bahan reline terdiri dari : (1) Hard reline material yaitu reliner dengan resin akrilik heat cured dan resin akrilik self cured, (2) Tissue conditoners dan soft denture liner. Jenis Soft denture liner (SDL) terdiri dari plasticized acrylic resin dan silicon elastomer.3

Penggunaan soft denture liner (SDL) merupakan bahan tambahan penting dalam penatalaksanaan pasien gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan sebagian lepasan yang longgar, terutama pada pasien yang diindikasikan yaitu ketika gigi tiruan kehilangan retensi dan stabilitas, perubahan dimensi vertikal, menurunnya kemampuan bicara, dan perubahan basis gigi tiruan. Bahan soft denture liner digunakan sebagai bantal (landasan) untuk bahan tambahan gigi tiruan melalui absorpsi dan redistribusi kekuatan tekan yang diterima diarea edentulous ridge. Bantalan baru ini mampu memulihkan kesehatan pada mukosa yang meradang dan dilakukan penggantian perperiodik.3

Soft denture liner yang sering digunakan pada saat ini yaitu soft denture liner plasticized acrylic resin dan silicon elastomer. Soft denture liner plasticized acrylic

(17)

resin terdiridari auto-polymerized acrylic resin dan heat-polymerized acrylic resin.

Kelebihan dari soft denture liner auto-polymerized resin yaitu mudah dimanipulasi dan waktu kerjanya singkat. Namun, SDL jenis ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu plasticizer-nya tidak berikatan dengan resin sehingga mudah terlepas, penyerapan air yang besar dan warna yang kurang stabil. Kelebihan dari heat- polymerized resin soft denture liner yaitu plasticzer yang tidak mudah terlepas, dan warna yang lebih stabil. Namun karena prosedur pengerjaan SDL ini harus melewati proses laboratorium, waktu yang diperlukan juga lebih lama dari pada Auto-polymerized. Selain itu, bahan ini lebih sulit dimanipulasi dan tebal bahan yang diperlukan sulit diperkirakan secara akurat.4,5

Silicon elastomer soft denture liner terdiri dari auto-polymerized silicon dan heat- polymerized silicon. Kelebihan dari auto-polymerized silicon elastomer soft denture liner yaitu memiliki waktu kerja yang singkat, soft permanent, tingkat penyerapan air lebih rendah, shock absorption dan biokompatibel. Soft denture liner jenis ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu ikatannya yang lemah pada RAPP karena perbedaan molekul antara kedua bahan sehingga tidak ada perlekatan kimia pada kedua bahan dan lebih mudah mengalami staining karena sifatnya yang hidrofobik. Kelebihan dari heat- polymerized silicon elastomer soft denture liner yaitu memiliki sifat soft yang bertahan lebih lama, mudah dimanipulasi, lebih biokompatibel, dan kemampuan menyerap tekanan yang paling baik. Namun, heat- polymerized silicon elastomer soft denture liner juga memiliki kekurangan yaitu kekuatan lekatnya yang lemah karena perbedaan struktur molekul kedua bahan dan sulit untuk dibersihkan sehingga memudahkan perlekatan mikroorganisme. Penelitian juga melaporkan kelemahan bahan SDL yaitu ditemukannya kolonisasi mikroba salah satunya adalah Candida albicans. Dilaporkan bahwa spesies fungi dan bakteri dapat masuk keruang poreus di dalam SDL, porositas SDL juga memungkinkan penyerapan air dan difusi bahan nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan Candida albicans di rongga mulut.3-5

Menurut Baygar dkk., carvacrol mampu melawan mikroorganisme dengan mengubah struktur membran sel jamur. Menurut Chladek dkk., tingkat keefektifan

(18)

(16,3%-52,5%) pada silver nano particles (AgNP) mampu mencegah kolonisasi candida albicans pada soft denture liner. Adapun bahan antimikroba lainnya yang dapat digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada SDL yaitu dengan menambahkan bahan antimikroba seperti tea tree oil, fluconazole, soluneem, nystatin, zirconium nano particles, dan propolis kedalam SDL.6-10

1.2 Permasalahan

Pemakaian gigi tiruan dalam waktu lama dapat mengakibatkan gangguan antara lain gigi tiruan mudah lepas dan menimbulkan rasa sakit. Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan prosedur relining yaitu pelapisan kembali atau penambahan bahan baru pada permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan pendukung untuk mengisi ruangan yang ada antara basis gigi tiruan dengan permukaan jaringan yang telah berubah. Salah satu bahan yang biasa digunakan yaitu menggunakan bahan soft denture liner akrilik dan silikon. Namun, bahan SDL ini memiliki kelemahan seperti kekuatan perlekatan yang rendah, dan permukaannya kasar sehingga memudahkan perlekatan mikroorganisme. Karena sifatnya yang lembut dan permukaannya yang kasar, SDL tidak dapat dibersihkan secara mekanis. Metode permbersihan untuk gigi tiruan yang telah di reline adalah dengan metode kemis yaitu dengan menambahkan bahan antimikroba seperti carvacrol, tea tree oil, fluconazole, soluneem, nystatin, miconazole, ltraconazole, clotrimazole, silver nano particles (AgNP), zirconium nano particles, dan propolis kedalam SDL. 6-10

Hasil beberapa penelitian yang mengevaluasi efekivitas penambahan bahan antimikroba pada akrilik dan silicon soft denture liner terhadap pencegahan pertumbuhan mikroorganisme salah satunya yaitu pada penelitian Chincholikar, dkk., melaporkan bahwa penggunaan bahan fluconazol dan soluneem dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme.7 Pachava dkk., menambahkan tea trre oil (TTO) kedalam silicon soft denture liner dan dievaluasi keefektifannya terhadap pertumbuhan candida albicans. Hasil peneletiannya menyatakan bahwa TTO efektif sebagai antimikroba, antiradang dan antijamur topikal.6 Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi dari hasil penelitian yang meneliti tentang efektivitas penambahan bahan

(19)

antimikroba pada bahan akrilik dan silicon SDL terhadap pencegahan pertumbuhan mikroorganisme.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana efektivitas bahan antimikroba yang ditambahkan kedalam akrilik ataupun silikon SDL terhadap pencegahan pertumbuhan mikroorganisme berdasarkan telaah sistematis?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui efektivitas bahan antimikroba yang ditambahkan kedalam akrilik ataupun silikon SDL terhadap pencegahan pertumbuhan mikroorganisme berdasarkan telaah sistematis.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan bidang kedokteran gigi, khususnya bagian prostodonsia tentang efektivitas bahan-bahan antimikroba yang ditambahkan kedalam akrilik ataupun silikon SDL terhadap pencegahan pertumbuhan mikroorganisme.

2. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas bahan antimikroba lain yang ditambahkan pada akrilik ataupun silikon SDL terhadap pencegahan pertumbuhan mikroorganisme.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada dokter gigi dan tekhniker gigi mengenai cara dan konsentrasi penggunaan bahan antimikroba yang ditambahkan kedalam akrilik dan silikon SDL untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

(20)

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan pada dokter gigi untuk penggunaan bahan antimikroba yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

2. Sebagai bahan antimikroba yang ditambahkan kedalam akrilik dan silikon SDL untuk mencegahan pertumbuhan mikroorganisme.

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Edentulus

Edentulus didefinisikan sebagai kehilangan semua gigi permanen, dan merupakan hasil akhir dari proses multifaktorial yang melibatkan proses biologis (karies, penyakit periodontal, patologi pulpa, trauma, kanker mulut) serta faktor non biologis yang terkait dengan prosedur gigi (akses keperawatan , preferensi pasien, pilihan pengobatan, dll.). Distribusi dan prevalensi edentulus penuh antara negara maju dan negara kurang berkembang mungkin terkait dengan hubungan timbal balik yang kompleks antara budaya, individu, akses keperawatan, dan faktor sosial ekonomi.

Menurut kriteria WHO, orang yang tidak bergigi dianggap cacat fisik, karena ketidakmampuan mereka untuk makan dan berbicara secara efektif, yang merupakan dua tugas penting dalam hidup. Mereka dianggap cacat, karena cenderung menghindari makan dan berbicara di depan umum.11

2.2 Gigi Tiruan Lengkap 2.2.1 Pengertian

Gigi tiruan lengkap dibuat untuk menggantikan gigi yang hilang dan jaringan pendukungnya, merupakan kombinasi dari seni dan ilmu pengetahuan untuk memperbaiki gigi yang hilang. Tujuan perawatan dengan gigi tiruan lengkap adalah untuk mengembalikan fungsi gigi secara estetika, fungsional dan menjaga kesehatan secara umum. Keluhan yang dapat dirasakan pasien akibat penggunaan gigi tiruan lengkap yaitu seperti sakit telinga, kesulitan menelan, dan sisa makanan yang menempel pada gigi tiruan, hilangnya indera perasa, halitosis, dan lepasnya gigi tiruan lengkap yang disebabkan oleh resorpsi fisiologis tulang alveolar yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan. Retensi dan stabilisasi yang buruk akan mempengaruhi efisiensi pengunyahan karena disebabkan oleh distribusi gaya yang mempengaruhi gigi tiruan saat mengunyah. Devlin dan Ferguson (1991) (dikutip dari

(22)

Karolina dkk., 2010) gigi tiruan lengkap yang tidak berada di atas tulang alveolar seperti gigi asli, mengakibatkan tekanan non-fisiologis pada permukaan tulang rahang, yang dapat menyebabkan peningkatan resorpsi di tulang alveolar sehingga akan mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan.12

2.2.2 Komponen

Gigi tiruan memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengembalikan fungsi mastikasi dan estetik pada penderita edentulus. Pada umumnya komponen gigi tiruan terdiri dari gigi artifisal, dan basis gigi tiruan.11-13

2.2.2.1 Gigi Artifisal

Gigi artifisal merupakan pengganti gigi asli yang telah hilang. Saat ini gigi artifisal yang sering digunakan adalah gigi artifisal akrilik polimerisasi panas karena memiliki kelebihan yaitu dapat berikatan dengan baik dengan basis gigi tiruan, mudah dimanipulasi, mudah dipoles, tidak mengikis gigi-gigi asli antagonis, dan tidak menghasilkan bunyi.13

Gambar 1. Gigi Artifisial13

2.2.2.2 Basis Gigi Tiruan

Basis gigi tiruan merupakan bagian yang akan berkontak dengan jaringan, merupakan tempat melekatnya dan mendukung gigi artifisal. Basis gigi tiruan juga menyalurkan tekanan oklusal ke jaringanan pendukung dan member retensi dan stabilitas pada gigi tiruan. Basis gigi tiruan mempunyai beberapa syarat untuk

(23)

mencapai basis gigi tiruan yang ideal. Beberapa persyaratannya yaitu: adaptasi yang baik terhadap jaringan pendukung, tidak mengiritasi, konduktivitas termal yang baik, biokompatibel, tahan terhadap fraktur dan distorsi, estetis, stabilitas dimensi yang baik, mudah jika dilakukan relining, mudah dibersihkan, dan murah. Pembuatan basis gigi tiruan pada umumnya menggunakan bahan resin polimetilmetakrilat (PMMA) atau resin akrilik dimana bahan resin akrilik memiliki kelebihan yaitu tidak mengiritasi, tidak larut dalam cairan mulut, memiliki sifat non-toksis, estetika yang baik, mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensinya kecil.13

2.2.3 Metode Pemeliharaan Gigi Tiruan

Metode dan bahan pembersih gigi tiruan dapat diklasifikasikan menjadi :14 1. Metode penyikatan

2. Metode perendaman zat kimia yang terdiri dari perendaman dengan larutan enzim, larutan asam, larutan buffer Hipoklorit Alkalin, dan bahan disinfektan 3. Metode kombinasi penyikatan dan perendaman

4. Metode pembersihan ultrasonic

2.3 Resin Akrilik Polimerisasi Panas 2.3.1 Pengertian

Resin akrilik polimerisasi panas (RAPP) adalah jenis resin poli (metal) metakrilat, dimana polimerisasi dari resin ini dicapai dengan proses pemanasan. Resin akrilik polimerisasi panas atau heat activated PMMA resins secara luas digunakan untuk tempat meletakkan anasir gigi tiruan, basis gigi tiruan lepasan, reline dan perbaikan gigi tiruan, gigi tiruan sebagian sementara, tissue conditioner, dan sendok cetak (Gambar 2). Proses polimerisasi RAPP dimulai dengan benzoil peroksida yang menghasilkan energi panas sehingga terjadi pelepasan radikal bebas. Resin akrilik polimerisasi panas memiliki monomer sisa yang lebih sedikit diantara resin akrilik

(24)

jenis lainnya.15

Gambar 2. Gigi Tiruan Resin Akrilik15

2.3.2 Komposisi

Resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan.

Komposisi yang terkandung dalam bubuk dan cairan RAPP yaitu :16 1. Bubuk

a. Pre-polymerized Poli (metil metalkrilat) b. Kopolimer dari PMMA (5%)

Contoh: Etil atau butil metakrilat

c. Insiator (0,2-1,5%) Contoh: Benzoil peroksida d. Plastisizer

Contoh: Dibutil Ftalat e. Zat warna

Contoh: Mrcuric sulphide, cadmium sulfide, ferric oxide, carbon black f. Opasifiers

Contoh: Zink atau titanium oksida

g. Serat sintetis kering yang terbuat dari nilon atau akrilik h. Partikel organik

Contoh: Serat kaca, zirconium silikat, alumnia whiskers, silikon karbida, boron nitrat, dan serat karbon

(25)

i. Senyawa logam berat

Contoh: Barium, bismut, dan lain sebagainya 2. Cairan

a. Monomer : Metil metalkrilat b. Komonomer

c. Inhibitor

Contoh: Hydroquinone (0.003%-0,1%).

d. Plastisizer

Contoh: Butil atau oktil metakrilat dan dibutil ftalat e. Cross-linking agent

Contoh: Etilena glikol dimetakrilat

2.3.3 Sifat-Sifat Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Sifat-sifat yang dimiliki resin akrilik polimerisasi panas, yaitu sifat kemis, sifat biologis, sifat fisis, dan sifat mekanis.17

2.3.3.1 Sifat Kemis

Bahan basis gigi tiruan harus memiliki stabilitas kemis sehingga basis dapat stabil di dalam rongga mulut. Bahan basis gigi tiruan harus mempunyai perlekatan yang baik dengan gigi artifisal, tidak boleh larut dalam cairan di rongga mulut ataupun cairan yang dikonsumsi pasien, dan tidak boleh menyerap cairan rongga mulut ataupun cairan lainnya yang dikonsumsi pasien karena berdampak terhadap perubahan stabilitas dimensi. Besar penyerapan air RAPP adalah 0,69 mg/cm dan besar kelarutannya 0,02 mg/cm.17

2.3.3.2 Sifat Biologis

Bahan basis gigi tiruan harus biokompatibel tidak besifat toksik, tidak mengiritasi, tidak bersifat karsinogenik, tidak dapat menyebabkan alergi, dan tidak mudah terjadi pertumbuhan mikroorganisme dan fungi.17

(26)

2.3.3.3 Sifat Fisis

Bahan basis gigi tiruan harus memiliki sifat fisis yang baik, yaitu menyerupai tampilan jaringan rongga mulut yang sebenarnya, stabilitas warna yang baik, stabilitas dimensi yang baik sehingga saat dan setelah di proses bentuk basis tidak berubah, ringan sehingga memiliki gaya gravitasi yang rendah pada rahang atas, mempunyai nilai konduktivitas termal yang tinggi sehingga dapat mempertahankan jaringan rongga mulut agar tetap sehat dan dapat mempertahankan rangsangan terhadap panas dan dingin, dan radiopak sehingga bisa dilakukan radiografi.17

2.3.3.4 Sifat Mekanis

Sifat mekanis merupakan respon yang terukur baik elasitis (dapat kembali ke bentuk semula bila tekanan dilepaskan) maupun plastis (tidak dapat kembali ke bentuk semula jika bahan terkena gaya atau distribusi tekanan). Sifat-sifat mekanis bahan basis gigi tiruan RAPP yaitu: modulus elastisitas, kekuatan impak, kekuatan fatik, dan kekuatan transversal. Modulus elastisitas merupakan kekakuan relatif atau kekakuan suatu material yang dapat diukur pada tegangan dan regangan suatu bahan. Modulus elastisitas pada RAPP mempunyai hasil yang buruk sehingga sering menyebabkan retaknya basis RAPP.

Kekuatan impak merupakan kekuatan yang menyebabkan suatu bahan menjadi fraktur akibat benturan tiba-tiba. Resin akrilik polimerisasi panas memiliki kekuatan impak yang buruk sehingga jika bahan tersebut dijatuhkan ke permukaan yang keras, kemungkinan untuk terjadi fraktur sangat besar. Kekuatan fatik merupakan kekuatan yang menyebabkan frakturnya basis gigi tiruan akibat pembengkokan yang berulang yang disebabkan pemakaian gigi tiruan yang terlalu lama. Kekuatan transversal merupakan ukuran kekuatan dari tekanan yang di distribusikan pada basis gigi tiruan.

Frakturnya gigi tiruan rahang atas terjadi pada bagian tengah gigi tiruan akibat bahan yang melentur, sehingga gigi tiruan harus memiliki kekuatan transversal yang cukup untuk menahan fraktur. Hal tersebut menyebabkan gigi tiruan akan lebih cepat rusak, sehingga pasien akan datang dan kembali membayar untuk memperbaiki gigi tiruannya. Untuk mencegah hal tersebut, gigi tiruan dapat diperkuat dengan bahan

(27)

penguat untuk meningkatkan kekuatan mekanis, terutama kekuatan transversal.17

2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Kelebihan menggunakan RAPP yaitu:18

1. Poreus yang lebih kecil dibandingkan bahan resin akrilik yang lain

2. Monomer sisa yang lebih sedikit dibandingkan bahan resin akrilik yang lain 3. Menunjukkan distorsi yang sedikit

4. Mempunyai stabilitas warna yang baik

5. Mempunyai kekuatan transversal yang baik jika dibandingkan dengan bahan resin akrilik polimerisasi kimia

6. Mempunyai peningkatan kadar difusi dari monomer di suhu yang tinggi

Kekurangan menggunakan RAPP yaitu :19 1. Mudah terjadi abrasi

2. Adanya monomer sisa sehingga menyebabkan iritasi jaringan mulut 3. Konduktivitas termal yang rendah

4. Kekuatan fatik yang rendah jika dibandingkan dengan bahan logam 5. Kekuatan impak yang rendah jika dibandingkan dengan bahan logam 6. Kekuatan transversal yang rendah jika dibandingkan dengan bahan logam

Pemakaian gigi tiruan lengkap (GTL) secara terus-menerus dapat mengakibatkan resorpsi tulang alveolar. Resorpsi tulang alveolar terjadi lebih cepat dalam enam bulan pertama setelah pencabutan gigi dan lebih lambat hingga 12 bulan. Laju resorpsi berkembang setelah usia 65 tahun. Resorpsi tulang alveolar lebih cepat pada wanita dari pada pria, hal ini dapat dipicu oleh penyakit sistemik tertentu atau gigi tiruan yang tidak pas. Resorpsi tulang alveolar dapat mempengaruhi retensi dan stabilisasi dari gigi tiruan yang akan mengakibatkan gigi tiruan menjadi longgar saat dipakai.12 Untuk

(28)

mengatasi gigi tiruan yang longgar salah satunya yaitu dengan reline menggunakan soft denture liner.

2.4 Soft Denture Liner 2.4.1 Pengertian

Soft denture liner (SDL) menurut pengertian ISO merupakan suatu bahan soft yang paling sering digunakan dalam prostodontik sebagai bahan pelapis lunak yang sifat soft nya tetap bertahan setelah polimerisasi. Bahan ini di lapis di atas permukaan basis gigi tiruan yang berhadapan pada daerah defek dan pada area lainnya yang memiliki jaringan undercut. Soft denture liner ini diindikasikan untuk mengurangi masalah-masalah yang timbul akibat perubahan usia (aging) terhadap jaringan pendukung gigi tiruan, mengatasi rasa sakit dan ketidaknyamanan pada saat penggunaan gigi tiruan, mendistribusikan tekanan secara merata ke seluruh jaringan pendukung gigi tiruan dan menambah retensi dan stabilisasi gigi tiruan. Dengan penggunaan SDL, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi mastikasi dan kenyamanan bagi pasien. Adapun syarat bahan SDL yang ideal adalah memiliki kekuatan lekat yang tinggi, sifat soft yang permanen, resorpsi air minimal, stabilisasi dimensi yang baik, mudah dimanipulasi dan biokompatibel.4

2.4.2 Indikasi dan Kontraindikasi

Adapun indikasi dan kontraindikasi dari soft denture liner, yaitu :3 Indikasi :

1. Ketika gigi tiruan kehilangan atau adaptasinya kurang terhadap mukosa pendukungnya sedangkan semua faktor oklusi, estetik, relasi sentrik, DVO dan material basis gigi tiruan baik

2. Hilangnya retensi gigi tiruan 3. Ketidakstabilan gigi tiruan

4. Akumulasi makanan di bawah basis gigi tiruan 5. Gigi tiruan longgar sedikit

6. Sayap gigi tiruan“underextended”

(29)

7. Dimensi vertikal masih baik

8. Relasi sentrik sama dengan oklusi sentrik 9. Tepi posterior gigi tiruan rahang atas baik 10. Tepi-tepi perluasan basis cukup

11. Tepi-tepi sesuai dengan gaya otot kunyah 12. Fonetik/susunan gigi baik

13. Kondisi jaringan tulang dan mukosa sehat Kontraindikasi :

1. Resorbsi linggir alveolaris yang besar 2. Jaringan mukosa yang luka

3. Kelainan pada sendi rahang

4. Estetika gigi tiruan yang kurang baik

5. Hubungan relasi rahang atas dan rahang bawah yang tidak baik

2.4.3 Jenis Soft Denture Liner

Pada tahun 1945, Tylman memperkenalkan SDL dalam bentuk Plasticized Polyvinyl Resin yang kemudian dilanjutkan dengan Silicon Elastomer yang diperkenalkan pada tahun 1958. ISO mengklasifikasikan bahan SDL menjadi dua, yaitu:4

1. Short term SDL (STSDL)

Merupakan SDL yang penggunaannya bersifat sementara seperti tissue conditioner.

2. Long term SDL (LTSDL)

Merupakan SDL yang bersifat definitive atau permanen, yang dapat digunakan dalam waktu lebih dari 4 minggu sampai beberapa bulan, bahkan sampai beberapa tahun.

Long term SDL dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Plasticized acrylic resin atau akrilik SDL

• Auto-polymerized (auto-cured atau room temperature vulcanized (RTV)) akrilik SDL

(30)

• Heat-polymerized (heat-cured atau heat temperature vulcanized (HTV)) akrilik SDL

b. Silicon elastomer atau Silikon SDL

• Auto-polymerized (auto-cured atau room temperature vulcanized (RTV)) silikon SDL

• Heat-polymerized (heat-cured atau heat temperature vulcanized (HTV)) silikon SDL

Gambar 4. Silicon Soft Denture Liner Material4

2.4.3.1 Plasticized Acrylic Resin atau Akrilik Soft Denture Liner

1. Auto-polymerized (auto-cured atau room temperature vulcanized (RTV)) akrilik SDL. Soft denture liner tipe ini, memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu:5

Kelebihan :

- Mudah dimanipulasi - Waktu kerjanya singkat Kekurangaan :

- Plasticizer-nya tidak berikatan dengan resin sehingga mudah terlepas.

Lepasnya plasticizer akan mempengaruhi sifat mekanis SDL dan membahayakan kesehatan jaringan mulut

Gambar 3. Acrylic Soft Denture Liner Material4

(31)

- Kekuatan lekat Auto-polymerized akrilik SDL pada basis RAPP tidak bertahan lama karena faktor aging selama pemakaian.

- Sifat penyerapan air yang besar

- Warna SDL kurang stabil karena sifatnya yang hidrofilik dan mudah bertambah berat sehingga seiring pemakaiannya akan mempengaruhi stabilitas dimensi

2. Heat-polymerized (heat-cured atau heat temperature vulcanized (HTV)) akrilik SDL. Soft denture liner tipe ini, memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu :5

Kelebihan :

- Memiliki kekuatan lekat pada RAPP yang lebih baik dari pada Auto- polymerized akrilik SDL

- Plasticzer yang tidak mudah terlepas - Warna yang lebih stabil

Kekurangan :

- Waktu pengerjaan lebih lama dari pada Auto-polymerized akrilik SDL - Lebih sulit dimanipulasi dan tebal bahan yang diperlukan sulit

diperkirakan secara akurat karena terdiri dari polimer dan monomer

2.4.3.2 Silicon Elastomer atau Silikon Soft Denture Liner

1. Auto-polymerized (auto-cured atau room temperature vulcanized (RTV)) silikon SDl. Soft denture liner tipe ini, memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu :5

Kelebihan :

- Memiliki waktu kerja yang singkat

- Memiliki sifat soft yang permanen karena tidak bergantung pada plasticzer - Tingkat penyerapan air yang lebih rendah dari pada Auto-polymerized akrilik

SDL

- Memiliki sifat shock absorption yang baik sehingga tekanan menjadi lebih ringan dan terdistribusi merata

(32)

- Biokompatibel Kekurangan :

- Ikatan yang lemah pada RAPP karena perbedaan molekul antara kedua bahan sehingga tidak ada perlekatan kimia pada kedua bahan

- Lebih mudah mengalami staining karena sifatnya yang hidrofobik

- Ketebalan yang akurat juga sulit untuk diperoleh dan permukaannya mudah poreus karena pembuatannya dilakukan secara langsung pada mulut pasien.

2. Heat-polymerized (heat-cured atau heat temperature vulcanized (HTV)) Silikon SDL. Soft denture liner tipe ini, memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu :5

Kelebihan :

- Memiliki sifat soft yang bertahan lebih lama karena berasal dari silikon yang melalui proses pemanasan

- Mudah dimanipulasi - Lebih biokompatibel

- Kemampuan menyerap tekanan yang paling baik.

Kekurangan : kekuatan lekatnya yang lemah karena perbedaan struktur molekul kedua bahan.

2.5 Pertumbuhan Mikroorganisme pada Soft Denture Liner

Perlekatan mikroorganisme pada permukaan bahan gigi tiruan diperlukan untuk memulai proses. Berbagai faktor, seperti struktur dan komposisi permukaan bahan dan sifat kimia atau fisik permukaan sel mikroba, dapat mempengaruhi proses adhesi. Oleh karena itu, kolonisasi bergantung pada banyak faktor yang berkaitan dengan karakteristik substrat yang berperan penting dalam proses adhesi. Soft denture liner digunakan untuk tujuan terapeutik pada pasien yang tidak dapat mentolerir tekanan yang disebabkan oleh gigi tiruan. Meskipun bahan soft denture liner digunakan secara luas sebagai bahan pencetakan dinamis, namun juga digunakan sebagai tambahan

(33)

dalam prostodontik untuk penanganan trauma mukosa mulut dan memiliki kekurangan fisik serta mikrobiologis.12

Bahan soft denture liner yang sering digunakan yaitu resin atau bahan berbasis silikon yang digunakan sebagai pelapis lunak. Soft denture liner diharapkan memiliki biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan mulut, stabilitas yang baik terhadap bentuk dan warna, ketahanan terhadap abrasi dan daya tahan yang baik dari sambungan antara lapisan dan bahan dasar gigi tiruan. Bahan-bahan ini harus tahan terhadap variabel kondisi di lingkungan rongga mulut, terkait dengan pembentukan biofilm, dan sifatnya tidak boleh terdegradasi oleh prosedur pembersihan. Sayangnya prosedur pembersihan yang teratur dan penggunaan bahan pembersih gigi tiruan dapat menyebabkan kerusakan permukaan yang signifikan yang menyebabkan peningkatan kekasaran dan menciptakan ketidakteraturan sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme oral, terutama candida albicans.12

2.5.1 Faktor Penyebab Pertumbuhan Mikroorganisme

Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme pada soft denture liner, yaitu :

1. Faktor porositas pada auto-polymerized softliner

Menurut hasil penelitian dari Krishnamurthy, dkk., mikroorganisme dapat masuk keruang yang poreus di dalam soft denture liner. Selain itu, porositas pada soft denture liner juga memungkinkan terjadinya penyerapan air dan difusi bahan nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan candida albicans di rongga mulut.20

2. Faktor daerah ikatan auto-polymerized soft denture liner dengan RAPP Masalah lain pada saat pemakaian soft denture liner yaitu kegagalan ikatan antara soft denture liner dengan resin akrilik polimerisasi panas (RAPP), yang menjadi daerah yang tidak higienis dan daerah pertumbuhan mikroorganisme yang sulit untuk dibersihkan dengan metode mekanis maupun kemis.19

3. Faktor resistensi candida, penyakit dan perilaku pasien

Biofilm candida albicans pada permukaan mukosa dan permukaan intaglio soft denture liner dapat menyebabkan kegagalan penggunaan antifungi topikal dengan

(34)

terjadinya perubahan resistensi candida albicans terhadap antifungi. Perawatan candida albicans akan lebih sulit pada keadaan resistensi, pasien dengan keterbatasan keterampilan motorik, pasien berkebutuhan khusus karena faktor-faktor tertentu seperti kehilangan ingatan dan kesulitan dalam melakukan pembersihan gigi tiruan.19

2.5.2 Pencegahan Pertumbuhan Mikroorganisme pada Soft Denture Liner Beberapa metode pencegahan pertumbuhan mikroorganisme pada soft denture liner telah banyak dilakukan, salah satunya dengan menambahkan bahan antimikroba kedalam soft denture liner. Bahan-bahan antimikroba yang dapat ditambahkan kedalam bahan SDL yaitu :

1. Carvacrol

Carvacrol (2-methyl-5- (1-methylethyl) phenol) (C10H14O) adalah komponen minyak esensial dari banyak tanaman aromatic seperti oregano dan timi (Timus dan Origanumsp.). Aktivitas antimikroba carvacrol telah terbukti dapat melawan bakteri, dan jamur. Cetin dkk., (2011) mempelajari efek antimikroba minyak esensial dari oregano (Origanum acutidens dan Origanum rotundifolium) dan timi (Thymus sipyleus subsp. Sipyleus var. Rosulans) yang semuanya memiliki carvacrol sebagai senyawa kimia utama. Ultee dkk., (2002) melaporkan bahwa keberadaan gugus hidroksil fenolik dari carvacrol adalah kunci penting untuk aktivitas antimikroba melawan pathogen.

Penggunaan 10µL carvarol yang ditambahkan kedalam soft denture liner secara signifikan dapat mengurangi pembentukan biofilm dan kolonisasi candida albicans pada SDL.21

2. Tea Tree Oil

Minyak esensial melaleuca alternifolia, juga dikenal sebagai tea tree oil (TTO) merupakan ramuan serbaguna baru yang dapat diperoleh dari daunnya dengan distilasi uap. Tea tree oil telah terbukti efektif sebagai bahan antijamur topikal, dengan data klinis terbaru yang juga menunjukkan keefektifan dalam pengobatan ketombe dan kandidiasis oral. Hasil penelitian Pachava, dkk., membuktikan bahwa 15% konsentrasi TTO memiliki efek antijamur yang signifikan terhadap candida albicans pada

(35)

permukaan bahan dasar gigi tiruan heat cure acrylic. Soft liner yang dikombinasikan dengan TTO telah menunjukkan keefektifan antijamur secara invitro hingga 60 hari.

Minyak esensial ini dapat digunakan untuk penggunaan terapeutik melawan denture stomatitis dan kemungkinan infeksi mulut lainnya. Penelitian Al-Mashhadane, dkk., juga menyatakan hal yang sama. Namun pada penelitiannya, gigi tiruan direndam menggunakan TTO selama 24-48 jam dan menunjukkan hasil yang lebih efektif dari pada menambahkannya kedalam gigi tiruan itu sendiri. Penelitian ini juga mendukung hasil Hammer dkk., yang menyarankan pengobatan candida albicans dengan TTO sebagai antijamur dengan mengubah sifat membran sel jamur, yang dapat mengubah permeabilitasnya dan mempengaruhi kemampuan membran untuk menyingkirkan bahan beracun.6

3. Fluconazol

Fluconazol merupakan salah satu antijamur yang paling popular dan telah banyak dibuktikan pada banyak literatur. Fluconazol pada dasarnya mengandung cincin triazol daripada cincin imidazol dan memiliki berat molekul yang lebih rendah (306,271 g/mol) sehingga lebih larut dalam air dibandingkan dengan senyawa azol lainnya.

Fluconazol bekerja dengan menghambat enzim sitokrom P450 jamur 'lanosterol l4- demethylase' yang menyebabkan gangguan dalam sintesis ergosterol yang menyebabkan kaskade kelainan membran pada jamur. Fluconazole dapat ditoleransi dengan baik dengan sedikit efek samping dan dapat berhasil digunakan untuk mengobati infeksi yang tidak rumit pada pasien sehat di mana risiko pengembangan resistansi terbatas. 7,22

4. Soluneem

Soluneem adalah bahan antimikroba larut air pertama di dunia yang terdiri dari berbagai limonoid, terutama azadirachtin-A. Bahan ini berasal dari inti biji mimba dan diproduksi oleh teknologi baru yang dipatenkan oleh Yayasan Penelitian Ilmiah Vittal Mallya, Bangalore. Soluneem tersedia sebagai bubuk amorf berwarna putih pucat, yang dapat disimpan selama lebih dari dua tahun tanpa kehilangan bioaktivitas. Soluneem

(36)

telah diuji untuk toksisitas oral akut dan dermal akut oleh Fredrick Institute for Plan Protection and Toxicology (FIPPAT), Chennai, yang merupakan lembaga terakreditasi yang mengikuti pedoman Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Soluneem sangat aman bagi manusia, hewan, burung, ikan dan artropoda yang bermanfaat termasuk lebah madu.23

5. Nystatin

Nystatin dengan konsentrasi 0.016-0.128 g/ml terbukti efektif sebagai penghambat pertumbuhan candida albiccans sebesar 90% ketika ditambahkan kedalam trusoft dan softone. Penambahan nystatin kedalam tissue conditioner dan liners juga terbukti efektif mencegah pertumbuhan mikroorganisme, tetapi sebagian besar hanya ditambahkan kedalam tissue conditioner saja dan hanya 1 penelitian yang menambahkan nystatin kedalam liners.26 Menambahkan bahan antijamur langsung kedalam tissue conditioner atau liners dapat menjadi metode yang tidak membutuhkan biaya besar namun dapat berhasil.8

6. Silver Nano P (AgNP)

Efektifitas AgNPs terhadap Candida albicans telah dikonfirmasi oleh banyak penelitian. Metode modifikasi saat ini memungkinkan untuk menambahkan bahan AgNP kedalam silicon soft denture liner dan menguapkan heksana sepenuhnya dari larutan dasar dan katalis. Chladek, dkk., mempresentasikan metode penggabungan AgNP kedalam bahan lapisan lembut silikon yang diawetkan secara kimiawi.

Keefektifan antijamur dari komposit yang dicapai yang mengandung 10 sampai 200 ppm AgPNs adalah 16,3% sampai 52,5%. Tingkat keefektifan antijamur ini mampu mencegah kolonisasi candida albicans pada soft denture liner.5

(37)

7. Zirconium Nano Particles (ZrO2)

Zirconium nano particles (ZrO2) menjadi tipikal biokompatibilitas dan bioaktivitas yang tampak hebat. Zirconium nano particles dapat meningkatkan sifat mekanis dan dianggap relatif sesuai untuk restorasi gigi. Aktivitas antijamur dari nanopartikel ZrO2 juga dapat melawan pertumbuhan berserabut, candida albicans dan organisme non- filamen, aspergillus niger. Nanopartikel ZrO2 dapat secara efektif menghambat perkembangan strain jamur dengan mengganggu fungsi sel dan menyebabkan deformasi pada hifa jamur. Yasser, dkk., menambahkan zirconium nano powder kedalam soft liner dengan persentase yang berbeda (1% dan 1,5%). Penurunan yang sangat signifikan terjadi pada unit pembentuk koloni candida albicans pada kelompok eksperimen (1% dan 1,5% ZrNPs).9

8. Propolis

Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, dari akar kata pro yang berarti pertahanan terhadap sesuatu dan polis yang berarti kota. Propolis merupakan campuran kompleks yang dibuat dan dikumpulkan oleh lebah dari senyawa turunan tanaman. Berdasarkan hasil penelitian Yuliana,dkk., ekstrak propolis memiliki potensi sebagai antimikroba untuk menghambat sekaligus membunuh pertumbuhan candida albicans. Penelitian Perchyonok, 2017, melihat efisiensi bio-active silicon soft denture liner yang ditambahkan dengan Copaiba Oil 10% v/v, Propolis 10% v/v (Red, Brazilian) dan Propolis 10% v/v (Chilean, Rotterdam Laboratory). Semua sampel bahan bioaktif yang digunakan memperlihatkan zona hambat candida albicans rata- rata lebih besardari antibiotic sensitivity disc yang mengandung nystatin sebagai kontrol positif.10

(38)

2.6 Kerangka Teori

Edentulus

Metode Pembersihan Kemis Mekanis

Resorpsi Fisiologis Gigi Tiruan Longgar

Reline Gigi Tiruan Penuh

Perendaman

Soft Denture Liner

Akrilik Silikon

1. Auto-polymerized acrylic 2. Heat-polymerized acrylic

1. Auto-polymerized silicon 2. Heat-polymerized silicon Penambahan

Bahan Antimikroba

Pencegahan Pertumbuhan Mikroorganisme Carvacrol, Tea Tree Oil,

Fluconazole, Soluneem, Nystatin, Silver Nano P, Zirconium Nano P dan Propolis

Indikasi

1. Dimensi vertikal baik

2. Relasi sentrik = oklusi sentrik 3. Tepi perluasan basis cukup Kontra Indikasi 1. Resorbsi banyak

2. Jaringan mukosa luka 3. Kelainan sendi rahang

Kelebihan :

1. Mudah dimanipulasi 2. Waktu kerja singkat Kekurangan :

1. Warna kurang stabil

2. Memudahkan perlekatan MO Penyikatan

Pembersihan ultrasonik

Kelebihan :

1. Lebih biokompatibel 2. Penyerapan air rendah Kekurangan :

1. Ketebalan bahan kurang akurat 2. Memudahkan perlekatan MO

(39)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review. Systematic literature review adalah cara sistematis mengumpulkan, mengevaluasi secara kritis, mengintegrasikan dan menyajikan temuan dari berbagai artikel penelitian tentang pertanyaan penelitian atau topik yang menarik. Diharapkan dengan menggunakan systematic literature review ini dapat memberikan informasi tentang efektifitas bahan antimikroba pada bahan akrilik dan silicon soft denture liner terhadap mikroorganisme.

3.2 Waktu Penelitian

Systematic literature review ini dilakukan pada bulan Maret 2021- Mei 2021.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data online bersumber dari PubMed dan ProQuest. Kata kunci yang digunakan yaitu “ Soft denture liner” AND addition of carvacrol OR “tea tree oil”

OR fluconazole OR soluneem OR nystatin OR “silver nano particle” OR “zirconium nano particle” OR propolis”. Setelah pengumpulan data yang relevan melalui basis data, lalu peneliti menggunakan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Literature Reviews and Meta Analysis) untuk mendapatkan artikel yang diinginkan untuk di teliti (Gambar 4).

(40)

Basis Data :

Hasil pencariandari PubMed dan ProQuest (n=…)

Hasil setelah duplikasi dihilangkan (n=…)

Studi yang akan diteliti dalam sintesis kualitatif (n=…)

Gambar 4. Bagan PRISMA.

Bagan PRISMA menjelaskan bagaimana cara menentukan artikel yang akan diteliti, yaitu:

1. Identification (Identifikasi) 2. Screening (Penyaringan) 3. Eligibility (Kelayakan) 4. Included (Termasuk)

INCLUDEDELIGIBILITYSCREENINGIDENTIFICATION

Artikel teks lengkap yang

dengan (n=…)

dieksklusikan, alasan lain Artikel teks lengkap yang sudah

dinilai kelayakannya (n=…)

Artikel yang telah di screening (n=…)

Artikel yang telah dieksklusikan (n=...)

(41)

3.3.1 Identification (Identifikasi)

Mengidentifikasi artikel melalui artikel. Pertama, peneliti membuka database dari PubMed dan ProQuest. Lalu, masuk ke situs https://pubmedn.ncbi.nlm.nih.gov/

dan https://www.proquest.com/ lalu, mengetikkan kata kunci yaitu “Soft denture liner”

AND addition of carvacrol OR “tea tree oil” OR fluconazole OR soluneem OR nystatin OR “silver nano particles” OR “zirconium nano particles” Kemudian akan didapatkan artikel yang berkaitan (Tabel 1).

Tabel 1. Tahap Identifikasi

3.3.2 Screening (Penyaringan)

Penyaringan artikel dilakukan dengan menggunakan format PICOS (Population, Intervention, Comparison, Outcome, dan Studies) untuk mengidentifikasi tujuan dan kriteria inklusi. PICOS tersebut disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. PICOS (Population, Intervention, Comparison, Outcome, dan Studies).

Filter Jumlah Artikel

Sebelum difilter Filter 2011-2021

Filter 2011-2021 + articles

Filter 2011-2021+ articles +Dentistry

Filter 2011-2021+ articles + Dentistry + English

Population Pasien kehilangan gigi yang dirawat menggunakan gigi tiruan dengan akrilik atau silicon soft denture liner.

Intervention Penambahan bahan-bahan antimikroba pada soft denture liner

(42)

3.3.3 Eligibility (Kelayakan)

Pada tahap ini, artikel kemudian diperiksa untuk melihat kelayakannya, dimana artikel memuat pembahasan efektivitas bahan antimikroba pada bahan akrilik dan silicon soft denture liner terhadap mikroorganisme yaitu sudah sesuai dengan kriteria inklusi dan tersedia dalam bentuk teks lengkap berbahasa inggris yang dapat diakses (Tabel 3).

Tabel 3. Kriteria kelayakan

Inklusi Eksklusi

Source PubMed dan ProQuest Others

Dates 1 Maret 2011 –Mei 2021 Others

Language English Others

Population Pasien kehilangan gigi yang dirawat menggunakan gigi tiruan dengan akrilik dan silikon soft denture liner

Other soft denture liner material

Intervention Metode pembersihan gigi tiruan Others method

Comparison Jenis-jenis bahan antimikroba yang ditambahkan pada soft denture liner

Outcome Efektivitas bahan antimikroba terhadap pencegahan pertumbuhan

miroorganisme

Studies Randomized Controlled Trial

(43)

Comparative Penambahan bahan antimikroba pada gigi tiruan dengan soft denture liner

Outcome Efektivitas bahan antimikroba terhadap pencegahan pertumbuhan mikroorganisme

Other effect of antimicrobial agent

Study/studies Randomized Controlled Trial Other studies Type of

Publication

Free and paid fulltext journal

3.3.4 Included (Termasuk)

Pada tahap ini, peneliti sudah mendapatkan artikel yang diinginkan sesuai kelayakannya. Jumlah artikel yang didapatkan ini yang akan dijadikan bahan penelitian untuk systematic literature review.

3.4 Menseleksi Studi

Pada tahap ini dilakukan penyaringan artikel melalui cek duplikat dan penilaian kriteria kelayakan.

3.4.1 Cek Duplikasi Artikel

Cek duplikasi artikel dilakukan untuk menghindari terdapatnya artikel yang sama pada kedua database. Pada tahap ini, aplikasi yang digunakan yaitu Mendeley.

Mendeley digunakan sebagai “citation & reference manager” yang dapat memudahkan setiap penulis untuk mengidentifikasi kualitas dan keaslian setiap referensi yang digunakan. Di samping itu dengan menggunakan “citation & reference manager”, penulis dapat mengolah dokumen referensi yang dimiliki. Tahap-tahap dalam melakukan cek duplikasi artikel adalah sebagai berikut :

1. Membuat folder tiap database di Mendeley

2. Folder dibuat sesuai dengan database yang digunakan

(44)

3. Mengunggah artikel yang terjaring dari setiap sumber database dan dimasukkan sesuai folder database

4. Melakukan pengecekan duplikasi artikel

5. Membuat kembali folder baru untuk setiap sumber database sebagai tempat artikel yang sesuai filter PICOS.

Hal ini dilakukan agar ketika akan dilakukan proses penyaringan artikel yang akan menghapus artikel yang tidak sesuai tujuan penelitian maka tim peneliti masih memiliki semua artikel yang diperoleh saat proses penyaringan.

3.4.2 Kriteria Kelayakan

Pada tahap menentukan kriteria kelayakan dilakukan dua tahap yaitu filter artikel secara manual kemudian dinilai menggunakan format kriteria seleksi artikel. Filter artikel secara manual dilakukan oleh 2 orang yang berbeda dengan cara masing-masing penilai membaca judul untuk menemukan artikel yang sesuai dengan PICOS, membaca dengan detail dan berulang kemudian memberikan penilaian menggunakan format kriteria seleksi artikel. Berikut ini adalah sebagian contoh dari penilaian kriteria seleksi yang dilakukan oleh penilai 1 (Tabel 4).

Tabel 4. Kriteria Seleksi artikel Penilai 1

Penulis (tahun) P I C O S

Keterangan:

Y: Yes (sesuai kriteria) N : No (tidak sesuai kriteria) U : Undecided (masih diragukan)

Setelah didapat artikel yang sesuai PICOS kemudian filter berdasarkan full text.

(45)

3.5 Menilai Kualitas Studi

Penilaian kualitas studi ini mengadopsi dari ceklist CEBM. (Tabel 5) Tabel 5. Critical Appraisal

N 0

Pertanyaan Artikel ke-

1 2 3 4 5 6 7

1 Apakah penelitian ini membahas

pertanyaan/masalah yang jelas terfokus?

1 1 1 1 1 1 1

2 Apakah metode penelitian (desain studi) sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian?

1 1 1 1 1 1 1

3 Apakah metode pemilihan subjek (pegawai, tim, divisi, organisasi) dijelaskan dengan jelas?

1 1 1 1 1 1 1

4 Mungkinkah cara sampel itu diperoleh (seleksi) bias?

0 0 0 0 0 0 0

5 Apakah sampel dari subyek yang mewakili berkaitan dengan

1 1 1 1 1 1 1

Critical Appraisal

(46)

populasi yang akan menjadi rujukannya?

6 Apakah ukuran sampel berdasarkan

pertimbangan pra- studi kekuatan statistik?

0 0 0 0 0 0 0

7 Apakah tingkat respons yang

memuaskan tercapai?

1 1 1 1 1 1 1

8 Apakah pengukuran (kuesioner) mungkin valid dan reliabel?

1 1 1 1 0 1 1

9 Apakah signifikansi statistik dinilai?

1 1 1 1 1 0 1

10 Apakah interval kepercayaan diberikan untuk hasil utama?

1 1 1 1 1 0 1

11 Mungkinkah ada faktor perancu yang belum diperhitungkan?

0 0 0 0 0 1 0

12 Bisakah hasilnya diterapkan ke organisasi Anda?

1 1 1 1 1 1 1

Total Skor 9 9 9 9 8 8 9

Ya/lengkap diberikan dalam teks (1); Tidak/tidak ada rincian yang diberikan (0); Tidak secara jelas dinyatakan dalam teks, tidak dilaporkan atau tidak berlaku (NA).

(47)

3.6 Melakukan Ekstraksi Data

Pada tahap ini peneliti menentukan informasi apa saja yang relevan dengan pertanyaan, tujuan penelitian dan PICOS. Informasi yang dicari dalam penelitian ini adalah efektivitas bahan antimikroba terhadap pencegahan pertumbuhan mikroorganisme dengan membuat tabel ekstraksi data sebagai berikut: (Tabel 6 dan 7)

Tabel 6. Articles Characteristics

No

Author/

Year

Study

period Country Method

Sampling Method

Sample size

Data Set 1

Dst

Table 7. Outcome

3.7 Mensintesis Studi Terpilih

Mensintesis studi terpilih yaitu dengan cara membuat rumusan kesimpulan tiap parameter pada tiap kolom tabel ekstraksi data dari seluruh artikel terpilih.

Penulis/

Tahun

Jenis SDL

Bahan Antimikroba

Jenis Mikroba

Konsentrasi Bahan Antimikroba

Efektivitas terhadap Mikroba

(48)

3.8 Melakukan Penyajian dan Pelaporan Data

Penyajian dan pelaporan data pada penelitian SLR diperlakukan sama dengan laporan penelitian pada umumnya. Penelitian SLR dapat disajikan dalam laporan penelitian yang memuat cover (judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar), isi (pendahuluan, dokumentasi tahapan penelitian SLR), penutup, dan lampiran (print out seluruh artikel terpilih). Lampirkan juga PRISMA yang diperoleh.

(49)

PubMed (n=119)

Hasil setelah duplikasi dihilangkan (n=208)

ProQuest (n=94) Total

(n=213)

Studi yang akan diteliti dalam sintesis kualitatif (n=7)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data

Gambar 5.Bagan PRISMA

Bagan PRISMA menjelaskan bagaimana cara menentukan artikel yang akan diteliti:

1. Identification (Identifikasi) 2. Screening (Penyaringan) 3. Eligibility (Kelayakan) 4. Included (Termasuk)

INCLUDEDELIGIBILITYSCREENINGIDENTIFICATION

Artikel teks lengkap yang

dengan (n=201)

dieksklusikan, alasan lain Artikel teks lengkap yang sudah

dinilai kelayakannya (n=7)

Artikel yang telah di screening (n=7)

Artikel yang telah dieksklusikan (n=5)

(50)

4.1.1 Hasil Identification (Identifikasi)

Hasil proses identifikasi dimulai melalui basis data PubMed dan ProQuest menggunakan kata kunci yang sudah ditentukan sebelumya dan mengaplikasikan filter yang terdapat pada basis data sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi berdasarkan PICOS, didapatkan 119 artikel dari PubMed dan 94 artikel dari ProQuest sehingga total didapatkan 213 artikel (Gambar 5). Hasil dari setiap filter pada basis data tersebut kemudian di dokumentasikan dan dicatat di dalam tabel identifikasi (Lampiran 1-2, Tabel 8-9).

Tabel 8. Hasil Identifikasi PubMed

Tabel 9. Hasil Identifikasi ProQuest

Filter Jumlah artikel

Tanpa filter 24.509

Tahun 2011-2021 10.086

Tahun 2011-2021 + Free Full Text 5.002

Tahun 2011-2021 + Free Full Text + Clinical trial 131 Tahun 2011-2021 + Clinical trial + Randomzied Controlled

Trial

131

Tahun 2011-2021 + Clinical trial + Randomzied Controlled Trial+ Englisgh

130 (11 artikel tidak dapat diunduh)

Total 119

Filter Jumlah artikel

Tanpa filter 42.688

Tahun 2011-2021 31.588

Tahun 2011-2021 + Scholary Journal 19.464

Tahun 2011-2021 + Scholary Journal+Clinical Trial 96 (2 artikel tidak dapat diunduh)

Total 94

(51)

4.1.2 Hasil Screening (Penyaringan)

Proses penyaringan diawali dengan memindahkan artikel hasil identifikasi ke citation manager, setelah itu menghapus duplikasi yang muncul dari kedua basis data tersebut, didapatkan 5 duplikasi dari total keseluruhan artikel yaitu 213 artikel sehingga yang tersisa adalah 208 artikel. Penyaringan dilanjutkan dengan membaca abstrak artikel satu per satu dan membuang artikel yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi berdasarkan PICOS. Hasil penyaringan pada abstrak artikel didapatkan 201 artikel yang tidak sesuai sehingga tersisa 7 artikel (Tabel 10).

Tabel 10. Hasil Pencarian Literatur dengan menjaring artikel yang memenuhi kriteria inklusi

Sumber Database Jumlah

PubMed 119

ProQuest 94

Total 213

Seluruh artikel yang telah melewati tahap penyaringan kemudian dicari teks lengkapnya untuk kemudian dibaca dan dipilah lagi dan tidak ditemukan adanya teks yang tidak sesuai dengan PICOS sehingga total terdapat 7 artikel yang layak untuk diteliti.

4.1.3 Hasil Eligibility (Kelayakan)

Pada tahap ini, artikel kemudian diperiksa untuk melihat kelayakannya, dimana artikel memuat pembahasan efektivitas bahan antimikroba pada bahan akrilik dan silicon soft denture liner terhadap mikroorganisme yaitu sudah sesuai dengan kriteria inklusi dan tersedia dalam bentuk teks lengkap berbahasa inggris yang dapat diakses (Tabel 11).

Gambar

Gambar 1. Gigi Artifisial 13
Gambar 2. Gigi Tiruan Resin Akrilik 15
Gambar 4. Silicon  Soft Denture Liner Material 4
Gambar 4. Bagan PRISMA.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan kepada instansi kesehatan maupun menjadi bahan ajar

Bersama dengan surat ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengizinkan anak Bapak/Ibu berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul: “Perbandingan

Ditinjau dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa HAp cangkang keong unam dengan suhu kalsinasi 900ºC merupakan sampel yang paling baik di antara ketiga

Pada tingkat kualitas hidup perempuan menopause, yang berpengaruh sangat kuat berkaitan dengan kondisi gigi geligi terbanyak yaitu pada Stage IV Grade B dan pada fase menopause

Tarigan AN melakukan penelitian mengenai sintesis hidroksiapatit dari cangkang keong unam (Pugilina cochlidium) hasil sintesis metode sol-gel dengan suhu

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara sosial ekonomi orang tua dan perilaku membersihkan gigi dengan status kebersihan rongga mulut (oral hygiene)

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Denga nmengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dengan judul “Tingkat Pengetahuan mengenai