• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon dan Dosis Perlakuan Iradiasi

IRADIASI UNTUK PERLAKUAN KARANTINA

2.2. Respon dan Dosis Perlakuan Iradiasi

diket ahui mem iliki daya t embus dan energi yang relat if t inggi.

2.2. Respon dan Dosis Perlakuan Iradiasi

Pada dasarnya, perlakuan karant ina bert ujuan mencegah masuk dan t ersebarnya OPT/ K. Pemanfaat an t eknologi iradiasi sinar gamma sebagai perlakuan karant ina unt uk mencapai t ujuan t ersebut diw ujudkan melalui respon t ert ent u pada OPT/ K t ert ent u yang t erbaw a pada komodit as t ert ent u. Respon perlakuan iradiasi dapat berupa:

a. kemat ian OPT/ K;

b. ket idakberhasilan perkembangan OPT/ K (misal: t idak munculnya st adia dew asa);

Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian

22

c. ket idakmampuan bereproduksi (m isal: OPT/ K menjadi st eril, fert ilit as t erbat as hanya pada jant an/ bet ina saja, bet ina dapat melet akkan t elur t api t elur t idak berkembang, t erjadi perubahan perilaku, generasi F1 menjadi st eril);

d. inakt ivasi OPT/ K (misal: pert umbuhan sayap menjadi t idak sempurna); at au e. devit alisasi t anaman (m isal: mencegah

pert umbuhan t unas/ bibit t anaman at au mencegah pert unasan umbi).

Secara t eknis, respon kemat ian akan jarang dipilih karena unt uk mencapai respon t ersebut dibut uhkan dosis yang lebih t inggi yang kemungkinan dapat merusak kualit as

Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian

23

komodit as t ert ent u. Respon kemat ian akan lebih t epat unt uk perlakuan iradiasi t erhadap OPT/ K yang menjadi vekt or pat ogen sehingga bat as w akt u pengaruh perlakuan harus

dit ent ukan. Sement ara, respon

ket idakmampuan bereproduksi akan lebih t epat unt uk perlakuan iradiasi t erhadap OPT/ K yang ada pada/ di dalam komodit as t et api bukan merupakan vekt or pat ogen. Oleh karena it u, OPT/ K t ert ent u yang t elah diiradiasi bersamaan dengan komodit as sebagai media pembaw anya kemungkinan masih akan dit emukan dalam keadaan hidup sehingga harus dapat dipast ikan bahw a OPT/ K t ersebut t idak dapat

Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian

24

gangguan/ hambat an dalam perkembangannya dan t idak mampu lolos dari komodit as t ersebut . Penelit ian t ent ang perlakuan iradiasi yang pernah dilakukan pada beberapa kelom pok OPT dan t elah dipublikasikan secara ilmiah menyimpulkan bahw a respon yang dipilih akan menent ukan kisaran dosis minim um (Dmin) iradiasi sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 1. M eskipun demikian, sebelum digunakan sebagai dasar penent uan dosis perlakuan iradiasi unt uk perlakuan karant ina t umbuhan pada spesies OPT/ K t ert ent u yang t ermasuk ke dalam kelompok OPT/ K t ersebut , perlu dilakukan uji konfirmasi t erhadap kisaran Dmin t ersebut . Beberapa Dmin yang dapat

Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian

25

digunakan unt uk perlakuan karant ina t umbuhan dapat dilihat pada Lam piran 2.

Dalam perlakuan iradiasi, selain penent uan Dmin, penent uan dosis maximum (Dmax) juga sangat pent ing dan harus t erlebih dahulu dilakukan unt uk m enent ukan t ingkat ket ahanan komodit as yang diberi perlakuan iradiasi. Penet apan Dmax harus dilakukan berdasarkan uji konfirmasi, mengingat t ingkat ket ahanan set iap komodit as berbeda-beda, t ergant ung kepada jenis, kondisi, dan ukurannya. Sebagai cont oh: unt uk perlakuan t erhadap pangan Dmax harus kurang dari 10 kilogray (10 kGy).

Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian

26

2.3. Dosimetri

Dosimet ri adalah pengukuran dosis yang diserap menggunakan alat dosimet er. Dosimet ri digunakan unt uk memast ikan bahw a Dmin yang dibut uhkan unt uk kom odit as t ert ent u dapat dit erima oleh seluruh part ai komodit as kiriman yang diiradiasi. Pemilihan sist em dosimet ri harus dilakukan secara t epat sehingga respon dosimet er mencakup seluruh rent ang dosis yang mungkin akan dit erima oleh produk. Pemilihan sist em dosismet ri yang t epat harus mempert imbangkan variasi kepadat an dan komposisi bahan yang diberi perlakuan, variasi bent uk dan ukuran, variasi t ujuan penggunaan produk, penumpukan, volume, dan kemasan.

Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian

27

Sist em dosimet ri harus dikalibrasi sesuai st andar int ernasional at au st andar nasional yang sesuai (misalnya: St andard ISO/ ASTM 51261 Guide for Select ion and Calibrat ion of Dosimet ry Syst ems for Radiat ion Processing).

Dosimet er harus sesuai unt uk berbagai kondisi perlakuan. Kest abilan dosimet er t erhadap cahaya, suhu, kelembaban, w akt u penyimpanan, jenis dan w akt u analisis yang diperlukan harus dievaluasi. Seluruh komponen dari sist em dosimet ri harus dikalibrasi sesuai dengan dokumen st andar operasional prosedur. Organisasi independen yang diakui oleh BARANTAN harus dapat menilai kinerja sist em dosimet ri.

Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian

28

Pengukuran yang akurat t erhadap dosis serap dalam kom odit as kiriman sangat pent ing unt uk menent ukan dan memant au efikasi dan merupakan bagian dari proses verifikasi. Jumlah yang dibut uhkan, lokasi, dan frekuensi dari pengukuran ini harus dit ent ukan berdasarkan peralat an t ert ent u, proses, komodit as, st andar yang relevan dan persyarat an fit osanit ari.

Pemet aan dosis (dose mapping) dilakukan dengan menempat kan dosimet er pada seluruh produk yang akan diiradiasi, kemudian melakukan iradiasi pada produk t ersebut dalam kondisi yang t elah diket ahui, dan diikut i dengan pembacaan nilai dosimet er. Pemet aan dosis produk pada set iap konfigurasi geomet ris

Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian

29

kemasan, penat aan dan kepadat an produk yang akan digunakan selama perlakuan rut in harus dit ent ukan oleh BARANTAN sebelum fasilit as unt uk aplikasi perlakuan dit et apkan BARANTAN. Hanya konfigurasi yang diset ujui BARANTAN yang dapat digunakan unt uk perlakuan. Pemet aan dosis bert ujuan unt uk (i) menget ahui dist ribusi dosis dalam ruang iradiasi dan pada seluruh produk yang akan diiradiasi, khususnya pada lokasi dit emukannya Dmin dan Dmax, (ii) menunjukkan bahw a produk t ersebut dapat diberi perlakuan pada kisaran t ert ent u, (iii) menilai variabilit as proses t ert ent u, (iv) menet apkan paramet er proses yang akan mengarahkan pada dosis dalam kisaran yang

Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian

30

diperlukan, dan (v) menent ukan bagaimana pelaksanaan monit oring proses t ersebut secara rut in. Pengujian pemet aan dosis harus dilakukan unt uk menget ahui dist ribusi dosis dalam ruang iradiasi maupun pada seluruh produk, dan unt uk menunjukkan bahw a perlakuan secara konsist en memenuhi persyarat an yang dit ent ukan pada kondisi t ert ent u. Pemet aan dosis harus dilakukan sesuai dengan dokumen st andar operasional prosedur (SOP). Informasi dalam pengujian pemet aan dosis digunakan unt uk pemilihan lokasi dosimet er selama rut init as perlakuan.

Pemet aan dosis independen yang t idak lengkap (sebagian-penuh) sert a proses beban

Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian

31

pert ama dan t erakhir diperlukan unt uk menent ukan apakah dist ribusi dosis t erserap secara signifikan dan berbeda dari beban rut in, dan unt uk menyesuaikan perlakuan.

Dokumen terkait