Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
1
PERLAK UAN K ARANT INA T UMBUHAN
DENGAN I RADIASI SINAR GAMMA
PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI BADAN KARANTINA PERTANIAN
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
ii
PEDOM AN TEKNIS
PERLAKUAN KARANTINA TUM BUHAN
DENGAN IRADIASI SINAR GAM M A
PUSAT KARANTINA TUM BUHAN DAN KEAM ANAN HAYATI NABATI
BADAN KARANTINA PERTANIAN
KEM ENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA 2012
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
iii
PEDOM AN TEKNIS
PERLAKUAN KARANTINA TUM BUHAN
DENGAN IRADIASI SINAR GAM M A
Revisi ke-0 17 Desember 2012
Editor:
Ir. Turhadi Noerachman, M Si Aprida Cristin, SP.
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
i
KATA PENGANTAR
Perlakuan karant ina t umbuhan (quarant ine
t reat ment ) sebagai salah sat u opsi pengelolaan risiko
(risk management ) dalam proses analisis risiko
organisme pengganggu t umbuhan (pest risk analysis).
Perlakuan iradiasi sinar gamma dapat digunakan
sebagai salah sat u perlakuan unt uk keperluan
fit osanit ari karena memiliki beberapa keunggulan,
ant ara lain: (1) w akt u aplikasi cepat ; (2) t idak
meninggalkan residu kimia; (3) dapat diaplikasikan
pada komodit as yang t elah dikemas; dan (4) t idak
merusak kualit as komodit as apabila aplikasi dilakukan
pada dosis yang sesuai.
Sejalan dengan kebijakan Badan Karant ina
Pert anian dalam pengembangan alt ernat if perlakuan
unt uk mit igasi risiko masuk dan t ersebarnya OPTK
dan pemenuhan persyarat an fit osanit ari negara mit ra
dagang, maka Pusat Karant ina Tumbuhan dan
Keamanan Hayat i Nabat i mendorong unt uk dapat
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
ii
gamma sebagai perlakuan karant ina t umbuhan.
Keberadaan Pedoman Teknis Perlakuan Karant ina
Tumbuhan dengan Iradiasi Sinar Gamma memiliki art i
pent ing agar pelaksanaan perlakuan iradiasi unt uk
keperluan karant ina dapat berjalan dengan baik dan
aman. Oleh karena it u, semua pihak yang t erlibat
dalam pelaksanaan perlakuan iradiasi sinar gamma
unt uk t ujuan fit osanit ari harus mengikut i ket entuan
yang diat ur dalam Pedoman Teknis ini.
Penghargaan yang t inggi dan ucapan t erima
kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang
t elah t erlibat dalam penyusunan Pedoman Teknis ini.
Semoga Pedoman Teknis ini memberikan manfaat
bagi pengembangan perkarant inaan t umbuhan di
Indonesia.
Jakart a, Desember 2012 Kepala Pusat Karant ina Tum buhan
dan Keamanan Hayat i Nabat i
Dr. Ir. Arifin Tasrif, M Sc. NIP. 19590824 198303 1 001
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
iii
BAB II. IRADIASI UNTUK PERLAKUAN KARANTINA ……….. 19
2.1. Perlakuan Iradiasi Sinar Gamm a ……….. 19
2.2. Respon dan Dosis Perlakuan Iradiasi …………. 21
2.3. Dosimet ri ……….. 26
2.4. Efikasi Iradiasi Sinar Gam m a ……….. 31
BAB III. PERSYARATAN DAN PENGELOLAAN FASILITAS IRADIASI SINAR GAM M A UNTUK PERLAKUAN KARANTINA …..……….. 36
3.1. Adm inist rasi ……… 36
3.2. Fasilit as Iradiasi Sinar Gam m a ……… 37
3.3. Sum berdaya M anusia (Pet ugas Iradiasi)……. 38
3.4. Sist em Pengelolaan Fasilit as Iradiasi …………. 39
BAB IV. PELAKSANAAN PERLAKUAN IRADIASI ... 43
4.1. Pra Perlakuan……….. 44
4.2. Perlakuan ………. 46
4.3. Pasca Perlakuan ……… 48
4.4. Kem asan ……… 50
4.5. Label ………. 53
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
iv
BAB V. M EKANISM E PENETAPAN FASILITAS IRADIASI
UNTUK PERLAKUAN KARANTINA ... 56
5.1. Perm ohonan …….………. 56
5.2. Penilaian Fasilit as Iradiasi (Audit ) .………….. 57
5.3. Keput usan ……… 59
5.4. M onit oring dan Evaluasi ……… 62
BAB VI. SISTEM SERTIFIKASI KOM ODITAS PERLAKUAN IRADIASI ... 64
6.1. Kom odit as Ekspor ... 64
6.2. Kom odit as Im por ... 67
BAB VII. PENUTUP ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
v
DAFTAR LAM PIRAN
Halam an
1 Kisaran dosis m inim um pada kelom pok OPT t ertent u unt uk berbagai respon yang diinginkan ………
76
2 Dosis m inim um pada spesies OPT t ertent u ……… 77
3 Check list pem eriksaan kom odit as pra-perlakuan …… 78
4 Sert ifikat perlakuan iradiasi ……….. 79
5 Lam bang/ logo Radura ……….. 80
6 Perm ohonan penet apan fasilit as iradiasi ……… 81
7 Check list krit eria penilaian unt uk penet apan fasilit as iradiasi ………..
82
8 Form at laporan hasil audit ………. 86
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perlakuan karant ina merupakan t indakan
unt uk membebaskan media pembaw a dari
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karant ina
(OPTK). Selain it u, perlakuan karant ina juga
digunakan unt uk memenuhi persyarat an
karant ina t umbuhan (fit osanit ari) negara t ujuan
ekspor.
Iradiasi digunakan sebagai salah sat u
perlakuan karant ina t umbuhan karena memiliki
beberapa keunggulan, ant ara lain: (1) w akt u
aplikasi cepat ; (2) t idak meninggalkan residu
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
2
yang t elah dikemas; dan (4) t idak merusak
kualit as komodit as apabila aplikasi dilakukan
pada dosis yang sesuai. Jenis perlakuan iradiasi
yang dapat digunakan sebagai perlakuan
karant ina t umbuhan ant ara lain: sinar gamma
(cobalt -60 at au cesium -137), berkas elekt ron,
dan sinar-X. Int ernat ional Plant Prot ect ion
Convent ion (IPPC) t elah menet apkan st andar
perlakuan iradiasi unt uk keperluan karant ina
melalui Int ernat ional Standard for
Phyt osanit ary M easures, ISPM No. 18 (2003):
Guidelines for t he use of irradiat ion as a
phyt osanit ary measure dan ISPM No. 28 (2007):
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
3
Beberapa negara mit ra dagang Indonesia,
sepert i Amerika Serikat , Aust ralia, India,
Viet nam, Thailand dan Pakist an t elah
mempersyarat kan iradiasi sebagai perlakuan
karant ina t umbuhan. Demikian juga Indonesia,
t elah mempersyarat kan perlakuan iradiasi sinar
gamma sebagai salah sat u persyarat an unt uk
mencegah masuk dan tersebarnya OPTK,
t erut ama yang dapat t erbaw a pada komodit as
buah segar dan sayuran buah segar sert a umbi
lapis segar sebagaimana t ercant um dalam
lampiran Perat uran M ent eri Pert anian Nomor
42/ Perment an/ OT.140/ 6/ 2012 dan Perat uran
M ent eri Pert anian Nomor
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
4
Badan Karant ina Pert anian perlu
mempersiapkan pedoman t eknis perlakuan
karant ina t umbuhan dengan iradiasi, khususnya
sinar gamma.
1.2. Tujuan
Pedoman ini sebagai acuan bagi Pet ugas
Karant ina Tumbuhan dan pihak lain (provider)
sebagai pelaksana perlakuan iradiasi dalam
melaksanakan perlakuan karant ina t umbuhan
dengan iradiasi sinar gamma. Pedoman ini
merupakan format sist em pengaw asan dan
jaminan perlakuan karant ina yang dilakukan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
5
perlakuan iradiasi sebagaimana mengacu pada
ISPM .
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam Pedoman ini
meliput i:
(1) persyarat an dan pengelolaan fasilit as
iradiasi sebagai perlakuan karant ina
t umbuhan,
(2) pelaksanaan perlakuan iradiasi unt uk
perlakuan karant ina t umbuhan,
(3) mekanisme penet apan t erhadap fasilit as
iradiasi unt uk perlakuan karant ina
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
6
(4) sist em sert ifikasi komodit as yang t elah
diberikan perlakuan iradiasi.
1.4. Dasar Hukum
1.4.1 Undang-Undang Nom or 16 Tahun 1992
t ent ang Karant ina Hew an, Ikan dan
Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun
1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran
Negara Nom or 3482);
1.4.2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994
t ent ang Pengesahan Agreement on t he
Est ablishment of the W orld Trade
Organizat ion (Perset ujuan Pembent ukan
Organisasi Perdagangan Dunia)
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
7
57, Tambahan Lembaran negara Nomor
3564);
1.4.3 Perat uran Pemerint ah Nomor 14 Tahun
2002 t ent ang Karant ina Tumbuhan
(Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor
35, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4196);
1.4.4 Perat uran Pemerint ah Nomor 33 Tahun
2007 t ent ang Keselamat an Radiasi
Pengion dan Keamanan Sumber
Radioakt if;
1.4.5 Perat uran Pemerint ah Nomor 29 Tahun
2008 t ent ang Perijinan Pemanfaat an
Sumber Radiasi Pengion dan Bahan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
8
1.4.6 Perat uran Presiden Nomor 9 Tahun 2005
junct o Nomor 62 Tahun 2005 t ent ang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tat a Kerja Kement erian
Negara Republik Indonesia;
1.4.7 Perat uran Presiden Nom or 10 Tahun
2005 junct o Nomor 65 Tahun 2005
t ent ang Unit Organisasi dan Tugas
Eselon I Kement erian Negara Republik
Indonesia;
1.4.8 Keput usan Presiden Nom or 02 Tahun
1977 t ent ang Pengesahan Konvensi
Perlindungan Tanaman Int ernasional
(Revised Text of Int ernat ional Plant
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
9
1.4.9 Perat uran M ent eri Pert anian Nomor
271/ Kpt s/ HK.310/ 4/ 2006 t ent ang
Persyarat an dan Tat acara Pelaksanaan
Tindakan Karant ina Tum buhan Tert ent u
oleh Pihak Ket iga;
1.4.10 Perat uran M ent eri Kesehat an Nomor
701/ M enkes/ Per/ VIII/ 2009 t ent ang
Pangan Iradiasi;
1.4.11 Perat uran M ent eri Pert anian Nomor
09/ Perment an/ OT.140/ 2/ 2009 t ent ang
Persyarat an dan Tat acara Tindakan
Karant ina Tumbuhan t erhadap
Pemasukan M edia Pembaw a Organisme
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
10
Dalam Wilayah Negara Republik
Indonesia;
1.4.12 Perat uran M ent eri Pert anian Nomor
61/ Perment an/ OT.140/ 10/ 2010 t ent ang
Organisasi dan Tat akerja Kement erian
Pert anian;
1.4.13 Perat uran M ent eri Pert anian Nomor
42/ Perment an/ OT.140/ 6/ 2012 t ent ang
Tindakan Karant ina Tumbuhan unt uk
Pemasukan Buah Segar dan Sayuran
Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara
Republik Indonesia;
1.4.14 Perat uran M ent eri Pert anian Nomor
43/ Perment an/ OT.140/ 6/ 2012 t ent ang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
11
Pemasukan Sayuran Umbi Lapis Segar Ke
Dalam Wilayah Negara Republik
Indonesia;
1.4.15 Keput usan M ent eri Pert anian Nomor
264/ Kpt s/ OT.140/ 4/ 2006 t ent ang
Penet apan Focal Point Organisasi
Perlindungan Tum buhan Nasional
(Nat ional Plant Prot ect ion Organizat ion).
1.5. Pengertian Umum
Dalam pedoman ini, yang dimaksud
dengan:
1.5.1 Karant ina t umbuhan adalah t indakan
sebagai upaya pencegahan masuk dan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
12
Tumbuhan dari luar negeri dan dari
suat u area ke area lain di dalam negeri
at au keluarnya dari dalam w ilayah
Negara Republik Indonesia.
1.5.2 Organisme Pengganggu Tumbuhan yang
selanjut nya disebut OPT adalah semua
organisme yang dapat merusak,
mengganggu kehidupan dan/ at au
menyebabkan kemat ian t umbuhan.
1.5.3 Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karant ina yang selanjut nya disebut OPTK
adalah semua OPT yang dit et apkan oleh
M ent eri unt uk dicegah masuknya ke
dalam dan t ersebarnya di dalam w ilayah
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
13
1.5.4 Perlakuan karant ina t umbuhan
selanjut nya disebut perlakuan adalah
t indakan yang dilakukan secara fisik,
kimiaw i at au mekanis dengan maksud
unt uk membebaskan media pembaw a
OPT, peralat an, pembungkus, alat
angkut , dan media pembaw a lain dari
OPT.
1.5.5 Iradiasi adalah met oda perlakuan
dengan radiasi pengion, dan sebagai
perlakuan karant ina bert ujuan
memat ikan, mencegah perkembangan,
membuat st eril dan menginakt ivasi
kelompok OPT/ K t ert ent u at au unt uk
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
14
1.5.6 Radiasi pengion adalah gelombang
elekt romagnet ik (sepert i sinar gamma
dan sinar X) dan part ikel berm uat an
(sepert i berkas elekt ron) yang karena
energi yang dim ilikinya mampu
mengionisasi media yang dilaluinya.
1.5.7 Fasilit as iradiasi adalah set iap bangunan
dan fasilit as lainnya, t ermasuk seluruh
peralat an penunjang yang digunakan
unt uk kegiat an iradiasi sebagai
perlakuan karant ina t umbuhan.
1.5.8 Audit adalah proses pemeriksaan
t erhadap pemenuhan persyarat an yang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
15
1.5.9 Dosimet ri adalah pengukuran dosis yang
diserap menggunakan alat dosimet er.
1.5.10 Dosis serap adalah energi rat a-rat a yang
diserap bahan (dE) per sat uan massa
bahan t ersebut (dm), dan sat uannya
adalah joule/ kg (J/ kg) at au gray (Gy).
1.5.11 Dosis M inimum (Dm in) adalah dosis
t erserap minimum rerat a dalam produk
yang diiradiasi.
1.5.12 Dosis M aximum (Dmax) adalah dosis
t erserap maksimum rerat a dalam
produk yang diiradiasi.
1.5.13 Pet ugas Karant ina Tumbuhan adalah
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
16
bekerja pada inst ansi karant ina
t umbuhan.
1.5.14 Pet ugas iradiasi adalah personil yang
dit unjuk secara sah oleh penanggung
jaw ab fasilit as iradiasi unt uk
melaksanakan perlakuan iradiasi sebagai
perlakuan karant ina t umbuhan.
1.5.15 Penanggung jaw ab fasilit as iradiasi
adalah pimpinan at au orang yang
dit unjuk unt uk bert anggung jaw ab
t erhadap pengelolaan suat u fasilit as
iradiasi yang mempunyai ijin dari
BAPETEN.
1.5.16 Sert ifikat iradiasi adalah surat
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
17
inst ansi yang berw enang di bidang
iradiasi pangan di negara asal at au
pelaksana iradiasi yang t elah diregist rasi.
1.5.17 Organisasi Perlindungan Tumbuhan
Nasional (Nat ional Plant Prot ect ion
Organizat ion/ NPPO) adalah organisasi
yang secara resmi dibent uk oleh
pemerint ah suat u negara dan t erdaft ar
dalam Sekret ariat Int ernat ional Plant
Prot ect ion Convent ion (IPPC).
1.5.18 Badan Karant ina Pert anian, yang
selanjut nya disebut BARANTAN adalah
Focal Point NPPO di Indonesia.
1.5.19 Badan Pengaw as Tenaga Nukllir, yang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
18
inst it usi yang bert ugas melaksanakan
pengaw asan melalui perat uran perizinan
dan inspeksi t erhadap segala kegiat an
pemanfaat an t enaga nuklir.
1.5.20 Panduan M ut u adalah dokumen yang
berisi kebijakan mut u, sist em mut u,
sert a pelaksanaan manajemen mut u
yang dit et apkan oleh pucuk pim pinan
dan berfungsi sebagai acuan dalam
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
19
BAB II
IRADIASI UNTUK PERLAKUAN KARANTINA
2.1. Perlakuan Iradiasi Sinar Gamma
Perlakuan iradiasi dengan radiasi pengion
dihasilkan oleh isot op radioakt if (sinar gamma
dari cobalt -60 at au cesium -137). Sat uan at au
unit pengukuran unt uk dosis serap dalam
perlakuan iradiasi adalah gray (Gy).
Saat ini, fasilit as perlakuan iradiasi sinar
gamma unt uk skala komersial t elah t ersedia di
Indonesia, yait u m ilik PT. Rel-ion St erilizat ion
Services dan Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN). Fasilit as ini sering dimanfaat kan unt uk
t ujuan pengaw et an makanan, t ermasuk
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
20
mencegah pert umbuhan t unas, sedangkan
unt uk keperluan fit osanit ari masih dalam skala
penelit ian.
Uji t erap keefekt ifan perlakuan iradiasi
sinar gamma unt uk perlakuan karant ina
t umbuhan t erhadap OPT lalat buah pada buah
mangga segar dan kut u put ih pada buah
manggis t elah dilakukan oleh Badan Karant ina
Pert anian (BARANTAN) bekerjasama dengan
BATAN. Oleh karena it u, unt uk keperluan
mit igasi risiko t erhadap pemasukan media
pembaw a OPTK, pemanfaat an t eknologi iradiasi
mulai menjadi opsi perlakuan bagi beberapa
jenis OPTK dan t erut ama diarahkan pada
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
21
diket ahui mem iliki daya t embus dan energi
yang relat if t inggi.
2.2. Respon dan Dosis Perlakuan Iradiasi
Pada dasarnya, perlakuan karant ina
bert ujuan mencegah masuk dan t ersebarnya
OPT/ K. Pemanfaat an t eknologi iradiasi sinar
gamma sebagai perlakuan karant ina unt uk
mencapai t ujuan t ersebut diw ujudkan melalui
respon t ert ent u pada OPT/ K t ert ent u yang
t erbaw a pada komodit as t ert ent u. Respon
perlakuan iradiasi dapat berupa:
a. kemat ian OPT/ K;
b. ket idakberhasilan perkembangan OPT/ K
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
22
c. ket idakmampuan bereproduksi (m isal:
OPT/ K menjadi st eril, fert ilit as t erbat as
hanya pada jant an/ bet ina saja, bet ina
dapat melet akkan t elur t api t elur t idak
berkembang, t erjadi perubahan perilaku,
generasi F1 menjadi st eril);
d. inakt ivasi OPT/ K (misal: pert umbuhan
sayap menjadi t idak sempurna); at au
e. devit alisasi t anaman (m isal: mencegah
pert umbuhan t unas/ bibit t anaman at au
mencegah pert unasan umbi).
Secara t eknis, respon kemat ian akan
jarang dipilih karena unt uk mencapai respon
t ersebut dibut uhkan dosis yang lebih t inggi
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
23
komodit as t ert ent u. Respon kemat ian akan
lebih t epat unt uk perlakuan iradiasi t erhadap
OPT/ K yang menjadi vekt or pat ogen sehingga
bat as w akt u pengaruh perlakuan harus
dit ent ukan. Sement ara, respon
ket idakmampuan bereproduksi akan lebih t epat
unt uk perlakuan iradiasi t erhadap OPT/ K yang
ada pada/ di dalam komodit as t et api bukan
merupakan vekt or pat ogen. Oleh karena it u,
OPT/ K t ert ent u yang t elah diiradiasi bersamaan
dengan komodit as sebagai media pembaw anya
kemungkinan masih akan dit emukan dalam
keadaan hidup sehingga harus dapat dipast ikan
bahw a OPT/ K t ersebut t idak dapat
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
24
gangguan/ hambat an dalam perkembangannya
dan t idak mampu lolos dari komodit as t ersebut .
Penelit ian t ent ang perlakuan iradiasi yang
pernah dilakukan pada beberapa kelom pok OPT
dan t elah dipublikasikan secara ilmiah
menyimpulkan bahw a respon yang dipilih akan
menent ukan kisaran dosis minim um (Dmin)
iradiasi sebagaimana dapat dilihat pada
Lampiran 1. M eskipun demikian, sebelum
digunakan sebagai dasar penent uan dosis
perlakuan iradiasi unt uk perlakuan karant ina
t umbuhan pada spesies OPT/ K t ert ent u yang
t ermasuk ke dalam kelompok OPT/ K t ersebut ,
perlu dilakukan uji konfirmasi t erhadap kisaran
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
25
digunakan unt uk perlakuan karant ina
t umbuhan dapat dilihat pada Lam piran 2.
Dalam perlakuan iradiasi, selain
penent uan Dmin, penent uan dosis maximum
(Dmax) juga sangat pent ing dan harus t erlebih
dahulu dilakukan unt uk m enent ukan t ingkat
ket ahanan komodit as yang diberi perlakuan
iradiasi. Penet apan Dmax harus dilakukan
berdasarkan uji konfirmasi, mengingat t ingkat
ket ahanan set iap komodit as berbeda-beda,
t ergant ung kepada jenis, kondisi, dan
ukurannya. Sebagai cont oh: unt uk perlakuan
t erhadap pangan Dmax harus kurang dari 10
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
26
2.3. Dosimetri
Dosimet ri adalah pengukuran dosis yang
diserap menggunakan alat dosimet er. Dosimet ri
digunakan unt uk memast ikan bahw a Dmin yang
dibut uhkan unt uk kom odit as t ert ent u dapat
dit erima oleh seluruh part ai komodit as kiriman
yang diiradiasi. Pemilihan sist em dosimet ri
harus dilakukan secara t epat sehingga respon
dosimet er mencakup seluruh rent ang dosis
yang mungkin akan dit erima oleh produk.
Pemilihan sist em dosismet ri yang t epat harus
mempert imbangkan variasi kepadat an dan
komposisi bahan yang diberi perlakuan, variasi
bent uk dan ukuran, variasi t ujuan penggunaan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
27
Sist em dosimet ri harus dikalibrasi sesuai
st andar int ernasional at au st andar nasional
yang sesuai (misalnya: St andard ISO/ ASTM
51261 Guide for Select ion and Calibrat ion of
Dosimet ry Syst ems for Radiat ion Processing).
Dosimet er harus sesuai unt uk berbagai
kondisi perlakuan. Kest abilan dosimet er
t erhadap cahaya, suhu, kelembaban, w akt u
penyimpanan, jenis dan w akt u analisis yang
diperlukan harus dievaluasi. Seluruh komponen
dari sist em dosimet ri harus dikalibrasi sesuai
dengan dokumen st andar operasional prosedur.
Organisasi independen yang diakui oleh
BARANTAN harus dapat menilai kinerja sist em
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
28
Pengukuran yang akurat t erhadap dosis
serap dalam kom odit as kiriman sangat pent ing
unt uk menent ukan dan memant au efikasi dan
merupakan bagian dari proses verifikasi. Jumlah
yang dibut uhkan, lokasi, dan frekuensi dari
pengukuran ini harus dit ent ukan berdasarkan
peralat an t ert ent u, proses, komodit as, st andar
yang relevan dan persyarat an fit osanit ari.
Pemet aan dosis (dose mapping) dilakukan
dengan menempat kan dosimet er pada seluruh
produk yang akan diiradiasi, kemudian
melakukan iradiasi pada produk t ersebut dalam
kondisi yang t elah diket ahui, dan diikut i dengan
pembacaan nilai dosimet er. Pemet aan dosis
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
29
kemasan, penat aan dan kepadat an produk yang
akan digunakan selama perlakuan rut in harus
dit ent ukan oleh BARANTAN sebelum fasilit as
unt uk aplikasi perlakuan dit et apkan BARANTAN.
Hanya konfigurasi yang diset ujui BARANTAN
yang dapat digunakan unt uk perlakuan.
Pemet aan dosis bert ujuan unt uk (i) menget ahui
dist ribusi dosis dalam ruang iradiasi dan pada
seluruh produk yang akan diiradiasi, khususnya
pada lokasi dit emukannya Dmin dan Dmax, (ii)
menunjukkan bahw a produk t ersebut dapat
diberi perlakuan pada kisaran t ert ent u, (iii)
menilai variabilit as proses t ert ent u, (iv)
menet apkan paramet er proses yang akan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
30
diperlukan, dan (v) menent ukan bagaimana
pelaksanaan monit oring proses t ersebut secara
rut in. Pengujian pemet aan dosis harus
dilakukan unt uk menget ahui dist ribusi dosis
dalam ruang iradiasi maupun pada seluruh
produk, dan unt uk menunjukkan bahw a
perlakuan secara konsist en memenuhi
persyarat an yang dit ent ukan pada kondisi
t ert ent u. Pemet aan dosis harus dilakukan
sesuai dengan dokumen st andar operasional
prosedur (SOP). Informasi dalam pengujian
pemet aan dosis digunakan unt uk pemilihan
lokasi dosimet er selama rut init as perlakuan.
Pemet aan dosis independen yang t idak
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
31
pert ama dan t erakhir diperlukan unt uk
menent ukan apakah dist ribusi dosis t erserap
secara signifikan dan berbeda dari beban rut in,
dan unt uk menyesuaikan perlakuan.
2.4. Efikasi Iradiasi Sinar Gamma
Efikasi perlakuan iradiasi sangat
dipengaruhi oleh respon yang akan dicapai dan
t ingkat st at ist ik (persent ase yang dapat diukur)
dari respon t ersebut . Penent uan respon
perlakuan iradiasi dan persent asenya harus
didasarkan pada penilaian risiko OPT (fakt or
biologi OPT) melalui proses Analisis Risiko OPT
(AROPT) yang dilakukan oleh set iap negara
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
32
Efikasi perlakuan iradiasi sebagai
perlakuan karant ina t umbuhan sangat
dipengaruhi oleh fakt or-fakt or sebagai berikut :
a. Komodit as
Jenis dan ukuran komodit as akan
mempengaruhi daya t embus sinar gamma.
Komodit as dengan kandungan (kadar) air
t inggi akan sulit dit embus sinar gamma
dibandingkan dengan komodit as yang
berkadar air rendah. Selain it u, semakin
besar ukuran komodit as maka diperlukan
w akt u yang lebih panjang unt uk dapat
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
33
b. St adia perkembangan OPT/ K sasaran
Set iap st adia perkembangan OPT/ K sasaran
memiliki respon yang berbeda-beda.
M isalnya: perlakuan iradiasi t erhadap lalat
buah harus menggunakan Dmin yang efekt if
t erhadap st adia perkembangan lalat buah
yang paling t ahan yait u pada inst ar ke-3.
c. Kisaran dosis minimum (Dmin)
Efekt ifit as perlakuan iradiasi sangat
dit ent ukan oleh kisaran Dm in yang akan
diaplikasikan. Unt uk it u, dalam penent uan
Dmin harus memperhat ikan jenis dan ukuran
komodit as, sert a st adia perkembangan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
34
d. Kandungan oksigen
Kandungan oksigen yang rendah selam a
perlakuan iradiasi dapat mempengaruhi
ket ahanan OPT/ K sasaran. Kondisi ini dapat
mengakibat kan meningkat nya respon OPT/ K
sasaran t erhadap Dmin yang diaplikasikan.
e. Suhu
Suhu yang rendah akan mempercepat
respon OPT/ K sasaran. Kombinasi perlakuan
iradiasi dengan suhu rendah banyak
dilakukan unt uk mempercepat respon OPT/ K
sasaran.
Prosedur perlakuan iradiasi harus t erlebih
dahulu dit et apkan unt uk menjamin bahw a
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
35
komodit as yang diiradiasi pada t ingkat efikasi
yang t elah dit ent ukan. Apabila ada perbedaan
konfigurasi komodit as/ lot dalam perlakuan,
maka dosis lebih t inggi dari Dmin mungkin
diperlukan unt uk menjamin bahw a Dmin dapat
t ercapai pada keseluruhan konfigurasi
komodit as/ lot . Variabel lainnya yang perlu
diperhat ikan sebelum menet apkan prosedur
perlakuan adalah t ujuan penggunaan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
36
BAB III
PERSYARATAN DAN PENGELOLAAN
FASILITAS IRADIASI SINAR GAM M A UNTUK
PERLAKUAN KARANTINA
Aplikasi iradiasi sinar gamma sebagai perlakuan
karant ina t umbuhan di Indonesia hanya dapat
dilakukan di fasilit as iradiasi yang t elah dit et apkan
oleh Badan Karant ina Pert anian. Persyarat an unt uk
dapat dit et apkan sebagai fasilit as iradiasi unt uk
keperluan perlakuan karant ina t umbuhan adalah
sebagai berikut :
3.1. Administrasi
Persyarat an administ rasi yang harus
dipenuhi oleh pemilik fasilit as iradiasi
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
37
dan perizinan lainnya yang sesuai dengan
perat uran perundang-undangan.
3.2. Fasilitas Iradiasi Sinar Gamma
Fasilit as perlakuan iradiasi unt uk
perlakuan karant ina harus dilengkapi dengan :
a. Ruangan iradiasi lengkap dengan segala
peralat an pendukungnya, dan harus
dilengkapi juga dengan prosedur-prosedur
yang diperlukan dalam kegiat an iradiasi;
b. Ruangan penyimpanan yang t erpisah unt uk
komodit as yang belum diiradiasi dan t elah
diiradiasi, t erut ama unt uk komodit as yang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
38
c. Sarana pendukung unt uk pelaksanaan
iradiasi, sepert i gedung dan peralat an
kant or, sarana t ransport asi, komunikasi,
dan sarana lainnya.
3.3. Sumberdaya M anusia (Petugas iradiasi)
Fasilit as perlakuan iradiasi unt uk
perlakuan karant ina t umbuhan harus dilengkapi
dengan sumberdaya manusia (pet ugas iradiasi)
yang t erlat ih dan memiliki kompet ensi dalam
melaksanakan iradiasi unt uk t ujuan fit osanit ari
yang dibukt ikan dengan sert ifikat kompet ensi
dari BARANTAN. Personil yang t erlibat dalam
perlakuan iradiasi unt uk perlakuan karant ina
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
39
dan perlakuan yang t epat bagi komodit as yang
akan diiradiasi unt uk t ujuan fit osanit ari.
3.4. Sistem Pengelolaan Fasilitas Iradiasi
Pengelolaan fasilit as iradiasi harus
berdasarkan suat u panduan yang mampu
menggambarkan dengan baik dan jelas
pelaksana, pelaksanaan, dan pengaw asan
sist em pengelolaan yang dilakukan di fasilit as
iradiasi unt uk perlakuan karant ina t um buhan
yang disert ai dengan berbagai prosedur.
Prosedur yang harus dim iliki ant ara lain:
a.
Prosedur penanganan komodit as sebelum,Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
40
b.
Prosedur orient asi dan konfigurasikomodit as selama perlakuan;
c.
Prosedur penent uan paramet er krit isproses dan sarana monit oring;
d.
Prosedur penent uan dosimet ri;e.
Prosedur rencana kont ingensi dant indakan perbaikan yang akan diambil bila
t erjadi kegagalan perlakuan at au masalah
proses perlakuan yang krit is;
f.
Prosedur penanganan komodit as/ lot yangdit olak;
Selain it u, unt uk mendukung int egrit as
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
41
karant ina, prosedur lainnya yang juga harus
dimiliki oleh pelaksana iradiasi ant ara lain:
a.
Prosedur pengelolaan gedung, peralat an,dan fasilit as fisik lainnya yang dapat
menjamin t idak akan t erjadi kont aminasi
pada komodit as yang t elah diiradiasi;
b.
Prosedur pencegahan int roduksi OPT diarea pengolahan maupun pencegahan
kont aminasi at au infest asi pada kom odit as
yang disimpan at au yang t elah diproses;
c.
Prosedur penanganan produk t idak sesuai,baik produk yang perlakuan iradiasinya
t idak sesuai maupun produk yang t idak
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
42
d.
Prosedur penanganan t erhadap kerusakanat au hilangnya int egrit as komodit as yang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
43
BAB IV
PELAKSANAAN PERLAKUAN IRADIASI
Pada dasarnya, pelaksanaan perlakuan iradiasi
harus dapat menet apkan 2 bat asan, yait u (i) dosis
minimum (Dmin), yait u dosis yang secara t eknis
menunjukkan t ujuan perlakuan iradiasi dapat
t ercapai, dan (ii) dosis maksimum (Dmax), yait u dosis
pada produk yang diiradiasi yang t idak lagi
menunjukkan t ingkat kualit as yang diperlukan.
Bat asan nilai dari dosis t ersebut dipengaruhi oleh
banyak fakt or, ant ara lain: jenis produk, variet as
produk t anaman, t ahap pemanenan, keadaan
kemasan, lama penyimpanan sebelum iradiasi, dan
suhu selama iradiasi. Nilai t ersebut dapat diperoleh
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
44
produk. Kondisi sampel produk yang disiapkan dan
diberi perlakuan iradiasi harus diupayakan sedekat
mungkin sesuai dengan kondisi perlakuan yang
sebenarnya.
4.1. Pra Perlakuan
Pemeriksaan t erhadap produk/ komodit as
yang akan diberi perlakuan iradiasi harus
dilakukan sebelum perlakuan unt uk menjamin
bahw a (i) komodit as sesuai unt uk diberi
perlakuan iradiasi dan (ii) dosis yang akan
diberikan sesuai dengan OPT sasaran yang
t erbaw a pada komodit as t ersebut . Pemeriksaan
t erhadap komodit as t ersebut meliput i
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
45
bent uk dan ukuran kom odit as, keseragaman
t ingkat kemat angan, sert a keseragaman bahan
kemasan dan kemasan komodit as. Selain it u,
sort asi t erhadap komodit as yang akan diiradiasi
juga perlu dilakukan unt uk memisahkan
komodit as yang busuk at au rusak karena
akt ivit as fisik, t erut ama pada komodit as yang
akan diiradiasi dalam kemasan.
Pemeriksaan komodit as yang akan diberi
perlakuan iradiasi harus dilakukan dalam suat u
ruangan t ersendiri yang dijam in keamanan dan
kebersihannya sehingga t idak akan
meningkat kan risiko t erjadinya kont aminasi
fisik, kim ia, at au biologi pada kom odit as. Selain
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
46
harus dilakukan dengan baik dengan pemberian
label pada kemasan komodit as. Validasi dosis
juga perlu dilakukan sebelum pelaksanaan
perlakuan iradiasi unt uk menjamin Dmin dan
Dmax pada dosis rekomendasi dapat t ercapai.
Keseluruhan kegiat an pra-perlakuan harus
dit uangkan dalam suat u prosedur pemeriksaan
komodit as pra perlakuan iradiasi. Check list
unt uk pemeriksaan kom odit as sebelum
perlakuan dapat dilihat dalam Lampiran 3.
4.2. Perlakuan
Komodit as diberi perlakuan iradiasi
dengan dosis sesuai respon yang diinginkan.
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
47
komodit as dan sumber iradiasi menjadi
pert imbangan unt uk menent ukan dosis serap
efekt if yang dit erima oleh komodit as.
Proses perlakuan iradiasi dilaksanakan
sesuai dengan prosedur pelaksanaan perlakuan
iradiasi unt uk t ujuan fit osanit ari dan
dilaksanakan oleh pet ugas iradiasi yang
kompet en. Sebelum proses perlakuan, pet ugas
iradiasi harus memant au alat ukur dosimet ri
unt uk memast ikan bahw a Dmin pada
komodit as t ersebut t elah t ercapai. Apabila
diperlukan, perlakuan ulang t erhadap
komodit as t ersebut masih dimungkinkan,
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
48
bat as-bat as yang diijinkan oleh negara
pengimpor.
4.3. Pasca Perlakuan
Sert ifikasi dilakukan t erhadap komodit as
yang t elah diberi perlakuan iradiasi dan hasil
pengukuran Dmin pada komodit as t ersebut
dipast ikan t elah t ercapai. Ident ifikasi yang baik
dan jelas t erhadap komodit as yang t elah
diiradiasi harus dilakukan, ant ara lain dengan
pemberian label/ logo Radura (apabila
diperlukan), nomor lot perlakuan, at au kode
lainnya yang dapat membedakannya dari
komodit as sejenis yang belum diiradiasi. Selain
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
49
cat at an pelaksanaan kegiat an perlakuan yang
berisi informasi t ent ang :
-
Wakt u pelaksanaan perlakuan;-
Tempat dan alamat t empat pelaksanaan perlakuan;-
Ident it as komodit as (ukuran lot , volume, dan jumlah komodit as dan kem asan; OPT/ Ksasaran;
-
Dosis serap;-
Tanggal perlakuan; dan-
Set iap penyimpangan dari spesifikasi perlakuan.Komodit as yang t elah diberi perlakuan
harus dilet akkan/ disimpan dalam ruang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
50
penyimpanan komodit as yang belum diiradiasi.
Komodit as yang t elah diiradiasi harus disert ai
Sert ifikat Perlakuan Iradiasi yang dit erbit kan
oleh pelaksana iradiasi sebagai jaminan bahw a
komodit as t elah diberi perlakuan iradiasi.
Bent uk dan format Sert ifikat Iradiasi dapat
dilihat pada Lampiran 4.
4.4. Kemasan
Pada prinsipnya, kemasan yang digunakan
unt uk mengemas produk yang akan diberi
perlakuan iradiasi unt uk t ujuan fit osanit ari
harus dapat mencegah masuknya serangga
dan/ at au oviposisi serangga ke dalam kemasan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
51
cart oons). Kemasan harus tert ut up dan t idak
ada bagian yang t erbuka yang memungkinkan
OPT masuk. Apabila memerlukan vent ilasi
(lubang udara), lubang t ersebut harus dit ut up
kasa dengan ukuran yang sesuai. Apabila
perlakuan iradiasi unt uk t ujuan fit osanit ari t idak
dapat dilakukan pada produk yang t idak
dikemas sesuai persyarat an di at as, maka
produk t ersebut harus dibungkus t erlebih
dahulu sebelum meninggalkan fasilit as iradiasi.
Persyarat an pembungkusan setelah
perlakuan iradiasi bert ujuan unt uk menjamin
keamanan fit osanit ari. Namun hal ini dapat
diabaikan, apabila kemasan yang digunakan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
52
cart oons at au apabila dalam proses
pengirimannya produk t ersebut akan dipecah
lagi menjadi unit yang lebih kecil sehingga
penanganan produk set elah perlakuan harus
dilakukan di ruangan/ area yang aman sampai
siap dimuat unt uk pengiriman. Selain it u,
produk t ersebut t idak boleh dicampur dengan
produk lainnya yang belum diberi perlakuan
at au dengan produk yang proses perlakuannya
mengalami kegagalan.
Ruangan/ area penanganan produk yang
t elah diberi perlakuan harus dijamin
keamanannya set iap saat unt uk mencegah
kont aminasi pada produk yang t elah diberi
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
53
perlakuan maupun dari m asuknya personil yang
t idak berw enang.
4.5. Label
Label harus memenuhi seluruh
persyarat an yang dit et apkan oleh lembaga yang
berw enang di negara t ujuan produk t ersebut
akan dipasarkan. Pemberian label iradiasi pada
produk yang t elah diiradiasi bert ujuan unt uk
memberikan informasi produk kepada
konsumen. Label harus jelas dinyat akan dalam
dokumen pengiriman yang t erkait .
Kat a dalam bahasa Inggris "irradiat ed"
at au "t reat ed w it h ionizing radiat ion" sebagai
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
54
t elah diiradiasi sebelum dikemas at au pada
kont ainer unt uk produk curah dalam jumlah
besar. Selain it u, lambang/ logo iradiasi
" Radura" juga dit ampilkan unt uk mendampingi
label. Lambang/ logo iradiasi " Radura" dapat
dilihat pada Lampiran 5.
4.6. Dokumentasi Proses Perlakuan Iradiasi
Seluruh dokumen dari set iap t ahapan
proses perlakuan iradiasi harus disimpan
dengan baik sehingga memiliki kemampuan
t elusur. Dokument asi di fasilit as iradiasi
disimpan dalam jangka w akt u
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
55
t ersedia apabila dilakukan audit oleh
BARANTAN.
BARANTAN akan melakukan audit secara
berkala at au pada saat diperlukan t erhadap
dokumen rekaman dari set iap prosedur yang
ada di fasilit as iradiasi. Audit dilakukan unt uk
memeriksa dan memast ikan bahw a perlakuan
t elah dilaksanakan sesuai dengan persyarat an
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
56
BAB V
M EKANISM E PENETAPAN FASILITAS
IRADIASI UNTUK PERLAKUAN KARANTINA
5.1. Permohonan
a. Permohonan penet apan fasilit as iradiasi
unt uk perlakuan karant ina t umbuhan
disampaikan oleh pemilik fasilit as kepada
Kepala BARANTAN melalui Kepala UPT
Karant ina Pert anian set empat dengan
melampirkan dokumen legalit as dan
perijinan perusahaan sert a informasi t eknis
fasilit as iradiasi dan sist em mut u. Cont oh
surat permohonan pengajuan fasilit as
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
57
b. Kepala UPT Karant ina Pert anian
menugaskan Pet ugas Karant ina Tumbuhan
unt uk melakukan pemeriksaan dokumen
persyarat an. Apabila seluruh dokumen
t elah lengkap dan sah, maka permohonan
t ersebut dit eruskan ke Kepala BARANTAN.
Apabila dokumen belum lengkap dan at au
keabsahannya diragukan maka
permohonan t ersebut dikembalikan kepada
pemilik fasilit as perlakuan iradiasi.
5.2. Penilaian Fasilitas Iradiasi (Audit)
a. Kepala BARANTAN akan menindaklanjut i
permohonan dengan melakukan penilaian
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
58
b. Penilaian dilakukan oleh Pet ugas Karant ina
Tumbuhan dan at au pihak lain yang
dit unjuk oleh Kepala BARANTAN;
c. Ruang lingkup penilaian, meliput i: aspek
perijinan (adm inist rasi), sumberdaya
manusia, dan st andar t eknis yang t erkait
dengan pelaksanaan perlakuan dan
penanganan produk pasca perlakuan;
d. Pelaksanaan penilaian dibant u dengan
menggunakan checklist penilaian pada
Lampiran 7;
e. Laporan hasil penilaian dit andat angani oleh
audit ee dan audit or unt uk selanjut nya
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
59
lama 7 (t ujuh) hari kerja set elah
pelaksanaan penilaian;
f. Bent uk laporan mengacu pada Lam piran 8.
5.3. Keputusan
a. Keput usan hasil penilaian dit et apkan oleh
Kepala BARANTAN dapat berupa:
penet apan, penundaan, dan penolakan.
b. Penet apan fasilit as iradiasi sebagai fasilit as
unt uk perlakuan karant ina t umbuhan oleh
Kepala BARANTAN dilakukan apabila
berdasarkan hasil penilaian, seluruh
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
60
c. Fasilit as yang mendapat penet apan diberi
ident it as berupa Sert ifikat Regist rasi sepert i
pada Lampiran 9 sert a Surat Penet apan
Fasilit as Iradiasi unt uk digunakan sebagai
perlakuan karant ina t umbuhan dari Kepala
BARANTAN;
d. Sert ifikat Regist rasi memuat informasi
t ent ang:
-
Nomor Regist rasi yang spesifik IDxxxxIR (ID sebagai ident it as Indonesia; xxxxsebagai ident it as fasilit as iradiasi dan IR
sebagai ident it as perlakuan iradiasi);
-
Pernyat aan t ent ang penet apan fasilit as iradiasi sebagai fasilit as unt uk perlakuanPusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
61
-
Tempat dan t anggal penet apan.e. Surat penet apan berupa informasi t ent ang:
-
Penet apan fasilit as iradiasi unt uk perlakuan karant ina oleh BARANTAN;-
Hak dan kew ajiban pelaksana iradiasi unt uk perlakuan karant ina;-
Program pengaw asan yang akan dikelola oleh BARANTAN;-
Ket ent uan audit oleh BARANTAN;-
Akses bebas bagi BARANTAN unt uk memeriksa dokument asi dan rekamanfasilit as perlakuan; dan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
62
f. Penet apan berlaku selama 2 (dua) t ahun
dan dapat diajukan kembali unt uk
mendapat kan perpanjangan penet apan.
5.4. M onitoring dan Evaluasi
a. Surveilan t erhadap fasilit as perlakuan
iradiasi yang t elah t et apkan akan dilakukan
set iap 1 (sat u) t ahun sekali unt uk
memast ikan fasilit as dan pelaksanaan
perlakuan iradiasi dilakukan sesuai dengan
persyarat an dan prosedur yang t elah
dit et apkan;
b. Pelaksana surveilan adalah Pet ugas
Karant ina Tumbuhan at au pihak lain yang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
63
c. Hasil surveilan akan dinilai oleh Tim Penilai
sebagai bahan pert imbangan Kepala
BARANTAN dalam menent ukan st at us
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
64
BAB VI
SISTEM SERTIFIKASI KOM ODITAS
PERLAKUAN IRADIASI
6.1. Komoditas Ekspor
Pemeriksaan t erhadap kom odit as yang
akan diekspor dilakukan unt uk memast ikan
bahw a komodit as t ersebut t elah memenuhi
persyarat an fit osanit ari negara pengimpor.
Pemeriksaan yang dilakukan meliput i:
a. verifikasi dokumen, berupa kelengkapan
dan keabsahan dokumen hasil perlakuan
sebagai dasar dalam penerbit an sert ifikat
perlakuan; dan
b. pemeriksaan keberadaan OPT sasaran, yang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
65
Set elah perlakuan, masih mungkin
dit emukan OPT sasaran yang masih hidup,
namun t idak berart i sert ifikasi dit olak, kecuali
respon yang dipersyarat kan adalah mort alit as
OPT sasaran. Pengiriman komodit as ke negara
asal harus memperhit ungkan w akt u yang
diperlukan agar m ort alit as dapat dicapai,
karena:
(i) Apabila mort alit as yang dipersyarat kan,
OPT sasaran yang hidup mungkin akan
dit emukan sesaat set elah perlakuan,
bergant ung pada spesifikasi efikasi; namun
(ii) Apabila mort alit as bukan respon yang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
66
masih dapat bert ahan pada kom odit as yang
t elah diberi perlakuan.
BARANTAN akan menerbit kan
Phyt osanit ary Cert ificat e (PC) bagi komodit as
yang memenuhi persyarat an perlakuan negara
t ujuan. Dokumen PC menjelaskan komodit as
t elah diberi perlakuan iradiasi dengan mengisi
kolom perlakuan pada PC sesuai dengan
informasi dalam sert ifikat perlakuan yang
dit erbit kan oleh provider. Bent uk dan format PC
mengikut i ket ent uan sebagaimana t ercant um
dalam ISPM No.12: Guidelines for Phyt osanit ary
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
67
6.2. Komoditas Impor
Pemeriksaan t erhadap komodit as impor
yang masuk ke Indonesia, apabila t erkena
ket ent uan unt uk diberi perlakuan iradiasi di
negara asal, harus memperhat ikan respon dari
perlakuan iradiasi yang dipersyarat kan, yait u:
(i) Apabila mort alit as bukan respon yang
dipersyarat kan, det eksi OPTK sasaran hidup
dalam pemeriksaan komodit as impor t idak
t ermasuk kegagalan perlakuan, kecuali
dit emukan bukt i yang menunjukkan bahw a
int egrit as sist em perlakuan t idak memadai.
Analisis laborat orium at au kegiat an lainnya
dapat dilakukan t erhadap OPT sasaran yang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
68
(ii) Apabila mort alit as adalah respon yang
dipersyarat kan, det eksi OPTK sasaran hidup
dalam pemeriksaan komodit as impor
sebagai kegagalan perlakuan.
(iii) Apabila hasil pemeriksaan t erdet eksi OPT
selain OPTK sasaran pada komodit as impor,
maka harus dikaji risiko yang mungkin
dit imbulkannya dan sesuai dengan
ket ent uan perkarant inaan, dengan
mempert imbangkan efek perlakuan
t erhadap OPT bukan sasaran.
Oleh karena it u, informasi persyarat an t eknis
(import condit ion) at as komodit as yang akan
diimpor harus disampaikan kepada negara
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
69
BARANTAN harus dapat mengident ifikasi
dengan jelas t indakan yang akan diam bil apabila
OPT hidup yang dit emukan pada komodit as
impor. Opsi t indakan yang dapat diambil
t ergant ung pada hasil det eksi OPT hidup,
sebagai berikut :
(i)
Apabila dit emukan OPTK hidup denganrespon mort alit as, maka dilakukan
penolakan at au perlakuan ulang (
re-t reare-t menre-t ).
(ii)
Apabila dit emukan OPTP hidup maka :- t idak ada t indakan jika perlakuan
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
70
- dilakukan t indakan jika t idak cukup dat a
yang mendukung efikasi at au perlakuan
t idak diket ahui keefekt ifannya.
(iii)
Apabila dit emukan OPT hidup, maka t idakada t indakan at au t indakan darurat unt uk
OPT baru.
Pada kasus ket idaksesuaian at au t indakan
darurat , BARANTAN harus memberit ahukan
NPPO negara pengekspor sesegera mungkin
sesuai ISPM No. 13: Guidelines for t he
Not ificat ion of Non-Compliance and Emergency
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
71
BAB VII
PENUTUP
Dengan dit erbit kannya Pedoman ini, maka
pelaksanaan iradiasi unt uk perlakuan karant ina
t umbuhan harus sesuai dengan isi yang t ercant um di
dalamnya.
Isi Pedoman ini akan selalu disesuaikan dengan
perubahan dan perkembangan yang t erjadi,
khususnya perat uran dan st andar nasional dan
int ernasional yang mempengaruhi isi Pedoman ini.
Set iap penyesuaian at au perubahan yang
dilakukan at as isi Pedoman ini akan diberit ahukan
dan disampaikan kepada pihak-pihak yang
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
72
berkepent ingan akan selalu memiliki versi yang
mut akhir dari Pedoman ini.
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
73 ASEAN. Food Handling Publicat ion Series No. 2.
[FAO] Food and Agricult ure Organizat ion. 2010. Int ernat ional Standard for Phyt osanit ary M easures (ISPM s) No. 7 (1997): Export Cert ificat ion Syst em. FAO, Rome.
[FAO] Food and Agricult ure Organizat ion. 2010. Int ernat ional Standard for Phyt osanit ary M easures (ISPM s) No. 12 (2001): Guidelines for Phyt osanit ary Cert ificat es. FAO, Rome.
[FAO] Food and Agricult ure Organizat ion. 2010. Int ernat ional Standard for Phyt osanit ary M easures (ISPM s) No. 13 (2001): Guidelines for t he not ificat ion of non-compliance and emergency act ion. FAO, Rome.
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
74
Hossain M A, Hallman JG, Khan AS, Islam M S. 2011. Phyt osanit ary irradiat ion in Sout h Asia. J. of Ent omology and Nemat ology Vol.: 3 (3), pp 44-53. ISSN 2006-9855.
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
76
Lam piran 1. Kisaran Dosis M inim um pada Kelom pok OPT Tert ent u unt uk Berbagai Respon yang Diinginkan
Kelompok OPT Respon yang diinginkan
Kisaran
M enst erilkan reproduksi akt if dew asa
50 – 100
Bruchidae Seed w eevils M enst erilkan reproduksi akt if dew asa
70 – 300
Scarabidae Scarab beet les M enst erilkan reproduksi akt if dew asa
50 – 150
Tephrit idae Fruit flies M encegah perkembangan inst ar 3 menjadi
dew asa/ imago
50 – 250
Curculionidae W eevils M enst erilkan reproduksi akt if dew asa
80 – 165
Lepidopt era Borers M encegah perkembangan larva inst ar akhir menjadi dew asa/ imago
100 – 280
Thysanopt era Thrips M enst erilkan reproduksi akt if dew asa
150 – 250
Lepidopt era Borers M enst erilkan st adia pupa akhir
200 – 350
Acaridae Spider mit es M enst erilkan reproduksi akt if dew asa
200 – 350
Coleopt era St ored product beet les
M enst erilkan reproduksi akt if dew asa
50 – 400
Lepidopt era St ored product moths
M enst erilkan reproduksi akt if dew asa
100 – 1000 Nemat odes M enst erilkan reproduksi
akt if dew asa
~ 4000
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
77
Lam piran 2. Dosis M inim um pada Spesies OPT t ert ent u
Jenis OPT Dosis
minimum (Gy)*
Nama Ilmiah Nama umum
Anast repha ludens M exican fruit fly 70
Anast repha oblique West Indian fruit fly 70
Anast repha serpent ine Sapot e fruit fly 100
Anast repha suspense Caribbean fruit fly 70
Aspidiotus dest ruct or Coconut scale 150
Bact rocera cucurbit ae M elon fruit fly 150
Bact rocera dorsalis Orient al fruit fly 150
Bact rocera jarvisi Jarvis fruit fly 100
Bact rocera t ryoni Queensland fruit fly 100
Cerat itis capitat a M editerranean 150
Brevipalpus chilensis Chilean false red mit e 300
Conot rachelus nenuphar Plum curculio 92
Copit arsia declora - 100
Cryptophlebia ombrodelta Lit chi fruit m ot h 250
Cryptophlebia illepida Koa seed w orm 250
Cylas formicarius elegantulus Sw eet pot at o weevil
Cydia pomonella Codling m ot h 200
Euscepes post fasciatus West Indian sweet pot at o w eevil 150
Grapholit a molesta Orient al fruit mot h 200
Omphisa anastomosalis Sw eet pot at o vine borer 150
Pseudaulacaspis pentagona
Whit e peach scale 150
Rhagoletis pomonella Apple m aggot 60
St ernochet us mangiferae M ango seed w eevil 300
All other fruit flies of the family Tephritidae w hich are notlist ed above
150
Plant pest s of t he class Insect a not list ed above, except pupae and adult s of t he order Lepidoptera
400
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
78
Lam piran 3. Check List Pem eriksaan Kom odit as Pra-Perlakuan
Identitas Komoditas
Nam a spesies :
Jenis/ bent uk :
Jum lah :
Kem asan :
Nam a Pem ilik :
Alam at Pemilik :
Identitas Perlakuan Iradiasi
Tujuan :
Respon yang diharapkan :
Dosis :
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
79
Lam piran 4. Sert ifikat Perlakuan Iradiasi
LETTER HEAD OF PROVIDER
CERTIFICATE OF IRRADIATION Reference Number:
Detail of Commodity / Target Irradiation
1. Nam e of Com m odit y: 2. Quant it y :
14. Temperat ure of commodit y & enclosure (º C): 15. Response:
Declaration
By signing below , w e declare t hat t he com modit y has been t reat ed by gam ma irradiat ion and been carried out accordance w it h phyt osanit ary m easur es.
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
80
Pusat Karant ina Tum buhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pert anian
81
Lam piran 6. Perm ohonan penet apan fasilit as iradiasi
Kop surat perusahaan
Nom or : ... (t anggal) Lam piran :
Perihal : Perm ohonan penet apan fasilit as iradiasi unt uk perlakuan karant ina
Kepada Yt h.
Kepala Badan Karant ina Pert anian Di fasilit as iradiasi yang kami m iliki.
Dem ikian perm ohonan kam i. At as perhat ian Bapak/ Ibu* Kepala Badan Karant ina Pert anian kam i ucapkan t erim a kasih.
Pimpinan Perusahaan (Pemilik Fasilit as Iradiasi)