• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Konsep Cahaya Bernuansa Nilai

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

4. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Konsep Cahaya Bernuansa Nilai

Kuesioner diberikan dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran PBL pada konsep cahaya bernuansa nilai. Kuesioner tersebut terdiri dari 6 butir item pernyataan yang diberikan kepada siswa yang mengikuti pembelajaran PBL pada konsep cahaya bernuansa nilai. Seluruh siswa yang menjadi subyek penelitian diminta memberikan contreng dikolom yang menurut mereka sesuai dengan respon mereka atas pembelajaran yang disajikan. Hasil kuesioner dianalisis dengan menghitung persentase banyaknya jenis respon untuk setiap pernyataan.

Rata-rata persentase respon siswa yang menjawab sangat setuju sebanyak 66,7 % karena mudah dalam memahami materi yang dipelajari. 33,3 % siswa menjawab setuju terhadap pembelajaran PBL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada konsep cahaya bernuansa nilai merespon positif. Siswa sangat tertarik dengan pembelajaran ini karena digunakan pada konsep cahaya bernuansa nilai, sehingga dapat menambah wawasan, keimanan, dan keyakinan kita terhadap Allah SWT.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian, pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata pretest, posttest dan N-Gain siswa pada konsep cahaya bernuansa nilai berturut-turut sebesar 37,125, 61,55, dan 0,43. Sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretest, posttest dan N- Gain siswa pada konsep cahaya bernuansa nilai berturut-turut sebesar 37, 71,5, dan 0,55. Pada kelompok eksperimen hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 34,5 poin, sedangkan pada kelompok kontrol hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 24,425 poin. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelompok kontrol.

Peningkatan nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelompok kontrol, disebabkan karena pada kelas kontrol pembelajaran lebih monoton dengan pemberian materi yang disampaikan guru, sehingga siswa tidak memiliki cukup peluang untuk mengeluarkan pendapat mereka dan menggali kemampuan berfikir mereka. Selain itu siswa tidak dapat berinteraksi untuk saling mengajarkan dan bertukar informasi, sehingga siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran dan dan cenderung bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas.

Pada kelas eksperimen pembelajaran lebih bersifat interaktif. Siswa belajar secara kelompok, untuk melakukan percobaan-percobaan sederhana untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dengan bekal pengetahuan yang mereka miliki. Pemasalahan yang akan diselesaikan berhubungan dengan dunia nyata siswa dan siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan. Dengan demikian siswa terlihat lebih aktif dan antusias dalam proses pembelajaran. Hal itu diperkirakan terjadi karena kelompok dalam pembelajaran ini terdiri dari siswa yang kemampuannya berbeda-beda. Keadaan tersebut akan memberikan kesempatan pada siswa untuk saling mengajarkan dan bertukar informasi, sehingga para siswa dapat memberi

pengalaman-pengalaman belajar yang beragam seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t, pada taraf kepercayaan 95 %. Hasil uji kesamaan dua rata-rata pretest, dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol, diperoleh nilai nilai thitung sebesar 1,72 dan ttabel 2,00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa thitung berada didaerah penerimaan Ho, yaitu -ttabel < thitung

< ttabel atau -2,00 < 1,72 < 2,00. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak

pada taraf kepercayaan 0,95 hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol. Sedangkan berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest, dilakukan untuk mengetahui apakah skor posttest kelompok eksperimen yang diajarkan dengan pembelajaran Problem based Learning (PBL) lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan skor posttest kelompok kontrol yang tidak diajarkan dengan pembelajaran Problem based Learning (PBL), diperoleh nilai thitung sebesar 3,80 dan ttabel 2,00. hasil

pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa thitung berada didaerah

penerimaan Ho, yaitu -ttabel < thitung < ttabel atau -2,00 < 3,80< 2,00. Dengan

demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0,95 hal ini

menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan PBL terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil uji normal gain, diketahui nilai rata-rata normal gain dari hasil belajar fisika siswa kelompok eksperimen sebesar 0,55 dan kelompok kontrol sebesar 0,43. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa normal gain pada pada kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran PBL siswa bekerja sama dalam tim, berinteraksi satu dengan yang lainnya. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir. Hal ini terbukti dengan siswa merespon positif terhadap pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada konsep cahaya bernuansa nilai. Temuan penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian Suherman dan Fitri Yuni Astiti menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka dapat disimpulkan secara umum bahwa: “Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada konsep cahaya bernuansa nilai dapat meningkatkan hasil belajar siswa”. Hal tersebut dapat disimpulkan berdasarkan peningkatan hasil nilai rata-rata sebesar 34,5 poin. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada konsep cahaya bernuansa nilai mendapat respon positif dari siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan rata-rata persentase jawaban perindikator dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1 Persentase Rata-rata Jawaban Pernyataan Per-indikator

Indikator Respon Pernyataan SS S TS STS

Positif 66 % 34 % 0 % 0% Nilai Religius negatif 0 % 0 % 55 % 45 % Positif 57,5 % 40 % 2,5 % 0% Nilai Intelektual negatif 0 % 20 % 54 % 26 % Positif 18% 77% 5 % 0% Nilai Praktis negatif 0 % 5 % 55 % 40 % B. Saran

Dalam penelitian ini tidak dilengkapi dengan data observasi selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung, sehingga peneliti tidak dapat memantau kegiatan pembelajaran lebih mendalam. Oleh karena itu untuk hasil penelitian yang lebih baik lagi diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan lembar observasi. Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dapat menjadi alternatif pembelajaran pada konsep fisika yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa, contohnya diterapkan pada konsep gelombang mekanik, momentum, implus dan tumbukan.

Dokumen terkait