• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Konsep Iman Kepada Malaikat

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

3. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Konsep Iman Kepada Malaikat

Penting bagi seorang guru untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sebagai bahan evaluasi untuk pembelajaran

selanjutnya. Harapan kedepannya supaya guru dapat memberikan pembelajaran yang lebih baik lagi dan berkualitas. Berdasarkan hal ini peneliti ingin mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang telah diterapkan. Oleh karena itu, angket respon ini hanya ditujukan pada kelas eksperimen yaitu kelas X RPL yang berjumlah 29 siswa. Angket yang terdiri dari 20 pernyataan dengan menggunakan skala likert, dengan alternative jawaban terdiri dari 4 pilihan seperti sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan-pernyataan dalam angket berjumlah 20 pernyatan yang terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Penyataan dalam angket ini mengarah pada penerapan model pembelajan Problem Based Learning.

Hasil jawaban pernyataan siswa dihitung dan dipersentasikan. Adapun penjabaran dasi hasil jawaban pernyataan sebagai berikut :

Gambar 4.5. Diagram Persentase Angket Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Konsep Iman

Kepada Malaikat 41%

52%

7%

0%

Sangat kuat Kuat Cukup Lemah

69

Gambar 4.5. menunjukkan diagram persentase angket respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada konsep iman kepada malaikat. Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada konsep iman kepada malaikat yaitu 41% siswa memberikan respon sangat kuat, 52 % siswa memberikan respon kuat, 7 % siswa memberikan respon cukup dan 0% siswa memberikan respon lemah. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada konsep iman kepada malaikat mendapat respon baik atau positif dari siswa.

B. PEMBAHASAN

1. Aktivitas Siswa Pada Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi Iman Kepada Malaikat di Kelas X SMK

Muhammadiyah Kota Cirebon

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenerya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi. Observasi tidak hanya digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga dalam bidang penelitian.

Tujuan utama dalam observasi yaitu, untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun

tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan.

Untuk mengukur perilaku kelas (prilaku peserta didik), interaksi antar peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya,terutama kecakapan sosial atau sosial skills.1

Observasi juga merupakan tekhnik non tes, tekhnik ini merupakan alat yang dilakukan tanpa melalui test. Tekhnik non test ini digunakan untuk menilai karakteristik lain dari peserta didik dalam melakukan proses dan aktivitas pembelajaran. Tipe ini digunakan untuk mengevaluasi aktivitas/penampilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa (Saefuddin:

2009) alat yang digunakan dalam observasi untuk pengumpulan data instrument yaitu digunakan dalam tekhnik observasi penelitian adapun alatnya berupa pencatat observasi tipe checlist dengan skala likert yang dimodifikasi dengan skala (4-3-2-1) untuk mengukur aktivitas siswa pada saat pembelajaran.

Tekhnik Observasi ini dapat mengukur atau menilai aktivitas hasil dan proses belajar. Melalui sebuah pengamatan langsung dapat diketahui sikap dan prilaku siswa kegiatan yang dilakukan, tingkat partisipasi dalam setiap kegiatan, proses kegiatan, kemampuan bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatan terhadap model pembelajaran Problem Based Learning. Observasi dilakukan pada proses kegiatan berlangsung pengamat terlebih dahulu harus menetapkan aspek-aspek tingkah laku apa yang hendak di observasinya, lalu

1 Sukmadinata, Syaodih, Nana. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal. 220

71

dibuat kisi-kisi dan pedoman observasinya agar mudah dalam pengisian lembar observasi.2

Pengamatan atau observasi mengenai aktivitas siswa saat kegiatan pembelajaran dilakukan dikelas eksperimen dan kontrol. Penilaian aktivitas dilakukan pada kedua kelas dikarenakan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol tidak jauh berbeda. Data aktivitas siswa didapatkan dengan bantuan observer yang mengamati setiap indikator aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Data hasil observasi yang didapat kemudian dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan kegiatan siswa pada saat mengikuti pembelajaran untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

Aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Data tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 Rata-rata persentase aktivitas siswa kelas eksperimen dan kontrol secara umum yang mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempat, namun kelas eksperimen memiliki persentase lebih tinggi dari rata-rata persentase kelas kontrol begitu juga dengan peningkatan setiap pertemuanya. Adapun Aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama antara kelas eksperimen dan kontrol secara umum menunjukkan nilai rata-rata rendah dengan kriteria cukup.

Pada pertemuan awal siswa masih beradaptasi terhadap pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti, sehingga masih ada kecanggungan dari siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Proses adaptasi yang baik dapat menyebabkan

2 Hamzah, B. Uno. (2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hal. 23

aktivitas belajar siswa selalu meningkat karena siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran yang disampaikan.

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa aktivitas belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari aktivitas belajar siswa kelas kontrol. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dirangsang oleh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk mempelajari materi dan menemukan konsep melalui penemuan dengan diskusi antar teman sekelompok, karena peran guru hanya sebagai fasilitator. Data hasil observasi pada pertemuan kedua dapat dianalisis bahwa semua indikator aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen meningkat dan memiliki kriteria yang baik.

Aktivitas belajar siswa kelas kontrol mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya hanya saja tidak lebih besar dari kelas eksperimen.

Peningkatan yang kecil pada kelas kontrol dikarenakan siswa di kelas kontrol tidak memaksimalkan kemampuan dalam menggali materi dalam proses pembelajaran karena tidak dituntut menemukan konsep sains dengan sendirinya, karena model yang digunakan konvensional dimana guru terlibat langsung dalam proses pembelajaran tanpa harus menuntut siswa menemukan konsep dengan sendirinya karena guru menyajikan dan menjelaskan materi dalam proses pembelajaranya.

Pembelajaran di kelas kontrol sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru mata pelajaran PAI sehari-hari, yaitu model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional menuntut siswa

73

untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar berkelompok untuk menjawab soal-soal dalam buku paket atau lembar kerja siswa, serta mendiskusikan materi yang hendak di pelajari dan adanya bimbingan guru dan mengumpulkan laporan tertulis hasil diskusi. Model pembelajaran konvensional yang diterapkan di kelas kontrol mendorong siswa untuk lebih aktif dalam menguikuti pembelajaran hanya saja tidak seaktif penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.

Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen selalu meningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat. Pembelajaran yang diterapkan dikelas eksperimen menggunakan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning mengutamakan siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran terus meningkat. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning diaplikasikan dengan mengaitkan konsep agama, dan masyarakat dengan materi iman kepada malaikat. Pengetahuan dasar mengenai penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang ada dan berkembang di masyarakat yang telah dimiliki oleh siswa apabila dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di sekolah dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna.

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning mengutamakan keaktifan siswa, sehingga pengetahuan dibentuk oleh siswa, banyak sekali konsep-konsep sains yang dikembangkan oleh siswa yang berasal dari kehidupan sehari-hari. berdasarkan pengalaman-pengalaman sehingga siswa belajar agama melalui konsep yang mereka ciptakan sendiri.

Aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaranPBL, lebih baik dibandingkan aktivitas belajar siswa dengan pembelajaran konvensional, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning sebagai salah satu alternative agar siswa dituntut untuk menemukan konsep agama dengan sendirinya dalam proses pembelajaran. Pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan diterima siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pembelajaran, dengan kata lain penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Persentase indikator antara kelas eksperimen dan kontrol pada pertemuan pertama memiliki selisih yang sedang. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning saat penerapan pertama dikelas eksperimen mungkin masih dirasa canggung oleh siswa karena siswa belum terbiasa sehingga aktivitasnya perlu arahan yang ekstra, sehingga selisih pada saat pertemuan pertama antara kelas eksperimen dan kontrol termasuk dalam kriteria sedang, sedangkan kelas kontrol siswa langsung memahami penerapan pembelajaran kontekstual karena sering diajarkan oleh guru mata pelajaran sehari-hari sehingga siswa aktif bertanya dalam proses pembelajaranya.

Data hasil observasi yang diperoleh menunjukkan aktivitas belajar siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan signifikan dibanding aktivitas belajar siswa kelas kontrol. Data tersebut membuktikan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning mampu mengeksplorasi

75

pengetahuan siswa terhadap konsep agama yang ada, sehingga siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Analisis aktivitas lembar kerja siswa baik secara umum menunjukan peningkatan dari setiap pertemuanya, Problem Based Learning diaplikasikan dengan mengaitkan konsep pemecahan masalah dalam konteks agama dan masyarakat dengan materi iman kepada malaikat, dalam proses pembelajaran, materi yang diberikan guru dikaitkan dengan situasi dunia nyata yang dialami siswa serta mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari membuat siswa lebih antusian dalam proses pembelajaran.

Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. 3

2. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Siswa Antara Kelas