• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN (PBL) PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI IMAN KEAPADA MALAIKAT UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH KOTA CIREBON

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

IKHWAN MAULANA NIM. 2015.1.18.1.02157

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM IAI BUNGA BANGSA CIREBON

TAHUN 2019

(2)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH KOTA CIREBON

Skripsi ini membahas penerapan model pembelajaran Problem Based Learning Pada Materi Iman Kepada Malaikat untuk Meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah Kota Cirebon Tahun Pelajaran 2018-2019. Kajiannya dilatarbelakangi oleh begitu pesatnya kemajuan sekolah di era modern ini, setiap sekolah selalu melakukan inovasi pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam kelas. Kebosanan dan kejenuhan adalah salah satu penghambat dalam proses pembelajaran. Siswa menjadi tidak antusias dalam belajar, suasana menjadi kaku dan monoton.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi iman kepada malaikat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah Kota Cirebon 2018-2019.

Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian secara kuantitatif dengan metode exsperimental dan desain yang digunakan dalam penelitian yaitu Nonequivalent Control Group Design dengan menggunakan teknik pengumpulan data lembar observasi, soal, dan angket untuk mendapatkan data tentang penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (X) dan hasil belajar (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Muhammadiyah Kota Cirebon, Tahun ajaran 2018-2019. pengambilan sampel yang akan dilakukan menggunakan teknik Purposiv sampling yaitu dengan memilih satu kelas secara acak sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.

Hasil dari uji Mann-Whitney U Test diperoleh nilai signifikasi (Sig. 2-tailed) 0,000 < 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil uji ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional atau model yang diajarkan guru sehari-hari.

Kata kunci : Penelitian kuantitatif, metode eskperimen, Model Pembelajaran PBL, Hasil belajar siswa

(3)

PERSETUJUAlY

PE]\ERAPAN MODEL

PEMBELAJARA}Y PROBLEM BASED

LEARNING

(PBL)

PADA MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT UNTUK

MEIYINGKATKAI{ HASIL BELAJAR

SISWA

KELAS X SMK MUHAMMADIYAII KOTA

CIREBO}Y

Oleh:

IKHWAN MAULANA NIM. 2015.1.18.1.02157

Menyetujui,

Pembimbing

II

Drs. Sulaiman. M.MPd.

NIDN.2118096201

Drs. H. Muchlis SK. M.Pd.I

(4)

Dekan Tarbiyah

IAI Bunga Bangsa di

Cirebon

As s al amu' ala ikum Warahmatul I ah Wab ar akatuh

Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan dan koreksi terhadap penulisan skripsi dari Ikhwan Maulana Nomor Induk Mahasiswa 2015.1.18.1.02157, berjudul '?enerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Iman Kepada Malaikat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah Kota Cirebon" bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Dekan Tarbiyah untuk dimunaqosahkan.

Was salamu' alaikttm Warahmatullah Wab arakatuh

Pembimbing

II

rfui*o*g

r

Drs. H. Muchlis SIL M.Pd.I

j

Drs. Sulaiman. M.MPd.

NrDN.2118096201

(5)

F;

li- ,

!t'

PERNYATAAI\ KEASLIAI{

Dengan

ini

saya menyatakan bahwa skripsi dengan

judut

{6Penerapan Model Pembelajaraa Problem Based Leurning (PBL) pada Materi Iman Kepada Malaikat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah Kota Cirebon, beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan tidak rnelakulian penjiplakan atau mengutip yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik.

Atas pemyataan

di

atas, saya siap menanggung resiko atau sanksi apapun yang

dijatuhkan kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

NrM. 201s.1.t8.1.021s7

(6)

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi Iman Kepada Malaikat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas X SMK Muhammadiyah Kota Cirebon”, dalam rangka menyelesaikan studi Stara1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.

Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun telah menerima banyak bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Jasa baik mereka tentu tidak dapat penyusun lupakan begitu saja, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. H.A. Basuni, Ketua Yayasan Pendidikan Bunga Bangsa Cirebon.

2. H. Oman Fathurohman, M.A. Rektor Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon yang memberikan kesempatan untuk dapat menuntut ilmu di IAIBBC.

3. Drs. Sulaiman, M.M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Drs. Sulaiman, M.M.Pd. dan Drs. H. Muchlis SK, M.Pd.I Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan membimbing penyusun skripsi ini dengan sabar dan penuh perhatian.

5. Kepala Sekolah SMA/MA/SMK di Kota Cirebon yang telah bersedia memberikan ijin dan fasilitas selama penyusun melakukan penelitian.

Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan dari Allah SWT. Akhirnya penyusun berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Cirebon, Agustus 2019

Penyusun

(7)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ...v

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...6

1. Identifikasi Masalah ...6

2. Pembatasan Masalah ...6

C. Pertanyaan Penelitian ...6

D. Tujuan Penelitian ...7

E. Manfaat Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...9

A. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ...9

1. Pengertian PBL (Problem Based Learning) ...9

2. Ciri-ciri PBL (Problem Based Learning) ...11

3. Komponen-komponen PBL (Problem Based Learning) ...12

4. Tahapan Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ...13

5. Keunggulan dan Kelemahan PBL (Problem Based Learning) ...16

B. Hasil Belajar Siswa ...16

1. Pengertian Hasil Belajar ...16

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...19

C. Iman Kepada Malaikat...19

1. Pengertian Iman Kepada Malaikat ...19

2. Hukum Beriman Kepada Malaikat ...20

3. Penciptaan Malaikat ...22

4. Perbedaan Malaikat, Manusia, dan Jin ...23

5. Jumlah Malaikat ...24

6. Nama-nama Malaikat dan Tugasnya ...25

D. Hikmah Beriman Kepada Malaikat ...33

E. Kerangka Berpikir ...34

(8)

ii

B. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ...38

C. Populasi dan Sampel ...39

D. Desain Penelitian ...40

E. Teknik Pengumpulan Data ...41

F. Teknik Analisis Data...52

G. Prosedur Penelitian ...56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...59

A. Hasil Penelitian ...59

1. Aktivitas Siswa Pada Penerapan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada Materi Iman Kepada Malaikat di Kelas X SMK Muhammadiyah Kota Cirebon . ...59

2. Analisis Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... ...65

3. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Pada Sub Konsep Sistem Indera ...67

B. Pembahasan...69

1. Aktivitas Siswa Pada Penerapan Model Pembalajaran PBL (Problem Based Learning) pada materi Iman Kepada Malaikat Kelas X SMK Muhammadiyah Cirebon. ...69

2. Analisis Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... ...75

3. Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) di Kelas Eksperimen... ...87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...92

A. Kesimpulan ...92

B. Saran ...93

DAFTAR PUSTAKA 94

LAMPIRAN 97

(9)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ..13

3.1 Desain Penelitian ...40

3.2 Skala Penilaian Angket Pernyataan Positif dan Negatif ...45

3.3 Rekap Hasil Analisis Validasi ...48

3.4 Rekap Hasil Analisi Reabilitas ...49

3.5 Klasifikasi Koefisien Tingkat Kesukaran ...50

3.6 Rekap Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ...50

3.7 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda...51

3.8 Rekap Hasil Analisis Daya Pembeda ...52

3.9 Pedoman Memberikan Interpretasi Kriteria Nilai N-Gain ...53

4.1 Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas ...65

4.2 Hasil Uji Hipotesis Mann-Whitney U Test Kelas Eksperimen dan KelasKontrol... 67

(10)

iv

4.1 Grafik Perbedaan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Secara Umum.60 4.2 Grafik Perbedaan Analisis Aktivitas Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol... ...61 4.3 Grafik Nilai Rata-rata pretest dan posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... ...62 4.4 Grafik Perbedaan Rata-rata Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...64 4.5 Diagram Presentase Angket Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) materi Iman Kepada Malaikat ...68

(11)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peta Konsep ...98

2. Silabus... ...99

3. RPP Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...106

4. Lembar Kerja Siswa ...122

5. Soal Pretest dan Posttest ...126

6. Kisi-kisi Lembar Observasi ...128

7. Kisi-kisi Soal ...137

8. Kisi-kisi Agket ...147

9. Rekapitulasi Nilai Soal Pretest dan Posttest ...143

10. Rekapitulasi Nilai Lembar Observasi ...147

11. Rekapitulasi Angket ...148

12. Rekap Analisis Butir Soal ...150

13. Statistik... ...151

14. Dokumentasi ...153

(12)

1 A. Latar Belakang

Selama ini pendidikan menjadi tantangan berat bagi bangsa Indonesia, karena masih tertinggal dengan negara-negara lain dari sisi mutu pengetahuan. Pendidikan harus terus-menerus melakukan adaptasi perkembangan, karena pendidikan merupakan unsur utama yang sangat penting dalam kehidupan, pendidikan di sekolah berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan taraf hidup bangsa.

Pendidikan merupakan suatu proses terjadinya pendewasaan atau perubahan pola pikir yang terjadi akibat pembiasaan pola asuh yang ditanamkan oleh seseorang kepada oranglain dengan cara dilakukan secara continue atau berlangsung terus menerus, hal senada diungkapkan Hasan1 Pola asuh merupakan suatu sistem atau cara pendidikan, pembinaan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui pendidikan adalah suatu proses pembiasaan yang ditanamkan oleh seseorang kepada seorang anak yang bertujuan untuk membiasakan seorang anak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan ilmu kehidupan yang merupakan pijakan bagi seseorang untuk mencapai proses pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam lingkungan keluarga maupun sekolah dan

1 Alwi, Hasan. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 4. Jakarta: Balai Pustaka. Hal. 24

(13)

2

unsur-unsur yang saling berhubungan yang dapat mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan yang ditunjukkan dengan hasil belajar yang memuaskan.

Hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu; keefektifan, efesiensi dan daya tarik. Maka hasil belajar merupakan pencerminan dari kesuksesan atau ketercapaian tujuan belajar yang tertuang dalam proses pembelajaran yang standar isinya telah ditentukan oleh pemerintah, maka pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.2

Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).3

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan memiliki tujuan agar peserta didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik,

2 Hamzah, B. Uno. (2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hal. 23

3 Depdiknas. (2003). UU RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(14)

sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20/ 2003. Sebagai timbal baliknya pembelajaran secara sistematis diajarkan kepada siswa agar terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas.

Guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode, menggunakan media dan mengalokasikan waktu. Maka guru sudah seharusnya memiliki kemampuan yang kompeten pada bidangnya mulai dari proses persiapan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dan efektif hingga pada proses evaluasi sebagai bahan indikator berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran yang dilakukan. Sehingga dengan secara otomatis akan tercipta pembelajaran yang lebih efektif dan hasil belajar bisa maksimal juga dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang sudah di tentukan sekolah.4

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di SMK Muhammadiyah Kota Cirebon terdapat masalah yang timbul berkaitan dengan Pembelajaran pada Kelas X, yaitu masih lemahnya5 tingkat keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Sehingga hal tersebut menjadi masalah dan hambatan dalam proseses pembelajaran terutama pada pembelajaran mata Pelajaran Agama Islam.

Hal tersebut juga menjadi penyebab dari kurang efektifnya proses pembelajaran mata pelajaran PAI hal ini tercermin dari interaksi guru dengan siswa

4 Solihatin, Etin. (2012). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 4

5 Hasil observasi di SMK Muhammadiyah Cirebon tanggal 21 Januari 2019

(15)

4

yang belum maksimal karena guru dominan menggunakan model pembelajaran konvensional seperti model pembelajaran teacher centre, sehingga proses interaksi pembelajaran yang seolah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Berdasakan observasi yang dilakukan di SMK Muhammadiyah Kota Cirebon, salah satu penyebab dari tidak efektifnya proses pembelajaran tersebut selain dari pada faktor lemahnya tingkat keaktifan peserta didik juga datang dari faktor pendidiknya.

Pendidik yang notabennya masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan kurangnya kreatifitas serta inovasi baru yang dapat membangkitkan semangat pesertadidik dalam proses belajar juga menjadi salah satu faktor tidak efektifnya proses pembelajaran didalam kelas. Hal tersebut menyebabkan belum mampunya seorang pendidik untuk menumbuhkan daya tarik khusus terhadap mata pelajaran PAI, Sehingga sudah pasti efektifitas belajar tidak dapat terwujud.

Berdasarkan masalah yang telah disebutkan diatas maka akibat yang tampak yaitu pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan kurang dari KKM kelas X SMK Muhammadiyah Kota Cirebon. Berdasarkan permasalahan yang timbul tersebut, maka perlu adanya solusi yang sesuai dengan prinsip pembelajaran aktif.

Guru sebagai fasilitator yang memegang kunci keberhasilan tujuan pembelajaran, guru bertindak sebagai “panglima”, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui.6 Berdasarkan masalah yang ada, maka guru hendaknya memilih model pembelajaran yang tepat dan dapat

6 Sudjana, Nana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hal. 22

(16)

memberikan daya tarik, dengan memberikan penyajian mata pelajaran yang menarik dan kreatif, membuat siswa aktif dengan tujuan adanya interaksi sosial antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa, sehingga pembelajaran tidak berpusat pada guru.

Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya.7 Selain itu memperhatikan pendekatan yang mampu menstimulus setiap siswa dalam mengaitkan mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari karena pada hakekatnya mata pelajaran PAI Sangat berhubungan dengan kehidupan manusia secara umum, yang tidak bisa lepas dari segala sesuatu yang berkaitan dengan agama. Untuk itu model pembelajaran yang disarankan yaitu menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, model pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berfikir peserta didik baik individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, mengajak siswa untuk berfikir kritis dengan cara mengajak siswa untuk berfikir dan menghubungkan setiap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan hal-hal yang ada dilingkungan sekitar, baik dari barang atau pun dari berita dan informasi yang sedang buming.

Namun tetap dalam bimbingan seorang guru sebagai fasilitator pembelajaran.

Dengan seperti itu diharapkan setiap siswa dapat aktif dan ikut ambil peran dalam

7 Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. Hal.

24

(17)

6

proses pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masih belum terwujudnya pembelajaran yang efektif yang disebabkan oleh faktor daya tarik peserta didik serta penyajian materi yang dibawakan oleh pendidik. Sehingga hal tersebut berpengaruh pada hasil belajar siswa yang masih belum memenuhi KKM yang ditentukan.

B. Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

b. Siswa kurang memiliki daya tarik terhadap mata pelajaran PAI.

c. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga kurang memiliki daya tarik bagi siswa.

d. Hasil belajar siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) 2. Pembatasan Masalah

Masalah yang dibatasi dalam proposal ini adalah:

a. Penelitian terbatas pada model pembelajaran Problem Based Learning,

b. Sasaran penelitian terbatas pada hasil belajar Mata pelajaran PAI materi iman kepada malaikat kelas X.

(18)

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, terdapat beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Seberapa baik aktivitas siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning?

2. Seberapa baik hasil belajar siswa saat diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning?

3. Seberapa tinggi respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Peoblem Based Learning?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMK Muhammadiyah Kota Cirebon, melalui penerapan model Problem Based Learning.

1. Mengkaji penerapan model pembelajaran Problem Based Learning di Kelas X SMK Muhammadiyah Kota Cirebon

2. Aktivitas siswa saat dilakukan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.

3. Hasil belajar siswa saat diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning.

4. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.

(19)

8

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peneliti, pihak sekolah, guru PAI, dan para siswa:

1. Penelitian

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.

2. Sekolah

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai inovasi pembelajaran dan acuan untuk meningkatkan hasil siswa.

3. Guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Khususnya dalam pembelajaran PAI.

4. Siswa

Penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman belajar bagi siswa dan memberi kemampuan pada siswa untuk meningkatkan hasil belajar yang siswa.

(20)

9 A. Model Pembelajaran Problem Based Learing

1. Pengertian Problem Based Learning

Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.1

Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem- Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.2 Dengan demikian strategi pembelajaran Problem-Based Learning adalah strategi yang dimulai dengan: 1) Kegiatan kelompok, yaitu membaca kasus; menentukan masalah mana yang paling relevan dengan tujuan pembelajaran; membuat rumusan masalah; membuat

1 Akmar, S.N., Sew, Lee. (2010). Integrating Problem Based Learning (PBL) In Matematics Method Course. Spring. Vol. 4, no. 2. Hal. 5

2 Ibid Hal.6

(21)

10

hipotesis mengidentifikasi sumber imformasi, diskusi, dan pembagian tugas; dan melaporkan, mendiskusikan penyelesaian masalah yang mungkin, melaporkan kemajuan yang akan dicapai setiap anggota kelompok, serta presentasi di kelas; 2) Kegiatan perorangan, yaitu siswa melakukan kegiatan membaca berbagai sumber, meneliti, dan menyampaikan temuan; dan 3) kegiatan dikelas, yaitu mempresentasikan laporan, dan diskusi antar kelompok dibawah bimbingan guru.

Berdasarkan tiga kegiatan kelompok, perorangan maupun kelas yang merupakan faktor utama dalam strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning adalah pada rumusan masalah yang ada.3

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dengan menghadapkan peserta didik pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain peserta didik belajar melalui permasalahan-permasalahan yang selanjutnya dicari solusi untuk menyelesaikannya.4 Pengertian Problem Based Learning lainnya adalah cara penyajian pelajaran dengan memanfaatkan permasaahan yang ditemui anak yang digunakan sebagai bahan pelajaran yang kemudian permasalahan tersebut dibahas atau didiskusikan bersama untuk mendapatkan penyelesaiian atau jalan keluarnya.5

3 Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal. 78

4 Madewena. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 91

5 Roestih. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 93

(22)

Berdasarakan pengertian Problem Based Learning di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa model Problem Based Learning ini menuntut agar para peserta didik aktif, kreatif, berinisiatif, berinovasi, serta mempunyai motivasi dalam belajar. Model pembelajaran Problem Based Learning terfokus pada kegiatan peserta didik yang mandiri, sementara guru hanya menjadi desainer, fasilitator, motivator dalam kegiatan belajar tersebut.

2. Ciri-ciri Problem Based Learning 6

a. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.

b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.

c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses

6 Burg and Oudlaand. (2010). The Interdisciplinary Journal of Problem Based Learning. Vol. 4, No. 2.

Hal. 17

(23)

12

berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan- tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Menurut Baron ciri-ciri model Problem Based Learning adalah sebagai berikut:

1) menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, 2) pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah, 3) tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa

4) Guru sebagai fasilitator.

3. Komponen-komponen Problem Based Learning

Komponen-komponen pembelajaran berbasis masalah dikemukakan oleh Arends, diantaranya adalah: 7

a. Permasalahan autentik.

Model pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara sosial dan bermanfaat bagi peserta didik. Permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam dunia nyata tidak dapat dijawab dengan jawaban yang sederhana.

7 Sudarman. (2007). Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif. Vol. 2, No. 2 Hal. 68- 73.

(24)

b. Fokus interdisipliner.

Dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir struktural dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.

c. Pengamatan autentik.

Hal ini dimaksudkan untuk menemukan solusi yang nyata. Peserta didik diwajibkan untuk menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan kompenen-kompenen diatas siswa dituntut untuk berfikir secara struktural dan belajar menggunakan dari berbagai perspektif ilmu dalam memecahkan permasalahan yang nyata.

4. Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning Tabel 2.1 Tahapan pembelajaran PBL

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap-1

Orientasi peserta didik

pada masalah8

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau

8 Muhson. (2009). Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning. Jurnal Kependidikan. Vol. 39, No. 2. Hal 175.

(25)

14

cerita untuk memunculkan

masalah, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap-2

Mengorganisasi peserta

didik untuk belajar

Guru membantu peserta didik untuk

mendefinisikan dan

mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Tahap-3

Membimbing

penyelidikan individual

maupun kelompok

Guru mendorong peserta didik untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

(26)

Tahap-4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta didik dalam

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Analisis penulis dari tabel tahapan pembelajaran dengan Problem Based Learning di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran dengan PBL, yang lebih dipentingkan adalah dari segi proses dan bukan hanya sekedar hasil belajar yang diperoleh. Apabila proses belajar dapat berlangsung secara maksimal maka kemungkinan besar hasil belajar yang diperoleh juga akan optimal

(27)

16

5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Problem Based Learning

Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: 9

a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik.

c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.

B. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Gagne hasil belajar harus didasarkan pada pengamatan tingkat laku melalui stimulus respon.10 Menurut Hamalik mengemukakan “hasil belajar pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, ablititas dan keterampilan”.11

Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

9 Ibid Hal. 176

10 Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.

27.

11 Hamalik, Oemar. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 56

(28)

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.12

Penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (SNP). Penetapan SNP membawa implikasi terhadap model dan teknik penilaian pembelajaran yang mendidik. Perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran mencakup penilaian eksternal dan internal.

Langkah perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran mencakup rencana penilaian proses pembelajaran dan rencana penilaian hasil belajar peserta didik. Rencana penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan rencana penilaian yang akan dilakukan oleh guru untuk memantau proses kemajuan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.

Berdasarkan Taksonomi Bloom, hasil belajar dalam rangka pembelajaran meliputi tiga kategori ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu:

a). Pengetahuan (C.1) b). Pemahaman (C. 2) c). Penerapan (C. 3)

12 Ibid Hal. 59

(29)

18

d). Analisis (C. 4) e). Sintesis (C. 5) f). Evaluasi (C. 6).

2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan, yaitu:

a). Menerima

b). Menjawab/ Reaksi c). Menilai Organisasi

d). Karakteristik dengan suatu nilai e). Kompleks Nilai.

3. Ranah psikomotor, meliputi:

a). Keterampilan motorik b). Manipulasi benda-benda

c). Koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengintai).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol namun hasil belajar psikomotor dan afektif harus menjadi bagiandari hasil penilaian dan proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan hasil tersebut dapat digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam

(30)

mencapai suatu tujuan pendidikan dan hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diringi olehperubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak dapat dibagi menjadi dua a. Faktor yang berasal dari peserta didik (Faktor Internal)

1.) Faktor fisiologi, yaitu faktor yang meliputi jasmani peserta didik.

2.) Faktor psikologi, yaitu faktor yang meliputi rohani yang mendorong aktivitas belajar peserta didik, hal ini berpengaruh pada: taraf intelegensi, motivasi belajar, sosial ekonomi, sosial budaya dan hal lainnya.

3.) Faktor yang berasal dari luar peserta didik (Faktor Eksternal)

4.) Faktor non sosial, yang meliputi keadaan udara, tempat, dan alat-alat yang digunakan oleh peserta didik

5.) Faktor sosial, yang meliputi pendidik dan metode pengajar.13

C. Iman Kepada Malaikat

1. Pengertian Iman Kepada Malaikat

Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Iman dari segi istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan seluruh anggota badan.14 Menurut M. Quraish Shihab, kata malaikat berasal dari bahasa Arab yaitu malā’ikah yang merupakan bentuk jamak

13 Sardiman, A.M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo. Hal. 53

14 Suhendi, E dan Khairiyah, N, (2014). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Pusat Kurikulum Perbukuan. Balitbang: Kemendikbud. Hal. 103

(31)

20

dari kata malak yang terambil dari kata la’aka yang berarti “menyampaikan sesuatu”. Jadi, malak/malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari Allah Swt. Menurut istilah, mailakat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah Swt. dari cahaya, sebagai utusan Allah Swt. yang taat, patuh, serta tidak pernah membangkang terhadap perintah perintah-Nya.

Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt.

menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksakan segala perintah-Nya. Orang yang mengimaninya akan senantiasa menggunakan seluruh anggota badannya untuk berhati-hati dari dalam berkata-kata dan berbuat.15

2. Hukum Beriman Kepada Malaikat

Beriman kepada malaikat hukumnya adalah fardu ‘ain. Ia merupakan salah satu rukun iman selain iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qada/qadar. Hal ini berdasarkan pada beberapa sumber dari al-Qur’ān dan hadis sebagai berikut.16

a) Q.S. al-Baqarah/2:285

15 Ibid Hal. 103

(32)

Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qurān) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya dan rasul-rasul Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membedabedakan seorang pun dari rasul- rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya, Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”17

b) Q.S. an-Nisā’/4:136

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya (Muhammad saw.) dan kepada Kitab (al- Qurān) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya.

Barangsiapa ingkar kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh”18

17 Ibid Hal: 104

(33)

22

c) Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. muncul di tengah orang banyak, lalu beliau didatangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw., apakah iman itu?’ Beliau menjawab, ‘Iman adalah kamu harus percaya kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kebangkitan di akhirat nanti...” (H.R. Bukhari dan Muslim).19

3. Penciptaan Malaikat

Mengingat sedikitnya pengetahuan yang dimiliki manusia terutama berkaitan dengan hal-hal yang gaib termasuk malaikat, sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui malaikat adalah dengan berpedoman kepada al-Qur’ān dan hadis-hadis Rasulullah saw. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda:

Artinya: “Dari Aisyah berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.” (HR.

19 Ibid Hal. 105

(34)

Muslim) Keterangan lain tentang malaikat sebagaimana dijelaskan dalam Q.S.

Fā¯ir/35:1 disebutkan bahwa malaikat mempunyai sayap. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Segala puji bagi Allah Swt. pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.

Allah Swt. menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu” (Q.S.Fātir/35:1)

Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang diciptakan dari nur atau cahaya dan memiliki sayap, sehingga jika ada keterangan lain yang menyatakan bahwa malaikat memiliki ciri-ciri yang tidak sesuai dengan keterangan dari al-Qur’ān dan hadis, patutlah kita meragukannya.

4. Perbedaan Malaikat dengan Manusia dan Jin

Berdasarkan segi asal kejadian, malaikat berbeda dengan manusia dan jin, yaitu bahwa malaikat diciptakan dari nur atau cahaya sementara manusia dan jin masing-masing diciptakan dari tanah dan api. Dari sifat dan ciri-cirinya, perbedaan malaikat, manusia, dan jin dapat dilihat dalam tabel berikut.20

20 Ibid Hal. 106

(35)

24

Malaikat Manusia Jin/Setan/Iblis

Gaib Nyata Nyata

Tidak Memiliki Nafsu Memiliki Nafsu Memiliki Nafsu

Selalu taat kepada Allah SWT

Ada yang taat dan ada yang durhaka

Selalu durhaka kepada Allah SWT

Tidak berjenis kelamin Berjenis kelamin Berjenis kelamin

Tidak makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak kawin

Makan, minum, tidur, dan kawin

Makan, minum, tidur, dan kawin

Memiliki akal pikiran yang bersifat statis

Memiliki akal pikiran yang bersifat dinamis

Memiliki akal pikiran

5. Jumlah Malaikat

Karena sifatnya gaib, berapa jumlah malaikat secara terinci sebagaimana manusia, hanya Allah Swt. dan Rasul-Nya yang tahu. Namun demikian, keterangan hadis berikut dapat memberikan penjelasan tentang banyaknya jumlah malaikat. Hadis berikut menggambarkan banyaknya jumlah malaikat. Perhatikan hadis dari Ali ra.21

21 Ibid Hal. 107

(36)

Artinya: Dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,

“Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah)

Banyaknya jumlah malaikat tersebut menggambarkan betapa Mahakuasa Allah Swt. karena dengan jumlah malaikat yang demikian banyak, sangat mudah bagi Allah Swt. untuk mengetahui gerak-gerik serta tingkah laku manusia. Namun demikian, umat Islam diperintahkan untuk mengetahui dan mengimani sepuluh nama malaikat yang diberikut tugas secara langsung kepada manusia. Nama-nama malaikat tersebut diabadikan oleh Allah Swt. dalam al-Qur’ān serta hadis Rasulullah saw. Kesepuluh nama malaikat yang wajib kita ketahui dengan tugas- tugasnya masing-masing dijelaskan pada bagian di bawah ini.

6. Nama Malaikat dan tugasnya masing-masing

Sebagaimana halnya manusia, para malaikat memiliki tugas. Bedanya, tugas yang diberikan Allah Swt. kepada manusia seringkali diabaikan bahkan dipertentangkan untuk dilaksanakannya. Namun para malaikat, yang diberikan tugas oleh Allah Swt. kepadanya, tidak pernah menunda apalagi melalaikan dan

(37)

26

membangkang untuk mengerjakannya. Bahkan, dia melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah Allah Swt. dan dia tidak mendurhakai-Nya. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah Swt. terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S. at-Tahrim/66:6)

Di antara tugas-tugas malaikat itu antara lain: 1) Beribadah kepada Allah Swt.

dengan bertasbih kepada-Nya siang dan malam tanpa rasa bosan atau terpaksa; 2) Membawa wahyu kepada para Nabi dan para Rasul; 3) Memohon ampunan bagi orang-orang beriman; 4) Meniup sangkakala; 5) Mencatat amal perbuatan; 6) Mencabut nyawa; 7) Memberi salam kepada ahli surga; 8) Menyiksa ahli neraka;

9) Memikul ‘arsy; 10) Memberi kabar gembira dan memperkokoh kedudukan kaum mukminin; dan 11) Mengerjakan pekerjaan selain yang telah disebutkan di atas. Penjelasan tentang nama-nama malaikat dan tugasnya masing-masing adalah sebagai berikut.22

1.) Malaikat Jibril

Malaikat Jibril dikenal juga sebagai penghulu para malaikat. Ia adalah satu dari tiga malaikat yang namanya disebut dalam al-Qur’ān. Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam al-Qur’ān yaitu pada Q.S. al-Baqarah/2:97-98 dan Q.S.

at-Tahrim/66:4. Malaikat Jibril memiliki beberapa nama lain atau julukan, di

22 Ibid Hal. 108

(38)

antaranya adalah Ruh al-Am³n dan Ruh al-Qudus. Adapun tugas utamanya adalah menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada para nabi dan rasul-Nya.

Malaikat Jibril pula yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa as. kepada ibunya Maryam dan menyampaikan al-Qur’ān kepada Nabi Muhammad saw.

Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah saw. untuk terus naik menghadap Allah Swt. Ia berkata, “Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah Swt. Perlu waktu enam puluh ribu tahun lagi aku harus terbang untuk dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh”. Mahasuci Allah Swt., ternyata Malaikat Jibril as. saja tidak sampai kepada Allah Swt.

2.) Malaikat Mikail

Malaikat Mikail adalah malaikat yang diberi tugas untuk mengatur urusan makhluk Allah Swt. sekaligus mengatur rezeki terutama kepada manusia. Ia bertugas mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lainlain di muka bumi ini.

Malaikat Mikail termasuk salah satu malaikat yang menjadi pembesar seluruh malaikat selain Malaikat Jibril. Di samping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering mendampingi Malaikat Jibril dalam menjalankan tugas-tugasnya. Diantara tugas yang pernah dilakukan bersama Malaikat Jibril adalah sebagai berikut.

(39)

28

a.) Ketika Malaikat Jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi Muhammad saw. untuk dicuci hatinya karena akan diisi dengan iman, islam, yakin dan sifat hilim ia mengambil peran sebagai pengambil air al-Kausar (air zam.zam) untuk dijadikan sebagai pencuci hati Nabi Muhammad saw.

b.) Ketika Nabi Muhammad saw. mendapat kepercayaan untuk melakukan Isra’

dan Mi’raj, Malaikat Mikail besama Jibril ikut mendampingi selama perjalanan.

c.) Malaikat Mikail juga bertugas untuk menyampaikan lembaran kepada Malaikat Maut. Dalam lembaran itu tertulis sangat detail nama, tempat, dan sebab-sebab pencabutan nyawa bagi orang yang dimaksud.23

3.) Malaikat Izrail

Malaikat Izrail diberi tugas mencabut nyawa semua makhluk termasuk dirinya sendiri. Ia dikenal juga dengan sebutan Malaikat Maut. Ia merupakan salah satu dari empat malaikat utama selain Jibril dan Mikail, dan Israfil. Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah Swt., hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan berbagai makanan yang siap untuk dimakan.

Ia juga sanggup membolakbalikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolakbalikkan uang. Sewaktu Malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia

23 Ibid Hal. 109

(40)

bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat, yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab. Untuk mengetahui di mana seseorang akan menemui ajalnya, adalah tugas dari Malaikat Arham.24

4.) Malaikat Israfil

Malaikat Israfil diberi tugas meniup sangkakala. Israfil selalu memegang terompet suci yang terletak di bibirnya selama berabad-abad, menunggu perintah dari Allah Swt. untuk meniupnya pada hari kiamat.25 Pada hari itu ia akan turun ke bumi dan berdiri di batu/bukit suci di Jerusalem. Tiupan pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya, tiupan kedua akan mematikan para malaikat dan tiupan ketiga akan membangkitkan orang-orang yang telah mati dan mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar. Di dalam kitab Tanbi¥ul Gāfil³n Jilid 1 halaman 60 ada sebuah hadis panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.

Abu Hurairah ra. berkata:

Rasulullah saw. bersabda, “Ketika Allah Swt. telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah Swt. menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada Malaikat Israfil, kemudian ia letakkan di mulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah”. Saya bertanya: “Ya Rasulullah saw. apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah saw. “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya; “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah saw.; “Sangat besar

24 Ibid Hal. 109

25 Ibid Hal. 110

(41)

30

bulatannya, demi Allah Swt. Yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama: Nafkhatul fazā’ (untuk menakutkan).

Kedua: Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’a¡ (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).” Dalam hadis di atas, disebutkan bahwa sangkakala atau terompet Malaikat Israfil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuknya laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang-orang zaman dahulu yang terbuat dari tanduk.26

5.) Malaikat Munkar

Malaikat Munkar diberi tugas untuk bertanya kepada orang yang sudah mati di alam kubur bersama Malaikat Nakir.

6.) Malaikat Nakir

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir adalah dua malaikat yang bertugas menanyakan dan menguji iman orang yang sudah mati di alam kubur.

Pemeriksaan akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir dari jamaah pemakaman telah melangkah 40 langkah dari kuburan. Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir menanyakan tiga pertanyaan: “Siapa Tuhanmu?

Siapa nabimu? Apa agamamu? Apa kitabmu? Di mana kiblatmu? Siapa saudaramu?”. Seorang mukmin yang saleh akan merespons dengan benar, mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah Allah Swt., Muhammad adalah nabi

26 Ibid Hal. 110

(42)

mereka, agama mereka adalah Islam, al- Qur’ān adalah kitab mereka, Ka’bah adalah kiblat mereka, dan muslimin dan muslimat adalah saudara mereka. Jika jawaban benar, waktu yang dihabiskan untuk menunggu hari kebangkitan adalah menyenangkan. Mereka yang tidak menjawab seperti yang dijelaskan di atas dihukum sampai hari penghakiman.27

7.) Malaikat Raqib

Malaikat Raqib bertugas mencatat segala amal kebaikan manusia. Ia bersama Malaikat ‘Atid yang mencatat amal buruk berjalan beriringan. (Q.S. Qāf/50:18).

Dari Anas ra., dari Nabi Muhammad saw., Sabdanya: “Sesungguhnya Allah Swt. telah menugaskan dua malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh seseorang hamba-Nya (satu di sebelah kanannya dan yang satu lagi di sebelah kirinya); kemudian apabila orang itu mati, Tuhan perintahkan kedua malaikat itu dengan firman-Nya, “Hendaklah kamu berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu mengucap tasbih, tahmid dan takbir hingga ke hari qiamat dan hendaklah kamu menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu.” (H.R. Abu al-Syeikh dan Tabrani).

8.) Malaikat Atid

Malaikat ‘Atid adalah bertugas mencatat segala amal keburukan manusia.

Kedua malaikat ini (Raqib dan ‘Atid) sangat jujur dan tak pernah bermaksiat kepada Allah Swt. Mereka mencatat dengan penuh ketelitian, sehingga tidak ada satu pun keburukan dan kebaikan yang luput dari catatan keduanya.

27 Ibid Hal. 111

(43)

32

Mereka tidak ditugaskan untuk mengolah, menganalisis, menyimpulkan apalagi menjatuhkan vonis. Mereka hanya menyetor data, semua keputusan ada pada Maha kasih-sayang Allah Swt.28

9.) Malaikat Malik

Malaikat Malik adalah pemimpin malaikat yang bertugas di neraka.29 Malaikat Malik disebut dalam Q.S. Az-Zukhruf/43 :77:

Artinya : “Dan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhan-mu mematikan kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Q.S. az-Zukhruf/43:77 ) Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa Malaikat Malik adalah pemimpin malaikat yang bertugas di neraka.

Hal ini dipertegas oleh firman Allah Swt yang artinya, “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)”. (Q.S. al-Muddatsir/74:30).

10.) Malaikat Ridwan

Malaikat Ridwan diberi tugas menjaga dan mengawasi surga serta menyambut semua hamba Allah Swt. yang akan masuk ke dalamnya. Ia sangat ramah menyambut dan mempersilahkan orang-orang yang akan masuk ke dalam surga.

28 Ibid Hal. 111

29 Ibid Hal. 112

(44)

D. Hikmah Beriman Kepada Malaikat

Orang-orang yang beriman selalu dapat mengambil pelajaran dari apa yang diimani.

Dalam hal beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt., pelajaran yang dapat dipetik antara lain seperti berikut.

a. Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

b. Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan sebab segala apa yang dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan malaikat Allah Swt.

c. Menambah kesadaran terhadap alam wujud yang tidak terjangkau oleh panca indra.

d. Menambah rasya syukur kepada Allah Swt. karena melalui malaikat-malaikat- Nya, manusia memperoleh banyak karunia.

e. Menambah semangat dan ikhlas dalam beribadah walaupun tidak dilihat oleh orang lain ketika melakukannya.

f. Menumbuhkan cinta kepada amal saleh karena malaikat selalu siap mencatat amal manusia.

g. Semakin giat dalam berusaha karena tidak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat Allah Swt. tanpa usaha dan kerja keras.30

30 Ibid Hal. 112

(45)

34

E. Kerangka Berfikir

Memiliki hasil belajar yang baik adalah suatu kelebihan, namun tidak semua peserta didik dapat melakukanya, karena memiliki hasil belajar yang baik dibentuk dengan proses pembelajaran yang harus dilatih sejak dini agar siswa dapat mendapatkan hasil belajar yang tinggi, salah satunya siswa dapat memahami dan menjelaskan berbagai hal seperti isu-isu mengenai gejala alam yang dikaitkan dengan pengetahuan agama, siswa juga dapat menjelaskan, mengkomunikasikan, berargument dan menarik sebuah kesimpulan, hal tersebut masih menjadi permasalahan pelajar yakni rendahnya hasil belajar siswa, sedangkan perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat, dan tuntutan dari era globalisasi untuk kemampuan berpikir siswa sebagai bekal dimasa depan.

Hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning, kolaborasi ini akan membantu siswa dalam kemampuan memahami gambar, grafik maupun tabel, selain itu siswa dapat mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik agama serta menyimpulkanya dengan bahasa sendiri, mendeskripsikan, menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah. Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

(46)

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir Solusi

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Interaksi

Materi konsep Iman kepada malaikat

siswa Guru

Hasil belajar meningkat Permasalahan Hasil belajar siswa rendah

(47)

36

F. Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian yang menjadi acuan penelitian ini, yaitu :

1. Hayati Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Penerapan Problem Based Learning dalam pembelajaran PAI di SMAN 1 Krueng Baron Jaya. Dari skripsi ini yang menjadi persamaan dengan judul yang akan diteliti adalah pada rumusan masalah yaitu, sama-sama meneliti penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Adapun perbedaannya yaitu, terdapat pada instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu tes, angket dan wawancara, sedangkan penulis menggunakan lembar observasi, soal, dan angket.

2. Yuditia Falestin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas XI IPS 2 SMAN 6 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Persamaan dengan skripsi penulis dari tujuan penelitiannya, yaitu sama-sama untuk meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

3. U, Setyorini, Sukiswo, B. Subali Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Persamaan dengan skripsi penulis adalah sama sama untuk meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Perbedaannya dengan pengambilan sampel dengan teknik Random Sampling.

(48)

G. Hipotesis

H1 : Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan antara siswa yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan siswa yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.

H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan antara siswa yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan siswa yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.

(49)

38 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari semester genap tahun ajaran 2018-2019

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Kota Cirebon yang terletak di Jalan Syarif Abrdurahman No. 49 Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat, terakreditasi A, subjek penelitian ini yaitu kelas X semester II Tahun ajaran 2018-2019.

B. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

SMK Muhammadiyah Kota Cirebon yang beralamat di jln. Syarif Abdurahman Kota Cirebon Jawab Barat, merupakan Sekolah terakreditasi A, serta salah satu sekolah yang kompeten di kota cirebon dengan kondisi siswanya yang heterogen, baik dari kota maupun kabupaten. Pembelajaran yang dimulai dari pukul 06.45-15.30 pada hari senin sampai jum’at sedangkan hari sabtu di khususkan untuk kegiatan Ekstrakulikuler.

Sarana proses kegiatan belajar mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI cukup memadai. Kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013 edisi revisi, proses pembelajaran sudah baik terkhusus pada kelas X yang biasa diterapkan model pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaranya,

(50)

namun masih belum maksimal dalam prosesnya menurut guru PAI yang mengajar dikelas X.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.1 Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajarai, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti itu.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester II SMK Muhammadiyah Kota Cirebon, Tahun ajaran 2018- 2019.

2. Sampel

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).3

1 Sugiyono. (2017). Statistik untuk Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Cetakan ke 28. Hal. 61

2 Ibid

3 Ibid Hal. 62

(51)

40

D. Desain Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian secara kuantitatif dengan metode exsperimental dan desain yang digunakan dalam penelitian yaitu Nonequivalent Control Group Design desain ini hampir sama dengan Pretest- posttest control group design hanya desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. 4

Pada desain Nonequivalent Control Group Design terdapat dua kelompok yaitu kelompok A dan B dimana pada kelompok A diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning, sedangkan kelompok B menggunakan model pembelajaran konvensional yang diajarkan guru sehari-hari. kedua kelompok tersebut diberi perlakuan berupa diadakanya Pretest sebelum pembelajaran dan Posstest setelah pembelajaran selesai. Berikut desain tabelnya :

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Keterangan :

R = Kelompok eksperimen

R1 = Kelompok kontrol

O1 & O3 = Kedua kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi awal.

O2 = Pemberian pretest kelas eksperiment

4 Ibid Hal. 65

R O1 X O2

R1 O3 - O4

(52)

O4 = Pemberian postest kelas kontrol

Berdasarkan judul Proposal “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learing Pada Konsep Iman Kepada Malaikat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah Kota Cirebon:

Variable X (Bebas) Model Pembelajaran Problem Based Learning

Variable Y (Terikat) Hasil Belajar Siswa

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

a. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenerya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi. Observasi tidak hanya digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga dalam bidang penelitian. Tujuan utama dalam observasi yaitu:

1.) Untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan.5

5 Sukmadinata, Syaodih, Nana. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal. 220

Gambar

Tabel 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.3. Rekap Hasil Analisis Validasi No   Taraf
Tabel 3.6.Rekap Hasil Analisis Tingkat Kesukaran  Tingkat kesukaran  Jumlah soal  Perentase %
Tabel 3.8. Rekap Hasil Analisis Daya Pembeda             Daya pembeda  Jumlah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan amanat Rapat Komite Konsultatif pada pertengahan tahun 2015 dan High Level Meeting pada bulan April 2016, pada tahun 2016 ini KSAP memfokuskan penyusunan

Pada hari ini, Senin tanggal Delapan Belas bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Belas, sesuai dengan jadwal yang termuat pada website http://lpse.kemendag.go.id, Pokja

The tendency of big cities in South East Asia, who experienced population growth so fast, make the citizen mobility increases, and if the public transportation

Penilaian pada dasarnya adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk dapat menentukan capaian hasil belajar yang telah dilalui oleh peserta didik selama mengikuti

[r]

mengungkapkan / operasi pasar yang dilakukan disesuaikan dengan hari pasaran / sehingga masyarakat dapat langsung membeli beras dari bulog tersebut // Dari data bulog menurut Murino

Proses pengadaan barang dan jasa (pelelangan) dalam bidang konstruksi merupakan salah satu prosedur dalam mencari perusahaan yang mampu memfasilitasi kebutuhan belanja negara

Kisi-kisi penelitian yang dilihat dari aspek ini adalah sejauhmana kondisi penurunan kunjungan wisatawan ke Tana Toraja berdasarkan persepsi pelaku wisata di Tana Toraja