HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
1. Responden bernama Doni (nama samaran) Tanggal : 13 Oktober 2008
data dilakukan di LSM di Bandung tempat responden kerja dan tinggal. Sama seperti halnya responden yang pertama, responden yang kedua ini pun bertempat tinggal di Bandung sehingga tidak memungkinkan untuk sering-sering observasi secara langsung dan wawancara seterusnya dilakukan lewat online internet.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini meliputi:
1. Responden bernama Doni (nama samaran) Tanggal : 13 Oktober 2008
Lokasi/ Tempat : Halaman belakang LSM Rumah Cemara Bandung
Status Responden : HIV positif sejak Desember 2004 a. Pengantar
Kepada Doni, penulis pertama-tama mengucapkan terima kasih atas kesediaannya menjadi responden dalam penelitian penulis dan juga telah meluangkan waktu untuk berbincang dengan penulis. Penulis kembali mengungkapkan maksud perbincangan yang akan dilakukan. Penulis mengungkapkan bahwa perbincangan ini untuk mengetahui pengalaman hidup responden sebagai Odha dalam situasi masyarakat yang belum sepenuhnya bisa menerima Odha dan apakah responden menemukan makna hidup dengan keadaannya yang mengidap HIV/ AIDS dimana penyakit ini sangat mematikan dan belum ada obatnya sampai saat ini.
b. Identitas Responden
Nama : Doni
Tempat/tanggal lahir : Bandung/ 14 Mei 1979 Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bandung
Pendidikan : D III
Agama : Islam
Penampilan : Rapi, trendi, menarik, santai Tinggi/berat badan : 171/52 kg Nama Ayah : Sy Pendidikan : DIII Pekerjaan : Wiraswasta Nama Ibu : Fd Pendidikan : SMK Pekerjaan : Wiraswasta
c. Latar Belakang Kehidupan Keluarga
Doni merupakan anak pertama dan kembar dari empat bersaudara, dimana adik-adiknya satu laki-laki dan dua yang sudah menikah.
1) Adik pertama kembar dengan diri responden bernama Sf, usia 29 tahun; Jenis kelamin laki-laki; pendidikan SMA.
2) Adik ke dua bernama Ft, usia 26 tahun; Jenis kelamin 3) Adik ke tiga bernama Fn, usia 22 tahun; Jenis kelamin . d. Status Sosial Keluarga dalam Masyarakat
Status sosial tempat responden tinggal termasuk dalam kelas menengah, mayoritas pekerjaan masyarakatnya sebagai pegawai kelas menengah. Sedangkan ayah responden sendiri bekerja sebagai wiraswasta dengan membuka rumah makan di daerah tempat tinggalnya. Hubungan kekerabatan antar warga juga cukup dekat, begitu juga hubungan keluarga responden dengan warga sekitar.
Tetapi yang hubungannya dekat dengan tetangga sekitar hanya orang tua responden, responden sendiri hubungannya tidak terlalu dekat dengan warga bahkan bisa dikatakan jarang bergaul dengan tetangga sekitar karena responden lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah.
e. Taraf Pendidikan
Semua orang tua dimanapun itu tentu sangat mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya sebisa mungkin anak-anaknya sekolah lebih tinggi dari orang tuanya. Dalam keluarga responden, semua anak melanjutkan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Adik-adik responden semua melanjutkan sekolah minimal diploma, hanya responden saja yang pada akhirnya tidak menamatkan gelar sarjananya hanya sampai pada diploma III. Padahal untuk meraih gelar sarjananya responden harus tiga kali pindah universitas dan jurusan namun tidak satupun yang mampu diselesaikan.
f. Lingkungan Fisik, Sosial dan Kultural
Tempat tinggal responden berada di pinggir jalan raya besar, dan merupakan perumahan umum yang berasal dari kalangan mana saja. Mayoritas masyarakatnya bekerja pada sektor industri dan merupakan pegawai kelas menengah sehingga status sosialnya berada pada kelas menengah. Karena berada di daerah Jawa Barat maka
mayoritas penduduknya merupakan orang asli yaitu suku sunda, mereka menempati daerah tersebut sudah turun temurun.
g. Perkembangan Jasmani dan Kesehatan
Perkembangan kesehatan responden dari kecil sampai dewasa tidak pernah mengalami masalah yang berarti. Pernah dirawat di rumah sakit sekali karena sakit typhus, selanjutnya responden tumbuh layak anak-anak normal lainnya. Sampai pada tahun 2004 setelah divonis menderita HIV positif, kesehatan responden sempat menurun akibat dari efek obat ARV(antiretroviral) obat yang harus diminum setiap hari untuk menghambat laju pertumbuhan virus HIV.
h. Perkembangan Kognitif
Doni menghabiskan pendidikannya sebagian besar di kota Bandung, dimulai dari TK pada tahun 1985-1986 kemudian dilanjutkan SD pada tahun 1986-1991 di Bandung, prestasi responden pada saat di Bandung sangat bagus bisa dikatakan sangat berprestasi karena selalu mendapat rangking satu di kelas dari kelas satu sampai kelas enam. SMP dilalui pada tahun 1991-1994 di Bandung. Duduk di bangku SMP prestasi responden sudah menulai menurun tidak lagi berprestasi hanya beberapa pelajaran yang sekiranya menonjol yaitu matematika dan bahasa Inggris. SMA dilalui pada tahun 1994-1995 di Bandung dan kemudian pindah ke Pontianak tahun 1995-1996, dan akhirnya kembali lagi ke Bandung tahun 1996-1997. pada masa SMA
tidak terlalu berprestasi, responden hanya menyukai pelajaran olahraga walaupun pada saat itu responden mengambil jurusan A1 pada saat itu A1 adalah jurusan IPA (fisika).
Setelah selesai SMA responden kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan mengambil jurusan matematika di salah satu PTN di Bandung namun tidak selesai, kemudian pindah lagi tahun 2004 mengambil jurusan desain visual di salah satu PTS di Bandung sampai akhirnya tidak selesai juga karena dinyatakan positif HIV akhhirnya responden menjadi depresi, dan tidak semangat lagi untuk melakukan hal apapun.
i. Perkembangan Sosial
Lahir dan besar di kota besar, membuat segala macam hal dengan mudah dapat diperoleh. Ditambah lagi dengan didikan dan aturan dari keluarga yang tidak terlalu keras karena kedua-duanya sibuk bekerja walaupun bekerja di rumah tapi semua waktunya digunakan untuk bekerja sehingga kontrol kepada anak sangat sedikit. Responden sendiri merupakan anak yang gampang bergaul dengan siapa saja temannya tidak hanya yang seumuran dengan responden, tetapi banyak juga yang lebih tua jauh dari responden. Teman-teman responden lebih banyak berasal dari luar lingkungan rumahnya.
Akibat dari pergaulan yang luas tesebut, responden mulai mengenal sedikit tentang narkoba. Awal mengenal narkoba itu sejak
responden duduk di bangku SMP awalnya karena penasaran ingin tahu. Sewaktu ada yang nawarin responden tidak menolak, rasa ingin tahu yang besar tersebut yang membuat responden ingin mencoba. Narkoba pertama yang dicoba adalah minuman keras dan ganja, sampai kemudian SMA dosisnya lebih tinggi dan responden mulai mencoba putaw tarafnya sudah sampai kecanduan sampai tahun 2002, kemudian sempat makai lagi tahun 2006 dan 2007 akhirnya berhenti sampai sekarang.
Kesulitan responden untuk melepaskan diri dari narkoba, karena hampir sebagian besar teman-temannya juga pemakai dan responden susah untuk melepaskan diri dari teman-temannya itu. Untuk mendapatkan narkoba tersebut responden terpaksa bekerja tapi pernah juga sampai harus mencuri uang orang tuanya. Awalnya orang tua responden tidak mengetahui tentang peringai anaknya tersebut, sampai pada suatu ketika di tahun 1998 responden sempat di tahan oleh pihak kepolisian karena membawa narkoba dan sejak itulah orang tua responden mulai mengetahui tentang perilaku anaknya dan siapun itu orang tuanya pasti sangat terpukul dan kecewa karena sebelumnya responden tidak pernah bermasalah dengan orang tuanya.
Semua orang pernah mengalami fase kehidupan dari mulai kecil kemudian masuk usia remaja dimana pada usia tersebut rasa ingin tahu sangat besar sehingga mudah terpengaruh pergaulan
lingkungannya sampai akhirnya terjerumus ke dunia narkoba. Sampai masuk usia dewasa kebiasaan mengkomsumsi narkoba masih saja dilakukan. Sewaktu responden dari awal memakai narkoba sudah harus siap menanggung segala akibat dari penggunaan seperti ditangkap polisi maupun menderita suatu penyakit, seperti yang dialami responden akibat dari pemakaian narkoba dengan jarum suntik, responden akhirnya tertular virus HIV entah siapa yang menularkannya, yang jelas pada tahun 2004 responden dinyatakan menderita HIV positif (Hasil tes yang menyatakan responden positif HIV memang tidak ditunjukkan kepada penulis karena memang hal itu bersifat rahasia, jadi penulis mengetahui hal tersebut melalui sumber yang menyatakan bahwa responden benar terjangkit virus HIV melalui responden sendiri dan teman-teman responden di LSM tersebut). Responden tergerak untuk mengikuti tes setelah mengikuti penyuluhan oleh salah satu LSM yang ada di Bandung dan teman-temannya yang pemakai juga mengikuti tes tersebut.
Sewaktu mengetahui dirinya divonis menghidap HIV yang ada dipikiran responden saat itu adalah mati, tidak lama lagi dirinya akan mati sia-sia. Dan menyadari kapasitasnya sebagai manusia menjadi terbatas tidak seperti orang normal pada umumnya untuk mencari pekerjaan juga belum tentu perusahaan-perusahaan mau menerimanya apalagi dalam mencari pendamping hidupnya kelak tentu banyak
perempuan yang akan berpikir ulang untuk mau menikah dengan responden. Hal tersebut yang membuat responden menjadi depresi. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama karena banyak teman yang mau berbagi dengan responden. Karena banyak dari teman-teman responden yang bernasib sama dengan responden.
j. Ciri-ciri Kepribadian
Responden adalah orang yang mudah untuk terbuka dengan orang lain, sehingga responden mudah untuk berteman dengan siapa saja, responden juga merupakan pribadi yang menyenangkan karena sifatnya yang ceria dan selalu banyak bercandanya (seperti pada saat wawancara, sering diselingi dengan canda sehingga wawancara tidak terkesan kaku). dan dari penampilan, responden selalu terlihat santai tidak terkesan formal tetapi rapi.
Sifat ingin tahu amat besar, membawa responden kedalam kelamnya dunia narkoba. Dari yang sekedar ingin tahu, mencoba sampaiakhirnya menjadi pecandu aktif, segala jenis narkoba pernah dicobanya. Pengaruh lingkungan juga sangat berpengaruh, rasa solidaritas terhadap teman yang juga pemakai membuatnya sulit untuk mengatakan “tidak” bila ditawari narkoba. Sebagai orang yang menghidap HIV positif dan tidak memiliki pengetahuan yang tepat tentang HIV/AIDS, membuat responden merasa depresi. Karena
sewaktu depresi tersebut kurang lebih 3 bulan, responden sempat memakai narkoba lagi karena sudah merasa putus asa hidupnya tidak ada arti. Saat itu yang ada di pikiran responden adalah dengan pakai atau tidak pakai narkoba hidupnya juga tetap akan mati cepat.
Sampai suatu ketika, responden dikenalkan oleh temannya yang juga seorang penghidap HIV positif pada sebuah LSM Rumah Cemara di kota Bandung. LSM tersebut memang khusus menangani para penderita HIV/AIDS (visi dan misi LSM Rumah Cemara terdapat di lampiran 2), supaya mereka tersebut mendapat informasi dan pendampingan yang tepat. di LSM ini juga, akhirnya responden seperti menemukan kembali arti hidupnya setelah sekian bulan merasa ketidakbermaknaan. Selain akitf sebagai anggota LSM tersebut, responden juga bertindak sebagai fasilitator dan mengadakan penyuluhan-penyuluhan di daerah-daerah.
Saat ini tujuan hidup responden adalah untuk perkembangan LSM nya tersebut, karena responden merasa dengan kondisinya seperti saat ini dan kondisi masyarakat yang belum sepenuhnya bisa menerima kehadiran Odha di tengah-tengah mereka (seperti yang responden katakan bahwa para tetangga belum tahu jika dia adalah seorang Odha) sehingga membuat dirinya sulit untuk mendapat pekerjaan yang layak. Untuk itu responden benar-benar mengabdikan diri di LSM tersebut, dan banyak memberikan penyuluhan untuk
mencegah penyebaran penyakit ini dan menyadarkan masyarakat untuk tidak mengucilkan para Odha
k. Wawancara Informasi dengan Rekan Kerja di LSM
Tujuan wawancara ini adalah untuk mendapatkan data yang dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui wawancara dengan responden. Wawancara dilakukan dengan beberapa rekan kerja yang hampir setiap hari bersama dengan responden. Wawancara ini sekedar untuk mengetahui bagaiamana responden kesehariannya dan dalam kegiatan di LSM menurut rekannya tersebut. Wawancara dilakukan dengan beberapa rekan kerja responden yang hampir setiap hari bersama dengan responden. Wawancara ini sekedar untuk mengetahui bagaimana responden kesehariannya dan dalam kegiatan di LSM menurut rekannya tersebut.
Menurut Budi, Nano dan Wita (nama samaran semua), mereka mengenal responden sudah hampir empat tahun karena sama-sama tergabung dalam satu LSM dan mereka meyakini bahwa Doni memang benar seorang Odha hal ini terbukti dengan seringnya Doni setiap minggu mendapatkan obat ARV (antiretrovidae) ke dokter bagian Penyakit infeksi menular di RS. Hasan Sadikin Bandung karena kebetulan Nano bekerja di tempat praktek dokter tersebut.. Menurut mereka, responden merupakan pribadi yang mudah bergaul dengan siapa saja dan selalu terlihat ceria. Tetapi dalam hal disiplin,
baik dalam hal disiplin waktu, responden masih sering kali begadang sehingga besok paginya sering bangun telat. Selain disiplin waktu juga disiplin untuk menjaga kesehatan. Karena seperti diketahui sampai saat ini, responden belum bisa berhenti merokok padahal seperti diketahui rokok merupakan awal dari mulai memakai narkoba. masih banyak hal-hal lain lagi yang responden belum bisa untuk disiplin.
Dalam segi emosi, responden sedikit agak temperamental jika emosinya sedang tidak stabil, sering nampak dalam perilakunya. Bila mengerjakan sesuatu harus berdasarkan situasi hatinya, jika suasana hatinya sedang tidak enak maka responden malas untuk melakukan hal apapun. Tetapi dalam kreativitas responden termasuk orang yang cerdas, pandai menggambar dan sering menulis seperti puisi. Saat ini responden juga dipercaya sebagai salah satu staf bagian koordinator lapangan bersama Witadi LSM Rumah Cemara tugasnya yaitu memberikan penyuluhan kepada masyarakat selain itu juga membantu memberikan penguatan kepada para Odha yang baru.
l. Penutup
Sebagai penutup, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas sharing yang telah diberikan dan atas kesediannya memberikan waktu dan diri sehingga wawancara dapat berjalan dengan lancar dari awal hingga selesai.
Selama wawancara berlangsung responden tampak santai dan sangat membuka diri, sehingga penulis tidak segan untuk menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi sekalipun. Hal ini membuat penulis berkesimpulan bahwa responden memang pribadi yang terbuka, ramah dan meyenangkan buat siapapun yang berada di dekatnya (hal ini tampak ketika berjalan dengan responden, di sepanjang jalan sering kali responden bertegur sapa dengan temannya yang berasal dari kalangan mana saja). Selain teman-teman yang banyak memberi support terhadap responden, keluarga juga mempunyai peranan penting saat ini. Berkat dukungan dari keluarga juga yang membuat responden bisa menghadapi kehidupannya sekarang.
2. Responden kedua bernama Agus (nama samaran)