• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Suplementasi Zinc Dan Selenium Terhadap Performa Dan Kualitas Semen KambingSamosir Jantan

Respons Suplementasi Zinc Dan Selenium Terhadap Performa Kambing Samosir Jantan

Pada table 8 dibawah dapat dilihat hasil dari pemberian suplementasi mineral zinc dan selenium terhadap performa Kambing Samosir Jantan.

Tabel 8. Potensi produksi kambing samosir jantan.

Perlakuan PBB

Keterangan: Notasi yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05).

Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Tabel 8 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P<0.05) antar perlakuan dimana kontrol memiliki nilai pbb terkecil yaitu 23,50 g/hari, diikuti oleh Zinc 10 Ppm yaitu 30,91 g/hari, lalu Selenium 10 Ppm yaitu sebesar 32,16 g/hari dan perlakuan yang terbaik adalah Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm yaitu memiliki nilai pbb 40,16 g/hari. Hal ini disebabkan karena suplemen mineral pakan yang dikonsumsi oleh kambing samosir yang berbeda pula antar tiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cole (1982), yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan setelah disapih ditentukan oleh beberapa faktor antara lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan yang tersedia. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen yang dipakai, tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Laju pertambahan

awal fase penggemukan berhubungan dengan berat dewasa. (Tomaszewska et al., 1993).

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai rataan pertumbuhan bobot badan (pbb) tertinggi terdapat pada Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm yang menunjukkan nilai pbb sebesar 40,16 g/hari. Menurut Widhyari et al., (2009), Suplementasi Zn mampu memperbaiki nafsu makan. Defisiensi Zn dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, lambatnya pertumbuhan, terjadinya lesio pada kulit,dan meningkatnya kepekaan terhadap infeksi. Menurut Kurnia et al., (2012), Zn berperan di dalam membantu metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Mineral Se memiliki peran yang penting dalam nutrisi hewan. Se berperan dalam fungsi metabolisme, mencegah kerusakan oksidasi pada sel tubuh.

Defisiensi selenium pada hewan/ternak dewasa akan menyebabkan peningkatan penyakit infeksi, gangguan reproduksi, dan keguguran. Selain itu suplementasi Se dapat meningkatkan resistensi terhadap penyakit yang berhubungan dengan daya tahan tubuh dan radikal bebas seperti kanker pada hewan, serta meningkatkan kualitas nutrisi pakan.

Konsumsi

Pada tabel 8 menunjukkan nilai rataan konsumsi ransum tertinggi terlihat pada perlakuan kontrol yaitu 1872,66 g/hari dibandingkan dengan perlakuan lain, dan nilai konsumsi terendah pada perlakuan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm yaitu 1760,92 g/hari. Tidak terjadinya perbedaan nilai konsumsi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain bobot badan, umur dan palatabiliatas kambing samosir yang dijadikan bahan penelitian tidak terlalu berbeda. Menurut Parrakasi (1995), tingkat konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan

bila bahan makanan tersebut diberikan secara ad libitum. Dalam mengkonsumsi ransum ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat energi, keseimbangan asam amino, tingkat kehalusan ransum, aktivitas ternak, berat badan, kecepatan pertumbuhan dan suhu. Tingkat konsumsi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor bobot badan, umur, tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan, dan palatabilitas.

Konversi Ransum

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian suplementasi mineral pada blok multi nutrisi memberikan pengaruh yang nyata terhadap konversi kambing samosir. Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang nyata terhadap konversi kambing samosir, dimana kontrol dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm berbeda nyata dengan tiap perlakuan, sedangkan Zinc 10 Ppm dan Selenium 10 Ppm menunjukkan notasi yang tidak berbeda nyata.

Angka konversi ransum menunjukkan tingkat efesiensi penggunaan ransum. semakin rendah angka konversi ransum berarti kualitas ransum semakin baik. Dari Tabel 8 diketahui bahwa nilai konversi terendah yaitu pada perlakuan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm yaitu 43,886, sedangkan nilai konversi tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 79,373. Menurut Kurnia et al., (2012), Pemberian selenium pada jumlah nano dapat meningkatkan populasi mikroba rumen, daya cerna serat dan protein, serta kadar VFA. Mineral Selenium melindungi integritas mikroba rumen dari proses oksidasi radikal bebas sehingga aktivitas mikrobadalam menghasilkan enzim komplek yang bergunauntuk

membantu metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Mineral Se memiliki peran yang penting dalam nutrisi hewan.

Respons Suplementasi Zinc Dan Selenium Terhadap Kualitas Semen Kambing Samosir Jantan

Pada table 9 dibawah dapat dilihat hasil dari pemberian suplementasi mineral zinc dan selenium terhadap kualitas semen Kambing Samosir Jantan Tabel 9. Potensi reproduksi kambing Samisir jantan

Perlakuan Motilias

Keterangan: Notasi yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05)

Motilitas

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa kontrol tidak berbeda nyata dengan Selenium 10 Ppm, sedangkan Zinc 10 Ppm tidak berbeda nyata dengan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm, sehingga kontrol dan Selenium 10 Ppm berbeda nyata dengan Zinc 10 Ppm dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm, dimana nilai pada Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm yaitu 78,750 %. Hal ini dikarenakan sumplementasi Zincum mampu mempengaruhi fungsi reproduksi, khususnya sel spermatozoatogenesis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wroblewski et al., (2003), yang menyatakan bahwa mineral Zn berpengaruh terhadapkontrol motilitas sel spermatozoa. Dan menurut Kendall et al., (2000), Mineral Zn berpengaruh juga terhadap stabilisasi membran sel spermatozoa. Oleh karena itu

Zn sangat penting untuk pertumbuhan aktif dan pembelahan sel-sel gonad, sehingga fungsi reproduksi akan terganggu bila kekurangan Zn.

Viabilitas Sel Spermatozoa Kambing Samosir

Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa kontrol berbeda nyata dengan Zinc 10 Ppm dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm. Zinc 10 Ppm berbeda nyata dengan kontrol dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm. Selenium 10 Ppm berbeda nyata dengan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm namun tidak berbeda nyata dengan kontrol dan Zinc 10 Ppm, sedangkan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm berbeda nyata dengan tiap perlakuan. Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa rataan persentase viabilitas tertinggi terdapat pada perlakuan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm yaitu 96,51% sedangkan rataan presentase viabilitas terendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 86,608 %. Menurut Bintara (2011), viabilitas merupakan persentase jumlah sel spermatozoa yang hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi mineral mampu memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan persentase jumlah sel spermatozoatozoa yang hidup.

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa suplementasi mineral memberikan pengaruh baik terhadap viabilitas sel spermatozoa kambing samosir.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Khairi et al., (2014), suplementasi juga dapat dilakukan dengan penambahan mineral mikro dalam pakan yang dapat meningkatkan konsumsi pakan dan kualitas semen. Salah satu mineral mikro yang dapat berpengaruh terhadap reproduksi sapi jantan adalah mineral Zinc (Zn) dan mineral Selenium (Se).

Volume Semen Kambing Samosir

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa kontrol tidak berbeda nyata dengan Zinc 10 Ppm dan Selenium 10 Ppm, tapi berbeda nyata dengan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm. Zinc 10 Ppm tidak berbeda nyata dengan setiap perlakuan. Selenium 10 Ppm tidak berbeda nyata dengan Zinc 10 Ppm dan kontrol, tapi berbeda nyata dengan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm. Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm tidak berbeda nyata dengan Zinc 10 Ppm, tapi berbeda nyata dengan kontrol dan Selenium 10 Ppm. Perbedaan nyata ini diakibatkan blok multi nutrisi dengan pemberian Zincum + Selenium menghasilkan blok multi nutrisi yang lebih lengkap untuk mencukupi kebutuhan mineral untuk meningkatkan volume sel spermatozoa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Linder (1992), yang menyatakan bahwa suplementasi mineral zinc dalam ransum dapat mengaktifkan beberapa enzim dan hormon yang berhubungan dengan metabolisme dan fungsi reproduksi ternak pada fase pertumbuhan. Suplementasi Zn perlu diperhatikan karena penyerapan dalam tubuh ternak banyak berkompetisi dengan ion-ion metal transisi. Dan menurut Khairi et al., (2014), suplementasi juga dapat dilakukan dengan penambahan mineral mikro dalam pakan yang dapat meningkatkan konsumsi pakan dan kualitas semen. Salah satu mineral mikro yang dapat berpengaruh terhadap reproduksi sapi jantan adalah mineral Zinc (Zn) dan mineral Selenium (Se).

Konsentrasi Sel Spermatozoa Kambing Samosir

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kontrol dengan Zinc 10 Ppm dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm, sedangkan dengan Selenium 10 Ppm tidak menunjukan notasi yang berbeda nyata dengan

kontrol, Zinc 10 Ppm dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm. Selanjutnya, Zinc 10 Ppm dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm menunjukkan notasi yang tidak berbeda nyata, sedangkan Zinc 10 Ppm dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm berbeda nyata dengan kontrol. Dimana nilai tertinggi terdapat pada Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm yaitu 4587,5 X106/ml. Hal ini dikarenakan kekurangan Zn pada tubuh ternak akan menimbulkan dampak buruk bagi reproduksi ternak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hidayat (2004), yang menyatakan bahwa defisiensi mineral Zn dapat memberikan dampak buruk terhadap pertumbuhan dan proses reproduksi, sehingga diperlukan usaha untuk mencukupi kebutuhan Zn pada ternak dengan cara suplementasi Zn pada pakan.

Membran Plasma Utuh

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa kontrol berbeda nyata dengan Zinc 10 Ppm, Selenium 10 Ppm dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm. Sedangkan Zinc 10 Ppm dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm menunjukkan notasi yang tidak berbeda nyata. Dan Selenium 10 Ppm berbeda nyata dengan kontrol, Zinc 10 Ppm dan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm. Dimana rataan persentase membran plasma utuh tertinggi terdapat pada perlakuan Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm yaitu 82,430 % sedangkan rataan presentase membran plasma utuh terendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 69,858 % . Hal ini menunjukkan bahwa blok multi nutrisi dengan suplementasi mineral mampu memberikan pengaruh yang baik pada sel spermatozoatozoa sehingga dengan penambahan mineral mampu meningkatkan persentase dari membran plasma utuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pradhan (2008), yang menyatakan bahwa Zink

enzimatik yang terkait dengan metabolisme karbohidrat, sintesis protein, dan metabolisme asam nukleat. Zink di dalam sel fungsinya sama seperti gonad, yaitu berfungsi aktif dalam pertumbuhan dan pembelahan sel, konsekuensinya defisiensi Zn akan mempengaruhi fungsi reproduksi, khususnya sel spermatozoatogenesis. Menurut Lubis et al., (2015), selenium adalah komponen enzim glutation peroksidase, yang menghancurkan radikal bebas dalam sitoplasma. Fungsi lain selenium adalah sebagai antioksidan untuk komponen/bahan pembentuk enzim dan daya tahan tubuh serta reproduksi ternak.

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa Zinc 10 Ppm + Selenium 10 Ppm menunjukkan persentase dengan rataan tertinggi pada membran plasma utuh.

Hal ini menunjukkan bahwa kambing jantan samosir yang diberi suplementasi mineral Zincum 10 ppm + Selenium 10 ppm menghasilkan sel spermatozoatozoa yang lebih baik dari perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arsiwan et al., (2014), yang menyatakan bahwa persentase Membran Plasma Utuh (MPU) Sel spermatozoatozoa Persentase MPU adalah keutuhan membran plasma sel spermatozoatozoa diamati dengan metode HOS test. Sel spermatozoatozoa dengan membran plasma yang masih utuh akan menahan cairan osmolalitas dalam sel, sehingga ekor terlihat melingkar atau membengkok sedangkan sel spermatozoatozoa dengan ekor yang lurus menunjukkan membran plasma telah mengalami karusakan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Kualitas semen kambing samosir yang dipelihara peternak berada pada rataan volume 0.2±0.09 ml, pH 6-4, warna putih keruh, konsistensi kental, gerakan massa ++, persentase motilitas 72.04±5.87%, persentase MPU 91.65±2.46%, persentase viabilitas 91.92±2.29% dan konsentrasi 4511.11±141.23 (106/ml).

2. Penambahan campuran suplementasi mineral zinc dan selenium pada mineral blok meningkatkan pertambahan bobot badan dan dapat memperbaiki nilai konsumsi, konversi ransum serta kualitas semen Kambing Samosir Jantan.

Saran

Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas semen kambing samosir jantan dapat dilakukan dengan pemberian suplementasi mineral Zinc 10 ppm + Selenium 10 ppm pada blok multi nutrisi.