• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2. LANDASAN TEORI 1. Pajak

2.2.2. Retribusi Daerah

1. Pengertian Retribusi Daerah. Retribusi dapat diartikan sebagai pungutan

yang dilakukan oleh pemerintah sebagai akibat adanya kontra prestasi yang diberikan oleh Pemda/pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi/pelayanan yang diberikan Pemda yang langsung dinikmati secara perseorangan oleh warga masyarakat dan pelaksanaannya didasarkan atas peraturan yang berlaku (Halim, 2001:121) Menurut Undang-undang No.34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi/badan.

2. Lapangan Retribusi Daerah. Lapangan retribusi daerah diadakan untuk

dan jenis antara satu daerah dengan daerah lain bervariasi. Semakin berkembang suatu daerah, maka semakin banyak fasilitas/jasa yang perlu disediakan oleh Pemda setempat untuk kegiatan perekonomian masyarakat sehingga semakin banyak pula jenis retribusi yang dapat dipungut, sebagai timbal balik atas jasa yang telah disediakan oleh pemerintah daerah.

Dalam Undang-Undang No.34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

a. Jasa umum

Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan/diberikan oleh Pemda untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, dapat digolongkan yang termasuk jenis retribusi jasa umum antara lain:

1) Retribusi pelayanan kesehatan

2) Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan

3) Retribusi panggantian biaya cetak KTP dan akte catatan sipil 4) Retribusi pelayanan pemakaman dan penguburan mayat 5) Retribusi parkir ditepi jalan umum

6) Retribusi pasar 7) Retribusi air bersih

8) Retribusi pengujian kendaraan bermotor

10) Retribusi penggantian biaya cetak peta 11) Retribusi pengujian kapal perikanan b. Jasa usaha

Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang diberikan atau disediakan oleh Pemda dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

Jenis-jenis retribusi jasa usaha adalah: 1) Reribusi pemakaian kekayaan daerah 2) Retribusi pasar grosir dan pertokoan 3) Retribusi terminal

4) Retribusi tempat khusus parkir 5) Retribusi tempat penitipan anak

6) Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa 7) Retribusi penyedotan kakus

8) Retribusi rumah potong hewan 9) Retribusi tempat pendaratan kapal 10) Retribusi rekreasi dan olah raga 11) Retribusi penyeberangan diatas air 12) Retribusi pengolahan limbah air 13) Retribusi penjualan produk asli daerah c. Perijinan tertentu

Retribusi perijinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemda dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi/badan yang

dimaksudkan untuk pembinaan, peraturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana/fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Jenis-jenis retribusi perijinan tertentu adalah: 1) Retribusi ijin peruntukan penggunaan tanah 2) Retribusi ijin mendirikan bangunan

3) Retribusi ijin tempat penjualan minuman beralkohol 4) Retribusi ijin gangguan

5) Rertribusi ijin trayek

6) Retribusi ijin pengambilan hasil hutan ikutan

Berdasarkan penggolongan retribusi diatas maka tiap daerah dapat memungut retribusi sesuai dengan kebutuhan masing-masing berdasarkan prestasi yang ada. Di Kota Sidoarjo sendiri, Pemkab berusaha untuk menggali berbagai macam pelayanan-pelayanan yang dapat dikenakan retribusi walaupun sampai pada saat ini telah dipungut 29 macam retribusi.

Macam-macam dari retribusi tersebut antara lain: 1) Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan 2) Retribusi jasa usaha pemakaian kekayaan daerah 3) Retribusi penyeberangan di atas air

4) Retribusi pelayanan kesehatan hewan dan ikan 5) Retribusi jasa usaha penjualan produk usaha daerah

6) Retribusi jasa usaha rumah potong hewan 7) Retribusi tanda daftar perusahaan

8) Retribusi tanda daftar gudang 9) Retribusi ijin usaha industri

10) Retribusi ijin usaha Perdagaangan 11) Retribusi pasar

12) Retribusi pedagang kaki lima 13) Retribusi pelayanan kesehatan

14) Retribusi penggantian biaya cetak peta 15) Retribusi ijin mendirikan bangunan

16) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran 17) Retribusi pengujian kendaraan bermotor

18) Retribusi ijin trayek

19) Retribusi dispensasi melalui jalan kota 20) Retribusi kendaraan umum(sub terminal) 21) Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum 22) Retribusi jasa usaha terminal

23) Retribusi pelayanan pemakaman 24) Retribusi ijin gangguan

25) Retribusi penggantian biaya cetak KTP 26) Retribusi penggantian biaya cetak akte sipil

27) Retribusi jasa usaha tempat penginapan/pesanggrahan/villa 28) Retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga

29) Retribusi usaha rekreasi dan usaha umum(URHU) (Sumber: Dipenda Kabupaten Sidoarjo tahun 2007)

3. Dasar Hukum Retribusi Daerah. Pemungutan retribusi daerah yang

dilakukan oleh Pemkab dalam penyelenggaraan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Undang-Undang yang mengatur tentang pajak dan retribussi daerah adalah Undang-Undang No.34 tahun 2000. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah berisi penentuan tarif dan tata cara pemungutan pajak dan retribusi daerah ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pemkab Sidoarjo dalam melakukan pungutan terhadap retribusi pasar menggunakan pedoman Peraturan Daerah No.8 tahun 1999 tentang Retribusi Pasar. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka Pemkab Sidoarjo dengan persetujuan DPRD melaksanakan pungutan retribusi pasar dengan menggunakan dasar hukum sebagai berikut:

a. Perda Kabupaten Sidoarjo No.8 tahun 1999 tentang Retribusi Pasar. b. Perda Kabupaten Sidoarjo No.3 tahun 1993 tentang Pasar.

c. Perda Kabupaten Sidoarjo No.11 tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

d. Keputusan Bupati Sidoarjo No.511.2/085-A/2001 tentang Penetapan Kelas Pasar dan Taksiran Nilai Tempat Dasaran.

e. Keputusan Bupati Sidoarjo No.12 tahun 2002 tentang Penetapan Tarif Pengganti Biaya Pembayaran Listrik dan Kompleks Pasar di Kota Sidoarjo.

4. Sifat Retribusi Daerah. Retribusi daerah merupakan salah satu sumber

penerimaan daerah yang cukup besar dalam memberikan sumbangan terhadap PAD. Retribusi daerah yang merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada masyarakat sebagai kontraprestasi atas jasa dan/atau barang yang disediakan oleh daerah, berdasarkan sifatnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Sifat pemungutannya

Dilihat dari sifat pemungutannya hanya berlaku untuk orang tertentu yaitu bagi yang menikmati jasa pemerintah yang dapat ditunjuk, yang merupakan timbal balik atas jasa atau barang yang telah disediakan oleh pemerintah setempat.

b. Sifat paksaannya

Pemungutan retribusi yang berdasarkan atas peraturan-peraturan yang berlaku umum, dan dalam pelaksanaannya dapat dipaksakan, yaitu barang siapa yang ingin mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah, maka harus membayar retribusi. Jadi sifat paksaan pada retribusi daerah bersifat ekonomis sehingga pada hakikatnya diserahkan pada pihak yang bersangkutan untuk membayar/tidak. 5. Fungsi Retribusi Daerah. Seperti halnya dengan pajak daerah, retribusi

a. Fungsi sebagai sumber keuangan Negara, maksudnya adalah bahwa retribusi digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan uang dari rakyat ke kas Negara untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah, baik pengeluaran yang bersifat rutin maupun untuk pembangunan.

b.

Fungsi mengatur maksudnya adalah bahwa retribusi digunakan sebagai alat untuk mengatur/melaksanakan kebijakan Negara dalam laporan sosial dan ekonomi.

Dokumen terkait