• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Retribusi

Adapun sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari : a. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

b. Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

c. Perusahan Milik Daerah

Perusahaan milik daerah adalah badan usaha yang dimiliki oleh pemerintah daerah dimana pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan atau pembubarannya ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

Penerimaan lain-lain yang sah yang merupakan Pendapatan Asli Daerah antara lain hasil penjualan aset tetap daerah dan jasa giro.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Retribusi

1. Pengertian Retribusi Daerah

Meskipun sama-sama berupa pungutan, pajak dan retribusi berbeda. Pada retribusi ada timbal balik langsung antara pemberi jasa dan penerima jasa. Sedangkan dalam pajak tidak ada imbalan langsung yang seimbang antara pemberi dan penerima iuran pajak.

Berbagai pendapat yang mengemukakan tentang beberapa pengertian dari retribusi, antara lain sebagai berikut :

a. Retribusi adalah pungutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada wajib retribusi atas pemanfaatan suatu jasa tertentu yang disediakan pemerintah dengan mendapat imbalan secara langsung yang dapat dinikmati pembayar retribusi (Mahmudi, 2010:25).

b. Retribusi adalah hubungan langsung dengan kembalinya prestasi karena pembayaran tersebut ditujukan semata-mata untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah (Waluyo, 2009:7).

c. Retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan penggunaan jasa-jasa yang disediakan oleh negara (Suandi, 2008:3)

d. UU no. 28 tahun 2009 tentang pajak derah dan retribusi daerah. Pasal 1 ayat (64), menyebutkan retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

15   

disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Dari berbagai pendapat yang mengemukakan tentang beberapa pengertian dari retribusi di atas dapat diketahui ciri-ciri retribusi, antara lain sebagai berikut :

a. Retribusi dipungut oleh Pemerintah Daerah.

b. Dalam pemungutan retribusi terdapat kontra prestasi/ balas jasa yang dapat diberikan oleh Pemerintah Daerah yang secara langsung dapat ditunjuk atau dirasakan.

c. Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan jasa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

2. Jenis Retribusi Daerah

Menurut UU no. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Bab VI tentang Objek Retribusi, Objek Retribusi adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah. Tidak semua yang diberikan pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi (Pandiangan, 2002:417 ).

Untuk menetapkan kebijaksanaan umum tentang prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi, maka retribusi dibagi menjadi tiga golongan, yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu ( Prakoso, 2003:129 ).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Objek retribusi dibagi 3, yaitu: a. Retribusi Jasa Umum

Pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Jenis Retribusi jasa umum terdiri atas 14 jenis retribusi : 1) Retribusi pelayanan kesehatan

2) Retribusi pelayanan persampahan atau kebersihan

3) Retribusi penggantian biaya cetak KTP dan akta catatan sipil 4) Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat 5) Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum

6) Retribusi pelayanan pasar

7) Retribusi pengujian kendaraan bermotor

8) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran 9) Retribusi penggantian biaya cetak peta

10) Retribusi penyediaan dan atau penyedotan kakus 11) Retribusi pengolahan limbah cair

12) Retribusi pelayanan tera atau tera ulang 13) Retribusi pelayanan pendidikan

14) Retribusi pengendalian menara telekomunikasi Kriteria retribusi jasa umum adalah :

a) Bersifat bukan pajak dan bukan retribusi jasa usaha atau perizinan tertentu.

17   

b) Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

c) Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi Orang Pribadi atau Badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.

d) Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi.

e) Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya.

f) Dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial.

g) Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang lebih baik

Subjek retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.

Wajib retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan yag menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong reribusi jasa umum.

b. Retribusi Jasa Usaha

Pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi: pelayanan dengan menggunakan atau memanfaatkan kekayaan daerah yang belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dimanfaatkan secara optimal; dan pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta.

Jenis Retribusi jasa usaha ini terdiri atas 11 jenis retribusi: 1) Retribusi pemakaian kekayaan daerah

2) Retribusi pasar grosir dan atau pertokoan 3) Retribusi tempat pelelangan

4) Retribusi terminal

5) Retribusi tempat khusus parkir

6) Retribusi penginapan, pesanggrahan atau vila 7) Retribusi rumah potong hewan

8) Retribusi pelayanan kepelabuhanan 9) Retribusi tempat rekreasi dan olahraga 10) Retribusi penyeberangan di air

11) Retribusi penjualan produksi usaha daerah Kriteria retribusi jasa usaha adalah :

a) Bersifat bukan pajak dan bukan retribusi jasa umum atau perizinan tertentu.

b) Merupakan jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki atau dikuasai daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.

19   

Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.

Wajib Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungutan atau pemotonga retribusi jasa usaha.

c. Retribusi Perizinan Tertentu

Pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengatur dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis Retribusi perizinan tertentu ini terdiri atas 5 jenis retribusi: 1) Retribusi izin mendirikan bangunan

2) Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol 3) Retribusi izin gangguan

4) Retribusi izin trayek

5) Retribusi izin usaha perikanan.

Kriteria retribusi perizinan tertentu adalah :

a) Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum.

c) Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dari biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari perizinan tersbut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan.

Subjek Reribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Izin tertentu dari pemerintah daerah.

Wajib Retribusi Perizinan tertentu adalah orang pribadi atau badan yang menuret ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi perizinan tertentu.

3. Cara menghitung retribusi

Menurut UU No 28 Tahun 2009 bagian keenam tentang tata cara perhitungan retribusi pasal 151 yang berbunya : Besarnya Retribusi yang terutang dihitung berdasarkan perkalian antara tingkat penggunaan jasa dengan tarif retribusi. Tingkat penggunaan jasa adalah jumlah penggunaan jasa yang dijadikan dasar alokasi beban biaya yang dipikul Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan jasa yang bersangkutan. Apabila tingkat penggunaan jasa sulit diukur maka tingkat penggunaan jasa dapat ditaksir berdasarkan rumus yang dibuat oleh Pemerintah Daerah. Tarif retribusi adalah nilai rupiah atau presentase tertentu yang ditetapkan untuk menghitung besarnya retribusi terutang. Tarif retribusi

21   

dapat ditentukan seragam atau bervariasi menurut golongan sesuai dengan prinsip dan sasaran penetapan retribusi.

4. Tata Cara Pemungutan Retribusi

Cara pemungutan retribusi berdasarkan UU No 28 Tahun 2009 Bab IX Pasal 160 sebagai berikut:

a. Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

b. Dokumen lain yang dipersamakan dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.

c. Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan surat tagihan retribusi daerah (STRD).

d. Penagihan Retribusi terutang didahului dengan surat teguran.

e. Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

Dokumen terkait