• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS TINJAUAN TEORITIS

LanjutanTabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian 3 Susilowati dan Sumarto (2010) Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Dependen: Peringkat obligasi Independen: profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan umur obligasi Regresi logistik 1. Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Peringkat obligasi 2. Profitabilitas, Ukuran perusahaan, umur obligasi berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. 4 Magreta dan Nurmayanti (2009) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Dependen: peringkat obligasi Independen: ukuran perusahaan,

current catio, return on investment, debt to equity ratio, Regresi logistic 1. Return On Investment dan produktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. 2. jaminan berpengaruh negatif dan signifikan

Non akuntansi jaminan, umur obligasi, reputasi auditor.

obligasi.

3. ukuran perusahaan,

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Umur

Obligasi, Reputasi Auditor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. 5 Manurung, et al (2009) Hubungan Rasio-Rasio Keuangan dengan Rating Obligasi Dependen: Rating Obligasi Independen:

Current Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Net Profit Margin, Return on Equity, debt to equity ratio

Regresi Linear Berganda

1. Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. 2. Current Ratio, Total

Asset Turnover

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. 3. Net Profit Margin,

Return on Equity, debt to equity ratio berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi.

2.10 Kerangka Konseptual

Dari landasan teori dan penelitian terdahulu, maka yang menjadi variabel variabel dalam penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, likuiditas, dan maturitas sebagai variabel independen (bebas).Sedangkan peringkat sukuk sebagai variabel dependen (terikat).

Debt equity ratio menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki dan besarnya proporsi utang dibanding ekuitas dapat meningkatkan risiko terkait kesulitan keuangan.Proporsi penggunaan utang dalam kegiatan pendanaan perusahaan tergantung pada kebijakan perusahaan.Proporsi utang yang baik adalah adanya keseimbangan

antara hasil utang dengan kemampuan pelunasan kewajiban perusahaan. Menurut Herwidi (2005), jika rasio ini cukup tinggi maka hal tersebut menujukkan tingginya penggunaan utang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang cukup besar. Dengan demikian, semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar sumber pendanaan perusahaan yang didanai oleh utang sehingga kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada kemungkinan default risk.Risiko kebangkrutan yang besar mengakibatkan peringkat obligasi menjadi rendah. Dengan demikian berarti semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas di ukur dengan ROA (Return on Asset) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan aset yang dipergunakan (Hanafi dan Halim, 2003:27). Semakin tinggi profitabilitas yang diukur dengan ROA maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki dan penerbit obligasi dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi (investment grade) (Manurung,et al.2009).

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan utang lancarnya juga bisa mempengaruhi peringkat obligasi yang diperoleh. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset untuk memenuhi kewajibannya atau membayar utang jangka pendeknya

(Kasmir, 2008). Likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio (rasio lancar). Current ratio digunakan karena merupakan indikator terbaik untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapatdiubah menjadi kas dengan cepat untuk melunasi utang perusahaan. Menurut Gitman (629:2006), semakin tinggi tingkat current rasio di suatu perusahaan, maka semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut.

Setiap sukuk mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturitas yaitu tanggal dimana nilai pokok sukuk tersebut harus dilunasi oleh penerbit obligasi (Halim, 2015:9). Emiten memiliki kewajiban mutlak untuk membayar kembali nilai nominal dengan cara membagi hasil atau membayar sewa kepada investor. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas lima tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu lima tahun. Menurut Brigham,et al.(2006), obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih pendek dari pada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akandidapat juga akan semakin besar. Umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.11 Hipotesis Penelitian

Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.Hipotesis adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang diperkirakan secara logis dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2009:135). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Peringkat sukuk Pada Perusahaan Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

H2: Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat sukuk Pada Perusahaan Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

H3: Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat sukuk Pada Perusahaan Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

H4: Maturitasberpengaruh negatif terhadap Peringkat sukuk Pada Perusahaan Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

Debt To Equity Ratio

Peringkat Sukuk Return on Asset

Current Ratio Maturitas

BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait