SKRIPSI
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO DAN MATURITASTERHADAP PERINGKAT SUKUK
PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
NOVITA SARIKA N SEMBIRING M 130521020
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO DAN MATURITASTERHADAP PERINGKAT SUKUK
PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DI BURSA EFEK INDONESIA
Novita Sarika N S Meliala
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruhdebt to equity ratio, return on asset, current ratio, danmaturitasterhadapperingkatsukukpadaperusahaanpenerbitsukuk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia danterdaftardalamperingkatsukuk yang dikeluarkanoleh PT. PEFINDO periodetahun2012 hinggatahun 2014. Sampel yang digunakandalampenelitianiniadalah
10perusahaanpenerbitsukuk.Teknikpengambilansampelditentukandenganmetodep opulasisasaran, sedangkanmetodeanalisis yangdigunakanadalahanalisis regresiberganda.
Penelitianini menggunakan skala 5% dan menghasilkanbahwadebt to equity ratiodan return on asset berpengaruh negative terhadapperingkatsukuk, sedangkancurrent
ratiodanmaturitasberpengaruhpositifterhadapperingkatsukuk.Hal
inimenunjukkanbahwadebt to equity ratiodan return on
assetdapatberpengaruhburukterhadapperingkatsukukperusahaanpenerbitsukukjikan ilainyasemakintinggi.Sedangkancurrent
ratioberpengaruhpositifterhadapperingkatsukukjikanilai pada
semakintinggidanpadamaturitassemakindekatjatuh tempo makasemakinbagusperingkatsukuknya.Hal
iniberartitinggiataurendahnyavariabel-variabeltersebutberdampakpadabaikdanburuknyaperingkatsukukperusahaankhusus nyaperusahaanpenerbitsukuk di Bursa Efek Indonesia.
HasilpenelitianinidiharapkanbisadijadikanrujukanbagiperusahaanPenerbits ukukdalammeningkatkanperingkatsukukyaitudengancaramemperbaikikinerjaperus ahaandanmeminimalkanpeminjaman modal keluarperusahaan, sedangkanbagi investorbisadijadikansebagaipertimbanganuntukmelakukaninvestasisukuk,
sertabagipenelitiselanjutnyadapatdigunakanuntukmemberikanacuandangambarana walmengenaiperingkatsukuk.
ABSTRACT
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO DAN MATURITASTERHADAP PERINGKAT SUKUK
PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DI BURSA EFEK INDONESIA
Novita Sarika N S Meliala
MahasiswaFakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara
This study aims to determine the effect of the debt to equity ratio, return on assets, current ratio, and maturity of sukukin the sukukratings to company issuing the sukuk listed in Indonesia Stock Exchange and registered in the ratings ofsukuk issued by PT. PEFINDO the period 2012 to 2014. In this study the sampel were10 sukuk issuer by company. The sampling technique is determined by the method of the targeting population, whereas the method of analysis used is multiple regression analysis.
This research result that the debt to equity ratio and return on assets negative effect on ratings of sukuk, while the current ratio and the maturity positive effect in rankings of sukuk. This shows that the debt to equity ratio and return on assets can effect the bad of rating sukuk in company issuing the sukuk if the higher value. While the current ratio positive effect in the ratings of sukuk if the value at the higher and at maturity the closer maturity then the better in the rattings of sukuk. This means that a high or low level of these variables on the good and bad ratings company, especially company issuing the sukukin Indonesia Stock Exchange.
The result of the study is expected to be a reference for the companies toincrease of the sukuk ratings that is by improving corporate performance and minimize borrowing of capital outside the company, while for investors can be made as consideration for investing insukuk, and for the next researcher can be used to provide reference and initial description on sukuk ratings.
KATA PENGANTAR
Pujidansyukurpeneliti ucapkan kepada Allah SWTatas rahmat dan karuniaNya yang begitu besar serta shalawat beriringkan salam atas junjungan nabi besar Muhammad SAW sehinggapeneliti bisamenyelesaikanpembuatanskripsiinisebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehG elarSarjanaEkonomiDepartemenManajemenpadaFakultasEkonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara.
Kepada Ayah saya F. S Meliala dan Ibu yang sangat saya cintai B.Tarigan. Terimakasihatasdoa, kasihsayang, pengorbanan, dandukungan yang telah di berikan selama ini. Skripsiiniberjudul“Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return
on Asset, Current Ratio dan MaturitasTerhadap Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia”.
Penelititelahbanyakmenerimabimbingan, saran, motivasi, dandoadariberbagaipihakselamapenulisanskripsiini. Olehkarenaitu, padakesempataninipenelitiinginmenyampaikanterimakasihkepadasemuapihak
yang telahmemberikanbantuandanbimbingan, yaitu:
1. Bapak Prof Dr. AzharMaksumselakuDekanFakultasEkonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. IsfentiSadalia, SE, ME
selakuKetuaDepartemenManajemenFakultasEkonomidan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.
3. IbuDra. Marhayanie,
M.SiselakuSekretarisDepartemenManajemenFakultasEkonomi dan BisnisUniversitas Sumatera
4. Ibu Dr.EndangSulistyaRini, SE, M.SiselakuKetua Program
StudiManajemenFakultasEkonomidan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Ketua Program StudiManajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Dr. KhairaAmalia Fachrudin, SE, MBA, AkselakuDosenPembimbing yang telah banyak memberikan waktu untuk membimbing, mengarahkan, danmemberikan saran kepadapeneliti.
7. SeluruhDosen yang telahmembagikanilmudanpengetahuandanPegawaiFakultasEkonomidan Bisnis
Universitas Sumatera Utara untuksegalajasa-jasanya selama masa perkuliahan.
8. Adik-adikku tersayang yang telahbanyakmemberikan dukungan, doa, kasih saying dan semangat kepada peneliti.
9. Buat yang tersayang Teja Pramono, Juliya Masrani, Fara Diba, Ezi Fauzi dan Mariyanti, sertateman-temanlainnya yang tidakdapatdisebutkannamanyasatu-persatu. Terimakasihatasdoa, perhatian, kasihsayang, semangat,
danpersahabatan yang telahdiberikanselamamasaperkuliahandansukadukadalammelewatiperkuliahand
andalampenyusunanskripsiselamaini.
10.Buat teman-teman seperjuangan, Monika Haloho, Sinta Klini, Irma D Sihombing, Syarifah Noer Lubis dan Titis Mufliha, sertateman-temanlainnya yang tidakdapatdisebutkannamanyasatu-persatu. Terimakasihatassemangat, dan kekompakkan dalam menyelesaikan penyusunanskripsiselamaini.
Akhir kata,penelitiberharapsemogaskripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penelitilainnya.
Medan, Desember2015 Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 12
2.1 Teori Tentang Sukuk... 12
2.1.1 Pengertian Sukuk ... 12
2.1.2 Karakter Sukuk ... 14
2.1.3 Jenis Sukuk ... 15
2.2 Peringkat Penerbitan Sukuk ... 17
2.3 Risiko Investasi Sukuk ... 18
2.4 Faktor Keuangan yang MempengaruhiPeringkat ... 21
2.5 Debt to Equity Ratio. ... 23
2.6 Return on Asset... 23
2.7 Current Asset ... 24
2.8 Maturitas... 24
2.9 Penelitian Terdahulu ... 25
2.10Kerangka Konseptual ... 27
2.11Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
3.3 Batasan Operasional ... 31
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 32
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 35
3.7 Jenis Data ... 36
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 37
3.9 Teknik Analisis Data ... 37
3.10Uji Asumsi Klasik ... 38
3.11 Uji Hipotesis ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 SejarahSingkat Bursa Efek Indonesia ... 42
4.2 SejarahSingkat PT Pefindo... 43
4.3 Profil Perusahaan... 44
4.2 Hasil Penelitian ... 52
4.2.1UjiAsumsiKlasik ... 52
4.2.2MetodeAnalisisStatistikDeskriptif ... 58
4.2.3AnalisisRegresi Linier Berganda ... 60
4.2.4PengujianHipotesis ... 61
4.3 Pembahasan ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
5.1 Kesimpulan... 76
5.2 Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Debt to Equity Ratiodan Peringkat Sukuk di
BursaEfek Indonesia Tahun 2012-2014 ... 5
Tabel 1.2 Data Return on AssetdanPeringkatSukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 ... 6
Tabel 1.3 Data Current RatiodanPeringkatSukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 ... 7
Tabel 1.4 DataMaturitasdanPeringkatSukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 ... 8
Tabel 2.1 Perbandingan SukukdenganObligasiKonvensional ... 15
Tabel 2.2 PeringkatObligasiBerdasarkan PT PEFINDO ... 17
Tabel 2.3 TabelPenelitianTerdahulu ... 25
Tabel 3.1 KonversiSukuk ... 32
Tabel 3.2 OperasionalVariabel ... 34
Tabel 3.3 Sampel Perusahaan yang MenerbitkanSukuk ... 36
Tabel 4.1 HasilUjiKolmogrov-Sminorv ... 54
Tabel 4.2HasilUjiMultikolonieritas ... 55
Tabel 4.3 HasilUjiGlejser ... 57
Tabel 4.4 HasilUjiDurbin-Watson ... 58
Tabel 4.5 StatistikDeskriptif ... 59
Tabel 4.6 HasilAnalisisRegresiBerganda ... 60
Tabel 4.8 HasilUjiStatistik t (Parsial) ... 64
Tabel 4.9 HasilKoefisienDeterminan... 65
Tabel 4.10 Perusahaan yang Memiliki DER Tertinggi ... 67
Tabel 4.11 Perusahaan yang Memiliki DER Terendah ... 68
Tabel 4.12 Perusahaan yang Memiliki ROA Tertinggi ... 70
Tabel 4.13 Perusahaan yang Memiliki ROA Terendah... 71
Tabel 4.14 Perusahaan yang Memiliki CR Tertinggi ... 72
Tabel 4.15 Perusahaan yang Memiliki CR Terendah ... 73
Tabel 4.16 Perusahaan yang Memiliki Maturitas Tertinggi ... 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 KerangkaKonseptual ... 30
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 52
Gambar4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Presentase Perusahaan Penerbit Sukuk beserta sukuk
yang beredar ... 79
Lampiran 2 Daftar Presentase DER Perusahaan Penerbit Sukuk ... 80
Lampiran 3 Daftar Presentase ROA Perusahaan Penerbit Sukuk ... 81
Lampiran 4 Daftar Presentase CR Perusahaan Penerbit Sukuk ... 82
Lampiran 5 Daftar Presentase Maturitas Perusahaan Penerbit Sukuk ... 83
Lampiran 6 Daftar Presentase Peringkat Perusahaan Penerbit Sukuk ... 84
ABSTRAK
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO DAN MATURITASTERHADAP PERINGKAT SUKUK
PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DI BURSA EFEK INDONESIA
Novita Sarika N S Meliala
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruhdebt to equity ratio, return on asset, current ratio, danmaturitasterhadapperingkatsukukpadaperusahaanpenerbitsukuk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia danterdaftardalamperingkatsukuk yang dikeluarkanoleh PT. PEFINDO periodetahun2012 hinggatahun 2014. Sampel yang digunakandalampenelitianiniadalah
10perusahaanpenerbitsukuk.Teknikpengambilansampelditentukandenganmetodep opulasisasaran, sedangkanmetodeanalisis yangdigunakanadalahanalisis regresiberganda.
Penelitianini menggunakan skala 5% dan menghasilkanbahwadebt to equity ratiodan return on asset berpengaruh negative terhadapperingkatsukuk, sedangkancurrent
ratiodanmaturitasberpengaruhpositifterhadapperingkatsukuk.Hal
inimenunjukkanbahwadebt to equity ratiodan return on
assetdapatberpengaruhburukterhadapperingkatsukukperusahaanpenerbitsukukjikan ilainyasemakintinggi.Sedangkancurrent
ratioberpengaruhpositifterhadapperingkatsukukjikanilai pada
semakintinggidanpadamaturitassemakindekatjatuh tempo makasemakinbagusperingkatsukuknya.Hal
iniberartitinggiataurendahnyavariabel-variabeltersebutberdampakpadabaikdanburuknyaperingkatsukukperusahaankhusus nyaperusahaanpenerbitsukuk di Bursa Efek Indonesia.
HasilpenelitianinidiharapkanbisadijadikanrujukanbagiperusahaanPenerbits ukukdalammeningkatkanperingkatsukukyaitudengancaramemperbaikikinerjaperus ahaandanmeminimalkanpeminjaman modal keluarperusahaan, sedangkanbagi investorbisadijadikansebagaipertimbanganuntukmelakukaninvestasisukuk,
sertabagipenelitiselanjutnyadapatdigunakanuntukmemberikanacuandangambarana walmengenaiperingkatsukuk.
ABSTRACT
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO DAN MATURITASTERHADAP PERINGKAT SUKUK
PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DI BURSA EFEK INDONESIA
Novita Sarika N S Meliala
MahasiswaFakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara
This study aims to determine the effect of the debt to equity ratio, return on assets, current ratio, and maturity of sukukin the sukukratings to company issuing the sukuk listed in Indonesia Stock Exchange and registered in the ratings ofsukuk issued by PT. PEFINDO the period 2012 to 2014. In this study the sampel were10 sukuk issuer by company. The sampling technique is determined by the method of the targeting population, whereas the method of analysis used is multiple regression analysis.
This research result that the debt to equity ratio and return on assets negative effect on ratings of sukuk, while the current ratio and the maturity positive effect in rankings of sukuk. This shows that the debt to equity ratio and return on assets can effect the bad of rating sukuk in company issuing the sukuk if the higher value. While the current ratio positive effect in the ratings of sukuk if the value at the higher and at maturity the closer maturity then the better in the rattings of sukuk. This means that a high or low level of these variables on the good and bad ratings company, especially company issuing the sukukin Indonesia Stock Exchange.
The result of the study is expected to be a reference for the companies toincrease of the sukuk ratings that is by improving corporate performance and minimize borrowing of capital outside the company, while for investors can be made as consideration for investing insukuk, and for the next researcher can be used to provide reference and initial description on sukuk ratings.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan
perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital
market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang
yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi), ekuitas (saham),
instrumen derivative maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana
pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sarana bagi kegiatan
berinvestasi (Darmadji,et al.2001:1). Pasar modal di Indonesia memiliki berbagai
macam pilihan sekuritas untuk berinvestasi,salah satu sekuritas yang
diperdagangkan tersebut adalah obligasi. Obligasi adalah surat berharga dalam
bentuk sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dengan
yang diberi pinjaman (emiten).
Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada
emiten dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode tertentu.
Padahal dalam Islam bunga merupakan riba yang jelas diharamkan. Untuk itu,
dalam perkembangannya ada alternatif pengganti obligasi yang berbasis bunga
Sukuk ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan emiten untuk
membayar kepada pemegang sukuk sejumlah pendapatan bagi hasil dan
membayar kembali pokok dana sukuk pada tanggal pembayaran kembali namun
akadnya bukan utang-piutang melainkan investasi. Sebelum ditawarkan, sukuk
harus diperingkatkan oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (rating
agency). Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang
memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah
sekuritas sukuk sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu sukuk bagi
investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan
dalam melunasi pokok pinjaman.Sehingga pemodal bisa menggunakan jasa agen
pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat
sukuk. Proses peringkatan ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan,
sehingga rating agency dapat menyatakan layak atau tidaknya sukuk tersebut
diinvestasikan.
Kualitas suatu sukuk dapat dimonitor dari informasi peringkatnya (rating).
Sejak tahun 1995, surat utang khususnya yang diterbitkan melalui penawaran
umum wajib untuk diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar di
Bapepam. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu
PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT Kasnic Credit Rating
Indonesia. Namun dalam penelitian sekarang lebih mengacu pada PT. PEFINDO.
Aspek penilaian obligasi yang dilakukan PT. PEFINDO berdasarkan pada 3 aspek
yaitu aspek keuangan, aspek industri dan aspek bisnis. Namun belum ada
pemeringkatan. Tujuan penelitian ini adalah menguji salah satu aspek tersebut
yaitu aspek keuangan. Aspek keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan variabel leverage, profitabilitas dan likuiditas.
Alasan dipilihnya variabel-variabel tersebut adalah karena variabel tersebut sering
digunakan investor dalam mengukur atau menilai kinerja perusahaan.
Investor harus melihat banyaknya penggunaan hutang oleh perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya. Untuk pengukuran hutang perusahaan
menggunakan Leverage. Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai dengan utang. Proksi rasio hutang yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah debt to equity ratio(DER) yaitu rasio yang digunakan untuk
perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena
perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (hutang ekstrim) yaitu
perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan
beban hutang tersebut (Fahmi, 2014:75). Semakin tinggi rasio ini berarti semakin
besar sumber pendanaan perusahaan yang didanai oleh utang sehingga kondisi
tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada kemungkinan default risk
atau peringkat sukuk yang rendah (Herwidi, 2005).
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas
di ukur dengan ROA (Return on Asset) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
2003:27). Semakin tinggi profitabilitas yang diukur dengan ROA maka semakin
besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki
dan penerbit obligasi dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi
(investment grade) (Manurung, etal.2009).
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan utang lancarnya juga bisa mempengaruhi peringkat obligasi
yang diperoleh. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola
aset untuk memenuhi kewajibannya atau membayar utang jangka pendeknya
(Kasmir, 2008). Likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio (rasio
lancar). Current ratio digunakan karena merupakan indikator terbaik untuk
menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapatdiubah
menjadi kas dengan cepat untuk melunasi utang perusahaan. Menurut Gitman
(629:2006), semakin tinggi tingkat current rasio di suatu perusahaan, maka
semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula peringkat obligasi yang
diberikan kepada perusahaan tersebut.
Brigham, et al.(2006) menyatakan umur obligasi berpengaruh pada
peringkat sukuk. Waktu jatuh tempo (maturitas) adalah jangka waktu sejak
diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi dan
mewajibkan emiten untuk membayar kembali dana sukuk tersebut. Semakin lama
sukuk tersebut jatuh tempo maka semakin banyak resiko yang akan dialami oleh
investor dan melemahkan peringkat sukuk suatu perusahaan, maka karena itu
Selain kejadian tersebut, berikut ini dapat dilihat gambaran suatu data
empiris mengenai hubungan variabel-variabel independen dengan peringkat sukuk
di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 1.1
Data Debt to Equity Ratio dan Peringkat Sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah (Sukuk)
DER (%) PeringkatSukuk
2012 2013 2014 2012 2013 2014
BBMI
Sukuk
Subordinasi
Mudharabah I
Tahap II Bank Muamalat
2008
4.48 4.97 4.35 A+(sy) A(sy) A(sy)
Sukuk
Subordinasi
Mudharabah
Berkelanjutan I Tahap II Bank
Muamalat 2012
4.48 4.97 4.35 A+(sy) A(sy) A(sy)
PPLN
Sukuk Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A
2.50 2.92 2.66 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)
Sukuk Ijarah PLN IV Tahun
2010 Seri B
2.50 2.92 2.66 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)
Sumber:
Berdasarkan Tabel 1.1 yang menjelaskan data debt to equity ratio tersebut
dapat dilihat indikasi perbedaan. Pada tahun 2012 PT Bank Muamalat Indonesia
Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah memilki DER sebesar 4,48 dan
mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 4,97 dan peringkat sukuknya
mengalami penurunan dari A+(sy) menjadi A(sy). Sedangkan pada PT PLN yang
menerbitkan sukuk ijarah juga mengalami kenaikan pada tahun 2013 yaitu sebesar
2,92 yang sebelumnya pada tahun 2012 sebesar 2,50 terjadi kenaikan peringkat
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Herwidy (2006) yang menyatakan
semakin tinggi DER pada suatu perusahaan seharusnya makin rendah peringkat
sukuk pada perusahaan tersebut.
Tabel 1.2
Data Return on Asset dan Peringkat Sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah (Sukuk)
ROA (%) Peringkat Sukuk
2012 2013 2014 2012 2013 2014
BBMI
Sukuk
Subordinasi
Mudharabah
I Tahap II Bank Muamalat
2008
8.80 5.50 12.10 A+(sy) A(sy) A(sy)
Sukuk
Subordinasi
Mudharabah
Berkelanjutan I Tahap II
Bank Muamalat
2012
8.80 5.50 12.10 A+(sy) A(sy) A(sy)
PPLN
Sukuk Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A
5.53 4.44 2.94 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)
Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010
Seri B
5.53 4.44 2.94 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)
Sumber:
Pada Tabel 1.2 yang menjelaskan data return on asset, terlihat PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah mengalami
penurunan pada tahun 2013 dimana pada tahun 2012 sebesar 8,80 menjadi 5,50.
Peristiwa ini mengakibatkan peringkat sukukperusahaan menjadi turun yaitu
A+(sy) ke A(sy). Pada PT PLN yang menerbitkan sukuk ijarah mengalami
peringkat sukuk. Hal yang terjadi pada PT Muamalat Indonesia tbk ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Manurung, etal.2009), karena semakin
rendahnya return on asset pada perusahaan PT Muamalat Indonesia Tbk semakin
rendah juga peringkat obligasinya.
Tabel 1.3
Data Current Ratio dan Peringkat sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah (Sukuk)
CR(%) Peringkat Sukuk
2012 2013 2014 2012 2013 2014
BBMI
Sukuk
Subordinasi
Mudharabah
I Tahap II Bank Muamalat
2008
89.70 69.60 270.30 A+(sy) A(sy) A(sy)
Sukuk
Subordinasi
Mudharabah
Berkelanjutan I Tahap II
Bank Muamalat
2012
89.70 69.60 270.30 A+(sy) A(sy) A(sy)
PPLN
Sukuk Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A
92.10 94.40 97.81 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)
Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010
Seri B
92.10 94.40 97.81 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)
Sumber:
Pada Tabel 1.3 yang menjelaskan data current ratio terlihat PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah mengalami
kenaikan pada tahun 2014 menjadi 270,30 yang sebelumnya 69,60 pada tahun
2013 namun peringkat sukuk tidak berubah. PT PLN mengalami kenaikan pada
tahun 2013 menjadi 94,40 yang sebelumnya 92,10 pada tahun 2013 dan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gitman (629:2006), karena jika current
ratio pada perusahaan PT PLN mengalami kenaikan seharusnya peringkat
sukuknya juga harus naik.
Menurut teori Bringham, etal.(2009 : 373), peringkat sukuk dipengaruhi
oleh bermacam-macam faktor, yaitu faktor keuangan dan faktor non keuangan.
Faktor keuangan terdiri dari rasio-rasio yaitu debt to equity ratio, return on asset
dan current ratio. Semakin baik rasio-rasio keuangan tersebut semakin tinggi
peringkat sukuk di suatu perusahaan.Ada pula faktor non keuangan yang
mempengaruhi peringkat sukuk, yaitu maturitas (masa jatuh tempo), jaminan aset
dan ukuran perusahaan. Namun pada penelitian ini dipilihlah variabel maturitas,
agar mengetahui sejauh mana variabel tersebut mempengaruhi peringkat sukuk di
suatu perusahaan.Berikut data empiris maturitas:
Tabel 1.4
Data Maturitas dan Peringkat Sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah (Sukuk)
Maturitas (Tahun) Peringkat Sukuk
2012 2013 2014 2012 2013 2014
BBMI
Sukuk
Subordinasi
Mudharabah I
Tahap II Bank Muamalat
2008
6 5 4 A+(sy) A(sy) A(sy)
Sukuk
Subordinasi
Mudharabah
Berkelanjutan I Tahap II Bank
Muamalat 2012
9 8 7 A+(sy) A(sy) A(sy)
PPLN Sukuk Ijarah
PLN IV Tahu 2010 Seri A
Sukuk Ijarah PLN IV Tahun
2010 Seri B
9 8 7 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)
Sumber:
Pada Tabel 1.4 terlihat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang
menerbitkan sukuk mudharabah memiliki maturitas yang masih panjang yaitu 10
tahun pada 2012 dan semakin dekat masa jatuh temponya terjadi penurunan
peringkat menjadi A(sy) yang sebelumnya pada tahun 2012 peringkat A+(sy).
Namun PT PLN yang menerbitan sukuk ijarah juga memiliki maturitas selama 6
tahun lagi pada tahun 2013 dan semakin hari semakin dekat dengan waktu jatuh
temponya terjadi kenaikan peringkat menjadi AAA(sy) yang 2012 peringkatnya
AA+(sy). Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Brigham, et al
.(2009).
Fenomena ini menunjukan beberapa penelitian yang tidak sesuai dengan
pendapat ahli sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah
mengenai “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan
Maturitas terhadap peringkat Sukuk pada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia“.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap peringkat Sukuk
2. Apakah return on asset berpengaruh positifterhadap peringkat sukuk pada
perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah current ratio berngaruh positifterhadap peringkat sukukpada
perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah maturitas berpengaruh negatif terhadap peringkat sukuk Pada
Perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio terhadap
peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh return on asset terhadap
peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio terhadap
peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh maturitas terhadap peringkat
sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sebagai informasi tambahan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan jika ingin berinvestasi di instrumen obligasi syariah (Sukuk)
perusahaan.
2. Bagi Peneliti
Sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang
pengaruh debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan maturita
sterhadap peringkat sukuk pada Perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek
Indonesia.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai sumbangan pikiran dan informasi bagi pihak yang ingi melakukan
pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai debt to equity ratio, return on
asset, current ratio dan maturitas terhadap peringkat sukuk pada perusahaan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Teori Tentang Obligasi Syariah (Sukuk)
2.1.1 Pengertian Obligasi Syariah (Sukuk)
Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam
untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman
dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati oleh pihak yang bersangkutan
(Jogiyanto, 2003:11).
Menurut Moechdie, et al.(2012:299) Obligasi adalah salah satu jenis
hutang. Secara umum obligasi adalah surat tanda hutang jangka panjang. Menurut
konvensi yang berlaku di Indonesia, surat hutang dengan tenor di atas 5 (lima)
tahun disebut obligasi, meskipun beberapa surat hutang bertenor 3 (tiga) tahun
yang diterbitkan perusahaan pembiayaan dipasarkan dan dicatat sebagai obligasi.
Kebanyakan obligasi yang di Indonesia bertenor 5 (lima) tahun dan paling
panjang adalah 30 (tiga puluh) tahun.
Menurut Tandelilin (2010) dalam Pandutama (2012), dari sudut pandang
pemegangnya, sedangkan dari sudut pandang investor, obligasi perusahaan
merupakan suatu investasi yang berbeda dengan saham biasa. Saham biasa
menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sedangkan obligasi
menyatakan klaim kreditur pada suatu perusahaan. Kupon obligasi yang diterima
pemodal secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dapat
dikatakan bahwa obligasi merupakan suatu pendapatan tetap. Investasi pada
obligasi relatif lebih aman dibanding dengan investasi saham, karena pemegang
obligasi memiliki hak pertama atas asset perusahaan jika perusahaan tersebut
mengalami likuidasi.Hal tersebut terjadi karena perusahaan telah memiliki kontrak
perjanjian untuk melunasi obligasi yang telah dibeli oleh pemegang obligasi.
Dalam islam, istilah obligasi lebih dikenal dengan shukuk. Shukuk
merupakan bentuk jamak shukkum yang artinya surat pengakuan utang, cek bak.
Kata shukuk sendiri artinya dokumen atau piagam akte. Dalam istilah perbankan
syariah maknanya surat berharga yang diterbitkan sesuai prinsip syariah. Istilah
Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dalam bahasa arab yang
berasal dari kata ”sakk” yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan
(www.wikipedia.or.id).
Sukuk merupakan sertifikat bernilai sama yang mewakili bagian tak
terpisahkan dalam kepemilikan suatu aset berwujud, manfaat atau jasa, atau
kepemilikan dari aset suatu proyek atau aktivitas investasi tertentu, yang terjadi
setelah adanya penerimaan dana sukuk, penutupan pemesanan dan dana yang
Obligasi syariah merupakan obligasi yang ditawarkan dengan ketentuan
yang mewajibkan emiten untuk membayar kepada pemegang obligasi syariah
sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali dana obligasi syariah pada
tanggal pembayaran kembali dana obligasi syariah. Pendapatan bagi hasil
dibayarkan setiap periode tertentu (3 bulan, 6 bulan atau setiap tahun). Besarnya
pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang
obligasi syariah dengan pendapatan yang dibagi hasilkan, yang besarnya
tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi emiten triwulan yang terakhir
diterbitkan sebelum tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil yang
bersangkutan. Pembayaran pendapatan bagi hasil kepada masing-masing
pemegang sukuk akan dilakukan secara proporsional sesuai dengan porsi
kepemilikan sukuk yang belum dibayar kembali.
2.1.2 Karakteristik Obligasi Syariah (Sukuk)
Ada beberapa kriteria persyaratan yang harus dipenuhi oleh emiten, yaitu: 1. Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
Fatwa No.20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah islam diantaranya adalah:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang, usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.
2. Peringkat Investment Grade:
a. Memiliki fundamental usaha yang kuat b. Memiliki fundamental keuangan yang kuat c. Memiliki citra yang baik di publik
3. Keuntungan tambahan jika termasuk korporasi atau institusi syariah yang terdaftar dalam komponen Jakarta Islamic Index.
Tabel 2.1
Perbandingan Obligasi Syariah (Sukuk) dengan Obligasi Konvensional
Deskripsi Obligasi Syariah Obligasi
Konvensional
Penerbit Pemerintah, korporasi Pemerintah, korporasi Sifat
Instrumen
Sertifikat kepemilikan/penyertaan atas suatu asset
Instrumen Pengakuan Hutang
Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin Bunga kupon, capital gain
Jangka Waktu Pendek-menengah Menengah-panjang
Underlying Asset
Perlu Tidak Perlu
Price Market Price Market Price
Investor Islami, konvensional Konvensional
Penggunaan Dana Hasil Penerbitan
Harus sesuai syariah Bebas
Sumber: Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah
2.1.3 Jenis Obligasi Syariah (Sukuk)
Academy for International Modern Studies (AIMS) mengklasifikasikan
jenis sukuk sebagai berikut:
1. Sukuk mudharabah
3. Sukuk ijarah
4. Sukuk murabahah
5. Sukuk salam
6. Sukuk istishna
7. Sukuk hybrid
Di samping itu, AIMS juga membagi sukuk menjadi empat kelompok
berdasarkan aset atau proyek yang menjadi dasar transaksinya, sebagai berikut:
1. Sukuk yang mewakili kepemilikan pada aset berwujud (sebagian besar berupa
transaksisale and lease back atau direct lease).
2. Sukuk yang mewakili kemanfaatan atau jasa (mendasarkan pada transaksi sub
lease atau penjualan jasa/sale of service).
3. Sukuk yang mewakili bagian ekuitas dalam usaha atau portofolio investasi
tertentu (berdasarkan akad musyarakah atau mudharabah)
4. Sukuk yang mewakili piutang atau barang yang diterima di masa depan
(berdasarkan murabahah, salam, atau istishna). Atas dasar proyek atau aset
yang mendasarinya tersebut di atas, sukuk dapat juga dikelompokkan menjadi
dua yaitu sukuk yang dapat diperdagangkan dan sukuk yang tidak dapat
diperdagangkan. Sukuk yang dapat diperdagangkan (tradable sukuk) adalah
sukuk yang mewakili aset berwujud atau porsi kepemilikan dari usaha atau
portofolio investasi tertentu. Contohnya:sukuk ijarah, sukuk mudharabah, atau
sukuk musyarakah. Sementara sukuk yang mewakili piutang dalam bentuk
uang maupun barang tidak dapat diperdagangkan (non-tradable sukuk).
Di Indonesia, fatwa DSN MUI baru mengatur beberapa jenis Obligasi
Syariah yaitu Obligasi Syariah Mudharabah (fatwa Nomor
33/DSN-MUI/IX/2002), Obligasi Syariah Ijarah (fatwa Nomor 41/DSN-MUI/III/2004)
dan Obligasi Syariah Mudharabah Konversi (fatwa Nomor
59/DSN-MUI/V/2007). Jenis-jenis sukuk yang dimungkinkan untuk diterbitkan
berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.14 tentang Akad-Akad
yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal adalah sukuk
Mudharabah dan sukuk Ijarah.
2.2 Peringkat Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)
Peringkat sukuk merupakan peringkat yang menyatakan mutu sukuk yang
mencerminkan kemungkinan gagal bayar Bringham dan Houston (2006:373) yang
disebut dengan risiko kredit. Peringkat obligasi berdasarkan definisi Peringkat
PEFINDO adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Peringkat SukukBerdasarkan PEFINDO
idAAA(sy)
Efek Utang dengan peringkat idAAA(sy) merupakan Efek Utang yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.
idAA(sy)
Efek Utang dengan peringkat idAA(sy) memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibandingkan ekuitas Indonesia lainnya.
idA(sy)
Efek Utang dengan Peringkat idA(sy) memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan
idBBB(sy)
dengan yang diperjanjikan, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.
idBB(sy)
Efek Utang dengan peringkat idBB(sy) menunjukkan dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.
Sambungan Tabel 2.2
Peingkat Sukuk Berdasarkan PEFINDO
idB(sy)
Efek utang dengan peringkat idB(sy) menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
idCCC(sy)
Hutang dengan peringkat ini rentan terhadap non-payment, dan tergantung pada bisnis yang menguntungkan dan kondisi keuangan bagi obligor untuk memenuhi hutang jangka panjangnya.
idD(sy)
Keamanan hutang pada peringkat ini dalam gagal bayar, atau gagal memenuhi kewajiban, terjadi secara otomatis pada kewajiban non-payment yang pertama kali. Pengecualian dibenarkan bila pembayaran bunga lewat dari tanggal jatuh tempo yang dilakukan dalam masa tenggang.
Sumber:
Dari peringkat AA(sy) ke B(sy) dapat dimodifikasi dengan penambahan
tanda plus (+) atau minus (-) untuk menunjukkan kekuatan relatif dari kategori
dalam peringkat, atau disebut sebagai rating outlook. Peringkat sukuk dengan
tanda positif (+) menandakan peringkat tersebut dapat ditingkatkan, sedangkan
peringkat sukuk dengan tanda negatif (-) menandakan peringkat tersebut dapat
diturunkan. Tetapi peringkat dengan tanda negatif (-) nilainya lebih rendah dari
peringkat dengan tanda positif (+) nilainnya lebih tinggi dari peringkattanpa tanda
dan peringkat dengan tanda negatif (-).
2.3 Risiko Investasi Obligasi Syariah (Sukuk)
Sukuk berdasarkan sudut pandang investor, merupakan suatu aset
(finansial aset), yaitu: suatu sekuritas yang dapat memberikan pendapatan tetap
sehingga dianggap berbobot risiko. Bagi investor yang selalu mengelak risiko,
maka investasi dalam sukuk adalah instrumen yang paling tepat. Berikut ini
beberapa risiko yang dihadapi oleh investor dalam investasi obligasi (Fabozzi,
2000) yaitu:
1. Risiko Suku Bunga atau Risiko Tingkat Bunga
Pada umunya harga sukuk bergerak berlawanan arah terhadap perubahan
suku bunga.Apabila suku bunga naik, harga sukukakan turun, dan sebaliknya.
Bagi investor yang merencanakan untuk menyimpan sukuk sampai jatuh tempo,
perubahan harga sukuk sebelum maturitas tidak menarik perhatiannya akan tetapi
bagi investor yang ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, suatu kenaikan
suku bunga setelah membeli sukuk berarti adalah capital loss yang direalisasikan.
Risiko tersebut disebut interest rate risk atau disebut juga price risk. Kenaikan
tingkat bunga pasar menyebabkan menurunnya harga sukuk karena sebesar
apapun tingkat bunga pasar mengalami peningkatan, pemegang sukuk tetap hanya
akan menerima tingkat bagi hasil yang sudah ditetapkan.
Menurut Moeljadi (2006:109) Risiko tingkat reinvestasi merupakan “risiko
penurunan suku bunga yang akan menyebabkan penurunan pendapatan dari
portofolio obligasi”. Kenaikan suku bunga akan merugikan pemegang sukuk,
karena menurunkan nilai sukuk. Demikian juga jika ada penurunan suku bunga,
maka para pemegang sukukakan mengalami penurunan pendapatan.
Risiko suku bunga berhubungan dengan nilai sukuk, sedangkan risiko
reinvestasi berhubungan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh bagi hasil.
Pemegang sukuk jangka panjang akan menghadapi risiko suku bunga, namun
tidak menghadapi risiko tingkat investasi. Pemegang sukuk jangka pendek, tidak
akan menghadapi risiko suku bunga sehingga nilai bagi hasil tetap stabil, namun
akan menghadapi risiko investasi dan pendapatan akan berfluktuasi dengan
perubahan suku bunga.
3. Default Risk (Risiko Bangkrut atau Risiko Kredit)
Risiko kredit yaitu risiko bahwa emiten akan tidak mampu memenuhi
pembayaran bagi hasil dan pokok pinjaman, sesuai dengan kontrak. Sukuk
perusahaan mempunyai default risk yang lebih besar daripada sukuk pemerintah.
Tidak bagi masyarakat umum untuk melihat besar kecilnya risiko ini.Cara terbaik
untuk melihat risiko ini adalah dengan terus memonitor peringkat yang diberikan
oleh perusahaan efek.Di Indonesia badan tersebut dikenal dengan Pemeringkat
Efek Indonesia (PEFINDO).Obligasi yang paling aman diberi peringkat AAA dan
yang paling tidak aman atau paling banyak risikonya diberi peringkat D.
Menurut Tandelilin (2010:48) peningkatan inflasi secara secara relative
merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal.Inflasi meningkatkan
pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi
dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas
perusahaan akan turun. Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya
beli rupiah yang telah diinvestasikan, maka dari itu risiko ini juga disebut sebagai
risiko daya beli.
5. Risiko Kurs Valuta Asing
Orang Indonesia yang membeli sukuk di negara lain dapat mengalami
kerugian perbedaan kurs valuta asing (foreign exchange risk).
6. Marketability Risk (Risiko Likuidasi)
Yakni risiko yang mengacu pada seberapa mudah investor dapat menjual
sukuknya, sedekat mungkin dengan nilai dari sukuk tersebut.Cara untuk mengukur
likuiditas adalah dengan melihat besarnya spead (selisih) antara harga permintaan
dan harga penawarannya yang dipasang oleh perantara pedagang efek.Semakin
besar spead tersebut, makin besar risiko likuiditas yang dihadapi.
7. Event Risk
Seringkali kemampuan emiten untuk membayar bagi hasil dan pokok
pinjaman tanpa terduga berubah karena, bencana alam dan pengambilalihan.
2.4 Faktor-faktor Keuangan Yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk
Peringkat sukuk membantu investor dalam penilaian hutang dan risiko
kegagalan (default risk) dari sukuk.Peringkat sukuk mencoba mengukur adanya
hasil selama umur obligasi dan pelunasannya pada jatuh temponya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi peringkat obligasi menurut Bringham, et al.(2006:373)
adalah sebagai berikut:
1. Berbagai macam risiko rasio-rasio keuangan, termasuk debt to equity ratio,
current ratio dan return on asset. Jika perusahaan mengalami kenaikan pada
debt to equity ratio maka peringkat sukuk perusahaan akan menurun namun
jika current ratio dan return on assetperusahaan mengalami kenaikan maka
peringkat sukuk perusahaan akan mengalami kenaikan.
2. Jaminan aset untuk sukuk yang diterbitkan (mortage provision). Apabila
sukuk dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating pun akan
membaik.
3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan
dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan-pernyataan yang
melengkapi laporan keuangan, seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi
rencana ekspansi atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus
dimasukkan dalam analisis.
4. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadangkala semua
informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalami laporan
keuangan. Kadangkala informasi tambahan di luar laporan keuangan
diperlukan. Informasi tambahan ini bisa memberi analisis yang lebih tajam.
5. Adanya singking fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok pinjaman
6. Masa waktu jatuh tempo. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih
pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.
7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.
8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten.
9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.
10. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif
11. Mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.
2.5 Debt to Equity Ratio
Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah dengan
menggunakan debt to equity ratio. Menurut Sudana (2011:20) debt to equity ratio
adalah rasio yang mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk
membiayai modal perusahaan.
Semakin besar leverage perusahaan, semakin besar risiko kegagalan
perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang
diberikan terhadap perusahaan (Herwidi, 2005:28). Hal ini mengindikasikan
perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan
yang rendah dalam memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini berarti
sebagian besar aset didanai dari hutang. Kondisi tersebut menyebabkan
perusahaan dihadapkan pada default risk atau peringakat sukuk yang rendah.
Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), Return on Assets (ROA) merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba
pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui
ROA, dapat dinilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan
aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.Semakin besar
ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan
tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan
asset. Manurung, etal.(2009) mengatakan bahwa semakin besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki maka penerbit sukuk
dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi (investment grade).
2.7 Current Ratio
Menurut Kasmir (2008:134), current ratio adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio dapat
pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety)
suatu perusahaan. Menurut Gitman (629:2006), semakin tinggi tingkat current rasio
di suatu perusahaan, maka semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula
peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut.
2.8 Masa Jatuh tempo (Maturitas)
Setiap sukuk mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal demgam istilah
maturity date yaitu tanggal yang tercantum pada sukuk dimana nilai pokok sukuk
tersebut harus dilunasi oleh penerbit sukuk (Halim, 2015:9). Emiten memiliki
hasil atau membayar sewa kepada investor. Periode jatuh tempo obligasi
bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas lima tahun. Obligasi yang
akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun akan lebih mudah untuk diprediksi,
sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang
memiliki periode jatuh tempo dalam waktu lima tahun.
Maturitas adalah tanggal dimana jumlah pokok sukuk yang akan dibayar
penuh dan biasanya diatur ketika dikeluarkan oleh penerbitnya (Gannon, 2005).
Menurut Brigham,et al.(2006), umur obligasi berpengaruh pada peringkat
obligasi, umur obligasi yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.
Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi
yang lebih pendek dari pada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih
lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih
panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Umur obligasi
yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade.
2.9 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat
[image:38.595.91.541.596.667.2]pada tabel 2.3 berikut ini:
Tabel 2.3
Tabel Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Data
1 Pandutama (2012) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Dependen: Peringkat obligasi Independen:
debt to equity ratio,
ukuran perusahaan,
return on asset, market to book value, umur
obligasi, reputasi auditor, dan jaminan obligasi
Regresi logistic
1. Jaminan Obligasi positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi.
2. Market to Book Value dan Reputasi Auditor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi. 3. Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan,
Return on Asset, Umur
Obligasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.
2 Satoto
(2011) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bond Rating Dependen: Bond rating Independen:
time interest earned, debt ratio, current ratio, operating profit margin, cash flow to debt ratio, return on asset
Regresi linear berganda
1. Debt Ratio, Cash
Flow to Debt Ratio, Return On Asset
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Bond
Rating.
2. Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap bond rating.
3. Time Interest Earned,
Operating Profit Margin
berpengaruh negative
dan tidak signifikan terhadap Bond Rating.
[image:39.595.85.543.111.748.2]LanjutanTabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
3 Susilowati dan Sumarto (2010) Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI
Dependen: Peringkat obligasi Independen: profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan umur obligasi Regresi logistik 1. Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Peringkat obligasi
2. Profitabilitas, Ukuran perusahaan, umur obligasi berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.
4 Magreta dan Nurmayanti (2009) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Dependen: peringkat obligasi Independen: ukuran perusahaan,
current catio, return on investment, debt to equity ratio,
Regresi logistic
Non akuntansi jaminan, umur obligasi, reputasi auditor.
obligasi.
3. ukuran perusahaan,
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Umur
Obligasi, Reputasi Auditor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.
5 Manurung, et al (2009) Hubungan Rasio-Rasio Keuangan dengan Rating Obligasi Dependen: Rating Obligasi Independen:
Current Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Net Profit Margin, Return on Equity, debt to equity ratio
Regresi Linear Berganda
1. Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. 2. Current Ratio, Total
Asset Turnover
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. 3. Net Profit Margin,
Return on Equity, debt to equity ratio berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi.
2.10 Kerangka Konseptual
Dari landasan teori dan penelitian terdahulu, maka yang menjadi variabel
variabel dalam penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, likuiditas, dan
maturitas sebagai variabel independen (bebas).Sedangkan peringkat sukuk sebagai
variabel dependen (terikat).
Debt equity ratio menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk
membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki dan besarnya proporsi utang
dibanding ekuitas dapat meningkatkan risiko terkait kesulitan keuangan.Proporsi
penggunaan utang dalam kegiatan pendanaan perusahaan tergantung pada
antara hasil utang dengan kemampuan pelunasan kewajiban perusahaan. Menurut
Herwidi (2005), jika rasio ini cukup tinggi maka hal tersebut menujukkan
tingginya penggunaan utang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan
mengalami kesulitan keuangan dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang
cukup besar. Dengan demikian, semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar
sumber pendanaan perusahaan yang didanai oleh utang sehingga kondisi tersebut
menyebabkan perusahaan dihadapkan pada kemungkinan default risk.Risiko
kebangkrutan yang besar mengakibatkan peringkat obligasi menjadi rendah.
Dengan demikian berarti semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik
peringkat yang diberikan terhadap perusahaan.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas
di ukur dengan ROA (Return on Asset) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dan aset yang dipergunakan (Hanafi dan Halim,
2003:27). Semakin tinggi profitabilitas yang diukur dengan ROA maka semakin
besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki
dan penerbit obligasi dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi
(investment grade) (Manurung,et al.2009).
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan utang lancarnya juga bisa mempengaruhi peringkat obligasi
yang diperoleh. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola
(Kasmir, 2008). Likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio (rasio
lancar). Current ratio digunakan karena merupakan indikator terbaik untuk
menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapatdiubah
menjadi kas dengan cepat untuk melunasi utang perusahaan. Menurut Gitman
(629:2006), semakin tinggi tingkat current rasio di suatu perusahaan, maka
semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula peringkat obligasi yang
diberikan kepada perusahaan tersebut.
Setiap sukuk mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah
maturitas yaitu tanggal dimana nilai pokok sukuk tersebut harus dilunasi oleh
penerbit obligasi (Halim, 2015:9). Emiten memiliki kewajiban mutlak untuk
membayar kembali nilai nominal dengan cara membagi hasil atau membayar sewa
kepada investor. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari
sampai dengan diatas lima tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu
satu tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang
lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo
dalam waktu lima tahun. Menurut Brigham,et al.(2006), obligasi dengan umur
obligasi yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.Sehingga
perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih
pendek dari pada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama.
Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang
karena risiko yang akandidapat juga akan semakin besar. Umur obligasi yang
pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.11 Hipotesis Penelitian
Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan,
diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi.Hipotesis adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
diperkirakan secara logis dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran,
2009:135). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H1: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Peringkat sukuk Pada
Perusahaan Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.
H2: Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat sukuk
Pada Perusahaan Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.
H3: Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat sukuk
Pada Perusahaan Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.
H4: Maturitasberpengaruh negatif terhadap Peringkat sukuk Pada Perusahaan
Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. Debt To Equity Ratio
Peringkat Sukuk Return on Asset
Current Ratio
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:11). Hasil
penelitian ini dapat membangun teori yang berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media
internet dengan situs http://idx.co.id
3.3 Batasan Operasional
dan waktu penelitian ini dilakukan dari bulan
September sampai dengan November 2015.
Batasan operasional dilakukan untuk mengindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan
peneliti. Penelitian dilakukan dengan batasan masalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, return on
asset, current ratio dan Maturitas.
2. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah peringkat sukuk.
3. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan peringkat sukuk dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2012 - Desember 2014.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Untuk memahami variabel-variabel dan memberikan gambaran jelas
mengenai penelitian , berikut uraian mengenai variabel-variabel dalam penelitian:
1. Peringkat sukuk (Y)
Peringkat sukuk merupakan skala risiko dari semua sukuk yang
diperdagangkan.Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan suatu sukuk bagi
investor.Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuan emiten (sebagai penerbit
PEFINDO yang secara umum terbagi menjadi dua yaitu investment grade
(AAA(sy), AA(sy), A(sy), BBB(sy)) dan non investment (BB(sy), B(sy), CCC(sy), D(sy)).
Dikarenakan peringkat sukuk yang dikeluarkan oleh PEFINDO dalam bentuk
[image:46.595.135.486.223.401.2]huruf, maka peringkat tersebut dikonversikan ke dalam bentuk angka.
Tabel 3.1
Konversi Peringkat Obligasi
Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai
AAA+(sy) 22 A-(sy) 14 B(sy) 6
AAA(sy) 21 BBB+(sy) 13 B-(sy) 5
AAA-(sy) 20 BBB(sy) 12 CCC+(sy) 4
AA+(sy) 19 BBB-(sy) 11 CCC 3
AA(sy) 18 BB+(sy) 10 CC-(sy) 2
AA-(sy) 17 BB(sy) 9 D 1
A+(sy) 16 BB-(sy) 8
A(sy) 15 B+(sy) 7
Sumber: Manurung et.al.(2009)
2. Debt to Equity Ratio (X1)
Debt to equity ratio adalah merupakan kemampuan perusahaan dalam
melunasi seluruh kewajiban melalui modal sendiri yang dimiliki
perusahaan.Variabel ini dinyatakan dalam kali (X) dan data yang diambil adalah
Debt to Equity Ratio dari tahun 2012 - 2014 yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia. Rasio ini membandingkan antara utang jangka panjang dengan total
aset. Secara sistematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Gumanti, 2011:
�����������������= ���������
�����������
3. Return on Asset (X2)
Return on asset (ROA) merupakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba atau keuntungan melalui jumlah aktiva yang dimiliki. Variabel
ini dinyatakan dalam persen dan data yang diambil adalah return on asset dari
tahun 2012-2014 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.Secara sistematis
ROA dapat dirumuskan sebagai berikut(Gumanti, 2011: 112) :
������������� =����������������
����������
4. Current Ratio (X3)
Current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Variabel ini dinyatakan dalam
persen (%) dan data yang diambil adalah current ratio dari tahun 2012-2014 yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Secara sistematis rasio ini ditulis sebagai
berikut (Fahmi, 2014:121):
������������= ������������
������������������× 100
5. Maturitas (X4)
Jatuh tempo adalah tanggal dimana nilai pokok sukuk tersebut harus
dilunasi oleh penerbit obligasi.Diberikan nilai satu jika sukuk mempunyai masa
waktu antara 1-5 tahun dan nol jika mempunyai masa diatas 5 tahun.
Variabel Defenisi Variabel Rumus Skala Pengukuran
Peringkat Obligasi
Skala risiko dari semua obligasi yang
diperdagangkan. Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan suatu obligasi bagi investor.
Peringkat sukuk dikonversikan ke dalam
bentuk angka Interval
Debt to Equity
Ratio
Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan melalui jumlah aktiva yang dimiliki. = ��������� ����������� Rasio Return on Asset Kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. =���������������� ���������� Rasio Current Ratio Kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.
= ������������
������������������× 100 Rasio
Maturitas Tanggal dimana pemegang sukuk akan mendapatkan
pembayaran kembali pokok pinjaman yang dimilikinya (jatuh tempo)
Dikonversikan ke dalam kelompok bagian.
Rasio
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan debt to equity ratio,
return on asset, current ratio dan maturitas adalah skala rasio. Karena skala rasio
memiliki nilai dasar yang tidak dapat dirubah. Data yang dihasilkan dari skala
rasio disebut data rasio dan tidak ada pembatasan terhadap alat uji statistik yang
Sedangkan peringkat sukuk menggunakan skala interval. Skala interval
merupakan skala pengukurannya memiliki jarak yang konsisten atau memiliki
satuan atau unit tertentu (Zuriah 2006:158)
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah obligasi syariah yang diterbitkan oleh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 sebanyak
70sukuk dari 10 perusahaan.
Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik sampling jenuh, teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan
bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat genelaisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,
2012:126). Maka dari itu diperoleh sampel penelitian sebanyak 10 perusahaan
[image:49.595.129.496.584.750.2]yang sukuknya masih beredar pada tahun 2012 sampai 2014 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Sampel Perusahaan Penerbit Sukuk
No Nama Perusahaan Tahun
2012 2013 2014
1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk A-(sy) A(sy) A(sy)
2 PT Adira Dinamika Multi Financial Tbk
AA+(sy) AA+(sy)
3 PT Aneka Gas Industri A-(sy) BBB(sy) AAA(sy)
4 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
5 PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan
A(sy) A(sy) A-(sy)
6 PT Indosat Tbk AA+(sy) AA+(sy) AAA+(sy)
7 PT Mayora Indah Tbk AA+(sy) AA-(sy) A-(sy)
8 PT Perusahaan Listrik Negara AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)
9 PT Sumberdaya Sewatama A(sy) A(sy) A(sy)
10 PT Summarecon Agung Tbk A+(sy) A+(sy)
S