• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. REVISI DALAM PROSES PERANCANGAN

Selama proses perancangan lanskap Discovery Hotel, pada tahap Design Development terjadi beberapa kali perubahan desain yang menyebabkan sub divisi lanskap harus melakukan revisi terhadap desainnya. Perubahan-perubahan desain ini dapat disebabkan oleh beberapa hal baik berasal dari pihak klien, konsultan, maupun kondisi lapang. Baik pihak konsultan maupun klien selalu memiliki ide yang terus mengalami perkembangan sehingga berpengaruh terhadap desain. Adanya perkembangan ide bertujuan agar kualitas rancangan yang dihasilkan dapat mencapai hasil yang terbaik nantinya. Revisi yang dilakukan oleh sub divisi lanskap terhadap desainnya meliputi desain lanskap pada lantai semi basement, lantai dasar, lantai 2 dan lantai 4 yang total perubahannya sebanyak sembilan kali.

Gambar 73. Gambar Potongan A - A’ Reflecting Pool (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)

5.3.1. Semi Basement

a. Penghilangan material tanaman pada area parkir

Area parkir semi basement mengalami perubahan desain. Pada desain awal bentuk parkir yaitu tegak lurus dan saling berhadapan yang dibatasi oleh median. Terdapat dua planting area yaitu pada median parkir dan pada dinding perimeter fence. Kedua planting area ini ditanami dengan pohon kecrutan (Spathodea campanulata). Revisi desain yang pertama adalah penghilangan tanaman yaitu pohon kecrutan pada area parkir ini. Revisi desain pada area parkir semi basement dapat dilihat pada Gambar 74.

Gambar 74. Penghilangan Pohon Pada Area Parkir Semi Basement (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)

Revisi desain ini berdasarkan hasil koordinasi dengan arsitek bangunan. Penghilangan pohon pada median parkir dikarenakan sebagian dari area parkir ini akan tertutup oleh bangunan wing 2, sehingga keberadaan pohon peneduh dirasa tidak diperlukan. Selain itu pertumbuhan tinggi pohon dalam kurun waktu tertentu dikhawatirkan akan merusak struktur bangunan pada bangunan wing 2. Sedangkan penghilangan pohon pada perimeter fence dikarenakan pada area ini akan digunakan sebagai area parkir bus. Jika dilakukan penanaman pada area ini maka akan mengurangi ruang gerak bus pada saat parkir.

c. Perubahan desain pada pola area parkir

Setelah revisi pertama dilakukan, terjadi perubahan desain yang kedua kalinya yaitu berkaitan dengan pola area parkir. Pada desain yang pertama, pola parkir yaitu tegak lurus dan saling berhadapan. Setelah mengalami perubahan, bentuk parkir menjadi tegak lurus dan saling membelakangi. Hal ini dikarenakan untuk memisahkan antara area parkir mobil dan area parkir bus.

Gambar 75. Perubahan Pola Area Parkir Semi Basement (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)

Di antara area parkir mobil dan bus dibatasi dengan planting area. Planting area ini ditanami dengan Spathodea campanulata. Penanaman dilakukan sebagai peneduh bagi mobil, karena pada area ini di bagian atasnya tidak ternaungi oleh bangunan wing 2 sehingga membutuhkan naungan pohon. Sedangkan area parkir yang berada di sisi dekat bangunan masih ternaungi oleh bangunan wing 2, sehingga tidak memerlukan pohon peneduh.

5.3.2. Lantai Dasar

a. Perubahan sebagian planting area menjadi water feature dan penambahan

flag pole pada entrance area

Pada tahap Design Development entrance area mengalami perubahan desain sebanyak tiga kali. Perubahan yang pertama yaitu perubahan sebagian planting area menjadi water feature (Gambar 76). Perubahan ini terjadi berdasarkan keinginan klien yang ingin menambahkan elemen water feature pada area pintu masuk. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada desain penanaman yang telah dibuat sebelumnya pada tahap design development di area tersebut. Pada awal tahap pengembangan desain, planting area pada entrance gate ini ditanami dengan pohon Livistona rotundifolia dengan komposisi semak Canna indica, Vernonia longifolia, Phylanthus nerurii, dan Psedoranthemum reticulatum. Setelah mengalami perubahan pada sebagian planting area menjadi water feature, terjadi perubahan pula pada jenis tanaman yang digunakan dalam desain. Livistona rotundifolia dihilangkan dan diganti dengan Plumeria sp, beberapa semak masih menggunakan jenis yang sama seperti Canna indica, Vernonia longifolia, dan Phylanthus nerurii. Sedangkan semak Psedoranthemum reticulatum digantikan dengan Calathea sp.

Elemen water feature yang dibuat berupa kolam dan water wall. Desain kolam berbentuk memanjang sesuai dengan bentuk planting area sebelumnya. Dinding dibalik name sign hotel dimanfaatkan sebagai water wall. Selain elemen water feature, klien juga menginginkan adanya penambahan elemen identitas pada bagian depan hotelnya yaitu berupa flag pole dengan bendera Timor Leste yang berkibar di atasnya. Flag pole ini berdiri tepat di atas kolam.

b. Pelebaran jalur sirkulasi kendaraan pada entrance gate dan welcome area

Setelah terjadi perubahan pada planting area, perubahan yang kedua yaitu pelebaran jalur sirkulasi kendaraan pada entrance gate dan welcome area (Gambar 77). Pada awalnya jalur sirkulasi pada entrance gate ini didesain

Gambar 76. Perubahan Sebagian Planting Area pada EntranceArea (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)

berdasarkan standar jalur sirkulasi untuk mobil. Namun, klien menginginkan agar jalur ini juga dapat diakses oleh bus. Sehingga arsitek harus melakukan perubahan desain sesuai dengan keinginan klien yaitu dengan melakukan pelebaraan jalur sirkulasi pada entrance gate dan welcome area tersebut. Perubahan jalur sirkulasi kendaraan ini juga mengakibatkan terjadinya perubahan pada walkway dan desain lanskap di sekitarnya. Perubahan pada walkway terutama terjadi pada pola lintasannya akibat penyesuaian terhadap pelebaran jalur sirkulasi pada entrance gate dan welcome area.

Gambar 77. Pelebaran Jalur Sirkulasi pada Entrance Gate dan Welcome Area (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)

Pelebaran jalur sirkulasi kendaraan juga mengakibatkan perubahan pada luasan planting area sehingga perlu dibuat desain penanaman yang baru disesuaikan dengan luasan planting area saat ini.

d. Perubahan material tanaman

Perubahan yang ketiga yaitu perubahan material tanaman yang dilakukan oleh manajer divisi lanskap. Perubahan ini dilakukan berdasarkan pertimbangan dan pemikiran lebih lanjut yang dilakukan oleh manajer. Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi penambahan jumlah pohon Bauhinia blakeana pada perimeter fence yang menuju area parkir.

Gambar 78. Penggantian Samanea saman dengan Plumeria sp

(Sumber: PT. Airmas Asri, 2010) c.

Penambahan jumlah pohon Bauhinia blakeana dilakukan untuk memperluas area naungan pada driveway. Selain itu, dilakukan penggantian pohon Samanea saman yang terletak di dekat kolam menuju spa area dengan Plumeria sp. Samanea saman yang memiliki karakteristik berdaun majemuk dan suka menggugurkan daunnya dikhawatirkan akan mengotori kolam sehingga perlu pemeliharaan ekstra untuk membersihkan area kolam karena lebih sering kotor. Alasan penggunaan Plumeria sp sebagai pohon pengganti Samanea saman dikarenakan pohon ini merupakan jenis pohon aromatik, sehingga dapat menghadirkan aroma wangi pada lokasi tersebut, selain itu bentuk aresitektural pohon Plumeria sp juga lebih estetis dibandingkan dengan Samanea saman. d. Penempatan Tanaman Identitas

Pada tahap evaluasi ketika sudah mencapai tahap akhir Design Development, klien ingin menghadirkan tanaman cendana (Santalum album) ke dalam lanskap hotelnya. Hal ini dikarenakan pohon cendana merupakan vegetasi endemik Timor Leste dan klien berharap dengan adanya tanaman ini pada lanskap hotelnya dapat menambah elemen desain yang mencerminkan karakteristik lokal. Oleh karena itu, klien meminta pihak konsultan untuk menempatkan beberapa pohon cendana ke dalam desainnya. Meskipun demikian, klien membatasi jumlah penggunaan pohon cendana agar tidak terlalu mendominasi pada tapak. Keinginan klien yang secara tiba-tiba ini mengakibatkan pihak konsultan harus melakukan penggantian terhadap beberapa pohon dalam desain yang telah dibuatnya dengan pohon cendana. Karena arsitek lanskap telah menyelesaikan desainnya pada saat klien mengutarakan keinginannya tersebut.

Penempatan pohon cendana (Santalum album) pada entrance area dilakukan dengan mengganti Samanea saman yang ada pada desain sebelumnya. Karena bentuk tajuk Samanea saman yang cukup lebar, dengan adanya penggantian dengan Santalum album mengakibatkan adanya ruang yang masih kosong sehingga ditambahkan dengan pohon Bucida buceras di depan Santalum album untuk mengisi ruang kosong tersebut.

Selain ditempatkan pada entrance area, tanaman identitas juga ditempatkan pada taman di swimming pool area. Di area ini banyak terdapat tanaman display, penempatan Santalum album dilakukan dengan mengganti Cassia ferrea yang ada di tepi swimming pool. Letak pohon cendana di area ini cukup menonjol karena berada di antara pohon kamboja (Plumeria sp) yang merupakan jenis pohon berbunga. Penempatan tanaman identitas ini hanya dilakukan pada dua area, entrance area dan taman pada swimming pool area. Hal

Gambar 79. Penggantian Samanea saman dengan Santalum album

ini dikarenakan Santalum album merupakan tanaman langka dan merupakan spesies yang dilindungi oleh pemerintah Timor Leste, sehingga sulit untuk mendapatkaannya. Selain harganya yang mahal, perlu dilakukan perizinan kepada pemerintah untuk medapatkan tanaman tersebut.

Gambar 80. Penggantian Cassia ferea dengan Santalum album

5.3.3. Lantai 2

a. Perubahan desain roof garden untuk meminimalisasikan pemeliharaan Desain pada roof garden lantai 2 sempat mengalami perubahan. Perubahan ini bertujuan untuk memudahkan maintenance pada taman atap bangunan. Pada desain yang pertama dibuat sebelumnya, taman ini banyak menggunakan tanaman baik itu dari jenis pohon, semak dan penutup tanah. Pohon yang digunakan yaitu Plumeria sp dan Ptycosperma macarthurii yang ditanam pada planter wall. Di antara pohon-pohon ini terdapat kombinasi dari beberapa jenis semak yang meliputi Cordyline terminalis, Psedoranthemum reticulatum, Phylantus nerurii, Calathea sp, Neomarica longifolia, Belamchanda chinensis, Hymenocalis littoralis, Aralia sp, Rhapis excelsa dan Quiscalis sp. Pada permukaan roof garden ditanami dengan rumput gajah mini (Axonopus compressus), lalu pada bagian atasnya diberi stepping stone untuk meminimalisir kerusakan pada rumput akibat intensitas penggunaan tapak oleh user. Sebuah sofa outdoor terletak pada cekungan di antara planter wall.

Desain pada roof garden tersebut dianggap perlu pemeliharaan yang cukup intensif, maka klien ingin desain pada taman atap ini dibuat lebih sederhana dengan penggunaan material perkerasan yang lebih mendominasi pada tapak. Sehingga pada desain yang telah direvisi, penggunaan rumput dan stepping stone diganti dengan perkerasan. Sebagian dari planting area juga diubah menjadi wooden deck. Bahan tanaman pada desain sebelumnya banyak yang dihilangkan, hanya Plumeria sp, Hymenocalis littoralis dan Quiscalis sp yang masih digunakan. Sofa outdoor yang ada pada desain sebelumnya diganti dengan menempatkan dua buah bangku taman dengan desain yang lebih sederhana dan saling berhadapan. Lalu dilakukan penambahan berupa air mancur yang berada di tengah tapak di antara pohon Plumeria sp.

Gambar 81. Perubahan Desain pada Roof Garden Lantai 2 (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)

5.3.4. Lantai 4

a. Penghilangan sebagian planting area

Roof garden pada lantai 4 cukup banyak mengalami perubahan desain. Perubahan desain tersebut bertujuan untuk meminimalisir intensitas pemeliharaan taman. Pada desain awal, lantai 4 pada bangunan wing 1 ini memiliki beberapa planting area, yaitu planting area pada bagian ujung reflecting pool, planting

area di antara bangunan wedding pavillion dan caribbean pub, planting area di depan caribbean pub dan planting area di depan pintu lift pada bagian belakang gedung. Perubahan desain pada lantai 4 dapat di lihat pada Gambar 82.

Gambar 82. Penghilangan Sebagian Planting Area Roof Garden Lantai 4 (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)

Setelah mengalami perubahan desain, planting area pada lantai 4 ini banyak yang dihilangkan. Hamparan rumput dan planter box di antara bangunan wedding pavillion dan caribbean pub diubah menjadi plaza, planter box di depan caribbean pub dihilangkan, taman yang berada di depan lift pada bagian belakang gedung juga ikut dihilangkan yang kemudian digunakan sebagai toilet. Planter box di bagian depan serta samping kanan dan kiri caribbean pub dihilangkan karena bertujuan untuk memperluas ruangan pada caribbean pub sehingga menambah kapasitas tempat duduk di dalam ruangan. Planting area yang masih dipertahankan yaitu yang berada di bagian ujung reflecting pool.

b. Penempatan pohon cemara di sisi luar reflecting pool

Pada sisi luar kanan dan kiri reflecting pool ditambahkan masing-masing tiga pohon cemara (Cupressus papuana). Penempatan pohon cemara pada sisi luar reflecting pool bertujuan untuk memperkuat nuansa formal pada bangunan wedding pavillion.

Dokumen terkait