• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gejolak politik telah menentukan situasi semua Negara yang pernah mengalami masa revolusi. Dikenal sebagai Revolusi Melati, yang bertujuan untuk menggulingkan para pemimpin mereka, gejolak politik ini dimulai di Tunisia, menyusul Mesir, Aljazair, Yaman, dan Bahrain. Sejauh ini, hanya tiga orang yang harus mengundurkan diri: Zine Abidin Ben Ali selaku mantan presiden Tunisia dan Hosni Mubarak mantan presiden Mesir. Sementara itu, Mu'ammar Kadafi mantan Presiden Libya harus merelakan kekuasaannya dan dibunuh oleh para

139 Podeh, Loc.Cit.

64

pemberontak pada negara itu. Juga, situasi politik di negara lain tetap kompleks, dan tidak mungkin untuk mengidentifikasi pemimpin di negara lain.140

Pecahnya revolusi dipicu dari seorang pemuda Muhammad Buazizi di Tunisia yang melakukan aksi bakar diri. Bakar diri tersebut merupakan bentuk kekecewaan dan keputusasaan ketika terjebak dalam situasi ekonomi yang mereka hadapi. Ketika aksi bakar diri ini terjadi, kemudian menyebar ke seluruh negeri, memicu protes yang berujung pada tuntutan agar Zine El Abidine Ben Ali Presiden Tunisia mengundurkan diri. Aksi tersebut kemudian diikuti oleh beberapa negara lain, antara lain di Mesir. Revolusi Mesir dan kekacauan demokratisasi tidak dapat dipisahkan dari fenomena Arab Spring di Timur Tengah dan Afrika Utara.141 Revolusi ini diinginkan oleh gerakan kuat orang-orang yang terdiri dari angkatan bersenjata, agama, kelompok sekuler dan seluruh masyarakat Mesir, yang sering ingin mengubah sistem. Apalagi di Mesir banyak kebijakan yang tidak bergantung pada orang tua, dan ketika kekuatan kecil bersatu pada awalnya dapat berkembang dan membuat perbedaan, sehingga mencapai kekuatan rakyat. Pemerintah menghapus atau mengubah arah kebijakannya.142

Keberhasilan protes rakyat Tunisia untuk mengalahkan Zine Abidi Ben Ali pada awal 2011 memicu aksi serupa di dunia Arab. Di Mesir, protes yang dimulai pada Januari 2011 menunjukkan kemarahan penduduk dan memaksa Mubarak untuk mundur dan menuntut adanya transisi politik ke demokrasi secepatnya. Massa telah menjamur seperti Alexandria dan Suez maupun kota-kota besar Mesir lainnya, dan protes 18 hari akhirnya memenuhi harapan orang.

140 ATamburaka, Op. Cit., hal. 10

141 Apriadi Tamburaka, Op. Cit., hal. 12

142 Ibid. hal 15

65

Presiden Hosni Mubarak mengumumkan pengunduran dirinya melalui Omar Sulaiman selaku Wakil Presidennya dan kemudian kekuasaan diberikan kepada militer Mesir yang dipimpin oleh Mohamed Hussein Tantawi untuk memerintah Mesir selama transisi politik. Protes Mesir berhasil memaksa Presiden Hosni Mubarak untuk mengundurkan diri pada usia 30 tahun. Tindakan kemarahan rakyat ini bukanlah tugas yang mudah, karena protes terus berlanjut selama 18 hari, menewaskan ratusan dan melukai ribuan. Bahkan banyak yang ditangkap oleh pengurus partai yang berkuasa.143

Protes tersebut bukan terkonsentrasi di Tahrir Square saja, tetapi protes menyebar ke kota-kota besar lainnya seperti Alexandria, Suez, Mansler, dan Aswan. Protes tersebut sudah lama direncanakan sebagai bentuk perlawanan melawan korupsi, pengangguran,kemiskinan, tindakan keras politik serta birokrasi. Kebanyakan jalurnya dilakukan melalui jejaring sosial Facebook.

Seperti yang telah disebutkan, sekitar 80.000 pengguna Facebook di seluruh negeri telah mengumumkan partisipasi mereka.144 Adapun beberapa kelompok seperti Kifaya, The 6 April Youth Movement yang merupakan sekelompok massa yang mulai melakukan perlawanan 2008 sebagai adanya kekecewaan terhadap naiknya harga kebutuhan pokok dan juga tindakan agresif dari para elit.145

Selain itu juga ada kelompok We Are All Khaled adalah organisasi yang dibentuk setelah adanya peristiwa penembakan Khaled Mohammed di internet, gerakan tersebut dipimpin oleh Wael Ghonim dan disokong oleh kelompok

143 Ibid.

144 Ibid., hal. 16

145 Ibid.

66

Ikhwanul Muslimin serta Salafi.146 Pembatasan serta tindakan represif kepada anak-anak muda kelas menengah, terutama yang menentang kebijakan Hosni Mubarak. Amnesty International dan Dewan Hak Asasi Manusia Nasional Mesir pada tahun 2007menerbitkan kembali laporan pemerintah Mesir yang mengkritik 567 kasus penyiksaan dan penahanan tidak sah, 167 diantaranya berakibat fatal dari tahun 1993 hingga 2007. Pada Juni 2010, insiden terakhir terjadi. Khaled Mohamed Said seorang pria yang meninggal karena kekerasan dalam bentuk tindakan fisik yang telah dilakukan di wilayah Alexandria oleh seorang agen di Sidi Gaber.147 Kematiannya menjadikan inspirasi bagi pemuda-pemuda gerakan pro-demokrasi, yang kemudian membentuk kelompok perlawanan bernama “We Are All For Sayed Caled”

Maraknya aksi yang timbul, kemudian pemerintah menutup semua media di seluruh penjuru negeri. Meliputi layanan internet dan pesan singkat untuk ponsel, layanan Internet Blackberry, bahkan sebelumnya pemerintah melarang jejaring sosial Twitter, Youtube, Facebook Google, Yahoo, dan operator ISP besar Mesir (Link Egypt, Vodafone, Telecom Egypt dan Etisalat Misr) telah mengakui bahwa pemerintah memaksa mereka untuk menutup layanan. Karena pemerintahan Mubarak, ketakutan akan aksi massa sangat besar dan akses komunikasi publik menjadi ekstrem.148

Televisi adalah salah satu media yang membantu menyebarkan informasi dan mendorong masyarakat untuk menentang pemerintah. Pada dasarnya, siaran

146 David Kirkpatrick, 2011, Egypts Erupts in Jubilation as Mubarak Steps Down. Diakses dari http://www.nytimes.com/2011/02/12/world/middleeast/12egypt.html (2/7/2021.19.00 WIB)

147 Ricardo, Op.Cit., hal. 44

148 Sharp, Op. Cit., hal. 10

67

berita nasional Mesir tidak mencakup sesuatu yang objektif, tetapi kebanyakan dari mereka memiliki akses ke saluran berita Arab Al Jazeera dan BBC melawan Mubarak. Siaran di kedua saluran berita diblokir oleh Nilesat, tetapi masih dapat diakses, tetapi menghadapi upaya berita lokal yang bertujuan mendiskreditkan saluran berita. Menurut survei, 83% dari total demonstran terdorong dari adanya berita di televisi untuk membawa mereka ikut aksi, dan sisanya mengaku mengakses informasi dari Internet sekitar 17%.149

Demonstrasi tersebut telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang sangat memprihatinkan. Ahmed Samih Farid selaku Menteri Kesehatan Mesir, telah mengonfirmasi setidaknya terdapat sebanyak 864 orang yang tewas dan 3.000 orang terluka. Bukan hanya demonstran, namun wartawan pun mendapat tindakan represif dari aparat. Selain itu juga terdapat wartawan yang ditahan oleh aparat untuk mengintimadasi dan menjerakan para wartawan agar tidak meliput apapun selama aksi bentrok tersebut.150

Banyaknya aksi protes yang terus terjadi membuat pemerintah Mesir mengeluarkan peraturan yang sangat membatasi kebebasan masyarakat.

Diantaranya seperti membuat jam malam, melarang organisasi masyarakat dan memperketat adanya aksi demo yangakan ataupun sedang terjadi. Demonstrasi di Mesir meningkat karena keberhasilan menggulingkan pemerintahan di Tunisia.

Hal tersebut membuat adanya rasa ingin berhasil juga dalam menggulingkan rezim atau disebut “snowball effect”, para demonstran mengajukan empat tuntutan: Pertama, pengunduran diri Mubarak. Kedua, pengunduran diri kabinet

149 Fachir, Op. Cit., hal. 15

150 Tamburaka, Op.Cit., hal. 79

68

yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ahmed Mohamed Mahmoud Nazef. Ketiga, pembubaran parlemen dan penjadwalan ulang pemilu. Keempat, pembentukan pemerintahan baru pilihan rakyat.151

Aksi-aksi tersebut membuat adanya kekacauan yang terjadi di Mesir, seperti kerusakan fasilitas umum, kabur nya para narapidana sampai pencurian mumi yang terjadi. Karenanya membuat pemerintah Mesir kalang kabut.

Selanjutnya para aparat militer menghadapi para demonstran dengan kekerasan.

Mereka dengan membabi buta menembaki demonstran dan bahkan menghalau mereka dengan pakaian perang dan kendaraan lapis baja. Militer Mesir juga dikabarkan melakukan pembunuhan terhadap para aktivis secara sembunyi-sembunyi. Gelombang protes besar-besaran yang terus berlanjut dan desakan dari luar negeri membuat presiden Mubarak menyerah. Akhirnya melalui wakil presidennya, Omar Suleiman beliau secara resmi mundur dari kursi kepresidenan pada tanggal 11 Februari 2012. 152

Omar Sulaeman menyatakan bahwa pemerintahan yang kosong akan diambil alih secara sementara oleh pihak majelis militer Mesir yang telah memintanya terhadap pemerintah atas mandat rakyat. Sebelumnya, kubu Militer telah menguasai beberapa aset penting di sekitar Kairo dan Alexandria, seperti pembangkit listrik, stasiun televisi nasional, dan aset penting negara lainnya.

Dalam pidato pengunduran dirinya, Husni Mubarak juga menyerahkan posisi kepala negara kepada pemimpin majelis militer Mesir yang juga menteri pertahanan era Mubarak, Hussein Tantawi sampai terpilihnya presiden yang baru.

151 Fachir, Op. Cit., hal. 17

152 Tamburaka, Op.Cit., hal. 89

69

Jenderal Tantawi bertugas mengisi kekosongan pemerintahan Mesir, meredamkan aksi demonstrasi dan mempersiapkan pemilu.153

Mundurnya Mubarak ternyata tidak serta merta menurunkan intensitas demonstrasi. Pemerintahan sementara dianggap memperlambat pelaksanaan pemilu. Pemimpin Mesir sementara, yaitu Hussein Tantawi bahkan mengangkat seorang perdana menteri baru yang menimbulkan kekhawatiran rakyat. Apalagi dalam kabinet sementara yang dibentuk Tantawi ada beberapa sisa-sisa petinggi militer yang pernah berkuasa pada rezim Mubarak. Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya, pada tanggal 28 November 2011 Mesir menyelenggarakan pemilu legislatif. Pemilu ini akan memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di majelis tinggi dan rendah Mesir. Rakyat memiliki beberapa calon yang akan dipilih sebab di negara itu terdapat puluhan partai politik dan ribuan calon. Tetap penyelenggaraan pemilu ini tidak menghentikan demonstrasi yang menuntut dewan militer untuk turun sehingga para demonstran menyatakan akan memboikot pelaksanaan pemilu tersebut.154

Gejolak Revolusi yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Terutama tingkat pengangguran di Mesir mengalami peningkatan, dugaan korupsi, keluarga, dan dalam hal ini sistem politik diktator yang didominasi oleh Mubarak dan aliansi politik. Kekuasaan oleh lembaga negara. Memburuknya kondisi ekonomi dan tuduhan korupsi selanjutnya oleh elit politik juga merupakan faktor utama dalam kasus ini. Bank Dunia

153 Ibid.

154 Kistyarini.(Ed). Hari Ini Mesir Gelar Pemilu. Diakses dari

http://internasional.kompas.com/read/2011/11/28/14051734/Hari.Ini.Rakyat.Mesir.Gelar.Pemilu (5/4/2021 14.00 WIB)

70

melaporkan bahwa 16,7% orang Mesir hidup di bawah garis kemiskinan dan menderita dari rendahnya upah yang diterima, 30% dari total pekerja adalah petani berpenghasilan rendah. Tingkat inflasi sekitar 9% dan 12% menahan harapan untuk kehidupan yang lebih terjamin bagi sebagian orang Mesir, terutama pada masyarakat kelas menengah.155 Masyarakat mengatakan bahwa masalah korupsi adalah untuk mendapatkan, dalam hal ini, "kekayaan yang memicu kekuatan politik dan kekuatan politik. Membeli kekayaan" dan hanya menguntungkan pengusaha yang terkait dengan partai NPD yang berkuasa.156

Konflik antar kelompok agama juga menyebabkan ketidakstabilan dalam politik Mesir. Pada Januari 2011, di depan Gereja Al Qiddissin telah terjadi bom bunuh diri. Bom bunuh diri tersebut telah menewaskan setidaknya sekitar 21 orang dan telah melukai jamaah yang sedang beribadah disana. Hosni Mubarak resmi mengundurkan diri ditengah permasalahan tersebut melalui revolusi Mesir sebagai langkah awal perubahan Mesir.157 Adapun Kronologi Pergolakan di Mesir 2011158, yaitu pada;

• 17 Januari 2011 : Massa menembak di depan parlemen Kairo untuk memprotes tindakan keras pemerintah. Beberapa orang Mesir lainnya melakukan protes serupa untuk meniru protes bunuh diri Mohamed Bouazizi di Tunisia.

• 25 Januari 2011 : Ribuan orang berkumpul di Kairo dan beberapa kota Mesir lainnya untuk memprotes kemiskinan dan penindasan politik. Para pengunjuk rasa

155 David Ricardo, 2011, Catatan Harian Revolusi Mesir Revolusi Rakyat, Jakarta: Buku Kita, hal.44

156 Tamburaka, Op.Cit., hal. 73

157 Ibid hal. 121

158 Editor Encyclopaedia Britannica. Egypt Uprising of 2011. Diakses dari https://www.britannica.com/event/Egypt-Uprising-of-2011 (02/07/2021.1.00 WIB)

71

dengan slogan anti-Mubarak bentrok dengan polisi menggunakan meriam air dan gas air mata terhadap massa.

• 27 Januari 2011: Saat pertempuran berlanjut, Mohamed ElBaradei, mantan kepala Badan Energi Atom Internasional dan kritikus terkemuka pemerintahan Mubarak, tiba di Kairo dan berpartisipasi dalam demonstrasi.

• 28 Januari 2011: Setelah salat Jumat, pengunjuk rasa bentrok dengan polisi, meningkatkan protes anti-pemerintah di Mesir. Di Mesir, layanan internet dan telepon terputus untuk membatasi tingkat protes. Presiden Mubarak telah memberlakukan jam malam dan mengerahkan militer untuk memerangi kecemasan. Markas Besar Nasional NPD dibakar di Kairo. Saat kekerasan berlanjut hingga malam, Mubarak muncul di televisi pemerintah dan mengumumkan pembubaran pemerintahannya.

• 29 Januari 2011: Untuk pertama kalinya dalam hampir 30 tahun sebagai Presiden Mesir, Mubarak telah menunjuk wakil presiden dan salah satu penasihat terdekatnya, Omar Suleiman. Ribuan pengunjuk rasa berkemah di Tahrir Square di pusat Kairo dan sering bentrok dengan polisi.

• 1 Februari 2011: Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Mubarak mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri kembali pada akhir masa jabatannya pada September 2011.

• 2 Februari 2011: kekerasan meningkat saat pengunjuk rasa pemberontak bentrok dengan kerumunan pendukung Mubarak. Di Tahrir Square di Kairo. Banyak yang percaya kelompok pro-Mubarak adalah anggota NPD, yang telah berkoordinasi

72

dengan pengawal berpakaian preman untuk menggunakan kekuatan guna membubarkan protes.

• 6 Februari 2011 Pemerintah Mesir bertemu dengan anggota oposisi. Ikhwanul Muslimin dilarang berpartisipasi.

• 10 Februari 2011:Mubarak bermaksud untuk tetap berkuasa sampai akhir masa jabatannya pada bulan September, alih-alih menyampaikan pidato pemberontakan di tengah rumor saat ia bersiap untuk mengumumkan pengunduran dirinya di televisi.

• 11 Februari 2011: Saat protes berlanjut, Mubarak meninggalkan Kairo menuju Sharm el-Sheikh, sebuah resort tepi laut di Semenanjung Sinai tempat dia tinggal.

Beberapa jam kemudian, Saddam muncul di televisi pemerintah, mengumumkan bahwa Mubarak telah mengundurkan diri sebagai presiden dan mengambil alih dewan perwira tinggi militer yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Mohamed Hussein Tantawi.

• 12 Februari 2011 Dewan Tertinggi mengumumkan bahwa militer akan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil terpilih. Juru bicara itu juga mengatakan Mesir akan terus mematuhi perjanjian internasional, menunjukkan bahwa mereka tidak akan menentang perjanjian damai 1979 dengan Israel.

• 13 Februari 2011: SCAF menangguhkan Konstitusi dan membubarkan dua badan legislatif Mesir, Parlemen Rakyat dan Dewan Penasihat. Menurut pernyataan Dewan Tertinggi, sebuah komisi telah dibentuk untuk merancang konstitusi baru yang akan diadopsi melalui referendum, dan militer akan tetap berkuasa selama enam bulan atau sampai pemilihan baru.

73

Setelah penggulingan Hosni Mubarak, sesegera mungkin Mesir membuat kebijakan untuk membangun serta mengembalikan stabilitas di Negaranya, khususnya dalam proses transisi demokrasi tersebut, serta upaya untuk menstabilkan negara yang ekonominya dalam resesi kemudian harus dilalui.159 Revolusi. Satu-satunya pihak yang dikecualikan sebelum insiden ini adalah pihak yang melayani keluarga Mubarak, para pelaku bisnis yang pro dengan pemerintah, pemimpin pemerintah, pemimpin NDP, dan pemimpin militer. Partai Cadangan Hosni Mubarak. Fondasi struktur pemerintahan anumerta Hosni Mubarak akan segera berubah karena pembentukan dewan militer dan eksekutif negara masih berfungsi dan posisi mereka dapat menyebabkan transisi politik yang stagnan.160

Revolusi 2011 berhasil menggulingkan Presiden Hosni Mubarak dari jabatan kepresidenan dan kekosongan kekuasan tersebut dipegang sementara oleh Supreme Council of the Armed Forces (SCAF).161 SCAF saat itu segera memblokir konstitusi Mesir dan membubarkan parlemen yang ada saat itu.SCAF juga mengumumkan bahwa mereka akan mengawasi pemilihan legislatif dan presiden. Selama liburan, SCAF mengeluarkan Deklarasi Konstitusi pada 30 Maret 2011 yang diambil dari Konstitusi 1971 untuk keberlangsungan dan pemilu yang demokratis pemilihan Presiden maupun parlemen.

Dokumen terkait