• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVOLUTION

Dalam dokumen Beauty of History (Halaman 70-84)

REVOLUTION

Merancang secara umum (konseptual) memang lebih sederhana dibandingkan merancang dengan skematik, terbukti dengan berulang kali peracang melakukan pengulangan dengan konsep awal yang ternyata tidak sesuai atau kurang cocok diterapkan pada bangunan. Proses asistensi adalah bagian yang penting dalam perancangan ini, dikarenakan membuat perancang menemukan permasalahan- permasalahan yang tidak disadari, dan memberikan banyak efek positif bagi hasil rancangan.

Sesuai peraturan pada urban design guideline, bangunan apartemen dibangun dengan 2 tower dengan ketinggin 20 lantai (lihat gambar 6.1).

Pengunjung umum dapat memasuki site melalui pintu masuk utama dan naik ke entrance podium yang ada di lantai diatas pasar, lalu melakukan drop-off pada podium apartemen dan keluar turun melalui jalur yang disediakan atau parkir kembali di ground. Sedangkan penghuni apartemen dapat memasuki apartemen melalui entrance yang menuju langsung ke basement (lihat gambar 6.2 dan 6.3)

Gambar 6.2 Ground Plan

yang hanya dapat diakses oleh penghuni apartemen atau pengelola apartemen, dan ke podium atau tower dengan mengakses lift.

Penghuni apartemen yang ingin ke pasar yang berada di lantai dasar, atau pengunjung pasar yang ingin ke lantai podium dapat mengakses eskalator yang disediakan. Eskalator pada lantai dasar (pasar) dirancang dengan pintu sehingga aksesnya tidak terlalu umum, dan pada lantai podium akses pengunjung tidak langsung masuk ke dalam lantai podium melainkan ke ruang luar podium dan dapat masuk ke dalam lantai podium melalui entrance utama. Hal ini dilakukan untuk menaikkan tingkat privasi lantai podium (gambar 6.2).

Perancang berulang kali mengulang denah podium, dimana masalah terbesarnya adalah organisasi ruang yang dilakukan belum berhasil menciptakan suasana privat yang harus dimiliki oleh apartemen. Misalnya, pada awalnya perancang membuat lobby utama yang dapat diakses oleh penghuni apartemen juga tamu yang berkunjung, perancang tidak menyadari lobby tersebut menjadi terlalu umum dan kurang private bagi penghuni apartemen dengan keamanan yang juga kurang terjaga. Setelah melakukan asistensi dengan dosen pembimbing beberapa kali, perancang akhirnya membuat 2 buah lobby, lobby utama yang berada tepat setelah entrance dimana lobby tersebut menjadi ruang transisi menuju ke fasilitas umum apartemen juga ke lobby apartemen, kemudian membuat entrance khusus bagi penghuni apartemen yang dapat diakses melalui lobby utama dan membuat lobby khusus bagi apartemen dengan satu buah pintu akses yang dijaga oleh

security agar dapat menyaring orang yang akan masuk ke lobby apartemen dan menambah privasi (gambar 6.4).

Selain itu, penambahan ruang-ruang juga dilakukan yang ternyata dibutuhkan pada apartemen seperti ruang surat yang ditempatkan pada area servis di sekitar

Gambar 6.4 Denah Podium lantai 1

core bangunan. Pada bagian tower bangunan, perancang disarankan membuka koridor hingga ke dinding terujung bangunan untuk memberikan akses bagi masuknya matahari dan sirkulasi udara pada koridor untuk menuju hunian (lihat gambar 6.4) dimana awalnya perancang menutup seluruh dinding tower tanpa membukanya bagi sirkulasi udara .

a b

c d

Gambar 6.6 Denah tower (a) lantai 1-12 (tipikal); (b) lantai 13; (c) lantai 14; (d) lantai 15

a b

c d

e f

Gambar 6.7 Denah tower (a) lantai 16; (b) lantai 17; (c) lantai 18; (d) lantai 19; (e) lantai 20 (penthouse); (f) top floor

Sesuai bentuknya, denah tower semakin mengecil pada bagian atas. Pada tower tipikal lantai 1-12, tower bangunan berisi 3 jenis unit hunian yang berbeda yaitu tipe 1 bedroom dengan luas 55 m2 berjumlah 96 unit, tipe 2 bedroom dengan luas 64 m2 berjumlah 96 unit, dan tipe 3 bedroom dengan luas 83 m2 berjumlah 48 unit. Tower lantai 13-14 berisi 2 jenis unit hunian yang berbeda, yaitu tipe 1 bedroom berjumlah 16 unit dan tipe 3 bedroom berjumlah 16 unit. Tower lantai 15-17 berisi 2 jenis unit hunian, yaitu tipe 1 bedroom berjumlah 12 unit dan tipe 3 bedroom berjumlah 24 unit. Tower lantai 13-14 berisi 2 jenis unit hunian yang berbeda yaitu tipe 1 bedroom berjumlah 16 unit dan tipe 3 bedroom berjumlah 16 unit. Tower lantai 18-19 berisi 20 unit tipe 3 bedroom. Pada tower lantai 20, terdapat 4 unit hunian tipe penthouse dengan luas masing-masing unit 166 m2 (lihat gambar 6.6 dan gambar 6.7).

Tampak bangunan dirancang sesuai dengan konsep, sehingga tampak bangunan dapat mencerminkan tema yang diusung. Bila dilihat dari depan, belakang, ataupun samping, bentuk bambu runcing akan terlihat karena posisi peletakan kedua tower bangunan (gambar 6.8 dan 6.9).

Bangunan keseluruhan dapat terlihat melalui perspektif bangunan (Gambar 6.10). Bangunan apartemen yang bersinergi dengan bangunan sekitar kawasan menciptakan suasana baru bagi pengunjung kawasan tersebut. Selain bentuk bangunan, penataan lingkungan sekitar juga memberi nilai tambah pada keindahan bangunan.

Gambar 6.8 Tampak Depan

Gambar 6.9 Tampak Samping

Tower Apartemen RRI Podium Apartemen Hotel GOR Jalan Veteran

Vista visual diciptakan bagi para pengunjung kawasan. Plaza dan taman yang berada di depan Gedung Nasional merupakan titik terbaik untuk menikmati bambu runcing yang digunakan pada bangunan karena disitulah bentuk maksimal bangunan apartemen dapat terlihat (gambar 6.11).

Seperti yang telah dijelaskan secara singkat pada bab sebelumnya, sistem struktur yang perancang dalam apartemen ini adalah sistem struktur rigid frame dengan core dengan menggunakan grid 8x8m. Kolom yang digunakan adalah beton bertulang dengan ukuran 80cm. Balok yang digunakan adalah balok beton bertulang dengan balo induk yang berukuran 80x40cm dan balok anak berukurn

55x27cm. Balok yang menopang struktur kantilever juga menggunakan balok dengan beton bertulang yang berukuran 65x33cm. Struktur pada bagian atas dinding bangunan menggunakan struktur curtain wall (Lihat gambar 6.12).

Gambar 6.12 Potongan Bangunan (a) B-B dan (b) A-A a

b

Pondasi Dinding penahan tanah

Curtain wall Core Kolom Balok Basementt Pasar / Ground Podium Lantai 1&2 Tower Lantai 1-20

Dilatasi dilakukan pada bangunan ini sebagai pemisahan struktur antara podium dengan tower. Menurut Jimmy S Juwana (Panduan Sistem Bangunan Tinggi, 2005), bangunan yang terlalu panjang tidak mampu menahan deformasi akibat penurunan pondasi, gempa, muai susut, karena akumulasi gaya yang sangat besar pada dimensi bangunan yang panjang, dan menyebabkan timbulnya reakan atau keruntuhan struktural. Oleh karena itu, bangunan yang besar tersebut perlu untuk dibagi menjadi beberapa bagian dengan ukuran struktur yang lebih kecil, dimana tiap bangunan dapat secara kaku menghadapi pergerakan bangunan yang terjadi. Dilatasi yang dilakukan pada bangunan adalah dengan dilatasi kolom dengan jarak 15 cm yang dilapisi dengan plat karet pada jarak antar kolom yang dipisahkan.

Bagian yang tak kalah penting dari bangunan adalah sistem utilitas bangunan yang meliputi sistem elektrikal dan sanitasi. Rencana elektrikal menjelaskan bagaimana jalur aliran listrik dari sumbernya hingga pembagiannya ke tiap unit hunian. Listrik yang digunakan pada bangunan apartemen bersumber dari listrik PLN yang dialirkan melalui trafo akan didistribusikan ke MCB dimana MCB akan mampu memindahkan aliran listrik ke generator pada saat terjadi pemadaman listrik. Aliran listrik dari MCB selanjutnya didistribusikan ke pnel induk untuk kemudian dari panel induk didstribusikan ke setiap lantai dan ruangan (lihat gambar 6.13).

Perencanaan lainnya sistem sanitasi (pemipaan). Rencana sanitasi harus diperhitungkan dengan baik agar meminimalisasi kesalahan fatal seperti kebocoran yang akan menimbulkan kerugian pada bangunan. Instalasi pipa ada bangunan digunakan untuk mengalirkan air besir, air es (untuk keperluan tata udara), air untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air kotor, air buangan, air kotor, air hujan, dan air limbah.

Pemasokan air bersih pada apartemen menggunakan sistem pasokan ke bawah (down feed) dengan pompa, dimana pompa digunakan untuk mengisi tangki air di atas atap. Dengan menggunakan sakelar pelampung, pompa akan berhenti bekerja

saat air dalam tangki sudah penuh dan akan dialirkan ke bawah pada tiap lantai dengan memanfaatkan gaya gravitas (lihat gambar 6.14 a).

Pada jaringan pemipaan air kotor dan pipa ventilasi dihubungkan satu dengan yang lainnya dan dialirkan melalui pipa pada shaft ke unit pengolahan limbah (SPT) kemudian dibuang ke riol kota (gambar 6.14 b). Untuk menghindari masuknya udara yang baunya tidak sedap pada bangunan, maka pada saluran pembuangan dipasang perangkap udara, berupa genangan air yang tertahan akibat adanya sekat perangkap (menggunakan konsep bejana berhubungan) . Untuk air limbah , dibuang melalui septik tank dan kemudian dialirkan kembali ke dalam tanah melalui rembesan.

Gambar 6.14 Gambar sistem sanitasi (pemipaan) (a) Air Bersih ; (b) Air Kotor

Tangga kebakaran terdapat 1 buah di setiap tower bangunan yang diletakkan di dalam core (lihat gambar 6.15).

Perancangan sistem utilitas bangunan dengan baik diharapkan akan memberikan kenyamanan bagi pengguna, juga menghindari terjadinya kerusakan yang mengganggu ativitas pengguna apartemen.

Rancangan dibuat dalam bentuk maket monochrome. Maket dibuat dengan cukup detail, untuk memperlihatkan bentuk bangunan, dan elemen fasadnya yang bergelombang (gambar 6.16).

Gambar 6.15 Gambar sistem sirkulasi vertikal

Dalam dokumen Beauty of History (Halaman 70-84)

Dokumen terkait