• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Landasan Teori

5. Right Issue

a. Pengertian Right Issue

Right issue atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam pasar modal Indonesia adalah hak yang diperoleh para pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham suatu perseroan terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang menjalani proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari saham-saham simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan dan jumlah yang berhak diambil seimbang dengan jumlah saham yang

mereka miliki secara proporsional

(http://infodatabroker.blogspot.com)

Menurut Tandelilin (2010), right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan saham terlebih dahulu yang diberikan kepada pemodal saat ini untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana. Right issue diberikan kepada pemegang saham lama guna untuk menjaga proporsi kepemilikannya dalam suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru. Right issue atau biasanya diterjemahkan sebagai bukti right. Right issue adalah hak bagi pemodal untuk membeli saham baru jika

perusahaan emiten menerbitkan saham baru (Tandelilin, 2007). Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), right atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) merupakan surat berharga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukarkannya (exercise) menjadi saham biasa. Right issue diberikan kepada para pemegang saham sehubungan dengan proses pengeluaran saham baru. Ketika terjadi right issue, maka pemegang saham lama (existing shareholder) memiliki hak lebih utama (preemptive right) atas saham baru yang dikeluarkan perusahaan. Skema ini bertujuan menjaga agar pemegang saham lama tidak mengalami penurunan persentase kepemilikan (dilusi) sehubungan dengan penerbitan saham baru. Right issue (HMETD) terkait erat dengan Preemptive Right (hak yang dimiliki oleh pemegang saham untuk mempertahankan persentase kepemilikannya). Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor IXD.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu khususnya butir 2 disebutkan, bahwa:

“Apabila suatu perusahaan yang telah melakukan penawaran

umum saham atau perusahaan publik bermaksud untuk menambah modal sahamnya, termasuk melalui penerbitan waran atau efek konversi, maka setiap pemegang saham harus diberi hak memesan efek terlebih dahulu sebanding dengan presentase pemilikan mereka”.

Secara umum right issue ditujukan untuk memperkuat permodalan suatu perusahaan. Dana yang dihasilkan dari adanya right issue dapat digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya melakukan ekspansi usaha, melunasi pembayaran hutang, atau akuisisi internal.

b. Keuntungan dan Kerugian Right Issue

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), keuntungan atau kerugian atas kepemilikan right sangat ditentukan oleh harga saham setelah pelaksanaan right issue. Naik atau turunnya harga saham pasca right issue ditentukan oleh sejauh mana persepsi investor atas rencana perusahaan melakukan right issue, misalnya untuk memperkuat modal perusahaan, membayar utang, melakukan akuisisi, dan lain-lain. Jika right issue tersebut berpotensi positif bagi permodalan dan pertumbuhan perusahaan ke depan, maka pemegang saham yang melaksanakan haknya akan berpotensi pula menikmati keuntungan, baik berupa capital gain maupun dividen. Peningkatan jumlah saham (dengan exercise maka jumlah saham bertambah) dan disertai dengan harga beli yang lebih murah (harga pelaksanaan HMETD lebih murah dari harga pasar), tentu berdampak positif bagi kekayaan pemegang saham.

Jika harga turun setelah adanya right issue, hal ini berarti berita negatif bagi para pemegang saham, karena dengan mengeluarkan sejumlah dana untuk exercise, investor belum dapat memperoleh capital gain (artinya sejumlah dana tertahan pada saham tersebut).

c. Tujuan Right Issue

Banyak informasi yang memengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi, salah satunya adalah informasi mengenai aksi korporasi (corporate action). Aksi korporasi (corporate action)

merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah lembar saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, risiko sistematis saham serta pergerakan harga saham. Oleh karena itu calon investor harus mencermati sinyal yang dilempar emiten tersebut supaya tidak terjadi kesalahan interpretasi yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang salah.

Tujuan dilakukannya aksi korporasi (corporate action) oleh perusahaan emiten adalah untuk meningkatkan modal perusahaan, membayar hutang yang telah jatuh tempo, ekspansi usaha, meningkatkan likuiditas perdagangan saham serta tujuan lainnya. Salah satu aksi korporasi (corporate action) yang dilakukan para emiten untuk mendapatkan dana segar untuk tujuan-tujuan di atas adalah dengan melakukan penerbitan saham baru (right issue).

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), tujuan penerbitan right issue secara umum adalah untuk memperoleh dana tambahan dari pemodal untuk ekspansi dan restrukturisasi. Sedangkan menurut Ghozali dan Solichin (2003) ada dua alasan bagi perusahan melakukan penerbitan saham baru (rightissue), yaitu:

1) Penerbitan saham baru (right issue) dapat mengurangi biaya, karena emiten tidak harus membayar fee untuk jasa penjamin (underwriter) dan penerbitan saham baru (right issue) menyebabkan jumlah saham perusahaan bertambah sehingga diharapkan dengan langkah tersebut akan dapat meningkatkan

frekuensi perdagangan, yang berarti meningkatkan likuiditas saham.

2) Dengan adanya hak memesan efek terlebih dahulu (preemptive right), para investor lama dapat mempertahankan proporsi kepemilikan mereka. Apabila para investor lama tidak menggunakan haknya tersebut, maka mereka dapat menjual right yang dimilikinya kepada pihak lain.

d. Manfaat Right Issue Bagi Investor

Pengumuman penerbitan saham baru (right issue) merupakan berita yang disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan yang selanjutnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Investor akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal terhadap adanya peristiwa (event) tertentu yaitu berupa sinyal positif (good news) atau berupa sinyal negatif (bad news). Apabila dana dari penerbitan saham baru (right issue) digunakan untuk ekspansi usaha atau perbaikan struktur modal, maka kinerja perusahaan akan lebih baik di masa depan. Sehingga informasi yang dihasilkan memberikan sinyal positif bagi investor yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham perusahaan.

Tetapi jika dana dari penerbitan saham baru (right issue) akan digunakan untuk tujuan perluasan investasi yang mempunyai nilai sekarang bersih (net present value) nol atau negatif dan untuk membayar utang yang telah jatuh tempo sehingga menyebabkan

kondisi laba di masa depan menurun, maka informasi yang diperoleh investor memberi sinyal yang negatif. Sinyal tersebut akan direspon oleh investor yang tercermin dengan perubahan harga saham dan tingkat likuiditas saham di seputar pengumuman penerbitan saham

baru (right issue) yang dilakukan oleh perusahaan

(http://infodatabroker.blogspot.com). Menurut Yokubus dan Ediningsih (2009) dalam Pratama dan Sudhiarta (2013), manfaat right issue antara lain membantu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana melalui emisi saham baru yang berarti menambah modal sendiri tetapi tidak menimbulkan kekhawatiran atas masuknya pemilik baru.

e. Karakteristik Right Issue yang Diperdagangkan di BEI

Darmadji dan Fakhruddin (2006) menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik right issue yang diperdagangkan di BEI, yaitu sebagai berikut:

1) Masa Perdagangan right issue, sekurang-kurangnya 5 (lima) hari bursa.

2) Sistem penawarannya, yaitu:

a) Lelang berkelanjutan (continuous auction) untuk pasar tunai. b) Negosiasi untuk pasar negosiasi.

3) Perdagangan, untuk pasar tunai dan sesi 1 pasar negosiasi. Perdagangan di pasar negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan, melainkan satuan unit right.

4) Satuan perdagangan right sebanyak 500 (lima ratus) right. Setiap satu right wajib memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham.

5) Penyelesaian transaksi yaitu T+0, baik untuk pasar tunai maupun pasar negosiasi.

6) Fraksi harga. Pada pasar tunai dengan skema multi fraksi, yaitu : a) Fraksi Rp 1, jika harga HMETD  Rp 100

b) Fraksi Rp 5, jika harga HMETD  Rp 100 dan  Rp 1.000 c) Fraksi Rp 10, jika harga HMETD  Rp 1.000

Dokumen terkait