BAB 1
Cinta Tanpa Teori
Cinta bukan teori. Cinta itu mendengarkan. Cinta lebih diwujudkan dengan tindakan daripada kata. Cinta tidak mungkin dibangun tanpa kata-kata yang menyusun pemahaman teori. Ada relasi timbal balik antara teori dan pengalaman. Cinta adalah penilaian tentang perasaan.
Penulis mengesampingkan pengalaman cinta, justru buku ini bisa dipakai untuk menguji pengalaman cinta kita dan memahami tentang cinta. Orang sering memisahkan kuasa dari cinta. Hidupnya tidak memberi pengaruh apa pun untuk mengembangkan hidup orang lain. Orang lupa bahwa cinta tanpa kuasa. Wujud cinta penuh dengan kuasa adalah keadilan. Tetapi, hanya mungkin diwujudkan kalau orang sungguh-sungguh memahami makna cinta yang sebenarnya.
BAB 2
Restorasi Cinta
a. Tragis atau Drastis?
Setiap orang memiliki unsur tragis. Dalam pengalaman hidupnya juga mengalami drastis. Unsur tragis di sini bisa karena kehilangan orang yang disayangi dan kehidupannya mengalami perubahan drastis.
b. Cinta Sama dengan Perasaan?
Cinta sama dengan perasaan. Cinta dijadikan tameng untuk melakukan aneka ragam tindakan. Tidak sedikit tindakan itu lahir justru karena cinta. Karena cinta dimiliki oleh setiap orang.
c. Cinta Sakral atau Muharam?
Cinta itu sakral. Cinta adalah sumber universal hidup manusia. Ada sesuatu yang mulia dan sakral dari cinta. Cinta juga punya dimensi misteri sehingga tidak mungkin dapat dipecahkan secara tuntas. Kita bisa memecahkan soal matematika yang sulit. Tetapi, jika berurusan dengan cinta, orang tidak dapat memecahkannya secara tuntas.
d. Cinta Tidak Rasional?
Cinta itu rasional, karena masuk dalam wilayah objektif. Perasaan itu ada dalam diri kita. Kondisi objektif : finansial, keamanan, kondisi orang yang akan kita temui. Jika kita mengabaikan kondisi objektif, kita bisa jadi tergila-gila pada sesuatu.
e. Mencintai atau Menyukai?
Mencintai, karena terkait dengan keseluruhan pribadi. Sedangkan menyukai terkait dengan perasaan. Mencintai berarti secara konsisten menerima pribadi dalam keseluruhannya.
f. Sayang atau Cinta?
Cinta, karena ada perbedaan antara sayang dan cinta. Cinta itu sakral dan seringkali diartikan memiliki. Cinta dianggap sebagai ungkapan tertinggi dan hanya bisa diungkapkan pada satu orang. Cinta adalah kekuatan yang menyatukan.
g. Cinta : Masalah dan Misteri
Ada perbedaan antara masalah dan misteri. asa a c n n a is ik ada i u sua u asa a a ena i u idak
ucu a au a a ucu ika an as disebu sebagai is e i ada n a a u ka ena k ndisi i u bisa di acak sebab
musababnya dan lalu bisa diselesaikan. Ganti lampu, ganti saklar, kabel, misalnya. Jadi, sejauh bisa diselesaikan, mati lampu itu disebut masalah. Misteri : hidup, cinta. Cinta ada dalam kategori misteri. Cinta bisa jadi masalah dan akhirnya menjadi misteri yang melibatkan diri kita sendiri. Misteri tak terhindarkan dan memaksa.
Ada pengakuan akan misteri : kita terlibat di dalamnya, pemecahan masalahnya akan melibatkan sikap, keyakinan dan kepercayaan kita. Masalah timbul melibatkan keyakinan-keyakinan yang kita punyai tentang cinta, tentang hidup, kebebasan dan iman.
BAB 3
Hukum Cinta
a. Cinta yang Menyatukan
Cinta yang menyatukan. Cinta sebagai kekuatan yang membangun materi sehingga tercipta semesta. Disini ada soal bahwa orang yang berbeda, hal yang berbeda, latar belakang yang berbeda digerakkan untuk bersatu. Hukum cinta membuat unsur semesta menyatu. Cinta adalah kekuatan yang menyatukan.
b. Setiap Orang Mengalami Kesepian
Setiap orang mengalami kesepian. Dari kesepian itu kita mencari orang lain. Ada dorongan untuk bersatu dengan orang lain. Kesepian adalah bagian dari kondisi manusia. Dari kesepian itu kita butuh pendamping atau orang yang menemani kita.
c. Kesepian Seumur Hidup
Setiap orang tidak ingin merasakan kesepian, apalagi kesepian seumur hidup. Tetapi manusia tidak pernah merasa puas untuk meraih kepuasannya. Ada yang mencari ketenangan hidup dengan mengubah penampilan, tetapi dengan semua itu
tidak menjamin ketenangan dan kebahagiaan. Maka kesepian menyertai manusia dalam seluruh hidupnya.
d. Lari dari Kesepian
Kesepian tidaklah menyenangkan bisa menjadi luka yang memedihkan hati. Terkadang manusia dihadapkan dengan kesepian dan cenderung melarikan diri. Kesepian memang menakutkan. Namun, kesepian juga bisa jadi momen anugrah bila orang tak lari darinya, melainkan bersahabat dengannya.
e. Bersahabat dengan Kesepian
Manusia adalah makhluk sosial, ini merupakan kebenaran yang ada sejak kita lahir. Bahwa kita tak bisa hidup tanpa orang lain. Dapat diartikan pula pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri. Sendiri berarti sepi. Jadi manusia memiliki kesepian. Orang tidak tahu apa yang ia inginkan, apa yang ia rasakan atau apa yang ia yakini. Dalam kondisi yang demikian, maka reaksi alamiah kita adalah mencari teman.
f. Berarti Menjadi Manusia
Menjadi manusia, mungkin untuk sementara orang bukanlah satu masalah yang harus dipersoalkan. Karena ternyata kita semua telah dilahirkan sebagai manusia.
Setidak-tidaknya sebagai makhluk yang berakal budi dan berbudaya, yang secara tegas membedakan dari makhluk-makhluk yang lain yang bukan manusia.
BAB 4
Bahasa Cinta
a. Epithymia : Tak Lihat Tak Sayang
Dalam konteks ini penglihatan yang lebih dipergunakan. Ada pepatah tak kenal maka tak sayang. Tetapi disini tak lihat maka tak sayang. Epithymia muncul karena penggunaan sensor indra penglihatan, sehingga orang melihat dan dapat terpikat.
Epithymia atau sensual love adalah cinta dalam arti tak lihat maka tak sayang. Cinta model ini merujuk pada penggunaan indra dan menimbulkan libido. Ini dimiliki oleh semua manusia normal. Libido mendorong untk mencari kenikmatan demi kenikmatan. Libido sebagai dorongan normal untuk pemenuhan diri.
b. Eros : Bersatu Kita Teguh
Orang ingin selalu dekat dan tak terpisahkan oleh pasangannya. Ada dorongan untuk bersatu dengan hal atau
orang yang menariknya. Eros biasanya difungsikan dalam hubungan dengan ketertarikan karena daya tarik fisik kepada lawan jenis.
Eros adalah dewa cinta dan nafsu seksual. Eros juga merupakan sebuah kata dalam bahasa Yunani yang berarti cinta
berdasarkan hawa nafsu saja. Berbeda dari itu Eros bisa dipahami sebagai dorongan untuk bersatu dengan hal atau orang yang menariknya. Eros tidak lagi sekedar muncul dari rangsangan atau dorongan seksual. Meski unsur epithymia bisa terlibat di dalam eros, akan tetapi tak selamanya keduanya menyatu.
c. Storge : Kasih Sayang Mama
Mengajarkan kepada kita bahwa kita layak dicintai bagaimanapun keadaan kita. Storge juga bermakna cinta, kasih dan sayang. Ungkapan kasih sayang kepada orang tuanya. Cinta dalam lingkup keluarga. Rasa cinta yang ditumbuhkan orang tua membangun sikap, sifat anak untuk kemudian mencintai orang lain, termasuk mencintai orang tuanya.
d. Philia : Persahabatan
Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Artinya kita memilih sahabat lebih karena dia memiliki kesatuan dengan kita yang tidak dimiliki kebanyakan orang lain.
Philia, juga bermakna kasih, cinta dan sayang. Biasanya difungsikan atau digunakan dalam hubungan sosial dan
persahabatan sehari-hari, diucapkan antara sesama sahabat atau teman karib. Di dalamnya juga terkandung saling memperhatikan, keterbukaan, perhatian dan setia kawan, toleransi serta solidaritas.
e. Agape : "Takasimura"
Agape : Takasimura adalah cinta tanpa syarat. Merupakan kasih yang sejati. Di dalamnya terkandung sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak sombong, melakukan hal-hal yang sopan, tidak dendam, kejujuran, perhatian, mengerti, paham dan memahami orang lain, kesetiaan, percaya, komitmen pada ucapan dan janji. Dalam hidup dan kehidupan sosial.
Agape difungsikan sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Sering kali disebut kasih yang agung, karena mampu meniadakan segala bentuk perbedaan yang dibangun manusia, permusuhan, pertentangan, dan pertengkaran. Selalu membawa atau berdampak pada perdamaian, damai sejahtera dan ketenangan.
f. Cinta yang Mana?
jCinta tak bersyarat. Cinta itu suatu proses. Tidak statis, tetapi dinamis. Maka, cinta tentu merupakan suatu proses
dalam seluruh tata kosmis kehidupan. Artinya, dalam proses itu, seluruh dimensi cinta terlibat.
Oleh karena itu, cinta seksual mendapatkan makna terdalamnya jika dipahami dalam konteks pemberian diri secara utuh dan bukannya pemberian bersyarat.
g. Cintaku Ditolak
Hampir setiap manusia mengenal cinta. Pernah mengalami penolakan dalam hidupnya. Maka, cinta dalam bentuk apa pun perlu kita pahami apa adanya. Kita perlu berubah dengan pemaknaan cinta yang sejati.
BAB 5
Tantangan Cinta
a. Seks atau Seksualitas
Seks adalah nafsu, yaitu suatu kekuatan pendorong hidup yang biasanya disebut dengan insting atau naluri yang dimiliki oleh setiap manusia, baik dimiliki laki-laki maupun perempuan yang mempertemukan mereka guna meneruskan kelanjutan keturunan manusia. Sedangkan seksualitas merupakan suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan seks.
Seks lebih menunjuk pada fungsi genital ( kelamin dan hubungan seks), dianggap sama saja dengan seksualitas (kualitas kepriaan- kewanitaan yang mewarnai seluruh kepribadian seseorang). Hubungan seks kiranya akan membahagiakan kalau dilandasi oleh cinta seksual dan bukannya insting seksual. Hubungan seks di sini saya pahami sebagai kontak bersatunya alat genital dari dua person yang berhubungan. Lihat beberapa alasan bagaimana seks masuk dalam gerak revolusi moral dan bagaimana seks dipisahkan dari cinta. Cinta dalam kualitas persahabatan atau agape tidak menuntut ungkapan-ungkapan seksual atau erotis. Maka, kurang marketable. Silahkan mengamati perjalanan pemikiran
manusia berkenaan dengan seks ini. Berbagai macam upaya dilakukan dan sering kali orang jatuh ke ekstrem yang satu atau yang lainnya.
b. Dari Mana Datangnya Cinta?
Dari mata turun ke hati. Pepatah ini sepertinya sudah berurat-akar. Persis dari situlah cinta berasal : hati. Hati bukan soal perasaan belaka, melainkan keseluruhan kepribadian kita yang terkristalisasi. Jadi hati menjadi penting dalam diri manusia.
c. Dari Mata Turun ke Bawah
Penulis kira pandangan itu benar untuk kategori pikiran pragmatis dan oportunis. Kelompok orang seperti ini bisa saja menuduh pihak yang menentangnya sebagai orang yang tidak realitas, munafik, sok suci, dan lain-lain.
Kalau kita mengamati, sudah jelas terlihat bahwa itu semua adalah rasional, alasan yang di buat-buat ( dan masuk akal) untuk membenarkan epithymia, insting seksual yang harus dipenuhi dalam wujud hubungan seks dengan siapa pun yang bukan suami atau istri. Tidak bisa membayangkan bagaimana orang bisa hidup, lebih dari tataran biologis kimiawi, tanpa cinta.
d. Monster Seks
Monster seks adalah kelompok seks bebas dan seks aman. Tanpa cinta, para kelompok seks bebas dan seks aman sangat menikmati dunia seks. Gaya hidup seperti ini tidak pernah membuka mata pada fakta kehancuran keluarga, penderitaan batin anak, frustasi, kebingungan dan sejenisnya.
e. Kawin dan Nikah
Secara deskriptif dari suatu hubungan seks (diluar pernikahan) tidak bisa disimpulkan apa-apa selain bahwa sudah terjadi hubungan seks. Dan secara normatif tidak bisa dikatakan bahwa cinta mengharuskan adanya hubungan seks. Suatu perkawinan yang dibentuk untuk meneruskan keturunan manusia. Kawin dan penerusan keturunan manusia adalah tugas manusia dan itulah tujuan perkawinan.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang hidup bersama tanpa komitmen membentuk keluarga. Jadi, masyarakat tidak memberi legitimasi hubungan mereka sebagai hubungan perkawinan dalam keluarga. Ini yang saya maksud sebagai kumpul kebo. Bisa terjadi ada keluarga, karena kesulitan birokrasi atau sejenisnya, tidak memiliki surat perkawinan, tetapi secara sosial diterima sebagai pasangan suami istri yang memiliki anak dan membentuk kesatuan satu
keluarga ( bukan sekedar digosipkan sudah menikah atau sejenisnya). Jadi, ada dimensi sosial dalam institusi perkawinan.
f. Dwifungsi Seks
Dalam konteks perkawinan, hubungan seks memang memiliki dua aspek yaitu untuk keturunan dan untuk mengungkapkan cinta personal. Cinta sungguh menunjukkan hukum mencari kesatuan yang diwujudkan dalam hubungan seks.
Dalam hubungan seks, ada suatu proses penegasan seksualitas dan hubungan seks dilandasi oleh cinta, rasa tanggungjawab dan komitmen. Jelaslah bahwa hubungan seks bisa menjadi ungkapan cinta, seks sebagai ungkapan cinta.
g. Sama- Sama Cinta
Cinta adalah suatu proses, tidak bisa dikatakan bahwa sebelum menikah seseorang memiliki cinta yang sudah sempurna kepada calonnya sehingga layak untuk menikah. Hubungan seks juga dibenarkan dalam konteks pernikahan untuk mengungkapkan cinta.
Dalam hal ini ada aspek yang bisa mendukung kesempurnaan misalnya mendukung komitmen, pejuangan
menguji cinta. Cinta sejati memang akan mengatasi perbedaan. Cinta sejati justru menegaskan keberbedaan kita dengan orang lain. Menyebut cinta kita sejati bukanlah perkara mudah. Kita butuh semacam rambu-rambu untuk menguji cinta itu sejati atau tidak supaya kita tidak menjadi korban cinta yang sesat, supaya pengorbanan kita bukan suatu pengorbanan yang naif. Kita memerlukan rambu-rambu yang kurang lebih bisa memberikan gambaran kepada kita untuk mengembangkan kondisi jatuh cinta. Dengan demikian, jatuh cinta tidak menjadi kambing hitam, tetapi menjadi pijakan bagi kita untuk mengolah cinta, mengembangkan cinta yang sejati.
BAB 6
Tanda- Tanda Cinta
a. Daya Tarik Seksual
Daya tarik seksual adalah segala kelebihan yang dimiliki oleh seseorang ( individu) yang terbaca oleh lawan jenisnya dan dianggap sebagai pemikat. Daya tarik seksual adalah kenikmatan seks yang tidak bersifat nikmat secara langsung. Lain halnya kalau cinta kita berkembang menuju cinta sejati. Daya tarik yang kita lihat pada diri orang lain tidak hanya beberapa, tetapi keseluruhan pribadinya sungguh mengesan bagi kita.
Ada tiga cara jiwa pria dan wanita bersatu. Pertama, melalui daya tarik seksual pada umumnya. Ini dengan mudah kita pahami. Tetapi, dari kenyataan kita melihat bahwa ada banyak orang yang secara seksual tertarik, tetapi tidak membuat ikatan jiwa. Hanya ikatan fisik yang terjadi. Kedua, melalui apa yang disebut ikatan karma. Hipotesis ini bisa diterima kalau kita memiliki keyakinan. Ketiga, ikatan kosmis. Cara ini melibatkan proses kosmis yang dilandasi oleh Sang Maha Misteri. Tentu, ini mengandaikan kepercayaan.
Cinta sejati terarah bukan kepada apa yang ada di balik pakaian orang lain, melainkan pada pribadi dalam sosok yang
ditutupi pakaian itu. Bukan tubuhnya yang kita cintai, melainkan kepribadian yang tercermin dari gerak-gerik tubuhnya. Kita melihat keseluruhan pribadi. itulah benih Cinta Sejati : bukan sesuatu yang parsial, melainkan keseluruhan. Mencintai berarti menerima baik kelemahan maupun kekurangan sebagai kesatuan utuh. Jelas, tanda yang pertama untuk menguji cinta kita adalah soal ketertarikan. Semakin kita terfokus pada keseluruhan pribadi yang tampak pada kita, semakin mengarah pada kepenuhan cinta kepada orang lain.
b. Waktu akan Membuktikan
Waktu akan membuktikan segalanya.Kata-kata itu benar menurut penulis. Terutama dalam hal hubungan, entah itu persahabatan, percintaan, keluarga, dan yang lainnya. Waktu akan membuktikan dan menguji kita apakah kita sungguh-sungguh menginginkan sesuatu atau keinginan itu hanyalah sekedar keinginan sesaat saja. Atau bisa juga keinginan itu ada pada saat kita bersama, saat kita sudah tidak bersama perlahan semuanya itu memudar dan menghilang.
Jika kita benar-benar menginginkan sesuatu tak peduli berapa jauh pun jarak yang harus ditempuh, tak peduli berapa sulit pun kondisi kita, kita pasti akan mengusahakan dan
mencari berbagai jalan untuk mewujudkannya. Impian itu akan tetap hidup dalam diri kita karena hal itulah yang kita inginkan.
c. Biarlah Badai Berlalu
Pasangan yang sedang dilanda cinta, pisah dalam waktu yang lama juga akan membuat adanya jarak dalam hubungan batin. Sarana komunikasi yang tidak menghadirkan fisik orang yang kita cintai bisa berpengaruh pada sikap ketertarikan kita. Karena kehadiran fisik lebih menekankan sikap percaya, terbuka dan cinta yang saling menumbuhkan.
d. Memperluas Jaringan
Memperluas jaringan adalah memperluas pertemanan. Menjalin relasi dengan semua orang. Dengan relasi itu menambah kekayaan relasi yang kita punyai. Temanmu adalah temanku, temanku menjadi temanmu. Kalau cinta yang dibangun sungguh tulus, teman-teman kita juga akan menerima kita. Semua orang lain tetap dapat masuk dalam jaringan relasi antar kita.
Sebagai alat bantu tentu saja tabel semacam ini tidak bisa dimutlakkan. Masih ada kemungkinan tambahan unsur lain yang bisa juga dipakai untuk menguji kualitas cinta kita atau orang lain. Pertama-tama, berilah skor pada aspek yang ada.
Jika aspek yang anda miliki mutlak mendekati kualitas Cinta Sejati, berilah skor 10. Ada kemungkinan besar bahwa yang anda alami menunjukkan kualitas Cinta Sejati. Dalam hal ini, anda bisa mulai mempertimbangakan hidup perkawinan. Tetapi, sebelum anda mengambil keputusan atau mempertimbangkan perkawinan dengan pasangan anda, ada baiknya anda menyadari alasan anda untuk menikah.
e. Mengapa Menikah?
Tanda-tanda Cinta sejati yang disampaikan tidak ada satu tanda pun yang berlaku untuk suatu persahabatan atau relasi yang tidak menuntut perkawinan. Artinya, kalaupun kita memiliki skor sempurna untuk kategori Cinta Sejati, kualitas Cinta Sejati tetap bisa kita terapkan kepada seorang sahabat. Cinta Sejati tidak identik dengan perkawinan. Cinta hanya merupakan salah satu elemen yang diperlukan untuk membangun keluarga.
Kita menemukan alasan untuk menikah, kita terbantu untuk menghayati pernikahan bukan sebagai tradisi, kewajiban belaka, budaya, iklan, determinisme seksual. Tanpa alasan yang kita pegang secara pribadi, kita hanya mengikuti hukum alam seperti makhluk hidup lain : kawin karena begitulah strategi reproduksi, strategi penerusan keturunan. Konsekunsi
pada macam aksioma bahwa intimitas manusia satu dengan yang lainnya menuntut suatu ungkapan seksual genital (hubungan seks).
f. Kawin Beda Agama
Cinta mengalahkan perbedaan, termasuk agama. Di situlah letak bahayanya perkawinan beda agama. Bukan pertama-tama soal praktis cara mendidik anak atau mengurus perekonomian rumah tangga, melainkan soal mengalami iman secara radikal. Penulis sangat membedakan istilah radikal dan istilah fanatik. Sesuai dengan asal katanya, radikal berarti sampai pada akar-akarnya. Orang yang menghayati imannya secara radikal berarti orang yang memahami imannya dari perwujudan luar (agama, kitab suci, cara beribadat, komunitas) sampai ke akar-akarnya. Ironisnya, sering kali justru orang yang fanatik tidak sampai pada penghayatan iman yang radikal.
Apabila akan melakukan pernikahan beda agama hendaknya dipikirkan secara matang agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Di satu pihak perkawinan berbeda agama memang memuat resiko dan bahaya yang pantas untuk dihindari. Faktor beda agama akan mudah memicu konflik yang dapat mengancam keutuhan rumah tangga. Efek lanjutan akan dialami oleh anak-anaknya dan mereka mengalami
kebingungan dalam memilih agama. Resikonya juga takut dikucilkan oleh orang tua, keluarga dan masyarakat.
g. Cinta Iman
Dalam konteks feodal, perkawinan menjadi sarana untuk memperluas wilayah, memperluas pengaruh. Cinta Sejati tidak menjadi elemen yang penting. Dengan begitu, orang bisa diperalat untuk memenuhi ambisi raja atau petinggi negeri. Secara halus adalah bentuk penindasan, khususnya wanita karena posisinya selalu lemah.
Barangkali ini juga yang diakibatkan oleh credo (kepercayaan), ada jodohnya untuk setiap orang ( dan bisa jadi orang menikah tidak dengan jodohnya, maka bisa selingkuh), cinta itu buta, dan cinta mengalahkan segalanya ( baik hambatan sosial maupun fisik). Menyebut Tuhan di sini tidak dimaksudkan untuk menunjuk pemahaman tentang Tuhan : menurut Islam, Kristen, Buddha, Hindu, dan seterusnya. Di sini cukuplah dimengerti bahwa Tuhan adalah Yang Mutlak, yang menjadi pencipta dan penyelenggara hidup. Cintalah yang menjadi pusat perhatian, betapapun sebenarnya cinta ini berpulang pada cinta Tuhan sendiri. Melihat kaitan antara cinta antar manusia dan cinta Tuhan tersebut. Satu syarat : anda beriman.
BAB 7
Kemutlakan Cinta
a. Cinta yang Menjadi Daging
Tuhan itu sosok yang jauh, tak terjangkau oleh indera manusia. Ia berdiri di suatu sudut di luar alam semesta dan menonton pertunjukan sandiwara di semesta. Tidak ada Tuhan dalam peristiwa hidup yang biasa-biasa saja karena manusia bisa berbuat seperti itu. Pekerjaan Tuhan itu haruslah spektakuler.
Tuhan bekerja, itu tidak selalu berarti terlanggarnya hukum alam. Bertahannya hukum alam sendiri merupakan karya cinta Tuhan. Cinta itu sungguh mendarah daging dalam segala ciptaan. Karya Tuhan yang wajar itu tidak disebut sebagai karya spektakuler karena kita menyadari bahwa Tuhan terus-menerus campur tangan dalam proses penciptaan.
Manusia sendiri merusak keseimbangan alam sehingga kejahatan tidak berupa bencana alam, tetapi juga penindasan, perang dan pembunuhan. Baik Cinta Tuhan maupun cinta kepada Tuhan adalah yang paling penting karena menjadi azas bagi segala cinta yang suci. Tanpa cinta yang satu ini, tak mungkinlah kita mewujudkan cinta
kepada yang lain. Tuhan hadir dalam proses alam semesta, demikian pula cinta-Nya.
b. Cinta Menjadi Terbatas
Yang bisa penulis raih hanyalah secara fisik dekat dengan
saya. Model komunikasi timbal balik dalam suatu komunitas. Begitulah ciri relasi fisik : sementara, bisa berubah, menimbulkan kelekatan, didasari kerja hormon tubuh, kesatuan yang diidealkan tak realitas. Itu berarti menyangkut aspek spiritual : Tuhan, iman, dan agama.
Jika pusat hidup itu adalah Tuhan sendiri, penulis